Senin, 25 Mei 2020

Mengenal Jenis - Jenis Busi, Ketahui Perbedaannya

Mengenal Jenis - Jenis Busi, Ketahui Perbedaannya - Busi merupakan komponen pada sistem pengapian yang berfungsi untuk memercikan bunga api.

Berikut Jenis - Jenis Busi Kendaraan


Jenis Busi Berdasarkan Performa

Jika Ditinjau Dari Performa Yang Dihasilkan, Busi Terdapat Beberapa Jenis, Yaitu :

1. Busi Standar
Busi standar merupakan jenis busi yang paling umum ditemui. Busi ini memiliki elektroda berbahan tembaga yang memiliki diameter kurang lebih 2,5 mm. Busi standar menjadi busi bawaan pabrik pada beberapa motor.

Dikarenakan busi ini cocok untuk penggunaan standar. Umur pemakaian busi jenis ini bervariasi tergantung mesin dan pemakaian. Umumnya, penggantian busi jenis ini kisaran 20.000 KM.
Busi Standar

2. Busi Resistor
Busi resistor pada dasarnya sama dengan busi standar karena banyak juga pabrikan yang menggunakannya sebagai busi bawaan. Tetapi perbedaan busi ini memiliki resistor atau tahanan yang ditandai dengan kode "R" pada busi NGK atau kode "U" pada busi Denso.

Kode ini menunjukan bahwa busi ini sudah dilengkapi Resistor. Fungsi resistor pada busi jenis ini untuk mencegah aliran listrik secara berlebihan saat pengapian. Busi tipe resistor digunakan pada mesin EFI yang sudah dilengkapi ECU.
Busi Resistor

3. Busi Platinum
Busi platinum jika dilihat secara fisik menyerupai busi standar. Tetapi terdapat perbedaan pada elektroda yang digunakan. Busi platinum menggunakan elektroda berbahan platinum, tujuannya untuk memperpanjang umur pemakaian busi. Bahan nikel yang terdapat pada ujung elektroda dapat mengurangi radiasi panas dari mesin. 

Umur busi ini dapat mencapai pemakaian 30.000 KM. Harga busi platinum lebih mahal dari jenis busi lainya. Meskipun harganua cukup mahal, busi jenis ini sangat diminati untuk keperluan touring dikarenakan memiliki daya tahan cukup baik dalam pemakaian jangka waktu lama.
Busi Platinum

4. Busi Iridium

Busi iridium ini juga memiliki bentuk fisik yang hampir sama dengan jenis busi lain. Tetapi, perbedaannya terletak pada elektroda busi. Elektroda pada busi iridium berbahan logam campuran yang mengandung iridium dan dilapisi nikel pada ujung elektroda.

Selain dapat bertahan dalam pemakaian lama, busi ini juga dapat menghasilkan performa mesin maksimal. Busi jenis ini, banyak digunakan pada motor diatas 150 cc dan mobil berkapasitas lebih dari 2.5 L.
Busi Iridum

5. Busi Racing
Busi racing dirancang khusus untuk menghasilkan performa yang maksimal tanpa menimbulkan panas yang berlebih. Elektroda pada busi racing dibuat dari perpaduan beberapa logam dengan ujung meruncing. Sehingga menghasilkan daya hantar listrik yang kuat dengan ketahanan yang kuat pula.

Meski memiliki performa yang maksimal, busi ini memiliki umur yang lebih pendek. Sesuai namanya busi racing memang diperuntukan untuk keperluan balapan. Busi jenis ini kurang tepat jika digunakan untuk sehari - hari.

Jenis Busi Berdasarkan Heat Resistance

Jika Ditinjau Dari Reaksi Terhadap Daya Hantar Panas, Busi Terdapat 2 Jenis, Yaitu :

1. Busi Dingin
Busi dingin memiliki jumlah isolator keramik yang lebih sedikit, sehingga panas didalam busi dapat tersalurkan ke blok mesin. Inilah sebabnya disebut dengan nama busi dingin. Karena mudah melepaskan panas.

Busi dingin juga disebut busi racing, karena kemampuanya bertahan dalam kinerja ekstrem. Disaat mesin bekerja cukup ekstrem, busi ini akan mentransfer panas mesin keluar melalui elektroda. Sehingga over heating dapat dihindari.
Busi Dingin

2. Busi Panas
Busi panas memiliki daya hantar panas yang lebih kecil dibandingkan busi dingin. Sehingga suhu busi relatif lebih panas ketika bekerja. Tujuanya, agar proses pembakaran mesin terjaga. Busi panas akan menjaga suhu kerja mesin tetap ideal, sehingga pembakaran pada mesin bisa lebih maksimal.

Didalam busi ini, memiliki isolator berupa keramik yang lebih banyak. Sehingga panas dari elektroda tidak langsung diteruskan ke blok mesin. Busi ini cocok untuk penggunaan sehari - hari baik pada mesin motor maupun mesin mobil.
Busi Panas

Busi Berdasakan Bentuk Celahnya 

Celah busi menjadi faktor apakah percikan mampu keluar ataukah tidak. Celah busi yang terlalu renggang membutuhkan muatan lebih besar untuk dapat terjadi percikan bunga api. Jika arus tersebut standar maka percikan bunga api yang dihasilkan juga lebih kecil. Sehingga dapat menyebabkan miss fire.

Celah busi yang terlalu dekat, akan menyebabkan percikan lebih besar dan tidak terarah. Dalam hal ini, panas pada busi akan cepat terbentuk sehingga dapat mempengaruhi pembakaran mesin.

Jika Ditinjau Dari Bentuk Celahnya Terdapat 2 Jenis Celah Busi, Yaitu :

1. Single Elektrode
Jenis single elektroda memiliki satu buah ground point dan celah vertikal diujung elektroda. Tipe ini akan menghasilkan percikan dengan bentuk memanjang. Cocok digunakan untuk mesin dengan kapasitas sedang.
Single Elektrode

2. Multi Elektrode
Jenis multi elektrode memiliki ground point dua atau lebih yang terletak disamping elektroda. Percikan yang dihasilkan pada busi jenis ini terletak disamping elektroda dengan jumlah sesuai jumlah ground point. Busi ini memiliki diameter lebih besar dan umumnya digunakan pada mesin berkapasitas lebih dari 500 cc tiap silinder.
Multi Elektrode

Untuk ukuran celah, ada banyak variasi celah busi. Hal ini tergantung spesifikasi tiap mesin. Umumnya, celah busi berkisar 0,8 hingga 1,0 mm.
Previous Post
Next Post

0 komentar: