Selasa, 31 Maret 2020

Fungsi Injektor EFI & Cara Kerjanya

Fungsi Injektor EFI & Cara Kerjanya - Injektor merupakan salah satu komponen penting pada sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection).

Fungsi Injektor Pada Sistem EFI


Injektor pada mesin injeksi berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar (bensin) ke dalam ruang bakar dengan cara merubah partikel bensin menjadi kabut.

Lubang kecil yang terdapat pada injektorlah yang mengubah bahan bakar menjadi bentuk kabut, dengan proses pengkabutan bensin tersebut maka menyebabkan bahan bakar menjadi mudah terbakar di dalam ruang bakar.

Bensin yang mengalir ke injektor akibat adanya tekanan dari pompa bensin (fuel pump). Jadi tanpa adanya fuel pump injektor tidak dapat berfungsi dengan normal.

Yang perlu diketahui, masing - masing injektor mempunyai kapasitas penyemprotan dalam satu menit. Spek injektor pada setiap mesin berbeda - beda.

Bagian - Bagian Injektor Dapat Dilihat Pada Gambar Dibawah Ini

Komponen Injektor

Macam sistem injeksi ditinjau dari letak injektornya :
  • TBI (Throttle Body Injection)
  • MPI (Multi Point Injection)
  • GDI (Gasoline Direct Injection)
  • SPI (Single Point Injector)

Cara Kerja Injektor Pada Sistem EFI

Injektor mulai bekerja ketika kunci kontak  ON mesin mati, dimana fuel pump mulai mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi menuju injektor. Ketika mesin mulai dinyalakan ada aliran listrik dari ECU menuju injektor.

Aliran listrik ini akan mengaktifkan medan magnet pada gulungan selenoid lalu menyebabkan pluger yang terbuat dari besi menuju medan magnet.
Medan Magnet

Plunger ini terhubung langsung dengan katup pada ujung injektor, sehingga ketika plunger bergerak, katup akan terbuka dan bahan bakar bertekanan tinggi akan keluar. Tekanan bahan bakar yang tinggi ini menyebabkan bahan bakar keluar dengan bentuk kabut.

Banyak sedikitnya bahan yang keluar melalui injektor dikontrol oleh ECU (Electronic Control Unit). ECU menghitung dasar waktu injeksi bahan bakar, dan menghitung secara tepat lamanya waktu injeksi bahan bakar berdasarkan :
    • 1. Jumlah udara yang masuk dan putaran mesin 
    • 2. Temperatur pendingin mesin sinyal umpan balik dari oxygen sensor selama close-loop-control
    • 3. Kondisi laju kendaraan termasuk akselerasi dan deselerasi
    • 4. Status pengisian battery, dengan tujuan mengontrol injector melalui sinyal pulsa yang konstan. Tekanan injeksi dikontrol agar tetap konstan.

    Kemudian jumlah bahan bakar yang dinjeksikan akan ditentukan berdasarkan lamanya waktu penginjeksian bahan bakar melalui kerja solenoid yang menahan needle valve agar terbuka, menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) yang dikirim dari ECU.

    Semakin lama waktu injeksi bahan bakar (pulse width semakin lama) maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector juga akan semakin banyak. Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja sistem injeksi bahan bakar elektronik adalah injeksi dipengaruhi oleh injector.

    Banyaknya bahan bakar yang disemprotkan ditentukan oleh lamanya waktu injeksi oleh injector yang dihitung oleh ECU berdasarkan kwantitas udara yang masuk, dan kondisi laju kendaraan. Injektor akan menyemprotkan bahan bakar ketika mesin berputar sebanyak 2x (2 putaran : 1 injeksi).

    Misalkan ketika mesin berputar pada 5000 RPM maka bahan bakar akan disemprotkan sebanyak 2500x dalam 1 menit (5000 RPM : 2500 CPM). Injektor akan terbuka & tertutup pada 1 siklus 4 tak. Jadi dalam siklus injektor terdapat 2 proses yaitu buka & tutup.

      Rabu, 19 Februari 2020

      Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya

      Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya - Electronic Control Unit (ECU) adalah sebuah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengatur operasi dari internal combustion engine (mesin pembakaran dalam). Kelebihan menggunakan ECU ini adalah agar waktu pengapian dan penyemprotan bahan bakar lebih presisi.

      Ada beberapa cara untuk memperoleh pembakaran yang sempurna diantaranya adalah mengontrol jumlah bahan bakar ke dalam mesin dan waktu penginjeksian. Sehingga jumlah bahan bakar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan mesin serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance pengapian yang tepat sehingga seluruh campuran bahan bakar dengan udara terbakar sempurna.
      ECU (Electronic Control Unit)

      Beberapa ECU yang biasa digunakan diantaranya adalah ECM (Engine Control Module), PCM (Powertrain Control Module), BCM (Brake Control Module), & GEM (General Electric Module) dll.

      Fungsi ECU (Engine Control Unit) / ECM (Engine Control Module) Pada Mesin


      ECU pada mesin atau disebut juga dengan nama ECM (Engine Control Module) memiliki fugsi, sebagai berikut :
      • 1. Menentukan waktu penyemprotkan (penginjeksian) bahan bakar, dengan durasi waktu yang cepat atau lama.
      • 2. Mengontrol waktu pengapian agar waktu pengapian dapat terjadi tepat waktu.
      • 3. Menjaga mesin agar tidak terjadi detonasi dengan cara memajukan / memundurkan saat pengapian jika sensor knocking mendeteksi adanya gejala detonasi.
      • 4. Mengontrol cold start injector untuk beroperasi pada beberapa tipe kendaraan ketika kondisi mesin dingin, sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk dan mesin akan lebih mudah untuk menyala pada kondisi dingin.
      • 5. Mengontrol aliran udara selama mesin pada putaran idle (stasioner), yaitu melewati katup ISC (Idle Speed Control).
      • 6. Mengatur kerja kipas pendinginan. Pada saat mesin sudah mencapai temperatur sekitar 80o C, kipas pendingin akan bekerja sehingga tidak akan terjadi overheating.

      Komputer Pengontrolan ECU Dibagi Menjadi 2 Jenis

      1. Jenis rangkaian analog (analog circuit type)
      Pengontrolan waktu injeksi berdasarkan waktu yang diperlukan kapasitor untuk pengisian (charge) dan pengeluaran (discharge).

      2. Jenis pengontrolan microcomputer (microcomputer controlled type)
      Komputer ini digunakan untuk menyimpan data base mapping dalam memori untuk menentukan waktu penginjeksian (injection timing) dan durasi bahan bakar yang diinjeksikan serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance.

      ECU bekerja secara digital logic dengan sebuah mikrokontroller yang berfungsi mengolah data dengan proses membandingkan dan mengkalkulasi data untuk disesuaikan oleh kebutuhan mesin. Pengolahan data dari bebagai sensor -sensor diantaranya :
      • Throttle Position Sensor (TPS)
      • Intake Air Temperature sensor (IATS)
      • Manifold Air Pressure (MAP)
      • Crank Position Sensor
      • Oxygen Sensor 
      • KnockSensor
      • Coolant Temperatur Sensor.

      Informasi dari sensor-sensor tersebut akan diproses oleh mikrokontroller untuk memerintah actuator yaitu injector, coil, fuel pump, dan fan. Akan tetapi muncul masalah baru, dimana ECU asli kendaraan pada umumnya tidak dapat dirubah base mapping yang tersimpan pada memori ECU tersebut atau biasa disebut Fix Mapping.

      Prinsip Kerja ECU (Electronic Control Unit)

      Skema Prinsip Kerja ECU

      1. Sensor
      Sensor merupakan input atau masukan untuk ECU (Electronic Control Unit) pada sistem EFI, sensor berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal sensor terdapat dua jenis, yaitu : sinyal discrete dan  sinyal analog. Discrete signal berupa skala biner dimana hanya ada ON atau OFF (1 atau 0, benar atau salah), contoh nya pada push button. Sedangkan sinyal analog menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara nol hingga skala penuh.

      Misalnya pada sensor MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor).  Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan oleh nilai integer  mikrokontroler  ECU, contohnya : pembacaan pada Throttle 0 % - 100 % akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan 0 V � 5 V dimana nilai ini akan dikonversikan menjadi nilai integer 0 � 32767.

      2. ECU (Engine Control Unit)
      ECU memiliki tiga bagian utama, yaitu: mikrokontroler, sistem memori dan sistem power supply. Semua aktivitas memproses data yang diambil dari sensor akan terjadi pada mikrokontroler ECU secara aritmatik dan logic, yaitu: operasi logika, sequential, timer, counter dan ADC serta mengendalikan kerja sistem secara keseluruhan.

      Mikrokontroler ECU akan menghitung sinyal yang masuk dari pulser atau CKP (Crankshaft Position Sensor) secara  timer dan counter  sehingga dapat menentukan kapan waktu pengapian yang tepat dan jumlah bahan bakar yang  harus diinjeksi kan ke dalam mesin sesuai dengan RPM mesin.

      4. Aktuator
      Hasil data yang diproses oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal digital untuk menjalankan aktuator. Lamanya waktu Injektor untuk menginjeksikan bahan bakar akan sesuai dengan perhitungan di dalam mikrokontroler ECU. Begitu juga dengan waktu pengapian.

      5. COM
      COM berfungsi sebagai media  komunikasi ECU dengan alat interface lain, misalnya : laptop, komputer atau handphone. Dari media COM inilah kita bisa melakukan perubahan nilai dari parameter-parameter waktu pengapian dan injeksi.

      Kamis, 31 Oktober 2019

      Fungsi MAF Sensor (Mass Air Flow) & Cara Kerjanya

      Fungsi MAF Sensor (Mass Air Flow) & Cara Kerjanya - Salah satu sensor penting mesin injeksi adalah sensor pasokan udara. Sensor udara ini memiliki berbagai tipe, ada MAF (Mass Air Flow) sensor, Air Flow Meter, dan Hot Wire. Umumnya sensor ini berada di ruang mesin, sebelum throttle body.


      Fungsi MAF Sensor (Mass Air Flow)  


      Sensor Mass Air Flow ini digunakan pada sistem injeksi elektronik untuk mendeteksi atau mengukur jumlah udara yang mengalir melalui  katup gas (throttle valve) pada throttle body berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.
      Sensor MAF (Mass Air Flow)

      Di dalam MAF sensor biasanya juga terdapat IAT (Intake Air Temperature) sensor yang berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk ke saluran intake manifold. Jumlah aliran udara yang masuk diubah menjadi output signal dari sensor menuju ECU. 

      Selanjutnya informasi yang diterima  ECU diolah, lalu ECU akan memberi perintah ke injektor untuk menginjeksikan jumlah rasio bahan bakar dan udara yang optimal sesuai dengan kebutuhan mesin berdasarkan RPM dan beban mesin.

      MAF sensor dapat ditemukan pada mesin bensin maupun mesin diesel. Pada mesin bensin sensor MAF (Mass Air Flow) ini dapat ditemukan pada  mesin yang mengggunakan sistem injeksi tipe L-EFI.  

      Sementara pada mesin diesel bisa ditemukan pada mesin diesel yang telah menggunakan sistem Common Rail seperti pada mobil Toyota Fortuner, Ford Ranger dan lain-lain. Fungsi sensor Mass Air Flow (MAF) ini adalah untuk mengukur volume udara dan menyalurkan  udara  ke mesin mobil.

      Seperti contoh, pada putaran mesin sekitar 1673 rpm banyaknya udara yang masuk ke mesin sekitar 23,88 galon/detik. ECU atau Electronic Control Unit menggunakan informasi banyaknya udara yang melewati MAF sensor untuk menentukan waktu injeksi bahan bakar dan untuk menyediakan perbandingan udara-bahan bakar yang tepat.

      Pada mobil yang menggunakan sistem bahan bakar injeksi umumnya MAF sensor terletak dirumah filter udara atau setelah filter udara.
      Posisi Letak Sensor MAF (Mass Air Flow)


      Cara Kerja Sensor MAF (Mass Air Flow)


      Pada bagian dalam Sensor MAF (Mass Air Flow) terdapat kabel pemanas platinum yang terkena aliran udara pada intake setelah filter udara. Dengan memberikan arus listrik dalam jumlah tertentu ke kabel elemen, ECU memanaskan elemen itu hingga pada temperatur tertentu. 

      Aliran udara yang masuk melewati element dan mendinginkan elemen dan internal thermistor untuk mempengaruhi nilai tahanan keduanya. Untuk menjaga nilai arus yang konstan, ECU mengubah voltase yang dipakai komponen ini dalam Mass Air Flow meter. 

      Ukuran tegangannya sama dengan volume aliran udara yang melewati sensor, dan ECU menggunakan informasi tersebut untuk menghitung volume udara yang masuk melewati intake.

        Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) & Cara Kerjanya

        Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) & Cara KerjanyaMAP sensor umumnya dipasang langsung pada bagian intake manifold mesin. Tetapi pada beberapa mesin EFI sensor MAP dipasang terpisah dari intake manifold, letaknya menempel pada rumah filter udara tetapi tetap terhubung dengan intake manifold melalui selang karet.

        Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) 


        MAP sensor berfungsi untuk memberikan informasi data tekanan udara di dalam intake manifold secara aktual berupa perubahan tegangan ke dalam Electronic Control Unit (ECU). 

        MAP sensor mendeteksi atau mengukur jumlah udara yang mengalir melalui  katup gas (throttle valve) pada throttle body berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.
        Letak MAP Sensor Pada Daihatsu Xenia

        MAP (Manifold Absolute Pressure) digunakan pada mesin yang menggunakan sistem injeksi tipe D-EFI. Sedangkan sensor MAF (Mass Air Flow dapat ditemukan pada  mesin yang mengggunakan sistem injeksi tipe L-EFI.

        MAP (Manifold Absolute Pressure) ini berbeda dengan sensor MAF (Mass Air Flow). Tetapi fungsi kedua sensor ini hampir sama yaitu untuk mendeteksi banyaknya udara yang masuk. Volume udara masuk ini diukur agar campuran antara udara dan bahan bakar dapat ideal.

        Cara Kerja MAP Sensor

        MAP sensor ini bertugas mengukur tekanan udara didalam intake manifold melalui selang vakum yang terhubung antara sensor MAP dengan intake manifold. 

        Kevakuman didalam intake manifold terjadi ketika mesin mulai dinyalakan dan nilai kevakuman akan berubah ketika pedal gas diinjak (tergantung bukaan throttle valve).

        Di dalam sensor MAP terdapat komponen silicon chip yang berfungsi merubah tahanan sesuai dengan tekanan udara dari intake manifold. Satu sisi silicon chip terhubung dengan tekanan udara intake manifold dan satu sisi lainnya terhubung dengan ruang vakum (vacuum chamber). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
        Kontruksi Sensor MAP

        Tekanan pada ruang vakum akan tetap konstan sedangkan pada ruang intake manifold tekanan akan mengalami perubahan. Perubahan tekanan pada intake manifold akan menyebabkan perubahan bentuk dari silicon chip. 

        Nilai tahanan pada silicon chip juga akan berubah sesuai dengan tingkat perubahan tekanan. Tegangan signal dari ECU akan masuk kedalam terminal VC yaitu sebesar 5 volt. Tegangan ini akan mengalir melewati silicon chip. Apabila tahanan pada silicon chip besar maka tegangan yang melewatinya akan semakin kecil.

        Tegangan yang telah melewati silicon chip ini selanjutnya akan dikirimkan ke terminal PIM dan selanjutkan di kirimkan ke ECU.

        Sensor MAP terdiri dari tiga terminal kabel dan satu selang vakum. Selang vakum sensor MAP ini terhubung dengan intake manifold chamber, sedangkan tiga terminal kabel ini yaitu terdiri dari :
        Terminal Pada MAP Sensor

        Keterangan :

        1. Terminal VC : yaitu terminal yang mendapatkan tegangan atau signal inputan dari ECU yaitu sebesar 5 volt ketika kunci kontak di On kan.

        2. Terminal PIM : yaitu terminal yang digunakan sebagai terminal keluaran atau signal output dari sensor MAP. Tegangan ini nilainya akan bervariasi tergantung dari kevakuman manifold dan tegangan keluaran ini nantinya akan dikirimkan kembali ECU sebagai inputan data oleh ECU.

        3. Terminal E2 : yaitu terminal yang digunakan sebagai massa atau ground dari sensor MAP.

        Ketika terjadi masalah pada sensor MAP maka otomatis lampu MIL (Malfunction Indicator Lamp) atau check engine akan menyala. Letak dari lampu check engine atau MIL terletak pada dashboard kendaraan. 

        Pada kondisi normal, lampu check engine akan menyala ketika kunci kontak ON mesin mati, dan normalnya lampu akan mati kembali ketika mesin dinyalakan, Namun apabila lampu check engine ini tetap menyala saat mesin menyala maka menandakan ada masalah pada sensor.

        Untuk memastikan apakah kerusakan yang terjadi disebabkan karena sensor MAP dan bukan oleh sebab lain maka dibutuhkan alat scan atau scan tool.

            Fungsi ISC (Idle Speed Control) & Cara Kerjanya

            Fungsi ISC (Idle Speed Control) & Cara Kerjanya - Idle Speed Control (ISC) berfungsi untuk mengatur volume udara yang masuk ketika putaran mesin idle (langsam) atau ketika putaran mesin tanpa beban. Dengan cara bypass katup gas atau throtle valve dalam kondisi tertutup. ECU hanya mengoperasikan katup ISC untuk membuat idle up dan memberikan umpan balik untuk mencapai target putaran idling.
            Letak ISC (Idle Speed Control) Pada Toyota Rush

            Jika Pada Mobil Sistem Bahan Bakar Konvensional Terdapat 2 Sekrup Penyetel Karburator, yaitu :

            1. Sekrup Idle Speed Air Screw (ISAS)
            Sekrup ini berfungsi untuk mengatur sudut pembukaan katup gas, saat katup gas tidak mendapatkan tekanan

            2. Sekrup Idle Mixture Air Screw (IMAS)
            Sekrup ini berfungsi untuk mengatur udara yang melewati saluran idle pada karburator.

            Maka pada sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection), kedua sekrup penyetel yang diatur secara manual tersebut digantikan dengan komponen ISC (Idle Speed Control). Dengan menggunakan ISC maka tidak perlu lagi mengatur putaran idle pada mesin EFI.

            Fungsi Idle Speed Control (ISC)


            1. Menaikan putaran mesin ketika mesin dingin atau saat mesin pertama kali dinyalakan pagi hari. Saat pagi hari mesin dalam keadaan dingin, idle speed control (ISC) akan menaikan RPM mesin menjadi 2000, setelah itu katup ISC akan membuka lebih besar sesuai perintah yang diberikan oleh ECU.

            2. Mengatur jumlah udara yang masuk ke intake manifold saat pedal gas tidak diinjak (throttle valve tertutup).

            3. Menyesuaikan putaran langsam (idle) mesin pada segala kondisi secara otomatis.

            4. Menaikan putaran mesin saat beban elektrikal bertambah, contohnya saat nyala lampu besar atau pemanas kaca belakang.

            5. Idle up mesin, idle up difungsikan untuk menjaga agar putaran mesin tetap stabil, walaupun saat AC mobil mulai dinyalakan. Jika idle up tidak bekerja, mesin akan bergetar karena beban mesin bertambah untuk memutar kompressor AC.

            Kerja ISC Dipengaruhi Beberapa Komponen Lain, Apa Saja?

            1. Sensor MAF (Mass Air Flow)
            MAF mengirimkan data masa / volume udara berdasarkan aliran.

            2. Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)
            Berfungsi untuk mengukur RPM mesin sebagai feedback atas kinerja ISC system.

            3. Sensor TPS (Throttle Postion Sensor) 
            Mengetahui posisi katup gas untuk menentukan sudut pembukaan katup.

            4. Sensor Barometric Pressure
            Mengetahui tekanan udara pada suhu dan ketinggian mobil berada.

            5. Sensor ECT (Engine Coolant Temperature)
            Berfungsi untuk memonitor suhu air pendingin mesin untuk mengetahui suhu mesin.

            Baca Juga : Jenis - Jenis ISC (Idle Speed Control)

            6. Sensor AC Refrigerant Pressure
            Berfungsi untuk mengukur tekanan freon AC agar mesin dapa hidup walau dibebani kompresor AC ketika AC dinyalakan.

            7. Electronic Control Unit (ECU)
            Berfungsi sebagai kontroller yang akan melakukan perhitungan dari berbagai data sensor.

            8. ISC Valve
            Berfungsi sebagai aktuator yang akan menutup dan membuka saluran idle berdasarkan perhitungan dari ECU.


            Cara Kerja Idle Speed Control (ISC)

            Wiring Diagram ISC Valve (Idle Speed Control)

            Keterangan :

            ECU mengirimkan perintah berupa tegangan dengan nilai tertentu. Besar nilai tegangan ini akan mempengaruhi besar kecilnya katup ISC membuka. Besaran tegangan ini, diperoleh dari serangkaian perhitungan didalam ECU dari berbagai data masukan yang diperoleh dari sensor. 

            Saat mesin hidup, sensor TPS akan mengirimkan sinyal yang menunjukan katup dalam posisi tertutup. Sinyal yang dikirimkan, berupa tegangan dengan besaran antara 0 volt - 5 volt. Pada posisi katup tertutup rapat, maka tegangan yang dikirimkan sensor menyentuh 4,9 Volt. 

            Saat katup terbuka maka tegangan sinyal akan semakin turun. Jika tegangan sinyal TPS berada pada 4,8 - 4,9 Volt maka ECU akan menyimpulkan katup gas dalam posisi tertutup atau mesin berada pada kecepatan idle. Maka tegangan ke ISC valve siap dikirimkan. 

            Tetapi, ECU perlu data dari sensor lain untuk mengetahui berapa besaran tegangan ISC yang tepat sesuai kondisi mesin. Maka sensor MAP akan mengirimkan tegangan sinyal yang menunjukan beban mesin. 

            ECT (Engine Control Temperature) akan mengirimkan tegangan sinyal yang menunjukan suhu mesin, dan Refrigerant pressure sensor akan mengukur tekanan freon untuk mengetahui beban mesin terhadap kompresor. 

            Untuk pengolahan atau kalkulasi didalam ECU, tidak kita ketahui secara pasti karena didalam ECU tegangan sensor tersebut akan diolah oleh serangkaian IC yang terintegrasi satu sama lain. 

            Jadi, ECU berisi beberapa transistor dan IC. Sehingga kita akan terlalu rumit untuk membahas hingga kedalam IC tersebut. Intinya, ECU akan menkalkulasi data dari sensor tersebut dan hasilnya berupa output tegangan dengan value tertentu. 

            Dalam sistem ini ada dua aktuator yang berperan, yakni injektor untuk menyuplai bensin dengan volume yang pas dan ISC valve untuk mengatur udara dengan volume yang pas. 

            ISC valve mengubah tegangan listrik yang diperoleh dari ECU ke gerakan mekanis. Gerakan ini akan dihubungkan pada sebuah katup yang bisa mengatur besar kecilnya saluran idle.

            Kamis, 17 Oktober 2019

            Fungsi PCV Valve (Positive Crankcase Ventilation)

            Fungsi PCV Valve (Positive Crankcase Ventilation) - Dalam ruang bakar mesin terjadi proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Pada proses pembakaran tersebut, tidak semua campuran udara dan bahan bakar yang terbakar keluar melalui katup / klep buang (exhaust valve).

            Ada sebagian gas sisa pembakaran dan uap oli yang menyelinap, gas tersebut disebut blow-by gas. Pada kendaraan lama blow-by gas ini dibuang ke udara bebas agar tidak terjadi kelebihan tekanan pada ruang blok mesin.

            Tetapi, blow-by gas ini adalah polutan yang beracun dan berbahaya karena mengandung hidrokarbon yang tidak terbakar dan uap oli. Untuk itu pada kendaraan baru seperti sekarang digunakanlah sistem PCV (Positive Crankcase Ventilation) Valve.
            PCV Valve

            Fungsi PCV Valve (Positive Crankcase Ventilation) 


            PCV (Positive Crankcase Ventilation) merupakan sistem ventilasi pada blok mesin, sistem ini digunakan untuk ventilasi pada blok mesin agar uap sisa pembakaran dan uap oli (blow-by gas) yang mengandung polutan, yang memungkinkan masuk ke dalam ruang engkol dapat dibakar kembali ke dalam silinder.

            70% sampai 80% blow-by gas yang terdapat di dalam crankcase adalah gas yang tidak terbakar (HC), sedangkan sisanya 20% sampai 30% terdiri atas hasil tambahan dari pembakaran (uap air dan berbagai jenis asam).

            Semuanya dapat merusak oli mesin, menghasilkan lumpur atau menyebabkan karat di dalam crankcase (bak engkol). Untuk mencegahnya maka blow-by gas dikeluarkan ke intake manifold untuk kemudian disalurkan kembali ke ruang bakar untuk dibakar kembali. 


            Cara Kerja PVC Valve (Positive Crankcase Ventilation)

            1. Saat Mesin Berhenti Atau Back Firing (Pembakaran Balik)

            Saat Mesin Berhenti
            Katup menutup karena beratnya sendiri dan berat pegas.

            2. Saat Idling Atau Perlambatan


            Saat Idling Atau Perlambatan
            Pada saat idling kevacuuman di intake manifold besar sehingga katup PCV terangkat (terbuka). Blow-by gas yang mengalir ke intake sedikit Karena saluran di katup PCV sempit

            3. Saat Normal


            Saat Normal
            Kevacuuman di intake manifold normal, katup sedikit turun dari posisi idling, saluran terbuka semakin lebar.

            4. Saat Percepatan Atau Beban Berat 

            Saat Percepatan / Beban Berat
            Kevacuuman di intake manifold kecil, katup PCV semakin turun, saluran terbuka penuh, semakin banyak blow-by gas yang mengalir ke intake manifold.

            Akibat PCV Valve Rusak

            Jika PCV Valve mampet atau tidak dapat membuka aliran blow-by gas, ruang mesin  kelamaan akan mendapatkan tekanan berlebih akibat blow-by gas yang tidak dapat dialirkan atau dibuang, sehingga mampu membuat oli rembes melalui celah seal cover blok mesin.

            Jika PCV valve ngelos atau terbuka terus, suara mesin akan kasar dan rpm stasioner cenderung naik. Selain itu, ketika backfiring akan menyebabkan tekanan balik ke arah ruang mesin. 

            PCV valve yang mampet atau ngelos kemungkinan kotor dan pergerakan plunger terhambat, cara mengatasinya dapat disemprot dengan cairan pembersih atau WD40 kemudian dikocok. 

            Jika masih tidak bisa juga, solusi terbaiknya adalah mengganti PCV. Untuk keadaan darurat atau PCV valve dengan ukuran yang sama tidak tersedia, bisa juga dipasang PCV valve universal secara seri di ujung PCV valve yang rusak bila PCV valve nya ngelos atau terbuka terus. 

            Jika PCV valve mampet, alternatif daruratnya adalah dengan membuang blow-by gas ke udara dan menutup selang ke intake.

            Tetapi, perlu diingat bahwa membuang blow-by gas ke udara bebas dapat  menyebabkan pencemaran udara. Selain itu, blow-by gas juga berbahaya ketika terhirup oleh manusia. Sebisa mungkin hindari membuang blow-by gas ke udara bebas.

            Cara Mengecek PCV Valve

            1. Lepaskan selang di ujung PCV valve, kemudian lepaskan PCV valve. Tiup PCV valve dari bagian yang menancap di ruang mesin. 

            Jika dapat ditiup, maka PCV valve dalam kondisi normal dan valve dapat membuka aliran udara, tetapi sebaliknya, jika tidak dapat ditiup berarti PCV valve mampet.



            2. Tiup PCV valve dari bagian yang menancap ke selang intake (arah sebaliknya). Jika tidak bisa ditiup berarti PCV valve dalam kondisi normal dan dapat menutup aliran udara ketika backfiring. 

            Dan sebaliknya jika dapat ditiup, maka artinya PCV valve ngelos dan tidak dapat menutup.