Sabtu, 15 Agustus 2020

Ketahui Fungsi Ring Piston

Ketahui Fungsi Ring Piston  - Ring Piston / ring seher adalah salah satu komponen yang dipasangkan dalam alur ring (ring grove) pada piston atau torak. Diameter luar ring torak sedikit lebih besar dibanding dengan piston itu sendiri. Ketika ring piston terpasang pada piston, karena ring piston itu sifatnya elastis maka ring akan mengembang, sehingga menutup dengan rapat pada dinding silinder.

Ring piston terbuat dari bahan yang dapat bertahan lama, umumnya dibuat dari baja tuang spesial yang tidak akan merusak dinding silinder. Ring piston pada mesin 4 tak (mesin empat langkah) terdapat 3 buah ring diantaranya 2 ring kompresi dan 1 ring oli.
Susunan Ring Piston

Ring kompresi terdiri dari Top ring (ring kompresi pertama) dan Second ring (ring kompresi kedua), Ring kompresi pertama biasanya diberi tanda dengan R1 yang menunjukan ring kompresi pertama, ring kompresi 1 tidak boleh disubtitusikan dengan ring kompresi 2 dikarenakan bahan yang digunakan berbeda antara ring kompresi 1 (top ring) dan ring kompresi 2 (second ring).

Ring kompresi bekerja untuk memperbesar kompresi mesin pada saat langkah kompresi, dan juga ring ini untuk mencegah agar piston dan bagian silinder tetap mempunyai toleransi jarak dan tidak ada kebocoran kompresi ataupun kebocoran tenaga hasil dari proses pembakaran.

Sedangkan, ring oli yang bekerja untuk mengikis minyak pelumas yang menempel pada bagian dinding silinder, agar oli tersebut tidak masuk secara berlebihan ke dalam ruang bakar.

Fungsi Ring Piston


1. Sebagai perapat antara piston dengan dinding silinder
Fungsi ring piston yang pertama adalah sebagai perapat antara piston dengan dinding silinder, tujuannya adalah agar tidak terjadi kebocoran gas (campuran udara dan bahan bakar) pada saat langkah kompresi dan langkah buang.

Ring piston yang melayani fungsi ini adalah ring kompresi. Bila ring piston ini sudah aus, maka akan terjadi kebocoran kompresi yang akan berakibat mobil tidak bertenaga dan bila dicek tekanan kompresinya akan lebih kecil dari standarnya.

2. Mencegah oli masuk ke ruang bakar
Fungsi kedua dari ring piston adalah mencegah oli masuk ke ruang bakar, oli dibutuhkan sebagai pelumasan ketika piston bergerak naik dan turun.

Jika tidak ada ring piston ini, maka oli dapat ikut masuk dan terbakar di ruang bakar, sehingga oli boros (cepat habis), asap di knalpot berwarna putih dan berbau oli yang terbakar.

3. Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder
Fungsi ring piston yang ketiga adalah untuk mengikis kelebihan oli pada dinding silinder, setiap piston naik maka ring oil ini akan memberikan lapisan oli pada dinding-dinding silinder, dan ketika piston turun maka ring kompresi yang akan mengikisnya agar tidak tertinggal dan terbakar di ruang bakar.

4. Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder untuk membantu
mendinginkan piston
Ring piston dibuat dari bahan yang bersifat konduktor, atau bisa menyalurkan panas. Maka, salah satu fungsi ring piston adalah sebagai konduktor dengan kata lain memindahkan panas dari piston ke dinding silinder sehingga membantu dalam proses pendinginan piston.

5. Membentuk lapisan oli yang tipis pada dinding silinder
Ini merupakan fungsi dari ring oli (pegas oli) yang mana fungsinya adalah memberikan oli dan membentuk lapisan tipis oli di dinding silinder. Pembentukan lapisan ini terjadi ketika piston bergerak naik, sedangkan ketika piston bergerak turun ring piston akan mengikis lapisan oli tersebut.


Kontruksi Ring Piston

Ring piston ini berbentuk seperti cincin yang terpotong, yang mana potongannya ini berbentuk potongan lurus (straight cut), potongan miring (diagonal cut) dan juga potongan bertingkat (step cut). Agar lebih jelas bisa perhatikan gambar dibawah ini :
Konstruksi Ring Piston

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa ring piston ini dipasang pada alur yang terdapat pada piston atau torak. Ring piston ini bila dipasang pada alurnya (pada piston) akan memiliki diameter yang lebih besar, sehingga dapat menekan dinding silinder ketika piston sudah terpasang di mesin.

Ring piston ini juga terdapat celah, yang disebut dengan ring end gap. Besar celah ini berbeda-beda tergantung mesin yang digunakan, di kendaraan toyota celah ini umumnya sekitar 0,2 sampai 0,5 mm. Celah ini juga diperiksa pada saat melakukan overhaul, apakah masih sesuai dengan spesifikasinya atau tidak.

Jika sesuai maka tidak perlu diganti, dan bila belum sesuai maka harus diganti. Celah yang terlalu besar akan membuat kompresi bocor, oli dapat masuk ke ruang bakar dan mesin tak bertenaga. Sedangkan, celah yang terlalu kecil bisa berakibat pada patahnya ring piston, karena terlalu besar tekanannya dan tidak ada ruang yang tersisa.

Rabu, 12 Agustus 2020

Arti Mesin Overbore, Overstroke Dan Square

Arti Mesin Overbore, Overstroke Dan Square - Biasanya pada spesifikasi mesin kendaraan bermotor dicantumkan data �bore x stroke�. Jika diartikan kedalam bahasa indonesia maka bore x stroke = diameter x langkah dengan satuan ukur milimeter (mm).

Lebih jelas lagi, bore adalah diameter atau isi dari liner / boring atau silinder blok mesin, sedangkan stroke adalah jarak langkah piston yang bergerak dari TMA ke TMB dan sebaliknya saat didalam mesin. 
Bore x Stroke

Perbandingan ukuran dan langkah piston inilah yang menentukan sebuah mesin tipe overbore, overstroke atau square engine.

Perbandingan antara bore dan stroke akan mempengaruhi performa mesin. Dengan mengetahui bore dan stroke, anda dapat mengetahui karakter sebuah kendaraan, apakah mesinnya overbore, overstroke atau square engine.


Yang Dimaksud Mesin Overbore, Overstroke Dan Square Engine


1. Overbore

Jika mesin overbore maka ukuran bore ukuran silinder lebih panjang dari stroke (langkah), tenaga kendaraan akan muncul saat putaran menengah dan tinggi, mesin tipe inilah yang biasa digunakan untuk keperluan balap. Hal ini disebabkan panjang pergerakan naik-turun / TMA ke TMB piston lebih cepat karena jarak stroke (langkah) piston pendek. 

Tetapi pada putaran rendah tenaga tidak bertenaga, sehingga mesin motor overbore hampir semua memakai manual clutch. Jika tidak maka akan terjadi hentakan pada putaran rendah atau gigi 1, sehingga bisa memperpendek usia gear box / rantai.

Contoh Mesin Motor Overbore :


Motor
Bore x Stroke
Yamaha RXZ 135 / RX King
56.0 mm x 54.0 mm
Yamaha Scorpio Z
70 mm x 58 mm
Honda Mega Pro
63.5 mm x 49.5 mm
Honda CBR150R
63.5 mm x 47.2 mm
Honda CBR 250
76 mm x 55 mm
Honda Tiger
63,5 mm x 62,2 mm
Kawasaki Athlete 125
56.0 mm x 50.6mm
Kawasaki KLX250
72.0 mm x 61.2 mm
Ninja 250
62 mm x 41,2 mm (x2 piston)
Suzuki Thunder 125
52.4 x 57.8 mm
Suzuki Satria FU
62 mm x 48,8 mm

2. Overstroke

Untuk mesin berkarakter overstroke (ukuran stroke lebih panjang atau relatif sama panjang dengan bore), mesin memang dirancang untuk mengeluarkan tenaganya (torsi dan output tinggi) pada putaran mesin rendah sampai menengah.

Mesin seperti ini biasanya digunakan untuk kendaraan sehari-hari dan cocok untuk lalu lintas perkotaan yang macet. Pada putaran mesin (rpm) tinggi, tenaganya mengecil dan mesin bergetar sehingga berisik.

Contoh Mesin Motor Overstroke :

Motor
Bore x Stroke
YZF-125
52.0 x 58.6 mm
MX-135
54.0 x 58.7 mm
Vixion/R15
57.0 mm x 58.7 mm
VEGA R
51.0 x 54.0 mm
VEGA ZR
50 x 57.9 mm
Yamaha Mio
50 x 57.9 mm
Honda Blade 110 cc
50 mm x 55.6 mm
Supra X 125
52,4 x 57,9 mm
Kawasaki Kaze ZX130
53.0 mm x 59.1 mm
Suzuki Titan
51.0 X 55.2 mm
Motor
Bore x Stroke

3. Square Engine

Pada tipe mesin dengan ukuran bore dan stroke sama disebut mesin tipe square engine, torsi dan power yang dihasilkan merata pada semua putaran.

Dengan begitu kendaraan tipe square engine cocok untuk semua medan, baik tanjakan, perkotaan, atau macet. Untuk motor contohnya Yamaha F1ZR (52.0 mm x 52.0 mm) atau versi 4-tak pada motor trail keluaran honda yaitu CRF 150L.

Karena pada spesifikasi motor tertera bahwa diameter x langkah Honda CRF150L adalah 57,3 x 57,8 mm. Angka diameter dan langkah yang hanya berbeda sedikit yaitu 0,5 mm.

Yang artinya  mesin tersebut berjenis square engine. Jika pada mobil maka contohnya Toyota Kijang Innova yang memiliki bore x stroke (86 mm x 86 mm).

Selasa, 04 Agustus 2020

Biaya Servis / Perbaikan Radiator Mobil Yang Bocor

Biaya Servis / Perbaikan Radiator Mobil Yang Bocor - Radiator merupakan salah satu komponen sistem pendingin mesin kendaraan yang menggunakan sistem pendingin air, kerusakan yang sering terjadi pada radiator mobil yaitu, adanya air radiator yang merembes / bocor.

Hal tersebut tentu merepotkan karena sesering mungkin harus mengecek ketinggian air dan isi ulang air radiator terus menerus karena air radiator berkurang dengan sendirinya.

Jika radiator bocor dibiarkan terus menerus maka bisa menjadi masalah fatal pada mesin mobil. Radiator yang bocor sampai kehabisan cairan pendingin maka dapat menyebabkan mesin overheat.

Sampai akhirnya mobil mogok dan tidak dapat dinyalakan lagi dan jika sampai turun mesin biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan mesin akan sangat mahal karena harus mengganti part mesin yang rusak akibat mesin overheat.

Kebocoran pada radiator bisa terdapat dibagian tutup radiator, selang - selang radiator, seal, gasket perapat waterpump atau dibagian kisi kisi radiator.

Perkiraan Biaya Servis / Perbaikan Radiator Mobil


1. Biaya Servis Radiator Dan Pelepasan Radiator Dari Mobil
Biaya servis radiator dari mulai melepas radiator di mobil, membongkar bagian bagian radiator, mencuci dan membersihkan kerak yang ada didalam kisi kisi, penambalan lubang yang bocor hingga pemasangan kembali tarif nya kisaran Rp. 250 ribu - Rp. 350 ribu.

Tarif tersebut juga tergantung dari tingkat kesulitan saat melepas radiator dari mobil, banyak sedikitnya kotoran dan banyak sedikitnya komponen yang ditambal. 
Korok Radiator

2. Biaya Servis Radiator Saja Tanpa Melepas Radiator Dari Mobil
Jika anda sudah melepas radiator sendiri, tarif servis nya sekitar Rp. 100 ribu - Rp. 150 ribu. Dapat juga lebih murah dari itu jika tidak ada penambalan.

3. Biaya Servis Radiator Jika Ada Penggantian Komponen Radiator
Terkadang perlu dilakukan penggantian / penambahan komponen radiator, seperti pada bagian atas radiator atau dilakukan seperti pada lubang masuk atau lubang keluar dari radiator. Tentu perlu tambahan biaya untuk harga komponen dan biaya pemasangan kembali radiator ke mobil.

4. Biaya Servis Kuras Air Radiator
Radiator perlu untuk di kuras, atau hanya mengganti air radiator / water coolant dengan yang baru. Jika hanya sekadar mengganti air radiator maka biayanya cukup murah yaitu sekitar Rp. 30 ribu untuk beli water coolant dan Rp. 20 ribu untuk ongkos kuras air radiatornya.
Tambal Radiator Bocor

Mengeluarkan biaya untuk servis radiator mobil ke bengkel radiator dapat menjadi pilihan yang tepat jika anda tidak mengerti bagaimana cara membongkar apalagi memperbaiki radiator dengan benar.

Jika sampai salah penanganan dapat membuat kisi - kisi radiator tersenggol ketika pelepasan atau pemasangan kembali dan malah akan merusak radiator mobil yang akhirnya dapat menambah biaya perbaikan.

Tarif yang sudah dijelaskan diatas tidak dapat dijadikan sebagai acuan karena setiap bengkel servis radiator memiliki tarif masing - masing. Tetapi dapat anda gunakan sebagai referensi dan juga kisaran biaya servis radiator untuk anda.

Senin, 20 Juli 2020

Ukuran Piston Motor Dan Ukuran Diameter Pen Piston Standar

Ukuran Piston Motor Dan Ukuran Diameter Pen Piston Standar - Piston atau yang lebih dikenal dengan nama seher merupakan salah satu komponen penting pada mesin kendaraan bermotor. Komponen ini berfungsi untuk mengatur volume silinder sehingga sangat berpengaruh terhadap performa mesin.

Secara umum cara kerja piston pada mesin yaitu begerak naik turun dari TMA ke TMB di dalam silinder / liner / boring untuk menghasilkan energi kinetik.

Biasanya piston dimodifikasi agar menghasilkan power yang lebih besar dari standar. Modifikasi piston tersebut sering disebut sebagai bore-up. Biasaya piston standar diganti dengan piston baru yang memiliki bobot lebih ringan dan ukurannya lebih besar sehingga tenaga mesin saat diputaran menjadi lebih besar.

Sebenarnya modifikasi piston cukup berbahaya karena jika hanya asal ganti maka dapat berakibat mesin menjadi rusak. Bahkan sering kali motor harus berulang kali turun mesin jika salah memilih diameter piston. Agar terhindar dari masalah tersebut, disarankan untuk tetap menggunakan piston standar.

Sebagian orang mungkin merasa kurang puas dengan performa motor miliknya sehingga nekat melakukan oversize piston. Modifikasi pada piston boleh saja dilakukan yang penting mengetahui cara oversize piston dengan benar.


Cara Oversize Piston Motor


Sebelum melakukan oversize piston harus tahu terlebih dahulu ukuran piston motor standar yang dibuat pabrikan. Setelah mengetahuinya tinggal melakukan oversize mulai dari oversize 0 - 200.

Jika dipakai harian lebih baik cari aman dan nyamannya saja, jangan asal mengganti ukuran piston menjadi terlalu besar, karena jika piston terlalu besar otomatis volume silinder jadi lebih besar yang mengakibatkan semakin menipisnya ketebalan silinder. Tetapi hal tersebut lain ceritanya jika untuk keperluan balap.

Oversize piston harus dilakukan secara bertahap. Tetapi sebelum itu harus terlebih dahulu mengetahui diameter piston standar, sesuai dengan motor yang akan di oversize. Diameter standar tersebut dapat dikatakan sebagai oversize 0.

Sebagai contoh, pada motor Honda PCX 150 menggunakan diameter piston 58 mm. Artinya Honda PCX memiliki oversize 0 sebesar 58 mm. Jika piston tersebut akan di oversize menjadi lebih besar, maka harus terlebih dahulu di oversize 0.25 mm

Oversize 0.25 mm sama saja dengan menambahkan ukuran piston sebesar 0.25 mm. Maka diameter piston akan berubah menjadi 58.25 mm. Jika menginginkan lebih besar, juga bisa melakukan oversize menjadi 0.50 mm, 1 mm, 1.25 mm, 1.5 mm, 1.75 mm, dan 2 mm. Dengan syarat tetap meperhatikan ketebalan dari silinder motor.

Merubah ukuran piston motor oversize harus dimulai dari yang kecil terlebih dahulu, kemudian ditambah apabila dirasa kurang. Untuk lebih jelasnya soal oversize piston motor, silahkan simak dibawah ini :
  • Oversize 0 : 0,00 (standar pabrik)
  • Oversize 25 : 0,25 mm
  • Oversize 50 : 0,50 mm
  • Oversize 100 : 1 mm
  • Oversize 125 : 1.25 mm
  • Oversize 150 : 1.5 mm
  • Oversize 175 : 1.75 mm
  • Oversize 200 : 2 mm

Sebenarnya pabrikan hanya menganjurkan oversize sampai 100 atau hanya sebatas menambah ukuran piston motor 1 mm dari standar. Jika sudah lebih dari itu, maka biasanya motor harus menggant silinder /  boring dan biayanya cukup mahal.

Beberapa tipe motor juga dapat di oversize sampai 200. Sebagai contoh adalah Yamaha Mio karbu yang memiliki boring lebih tebal dibandingkan motor standar. Meski begitu, ada baiknya jangan memaksakan oversize piston agar mesin tetap optimal.

Sebelum melakukan oversize piston, terlebih dahulu harus mengetahui ukuran piston motor yang akan di oversize. Setiap motor memiliki ukuran piston, jadi wajib mengetahui agar tidak melakukan kesalahan saat oversize piston.


Daftar Ukuran Piston Motor Dan Ukuran Diameter Pen Piston Standar


Untuk anda yang merasa yakin untuk oversize piston motor, silahkan simak terlebih dahulu daftar ukuran piston motor dan ukuran diameter pen piston sepeda motor pabrikan Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki berikut ini.

1. Diameter Ukuran Piston Motor Honda

No
Tipe Motor
Diameter Piston
Diameter Pen
1
Honda Supra
50 mm
13 mm
2
Honda Supra X
50 mm
13 mm
3
Honda Supra X 125
52.4 mm
13 mm
4
Honda Supra XX
50 mm
13 mm
5
Honda Supra Fit
50 mm
13 mm
6
Honda Fit X
50 mm
13 mm
7
Honda Revo
50 mm
13 mm
8
Honda Absolute Revo
50 mm
13 mm
9
Honda Blade
50 mm
13 mm
10
Honda New Blade
50 mm
13 mm
11
Honda Kirana
52.4 mm
13 mm
12
Honda Kharisma
52.4 mm
13 mm
13
Honda CS1
58 mm
13 mm
14
Honda Sonic
58 mm
13 mm
15
Honda Beat
50 mm
13 mm
16
Honda Vario 110
50 mm
13 mm
17
Honda Vario 125
52.4 mm
13 mm
18
Honda Spacy
50 mm
 13 mm
19
Honda CB 125
56.5 mm
13 mm
20
Honda PCX 150
58 mm
13 mm
21
Honda CB 200
55.5 mm
15 mm
22
Honda GL Max
56.5 mm
15 mm
23
Honda Tiger 2000
63.5 mm
15 mm
24
Honda Astrea Impressa
50 mm
13 mm
25
Honda GL 100
52 mm
15 mm
26
Honda CB 150R
63.5 mm
15 mm
27
Honda New Mega Pro
57.3 mm
15 mm
28
Honda CBR150R
63.5 mm
15 mm
29
Honda Astrea Grand
50 mm
13 mm
30
Honda Verza
57.3 mm
15 mm
31
Honda Mega Pro
63.5  mm
15 mm
32
Honda GL Pro
61 mm
15 mm
33
Honda Scoopy
50 mm
13 mm
34
Honda PCX 125
52.4 mm
13 mm
35
Honda C50
39 mm
13 mm
36
Honda C70
46 mm
13 mm
37
Honda Astrea 800
47 mm
13 mm
38
Honda Astrea Star
47 mm
13 mm
39
Honda Astrea Prima
50 mm
13 mm
40
Honda Legenda 2
50 mm
13 mm
41
Honda CBR 250R 76
76 mm
-

2. Diameter Ukuran Piston Motor Yamaha

No
Tipe Motor
Diameter Piston
Diameter Pen
1
Yamaha Crypton
49 mm
13 mm
2
Yamaha Vega
49 mm
13 mm
3
Yamaha New Vega R
51 mm
13 mm
4
Yamaha Vega RR
50 mm
13 mm
5
Yamaha Jupiter Z
51 mm
13 mm
6
Yamaha New Jupiter Z
50 mm
13 mm
7
Yamaha Jupiter MX
54 mm
14 mm
8
Yamaha Mio
50 mm
15 mm
9
Yamaha Mio J
50 mm
13 mm
10
Yamaha Mio GT
50 mm
15 mm
11
Yamaha Lexam
50 mm
15 mm
12
Yamaha Nouvo
50 mm
15 mm
13
Yamaha Fino
50 mm
15 mm
14
Yamaha X-Ride
50 mm
15 mm
15
Yamaha Xeon
52.4 mm
15 mm
16
Yamaha Mio Soul
50 mm
15 mm
17
Yamaha Vixion
57 mm
14 mm
18
Yamaha Scorpio
70 mm
16 mm
19
Yamaha Jupiter Z1
50 mm
-
20
Yamaha V80
47 mm
-
21
Yamaha Alfa
50 mm
-
22
Yamaha F1ZR
52 mm
-
23
Yamaha Vega ZR
50 mm
-
24
Yamaha Jupiter
49 mm
-
25
Yamaha Force
50 mm
-
26
Yamaha Majesty 250
69 mm
-
27
Yamaha U5
40 mm
-
28
Yamaha YAS1 (Twin)
43 mm
-
29
Yamaha RX King
58 mm
-
30
Yamaha YT 115
54 mm
-
31
Yamaha Byson
58 mm
-
32
Yamaha YZF R1
78 mm
-
33
Yamaha YZ 125
54 mm
-
34
Yamaha YZ 250F
77 mm
-


3. Diameter Ukuran Piston Motor Kawasaki

No
Tipe Motor
Diameter Piston
Diameter Pen
1
Kawasaki Blitz R
53 mm
13 mm
2
Kawasaki Kaze R
 53 mm
13 mm
3
Kawasaki Blitz Joy
56 mm
13 mm
4
Kawasaki Edge
53 mm
13 mm
5
Kawasaki ZX130
53 mm
13 mm
6
Kawasaki Athlete
 56 mm
13 mm
7
Kawasaki KSR
110 mm
53 mm
8
Kawasaki Z250
62 mm
-
9
Kawasaki ZX-6R
67 mm
-
10
Kawasaki ER-6n
83 mm
-
11
Kawasaki Binter Merzy
66 mm
-
12
Kawasaki KZ200
66 mm
-
13
Kawasaki Versys
83 mm
-
14
Kawasaki KX 65
44 mm
-
15
Kawasaki KX 85
48.5 mm
-
16
Kawasaki KX 250F
77 mm
-
17
Kawasaki Ninja 150
59 mm
15 mm
18
Kawasaki Ninja 250
62 mm
-
19
Kawasaki Ninja 650
83 mm
-
20
Kawasaki KLX 150
58 mm
-
21
Kawasaki KLX 250
72 mm
-
22
Kawasaki D-Tracker 150
58  mm
14 mm
23
Kawasaki D-Tracker 250
72 mm
14 mm
24
Kawasaki D-Tracker X
72 mm
14 mm

4. Diameter Ukuran Piston Motor Suzuki

No
Tipe Motor
Diameter Piston
Diameter Pen
1
Suzuki FR
50 mm
41 mm
2
Suzuki FR
80 mm
49 mm
3
Suzuki RC 80
47 mm
-
4
Suzuki RC 100
52.5 mm
-
5
Suzuki Crystal
54 mm
-
6
Suzuki Tornado GS
54 mm
-
7
Suzuki Satria 120 R
56 mm
-
8
Suzuki Shogun 110
53.5 mm
14 mm
9
Suzuki Shogun 125
53.5 mm
14 mm
10
Suzuki Smash
53.5  mm
14 mm
11
Suzuki Titan
51 mm
14 mm
12
Suzuki Satria FU
62 mm
16 mm
13
Suzuki Arashi
53.5 mm
14 mm
14
Suzuki Nex
51  mm
14 mm
15
Suzuki Let�s
51 mm
14 mm
16
Suzuki Spin
53.5 mm
14 mm
17
Suzuki Skywave
53.5 mm
14 mm
18
Suzuki Skydrive
53.5 mm
14 mm
19
Suzuki Hayate
53.5 mm
14 mm
20
Suzuki Axelo
53 mm
-
21
Suzuki Shooter
51 mm
-
22
Suzuki Inazuma
53.5 mm
-
23
Suzuki Thunder 125
57 mm
14 mm
24
Suzuki Thunder 250
72 mm
-
25
Suzuki A100
50 mm
-
26
Suzuki TS 125
56 mm
-
27
Suzuki RGR 150
59 mm
  -