Kamis, 31 Oktober 2019

Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) & Cara Kerjanya

Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) & Cara KerjanyaMAP sensor umumnya dipasang langsung pada bagian intake manifold mesin. Tetapi pada beberapa mesin EFI sensor MAP dipasang terpisah dari intake manifold, letaknya menempel pada rumah filter udara tetapi tetap terhubung dengan intake manifold melalui selang karet.

Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) 


MAP sensor berfungsi untuk memberikan informasi data tekanan udara di dalam intake manifold secara aktual berupa perubahan tegangan ke dalam Electronic Control Unit (ECU). 

MAP sensor mendeteksi atau mengukur jumlah udara yang mengalir melalui  katup gas (throttle valve) pada throttle body berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.
Letak MAP Sensor Pada Daihatsu Xenia

MAP (Manifold Absolute Pressure) digunakan pada mesin yang menggunakan sistem injeksi tipe D-EFI. Sedangkan sensor MAF (Mass Air Flow dapat ditemukan pada  mesin yang mengggunakan sistem injeksi tipe L-EFI.

MAP (Manifold Absolute Pressure) ini berbeda dengan sensor MAF (Mass Air Flow). Tetapi fungsi kedua sensor ini hampir sama yaitu untuk mendeteksi banyaknya udara yang masuk. Volume udara masuk ini diukur agar campuran antara udara dan bahan bakar dapat ideal.

Cara Kerja MAP Sensor

MAP sensor ini bertugas mengukur tekanan udara didalam intake manifold melalui selang vakum yang terhubung antara sensor MAP dengan intake manifold. 

Kevakuman didalam intake manifold terjadi ketika mesin mulai dinyalakan dan nilai kevakuman akan berubah ketika pedal gas diinjak (tergantung bukaan throttle valve).

Di dalam sensor MAP terdapat komponen silicon chip yang berfungsi merubah tahanan sesuai dengan tekanan udara dari intake manifold. Satu sisi silicon chip terhubung dengan tekanan udara intake manifold dan satu sisi lainnya terhubung dengan ruang vakum (vacuum chamber). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Kontruksi Sensor MAP

Tekanan pada ruang vakum akan tetap konstan sedangkan pada ruang intake manifold tekanan akan mengalami perubahan. Perubahan tekanan pada intake manifold akan menyebabkan perubahan bentuk dari silicon chip. 

Nilai tahanan pada silicon chip juga akan berubah sesuai dengan tingkat perubahan tekanan. Tegangan signal dari ECU akan masuk kedalam terminal VC yaitu sebesar 5 volt. Tegangan ini akan mengalir melewati silicon chip. Apabila tahanan pada silicon chip besar maka tegangan yang melewatinya akan semakin kecil.

Tegangan yang telah melewati silicon chip ini selanjutnya akan dikirimkan ke terminal PIM dan selanjutkan di kirimkan ke ECU.

Sensor MAP terdiri dari tiga terminal kabel dan satu selang vakum. Selang vakum sensor MAP ini terhubung dengan intake manifold chamber, sedangkan tiga terminal kabel ini yaitu terdiri dari :
Terminal Pada MAP Sensor

Keterangan :

1. Terminal VC : yaitu terminal yang mendapatkan tegangan atau signal inputan dari ECU yaitu sebesar 5 volt ketika kunci kontak di On kan.

2. Terminal PIM : yaitu terminal yang digunakan sebagai terminal keluaran atau signal output dari sensor MAP. Tegangan ini nilainya akan bervariasi tergantung dari kevakuman manifold dan tegangan keluaran ini nantinya akan dikirimkan kembali ECU sebagai inputan data oleh ECU.

3. Terminal E2 : yaitu terminal yang digunakan sebagai massa atau ground dari sensor MAP.

Ketika terjadi masalah pada sensor MAP maka otomatis lampu MIL (Malfunction Indicator Lamp) atau check engine akan menyala. Letak dari lampu check engine atau MIL terletak pada dashboard kendaraan. 

Pada kondisi normal, lampu check engine akan menyala ketika kunci kontak ON mesin mati, dan normalnya lampu akan mati kembali ketika mesin dinyalakan, Namun apabila lampu check engine ini tetap menyala saat mesin menyala maka menandakan ada masalah pada sensor.

Untuk memastikan apakah kerusakan yang terjadi disebabkan karena sensor MAP dan bukan oleh sebab lain maka dibutuhkan alat scan atau scan tool.

      Fungsi ISC (Idle Speed Control) & Cara Kerjanya

      Fungsi ISC (Idle Speed Control) & Cara Kerjanya - Idle Speed Control (ISC) berfungsi untuk mengatur volume udara yang masuk ketika putaran mesin idle (langsam) atau ketika putaran mesin tanpa beban. Dengan cara bypass katup gas atau throtle valve dalam kondisi tertutup. ECU hanya mengoperasikan katup ISC untuk membuat idle up dan memberikan umpan balik untuk mencapai target putaran idling.
      Letak ISC (Idle Speed Control) Pada Toyota Rush

      Jika Pada Mobil Sistem Bahan Bakar Konvensional Terdapat 2 Sekrup Penyetel Karburator, yaitu :

      1. Sekrup Idle Speed Air Screw (ISAS)
      Sekrup ini berfungsi untuk mengatur sudut pembukaan katup gas, saat katup gas tidak mendapatkan tekanan

      2. Sekrup Idle Mixture Air Screw (IMAS)
      Sekrup ini berfungsi untuk mengatur udara yang melewati saluran idle pada karburator.

      Maka pada sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection), kedua sekrup penyetel yang diatur secara manual tersebut digantikan dengan komponen ISC (Idle Speed Control). Dengan menggunakan ISC maka tidak perlu lagi mengatur putaran idle pada mesin EFI.

      Fungsi Idle Speed Control (ISC)


      1. Menaikan putaran mesin ketika mesin dingin atau saat mesin pertama kali dinyalakan pagi hari. Saat pagi hari mesin dalam keadaan dingin, idle speed control (ISC) akan menaikan RPM mesin menjadi 2000, setelah itu katup ISC akan membuka lebih besar sesuai perintah yang diberikan oleh ECU.

      2. Mengatur jumlah udara yang masuk ke intake manifold saat pedal gas tidak diinjak (throttle valve tertutup).

      3. Menyesuaikan putaran langsam (idle) mesin pada segala kondisi secara otomatis.

      4. Menaikan putaran mesin saat beban elektrikal bertambah, contohnya saat nyala lampu besar atau pemanas kaca belakang.

      5. Idle up mesin, idle up difungsikan untuk menjaga agar putaran mesin tetap stabil, walaupun saat AC mobil mulai dinyalakan. Jika idle up tidak bekerja, mesin akan bergetar karena beban mesin bertambah untuk memutar kompressor AC.

      Kerja ISC Dipengaruhi Beberapa Komponen Lain, Apa Saja?

      1. Sensor MAF (Mass Air Flow)
      MAF mengirimkan data masa / volume udara berdasarkan aliran.

      2. Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)
      Berfungsi untuk mengukur RPM mesin sebagai feedback atas kinerja ISC system.

      3. Sensor TPS (Throttle Postion Sensor) 
      Mengetahui posisi katup gas untuk menentukan sudut pembukaan katup.

      4. Sensor Barometric Pressure
      Mengetahui tekanan udara pada suhu dan ketinggian mobil berada.

      5. Sensor ECT (Engine Coolant Temperature)
      Berfungsi untuk memonitor suhu air pendingin mesin untuk mengetahui suhu mesin.

      Baca Juga : Jenis - Jenis ISC (Idle Speed Control)

      6. Sensor AC Refrigerant Pressure
      Berfungsi untuk mengukur tekanan freon AC agar mesin dapa hidup walau dibebani kompresor AC ketika AC dinyalakan.

      7. Electronic Control Unit (ECU)
      Berfungsi sebagai kontroller yang akan melakukan perhitungan dari berbagai data sensor.

      8. ISC Valve
      Berfungsi sebagai aktuator yang akan menutup dan membuka saluran idle berdasarkan perhitungan dari ECU.


      Cara Kerja Idle Speed Control (ISC)

      Wiring Diagram ISC Valve (Idle Speed Control)

      Keterangan :

      ECU mengirimkan perintah berupa tegangan dengan nilai tertentu. Besar nilai tegangan ini akan mempengaruhi besar kecilnya katup ISC membuka. Besaran tegangan ini, diperoleh dari serangkaian perhitungan didalam ECU dari berbagai data masukan yang diperoleh dari sensor. 

      Saat mesin hidup, sensor TPS akan mengirimkan sinyal yang menunjukan katup dalam posisi tertutup. Sinyal yang dikirimkan, berupa tegangan dengan besaran antara 0 volt - 5 volt. Pada posisi katup tertutup rapat, maka tegangan yang dikirimkan sensor menyentuh 4,9 Volt. 

      Saat katup terbuka maka tegangan sinyal akan semakin turun. Jika tegangan sinyal TPS berada pada 4,8 - 4,9 Volt maka ECU akan menyimpulkan katup gas dalam posisi tertutup atau mesin berada pada kecepatan idle. Maka tegangan ke ISC valve siap dikirimkan. 

      Tetapi, ECU perlu data dari sensor lain untuk mengetahui berapa besaran tegangan ISC yang tepat sesuai kondisi mesin. Maka sensor MAP akan mengirimkan tegangan sinyal yang menunjukan beban mesin. 

      ECT (Engine Control Temperature) akan mengirimkan tegangan sinyal yang menunjukan suhu mesin, dan Refrigerant pressure sensor akan mengukur tekanan freon untuk mengetahui beban mesin terhadap kompresor. 

      Untuk pengolahan atau kalkulasi didalam ECU, tidak kita ketahui secara pasti karena didalam ECU tegangan sensor tersebut akan diolah oleh serangkaian IC yang terintegrasi satu sama lain. 

      Jadi, ECU berisi beberapa transistor dan IC. Sehingga kita akan terlalu rumit untuk membahas hingga kedalam IC tersebut. Intinya, ECU akan menkalkulasi data dari sensor tersebut dan hasilnya berupa output tegangan dengan value tertentu. 

      Dalam sistem ini ada dua aktuator yang berperan, yakni injektor untuk menyuplai bensin dengan volume yang pas dan ISC valve untuk mengatur udara dengan volume yang pas. 

      ISC valve mengubah tegangan listrik yang diperoleh dari ECU ke gerakan mekanis. Gerakan ini akan dihubungkan pada sebuah katup yang bisa mengatur besar kecilnya saluran idle.

      Kamis, 17 Oktober 2019

      Fungsi PCV Valve (Positive Crankcase Ventilation)

      Fungsi PCV Valve (Positive Crankcase Ventilation) - Dalam ruang bakar mesin terjadi proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Pada proses pembakaran tersebut, tidak semua campuran udara dan bahan bakar yang terbakar keluar melalui katup / klep buang (exhaust valve).

      Ada sebagian gas sisa pembakaran dan uap oli yang menyelinap, gas tersebut disebut blow-by gas. Pada kendaraan lama blow-by gas ini dibuang ke udara bebas agar tidak terjadi kelebihan tekanan pada ruang blok mesin.

      Tetapi, blow-by gas ini adalah polutan yang beracun dan berbahaya karena mengandung hidrokarbon yang tidak terbakar dan uap oli. Untuk itu pada kendaraan baru seperti sekarang digunakanlah sistem PCV (Positive Crankcase Ventilation) Valve.
      PCV Valve

      Fungsi PCV Valve (Positive Crankcase Ventilation) 


      PCV (Positive Crankcase Ventilation) merupakan sistem ventilasi pada blok mesin, sistem ini digunakan untuk ventilasi pada blok mesin agar uap sisa pembakaran dan uap oli (blow-by gas) yang mengandung polutan, yang memungkinkan masuk ke dalam ruang engkol dapat dibakar kembali ke dalam silinder.

      70% sampai 80% blow-by gas yang terdapat di dalam crankcase adalah gas yang tidak terbakar (HC), sedangkan sisanya 20% sampai 30% terdiri atas hasil tambahan dari pembakaran (uap air dan berbagai jenis asam).

      Semuanya dapat merusak oli mesin, menghasilkan lumpur atau menyebabkan karat di dalam crankcase (bak engkol). Untuk mencegahnya maka blow-by gas dikeluarkan ke intake manifold untuk kemudian disalurkan kembali ke ruang bakar untuk dibakar kembali. 


      Cara Kerja PVC Valve (Positive Crankcase Ventilation)

      1. Saat Mesin Berhenti Atau Back Firing (Pembakaran Balik)

      Saat Mesin Berhenti
      Katup menutup karena beratnya sendiri dan berat pegas.

      2. Saat Idling Atau Perlambatan


      Saat Idling Atau Perlambatan
      Pada saat idling kevacuuman di intake manifold besar sehingga katup PCV terangkat (terbuka). Blow-by gas yang mengalir ke intake sedikit Karena saluran di katup PCV sempit

      3. Saat Normal


      Saat Normal
      Kevacuuman di intake manifold normal, katup sedikit turun dari posisi idling, saluran terbuka semakin lebar.

      4. Saat Percepatan Atau Beban Berat 

      Saat Percepatan / Beban Berat
      Kevacuuman di intake manifold kecil, katup PCV semakin turun, saluran terbuka penuh, semakin banyak blow-by gas yang mengalir ke intake manifold.

      Akibat PCV Valve Rusak

      Jika PCV Valve mampet atau tidak dapat membuka aliran blow-by gas, ruang mesin  kelamaan akan mendapatkan tekanan berlebih akibat blow-by gas yang tidak dapat dialirkan atau dibuang, sehingga mampu membuat oli rembes melalui celah seal cover blok mesin.

      Jika PCV valve ngelos atau terbuka terus, suara mesin akan kasar dan rpm stasioner cenderung naik. Selain itu, ketika backfiring akan menyebabkan tekanan balik ke arah ruang mesin. 

      PCV valve yang mampet atau ngelos kemungkinan kotor dan pergerakan plunger terhambat, cara mengatasinya dapat disemprot dengan cairan pembersih atau WD40 kemudian dikocok. 

      Jika masih tidak bisa juga, solusi terbaiknya adalah mengganti PCV. Untuk keadaan darurat atau PCV valve dengan ukuran yang sama tidak tersedia, bisa juga dipasang PCV valve universal secara seri di ujung PCV valve yang rusak bila PCV valve nya ngelos atau terbuka terus. 

      Jika PCV valve mampet, alternatif daruratnya adalah dengan membuang blow-by gas ke udara dan menutup selang ke intake.

      Tetapi, perlu diingat bahwa membuang blow-by gas ke udara bebas dapat  menyebabkan pencemaran udara. Selain itu, blow-by gas juga berbahaya ketika terhirup oleh manusia. Sebisa mungkin hindari membuang blow-by gas ke udara bebas.

      Cara Mengecek PCV Valve

      1. Lepaskan selang di ujung PCV valve, kemudian lepaskan PCV valve. Tiup PCV valve dari bagian yang menancap di ruang mesin. 

      Jika dapat ditiup, maka PCV valve dalam kondisi normal dan valve dapat membuka aliran udara, tetapi sebaliknya, jika tidak dapat ditiup berarti PCV valve mampet.



      2. Tiup PCV valve dari bagian yang menancap ke selang intake (arah sebaliknya). Jika tidak bisa ditiup berarti PCV valve dalam kondisi normal dan dapat menutup aliran udara ketika backfiring. 

      Dan sebaliknya jika dapat ditiup, maka artinya PCV valve ngelos dan tidak dapat menutup.

      Fungsi Sensor ECT (Engine Coolant Temperature)

      Fungsi Sensor ECT (Engine Coolant Temperature) - Sensor ECT di tempatkan di blok mesin atau pada rumah thermostat bagian bawah.
      Posisi Letak ECT Sensor

      Fungsi Sensor ECT (Engine Coolant Temperature) 


      ECT (Engine Coolant Temperature) atau bisa juga disebut WTS (Water Temperature Sensor) digunakan untuk mengukur suhu air pendingin mesin pada mesin, lebih tepatnya untuk memonitor suhu air pendingin di dalam blok mesin dan kepala silinder yang menyerap panas dari silinder ketika mesin sedang berjalan.

      ECT sensor mendeteksi perubahan suhu dan sinyal dari ECU sehingga dapat mengetahui apakah mesin dingin, pemanasan, pada suhu operasi normal atau overheating.

      Sensor suhu air pendingin ini sangat penting karena masukan sensor digunakan ECU untuk mempengaruhi strategi operasi dari seluruh sistem manajemen mesin. Itu sebabnya sensor pendingin sering disebut sensor "master".

      Bagaimana Sensor ECT (Engine Coolant Temperature) Mepengaruhi Kerja Mesin?

      ECT sensor mendeteksi temperatur air pendingin mesin menggunakan komponen elektronika yaitu thermistor tipe NTC (Negative Temperature Coefisien).
      Thermistor Tipe NTC Pada Sensor ECT

      Bekerjanya sensor ECT ketika suhu air pendingin naik maka tahanan atau resistansi pada sensor ini akan menurun. Dan sebaliknya ketika suhu air pendingin ini turun maka tahanan atau resistansi pada sensor ini akan naik.

      Sensor ECT dihubungkan ke ECU (Engine Control Unit), ECU akan memberikan signal tegangan sumber sebesar 5 volt ke sensor melalui terminal THW.

      Tegangan output dari sensor ECU ini akan berubah - ubah besarnya sesuai dengan nilai tahanan atau resistansi yang ada pada sensor ECT ini.

      Kemudian output signal sensor ECT ini (pada terminal E2) akan dikirim kembali ke ECU dan akan menjadi signal inputan ECU, yang nantinya akan digunakan sebagai data masukkan untuk mengontrol aktuator-aktuator pada mesin EFI.

      Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar sirkuit kelistrikan sensor ECT di bawah ini :
      Sirkuit ECT Sensor

      ECT sensor juga digunakan oleh ECU untuk mengendalikan kipas pendingin / cooling fan. Data dari ECT pula digunakan untuk menyediakan bacaan untuk mengukur suhu pendingin di dashboard.

      Untuk menguji kerusakan ECT sensor, dapat dilakukan tes senderhana dengan cara memanaskan mesin & posisi kap mobil tertutup lalu tunggu beberapa menit.

      Dengan posisi mobil berhenti namun mesin menyala seharusnya berangsur - angsur suhu coolant / air pendingin akan meningkat dan menyebabkan kipas pendingin berputar rendah.

      Jika dalam 15 menit tidak berputar kemungkinan sensor ECT-nya rusak, meskipun ini jarang terjadi. Dan kemungkinan lain jika kipas pendingin (cooling fan) tidak beroperasi maka  kerusakan terjadi pada motor elektrik cooling fan.

      Kamis, 03 Oktober 2019

      Letak Sensor Toyota Avanza Atau Daihatsu Xenia

      TipsSolusi.com - Letak Sensor Toyota Avanza Atau Daihatsu Xenia - Kali ini akan dibahas tentang letak sensor dan aktuator yang terdapat pada mobil :
      • Toyota Avanza
      • Toyota Rush
      • Daihatsu Xenia
      • Daihatsu Terios.
      Kontruksi mesin tipe D-EFI

      Alasannya karena keempat mobil tersebut menggunakan basic mesin dan sistem injeksi tipe D-EFI yang sama,  yang menjadikan pembedanya cc.
      Posisi Sesor Dan Aktuator

      Letak Sensor Toyota Avanza, Toyota Rush, Daihatsu Xenia Dan Daihatsu Terios Berserta Fungsinya

      Sistem EFI tidak dapat terlepas dari komponen elektronika. Salah satu komponen elektronika dalam sistem EFI adalah sensor.
      Secara umum, sensor berfungsi untuk mendeteksi suatu kondisi atau keadaan.

      MAP berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevacuman pada intake manifold setelah throtle body yang diakibatkan isapan dari mesin. Sensor ini sering disebut juga sebagai sensor vakum, karena fungsinya memang untuk membaca tekanan atau kevakuman. Pada mesin tipe D-EFI sensor ini terletak di sebelah kiri di rumah filter udara.

      MAP (Manifold Absolute Pressure)

      2. TPS (Throttle Position Sensor)
      Throttle Position Sensor berfungsi untuk memantau posisi throttle apakah terbuka sebagian, terbuka penuh atau tertutup, dan untuk mengetahui berapa persen (%) katup gas (throttle valve) dibuka atau seberapa lebar katup gas terbuka saat pedal gas diinjak. Semakin besar bukaan throttle yang terbaca, maka ECU akan memberikan bahan bakar lebih banyak jika dibandingkan ketika bukaan throtlle kecil. TPS atau throttle position sensor terletak di throttle body atau katup gas.

      TPS (Throttle Position Sensor)

      Engine Coolant Temperature Sensor berfungsi untuk mengontrol temperatur dari cairan pendingin atau air radiator pada saat kerja mesin. Sehingga temperatur air radiator akan dibaca oleh sensor Engine Coolant Temperature sebagai referensi suhu mesin. 

      Ketika suhu mesin dingin maka bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder akan ditambah dan sebaliknya. Lalu ketika saat mesin sudah mencapai suhu kerjannya ECU memerintahkan kipas radiator untuk berputar. Sensor ini terletak di bagian belakang kepala silinder / cylinder head, dekat rumah thermostat.
      ECT (Engine Coolant Temperature)


      4. CMP (Camshaft Position Sensor)
      Camshaft Position Sensor (CMP Sensor) berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU tentang posisi langkah mesin, untuk menentukan langkah isap dimana saat langkah ini terjadi pembukaan injektor / penginjeksian. CMP Sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat di dalam sensor case dan tidak dapat distel maupun diperbaiki.

      Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve. Pada mesin mobil tipe D - EFI letak CMP sensor berada di dekat camshaft lebih tepatnya di bagian belakang silinder head bagian atas.
      CMP (Camshaft Position Sensor)

      5. CKP (Crankshaft Position Sensor)
      Crank Shaft Posision Sensor (CKP Sensor) berfungsi untuk mendeteksi posisi crankshaft (poros engkol). Sensor ini mengirimkan sinyal ke ECU (Electronic Control Unit), ECU akan mengatur waktu terjadinya penyemprotan bahan bakar, menentukan lama penyemprotan, menghentikan pasokan bahan bakar pada waktu deselerasi & menentukan waktu pengapian. Sensor ini berada di bagian depan dari mesin bagian bawah tepatnya didekat pulley crankshaft atau poros engkol (depan bawah mesin)
      CKP (Crankshaft Position)

      6. IAT (Intake Air Temperature)
      Intake Air Temperature Sensor berfungsi sebagai pengukur suhu udara yang masuk. Dari sinyal yang diberikan IAT sesor, ECU akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan berdasarkan suhu mesin yang terbaca.

      Contoh : saat cuaca dingin maka jumlah bahan bakar akan ditambah agar mesin mudah untuk dihidupkanmendeteksi suhu udara yang masuk ke intake manifold. Sensor ini terletak pada filter udara yaitu setelah saringan udara. Sensor ini berada di air filter bagian depan kiri, sesuai dengan namanya.
      IAT (Intake Air Temperature)


      7. Knock Sensor
      Knock Sensor berfungsi untuk mendeteksi terjadinya ketukan atau knocking pada mesin. Knocking terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna pada mesin. Sensor ini bertugas mendeteksi knocking (getaran yang dihasilkan oleh piston yg diakibatkan timing pengapian terlalu maju), saat terjadi knocking maka timing pengapian akan dimundurkan.

      Sebaliknya saat tidak terjadi knocking maka timing pengapian akan dimajukan sampai nyaris terjadi knocking, karena pada posisi itulah akan didapatkan timing pengapian yang pas sehingga mesin dapat menghasilkan performa yang maksimal

      Knock sensor terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan tegangan ketika piezo electric element-nya berubah bentuk, hal ini terjadi pada saat block silinder vibrasi yang disebabkan karena terjadinya knocking. Sensor ini terletak di block cyilinder bagian kiri.

      Knock Sensor

      O2 sensor / Oxygen Sensor adalah sensor gas buang, sensor oksigen berfungsi untuk mengukur kadar oksigen pada gas buang, kadar oksigen ini akan menunjukan tingkat emisi yang dihasilkan mesin. Dari kadar oksigen pada gas buang inilah nantinya dapat diketahui sempurnya tidaknya pembakaran yang terjadi di dalam silinder. 

      Misalnya jika kadar oksigen pada gas buang lebih besar dari 3% maka dapat diketahui bahwa campuran bahan bakar yang masuk ke dalam silinder terlalu kurus (terlalu irit). Sehingga oksigen tidak habis dibakar dengan bahan bakar, dan jika oksigen kurang dari 0,3% maka campuran bahan baar terlalu gemuk / boros. Sensor ini terletak pada exhaust manifold
      Oxygen Sensor (O2 Sensor)

      Letak Aktuator Toyota Avanza, Toyota Rush, Daihatsu Xenia Dan Daihatsu Terios Beserta Fungsinya

      Aktuator berfungsi untuk mengeksekusi perintah dari ECU

      1. EVAP (Vacuum Switching Valve) atau VSV
      VSV bukan termasuk sensor tetapi aktuator, fungsi katup VSV (EVAP) adalah untuk membuka saluran uap bensin dari tanki melalui charcoal canister, uap bensin dari tanki tersebut akan ikut terbakar didalam mesin. Katup VSV biasanya bekerja setelah kondisi mesin sudah panas.

      Yang mana diantara tangki dan intake manifold atau saluran masuk akan dihubungkan dengan sebuah selang yang dijembatani oleh katup VSV ini. Uap bahan bakar yang dikeluarkan dari tangki akan ikut dibakar di dalam ruang bakar mesin. Katup VSV ini bekerja saat mesin sudah mencapai suhu kerja normal
      EVAP (Vacuum Switching Valve)

      Komponen ini bukan bagian dari sensor, ISC valve merupakan Aktuator, ISC berfungsi untuk mengatur kecepatan idle mesin dengan mengatur suplai udara di idle port pada throtle saat idle / stasioner, langsam atau putaran mesin tanpa beban. Dengan cara bypass katup gas atau throtle valve dalam kondisi tertutup.
      ISC (Idle Speed Control Valve)

      3. OCV (Oil Control Valve)
      OCV bukan termasuk jenis sensor, melainkan aktuator. OCV berfungsi untuk mengatur oli mesin yang masuk ke VVT-i
      OCV (Oil Control Valve)

      Injektor merupakan actuator yang berfungsi untuk menyemprotkan atau mengabutkan bensin ke dalam mesin atau ke dalam ruang bakar. Umumnya injektor ini terletak di cylinder cop atau kepala silinder dari mesin.
      Injektor


      5. Pompa Bensin (Fuel Pump Gasoline)
      Pompa bahan bakar berfungsi untuk meningkatkan tekanan dari bahan bakar sebelum diinjeksikan oleh injektor ke dalam ruang bakar. Pompa bahan bakar ini umumnya pada mobil Avanza, Xenia, terios dan Rush terletak didalam tangki bahan bakar.
      Pompa Bensin (Fuel Pump Gasoline)

      6. Kontrol Cut AC System (Air Conditioner)
      Kontrol Cut AC System (Air Conditioner) memiliki fungai sebagai berikut :
      • Bila engine mencapai temperatur 107� C maka AC akan di cut atau dimatikkan
      • Ketika pedal gas atau katup throttle gas dibuka lebih dari ketentuan dari kecepatan kendaraan maka akan membuat AC akan otomatis di cut atau dimatikkan

      7. Kontrol Electric Cooling Fan
      Kontrol Electric Cooling Fan memiliki fungsi sebagai berikut :
      • Bila temperatur engine mencapai 98� C maka electric fan akan bekerja untuk mendinginkan air pendingin
      • Bila AC dihidupkan maka electric fan akan bekerja
      • Bila sensor temperatur air pendingin rusak maka fan akan bekerja

      8. EGR (Exhaust Gas Recirculation)
      EGR atau Exhaust Gas Recirculation  merupaka sebuah teknologi di mana teknologi EGR ini bertujuan untuk mengurangi Kadar Nox pada gas buang yang dihasilkan pada proses pembakaran engine / mesin. Pada hal ini adalah mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine.

      EGR bekerja dengan cara mensirkulasikan kembali sisa hasil pembakaran untuk kemudian dicampur kembali dengan udara bersih di intake manifold. Teknologi EGR sudah diterapkan pada mesin bensin maupun pada mesin diesel. Dengan menggunakan teknologi EGR maka emisi gas buang (polusi gas buang) dapat diperkecil