Rabu, 27 Mei 2020

Fungsi Throttle Body Di Mesin EFI Dan Komponen Pentingya

Fungsi Throttle Body Di Mesin EFI Dan Komponen Pentingya - Throttle body merupakan bagian dari sistem induksi udara pada kendaraan yang sudah menggunakan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) atau injeksi elektronik.

Fungsi Throttle Body


Throttle body terletak diantara saringan udara (air filter) dan air chamber. Throttle body berfungsi sebagai saluran utama yang dilewati setelah udara tersaring oleh filter, sebelum akhirnya masuk ke air chamber dan intake manifold.

Komponen Penting Di Throttle Body

Pada throttle body terdapat beberapa komponen / bagian penting, yaitu :
Komponen Throttle Body

1. Throttle Valve
Throttle valve atau katup gas yang terdapat pada throttle body berfungsi untuk mengontrol jumlah udara yang masuk ke intake manifold dengan cara membuka dan menutup saluran utama yang dilalui udara saat pedal gas diinjak. Gerakan dari throttle valve ini disesuaikan dengan gerakan dari pedal gas.

Terdapat dua cara yang digunakan untuk menghubungkan pedal gas dengan throttle valve, yaitu :
  • Menggunakan kabel gas (manual)
  • Menggunakan motor listrik atau lebih dikenal dengan istilah throttle by wire (elektrik). 
Pada mobil modern sering menggunakan sistem throttle by wire untuk menggerakkan throttle valve.

2. TPS (Throttle Position Sensor)
Throttle Position Sensor (TPS) adalah salah satu sensor yang terdapat pada sistem EFI yang berfungsi untuk mendeteksi posisi bukaan dari katup throttle, Throttle Position Sensor (TPS) ini terletak di throttle body dan terhubung dengan throttle valve.

Data pembacaan besarnya bukaan katup oleh TPS ini nantinya akan dikirimkan ke ECU (Electronic Control Unit) sebagai data inputan ECU untuk mengontrol kerja mesin.

3. ISC  (Idle Speed Control)
Idle Speed Control (ISC) berfungsi untuk mengalirkan udara melalui saluran by pass ketika mesin dalam keadaan idle atau stasioner karena pada keadaan ini udara tidak dapat melewati saluran utama pada throttle body dikarenakan throttle valve dalam keadaan menutup rapat.

ISC valve dikontrol oleh ECU, selain sebagai saluran masuknya udara ketika mesin idle, ISC juga berfungsi untuk mengontrol banyaknya udara yang masuk ketika mesin idle untuk mengatur perbandingan campuran udara dan bahan bakar (air fuel ratio) serta untuk menaikkan dan menurunkan putaran mesin ketika mesin dalam keadaan idle.

Ketika mesin mendapatkan beban tambahan misalnya sistem AC (Air Conditioner) dihidupkan maka sistem idle up akan bekerja untuk menaikkan putaran mesin. Selain itu, ISC juga dapat berfungsi sebagai sistem cuk elektrik.

4. Air Flow Meter
Air flow meter hanya terdapat pada kendaraan EFI tipe  L - Jetronik. Air flow meter berfungsi untuk mengukur berapa banyak jumlah udara yang masuk kedalam intake manifold. Banyaknya udara yang masuk ke dalam intake manifold tergantung dari bukaan katup gas (throttle valve).

Hasil pembacaan jumlah udara yang masuk oleh air flow meter ini selanjutnya akan dikirimkan ke dalam ECU sebagai data inputan untuk ECU mengontrol kerja mesin.

Akibat Throttle Body Rusak

Jika terdapat kerusakan pada komponen throttle body maka dapat mepengaruhi kinerja mesin karena pasokan udara ke dalam ruang bakar menjadi tidak tepat, pasokan udara ke dalam ruang bakar bisa menjadi kurang atau terlalu banyak. 

Jika jumlah udara kurang maka akan menyebabkan campuran gemuk (terlalu banyak bensin campuran udara kurang), sedangkan jika udara terlalu banyak akan menyebabkan campuran terlalu kurus (terlau banyak udara campuran bensin kurang).

Terlalu sedikit udara yang masuk ke dalam intake manifold dapat disebabkan karena pada komponen throttle body kotor sehingga dapat menyumbat aliran udara yang masuk.

Dan jika udara yang masuk terlalu banyak dapat disebabkan terjadinya kebocoran karena pemasangan throttle body yang kurang tepat sehingga terjadi kebocoran udara atau pada bagian throttle valve terdapat kotoran sehingga throttle body tidak dapat menutup rapat ketika posisi idle.

Karena itu, throttle body memerlukan perawatan secara berkala dengan cara membersihkan bagian - bagian dalam throttle body dari kemungkinan adanya kotoran sehingga dengan melakukan perawatan berkala ini dapat membuat kinerja mesin tetap optimal.

Kamis, 14 Mei 2020

Jenis - Jenis ISC (Idle Speed Control)

Jenis - Jenis ISC (Idle Speed Control) - Katup ISC atau ISC Valve dipakai pada setiap mobil dengan sistem EFI (injeksi elektronik). Fungsi dari ISC (Idle Speed Control) & Cara Kerjanya sudah dijelaskan disini.

Berikut 4 Jenis ISC (Idle Speed Control) Pada Sistem EFI (Electronic Fuel Injection)


1. Tipe VSV Control

Tipe VSV Control

Katup ISC jenis ini merupakan ISC tipe vacum switching valve (VSV) dengan pengontrolan saluran by pass memiliki sinyal tegangan input dari ECU yang digunakan untuk mendeteksi pembukaan katup ISC.

Sinyal tegangan yang diberikan ECU berdasarkan dari nilai kevakuman intake manifold. Penting untuk diketahui bahwa katup ISC tipe VSV ini tidak dapat difungsikan sebagai chooke elektrik.

2. Tipe Duty Cycle

Duty Cycle

ISC tipe duty cycle menggunakan solenoid untuk mengubah tegangan listrik dari ECU ke arah gerakan maju mundur. Solenoid ini terletak pada sebuah poros yang terhubung dengan valve, valve ini bekerja layaknya sekrup saluran idle pada karburator. Dimana gerakan kebelakang akan memperbesar saluran idle sehingga jumlah udara yang masuk ke intake menjadi semakin besar. Pada posisi normal, katup ini akan menutup saluran idle.

Ketika mesin hidup pada posisi idle, tegangan dari ECU akan membuat kemagnetan pada solenoid yang akan menarik poros dan membuka saluran idle. Besarnya pembukaan katup, dipengaruhi kekuatan solenoid yang melawan pegas. Sementara besarnya kekuatan solenoid dipengaruhi tegangan yang masuk ke solenoid.

3. Tipe Stepper Motor

Stepper Motor

ISC jenis ini tidak memakai gerakan maju mundur secara langsung, pada prinsipnya sama yaitu dengan pergerakan kebelakang untuk membuka saluran idle. Tetapi, pembukaan katup dilakukan oleh putaran motor. Sebuah motor diletakan pada poros katup. Poros ini memiliki ulir sehingga ketika motor berputar, katup akan bergerak membuka saluran idle.

Sinyal ECU pada jenis ini berbeda dengan jenis sebelumnya, dalam hal ini ada empat buah kabel yang dipakai untuk kontrol close dan open. Untuk nilai teganganya juga tetap, tidak seperti tipe duty cycle yang bervariasi.

Untuk mengatur besar kecilnya saluran idle dipakai timer voltage, dengan mengatur berapa lama motor stepper berputar. Jika putaran motor berlangsung lama maka saluran idle akan terbuka lebar, begitu pula sebaliknya.

4. Tipe Rotary Selenoid Control

Tipe Rotary Selenoid Control

ISC jenis ini cukup sederhana, Katup ISC tipe rotary selenoid control memiliki prinsip kerjanya hampir sama dengan ISC valve tipe stepper motor. Perbedaannya hanya pada komponen yang digunakan untuk mengatur besar kecilnya saluran by-pass saja. Pada ISC valve tipe rotary selenoid control komponen penggeraknya menggunakan rotary dan selenoid.

Selenoid berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan sehingga rotary dapat bergerak atau berputar. Pada saat rotary bergerak akan terjadi fungsi kerja untuk mengatur pembukaan saluran by-pass. Dalam prosesnya, pembukaan saluran ini dibantu oleh plat bimetal yang difungsikan untuk penyeimbang dan sebagai pegas pengembali.

ISC tipe rotary selenoid control bentuknya lebih sederhana. Tetapi demikian, kinerjanya lebih baik dalam pengontrolan udara yang masuk melewati saluran by-pass ketika throttle body dalam keadaan tertutup.

Selasa, 14 April 2020

Mode Operasi Pada ECU (Electronic Control Unit)

Mode Operasi Pada ECU (Elektronic Control Unit) - Ecu merupaka sistem pengontrol yang terdapat pada mobil EFI berisi rangkaian elektronika dan software.

    Berikut Mode - Mode Operasi Pada ECU (Elektronic Control Unit) :

    1. Mode Start
    a. Ketika kunci kontak pertama kali ke posisi ON :

    ECU mensuplai tegangan 12 volt ke relai pompa bensin selama 2 detik dengan cara memassakan arus pengendali relay. Akibatnya pompa bensin dapat membangun tekanan dalam sistem bahan bakar.

    Jika mesin tidak perputar, tidak akan ada pembangkitan tegangan referensi oleh ECU. Rangkaian pengendali relai pompa bensin tidak dimassakan untuk mematikan / off- kan pompa.

    b. Sebelum mesin berputar saat kunci kontak ON, ECU menerima sinyal untuk pembacaan-pembacaan data seperti :
    • Temperatur air pendingin
    • Temperatur udara masuk
    • Tekanan atmosfer (MAP/BARO) atau massa udara dari MAF Sensor dan posisi katup gas untuk menentukan perbandingan campuran udara bensin yang pertama.  

    c. Selama mesin berputar waktu start :

    ECU mengirim pulsa ke injektor berdasarkan pulsa referensi rpm. Jika temperatur air pendingin rendah, lebar pulsa injektor diperpanjang dan terjadilah pengayaan perbandingan campuran udara-bensin.

    Jika temparatur air pendingin naik, lebar pulsa menjadi lebih pendek dan perbandingan campuran udara-bensin menjadi lebih kurus. Pada waktu start perbandingan udara-bensin ditentukan oleh ECU berkisar dari 1.5:1 pada 36 derajat C (-38F) sampai 14.7:1 pada 94 derajat C (202F)

    Catatan :
    • Mode start normal injektor menyemprotkan bensin mengikuti prosedur di atas selama katup gas menutup penuh.
    • Jika trotel dibuka, biarpun kecil, perbandingan campuran udara-bensin akan berubah.

    2. Mode Pembersih Saat Banjir Bensin 
    Jika mesin banjir bensin, pengemudi dapat menekan pedal gas sebesar 80% atau lebih besar untuk mengaktifkan Mode Pembersih Saat Banjir, agar lebih mudah meyakinkan bahwa katup gas telah dibuka 80% untuk mengaktifkan mode ini maka dapat dilakukan dengan menekan pedal gas secara penuh ke lantai (katup gas akan terbuka penuh).

    Pada waktu katup gas terbuka penuh dan putaran mesin dibawah 600 rpm (saat start) maka ECU memberikan pulsa injektor dengan perbandingan campuran udara-bensin 20:1. Bahkan memungkinkan pula beberapa saat injektor akan menghentikan penyemprotan secara total/ECU mematikan pulsa-pulsa injektor.   

    3. Run Mode (Mode Jalan) 
    Mode Jalan mempunyai 2 kondisi : Loop Terbuka (open loop) dan Loop Tertutup (closed loop). 

    4. Open Loop (Loop Terbuka) 
    Ketika mesin dihidupkan/distart pertama kali, sistem adalah dalam loop terbuka, ECU tidak menggunakan sinyal oksigen sensor, sebagai pengganti ECU menghitung rasio campuran udara- bensin dari sensor-sensor TP, ECT, MAP/MAF, IAT dan CKP. 

    Sistem akan berjalan dalam loop terbuka sampai kondisi-kondisi berikut ditemui :

    Tegangan keluar oksigen sensor bervariasi, suhu mesin sudah mencapai temperatur kerja dan oksigen sensor telah mengirimkan sinyal secara akurat ke ECU. Sensor air pendingin mesin telah mengirimkan sinyalnya ke ECU dan suhu kerja mesin telah tercapai.

    Lamanya waktu setelah start sudah tercapai, besaran waktu ini telah disimpan dalam data software memeori ECU sedemikian rupa dan disesuaikan dengan keadaan operasional mesin saat itu.

    5. Closed Loop (Loop Tertutup) 
    Ketika sinyal O2 Sensor, sensor temperatur air pendingin (ECT) dan kondisi-kondisi operasional mesin sudah bekerja sesuai dengan data pada software closed loop, maka ECU berubah ke loop tertutup. Loop tertutup berarti ECU memeriksa dan memperbaiki rasio campuran udara-bensin berdasarkan perubahan sinyal tegangan dari O2 Sensor (Oksigen sensor). 

    Bila sinyal O2 Sensor di bawah 450 mV, ECU akan menaikkan lebar pulsa injektor untuk memperkaya pernadingan campuran udara-bensin, ketika tegangan sinyal O2 Sensor naik di atas 450 mV, ECU mengurangi lebar pulsa injektor membuat perbandingan campuran lebih kurus. 

    Pada loop tertutup sensor yang lain tetap bekerja sebagaimana mestinya untuk memberikan input pada ECU.   Dengan kekonstanan pengindraan oksigen yang terkandung dalam gas buang, ECU dapat mempertahankan perbandingan campuran udara-bensin mendekati rasio ideal 14.7:1 (stokiometrik), agar katalitik konverter dapat bekerja secara effisien.   

    6. Semi-Loop Tertutup 
    Guna meningkatkan penghematan bensin, dalam beberapa tipe ECU, sub-mode loop tertutup diprogramkan. Sub-mode ini disebut semi-loop tertutup, terjadi selama pengendaraan di jalan raya kecepatan tinggi dan beban mesin ringan. ECU mengatur bensin lebih kurus dari 14.7:1.

    Converter Protection Mode (Mode Perlindungan Katalitik Konverter) ECU memonitor secara konstan operasional mesin melalui input-input seperti oksigen sensor, dan kondisi-kondisi perkiraaan yang dapat menyebabkan katalitik konverter mencapai temperatur yang berkelebihan. Jika ECU menemukan bahwa kondisi panas lanjut konverter terjadi, sistem kembali ke loop terbuka, dan memperkaya campuran bensin yang dapat mendinginkan konverter.  

    7. Acceleration Enrichment Mode (Mode Akselerasi Percepatan) 
    Ketika katup gas dibuka dengan cepat atau akselerasi, pembukaan katup gas ini akan menyebabkan penambahan secara simultan tekanan dalam manifold absolute pressure (MAP) atau massa udara (MAF) dan juga terjadi perubahan yang cepat pada sudut katup gas. 

    Penyemprotan bensin harus ditingkatkan untuk mengimbangi udara yang berlebih juga untuk respon perubahan tiba-tiba sinyal TP dan MAP/MAF, lalu ECU mengatur pulsa injektor yang lebih panjang agar campuran tidak menjadi kurus.   

    8. Decceleration Enleanment Mode (Mode Pengurangan Kecepatan) 
    Ketika mesin menurunkan kecepatan, campuran udara-bensin yang lebih kurus dibutuhkan guna mengurangi emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). ECU menerika data pengurangan tekanan atau massa udara dari MAP/MAF Sensor dan pengurangan posisi sudut katup gas (TP sensor) untuk menghitung dan pengurangan /penurunan dalam lebar pulsa injektor. 

    Pengurangan kecepatan mungkin sebagian atau secara penuh atau pengemudi mungkin tiba-tiba mengembalikan katup gas pada posisi akselerasi atau posisi idel ECU akan dapat menyesuaikan dengan tepat waktu dari segala operasional tersebut. 

    Apabila pengurangan kecepatan sampai katup gas pada posisi tertutup, ECU menyensor/mengindera bahwa pengemudi bermaksud ke mesin kembali ke putaran idel, penyemprotan bensin mungkin diputus sama sekali (pengurangan kecepatan dengan pemutusan injeksi) jika mendekati putaran idel kembali penyemprotan bensin dilakukan lagi agar putaran idel dapat dipertahankan   

    9. Fuel Cut-Off Mode (Mode Pemutusan Bensin) 
    Salah satu tujuan pemutusan bensin adalah untuk menghentikan penyemprotan bensin dari mesin selama kondisi-kondisi pengurangan kecepatan, misalnya ketika pengemudi melepas pedal gas dan kecepatan kendaraan masih relatif tinggi, maka ECU akan memutuskan penyemprotan bensin, misalnya saat menutun, atau jalan datar tapi pengemudi tiba-tiba tidak menekan pedal gas.

    ECU mungkin juga diprogram untuk memutuskan aliran bensin untuk alasan keamanan ketika mesin belum mencapai putaran maksimum (speed limiter), nilai putaran maksimum ini berbeda pada setiap mesin kendaraan. 

    Pemutusan bensin juga terjadi ketika pengapian dimatikan �OFF�, tanpa pulsa-pulsa referensi pengapian dari CKP Sensor, ECU tidak mengaktifkan injektor dan tidak ada bensin yang disemprotkan untuk mencegah dieseling atau run-on.   

    10. Selective Fuel Cut-Off (Pemutusan Bensin Selektif) 
    Adakalanya pemutusan bensin selektif digunakan dalam beberapa penerapan untuk pengaturan torsi mesin dan perlindungan mesin dari kerusakan. Dalam penerapan ini ECU dapat mematikan injektor apabila terjadi kondisi-kondisi seperti di bawah ini; Torque management enabled (pengaturan torsi); digunakan untuk mengurangi torsi selama transmisi berganti kecepatan. 

    Traction Control Enabled (kontrol traksi) : terjadi untuk mengurangi torsi saat pengereman. High Coolant Condition (kondisi sistem pendingin kurang sempurna) - melindungi mesin over heating, jika tidak ada bensin diinjeksikan ke silinder-silinder tertentu, sedikit panas dibangkitkan akan dapat mengurangi temperatur air pendingin. 

    11. Backup Mode 
    Dalam mode ini ECU bekerja melalui kalibrasi data internal yang memungkinkan ECU untuk menjalankan mesin dengan hanya melalui input-input rpm, posisi katup gas dan temperatur air pendingin untuk merubah penghitungan penyemprotan bensin. Peristiwa ini hanya terjadi saat ECU tidak dapat menerima secara normal masukan data dari sensor yang lain, meskipun demikian mesin masih dapat hidup meskipun engine check lamp ( MIL) menyala.   

    12. Mode Koreksi Tegangan Baterai 
    ECU yang cerdas juga dapat bekerja dan menyesuaikan diri dengan tegangan baterai hal ini diesebut dengan Mode Koreksi Tegangan Baterai, ECU akan mengoreksi kerja untuk mengimbangi variasi-variasi tegangan baterai ke pompa bensin dan injektor, ECU mengubah lebar pulsa pembukaan injektor guna mengkoreksi tegangan yang bervariasi pada baterai. 

    Ketika tegangan baterai turun, pompa bensin melambat dan volume bensin turun. untuk mengimbanginya, ECU menambah lebar pulsa injektor. Mode koreksi tegangan baterai ini selalu bekerja dengan akurat pada setiap kondisi operasional mesin. ECU juga melakukan mode ini saat tegangan baterai rendah waktu putaran idel atau mesin distart, ECU juga mengatur arus primer dengan penambahan waktu sudut dwell, agar kemampuan percikan bunga api pada busi tetap stabil meskipun tegangan baterai berubah.

    Jumat, 10 April 2020

    Pemeriksaan Injektor EFI Menggunakan Test Lamp

    Pemeriksaan Injektor EFI Menggunakan Test Lamp - Injektor merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar langsung ke ruang bakar. Ketika injektor tidak berfungsi, maka mesin mobil atau motor brebet atau pincang.

    Test lamp atau test pen DC merupakan alat yang dapat digunakan untuk pemeriksaan kelistrikan mobil, test lamp (test pen DC) ini berbeda dengan test pen AC seperti yang biasa digunakan untuk pemeriksaan listrik PLN. Test lamp ini bisa dibuat sendiri atau tinggal beli,harga cukup murah antara 10 ribu hingga 15 ribu rupiah.

    Pemilihan Test Lamp (Test Pen DC) Yang Tepat Untuk Mesin Injeksi :

    Untuk kendaraan yang jenis Injection, menggunakan komputer mesin (ECU) untuk mengatur seluruh sistem kerja mesin. Banyak jalur-jalur kelistrikan yang berhubungan antara sensor-sensor dan aktuator di mesin dengan ECU.

    Arus yang terdapat pada jalur pelistrikan itu belum tentu bertegangan 12 volt, bisa saja berupa suatu nilai besaran resistansi, besaran voltase yang sangat rendah dalam satuan mV dan sebagainya.

    Kelistrikan mobil bermesin injeksi (injection) bisa dikatakan sensitif. Maksimum beban arus yang cukup aman untuk pengetesan dengan test pen adalah sebesar 20 mA saja.

    Maka dalam hal ini test pen otomotif yang dikatakan aman untuk utak-atik mesin Injeksi adalah test pen LED, karena hanya membebani arus sebesar kurang dari 15mA.

    Akibat dari menggunakan test pen bohlam ke suatu jalur pelistrikan yang sensitif adalah terbakarnya komponen elektronik baik itu berupa sensor atau komponen yang ada di dalam ECU, yang menyebabkan ECU rusak/terbakar.

    Tidak hanya ECU, tetapi untuk kendaraan yang dilengkapi dengan modul-modul seperti Module ABS, Body Computer, Light Module, Transmission Module (matic), dsb. Juga sensitif terhadap test pen bohlam.

    Memasang Test Lamp (Test Pen DC) Untuk Mengetahui Kerja Injektor :

    • 1. Hubungkan ujung test lamp ke terminal positif (+) battery.
    • 2. Hubungkan ujung lainnya ke terminal injektor yang langsung ke ecu atau ecm. ECM yang ada pada injector. Perhatikan gambar dibawah :
    Menghubukan Test Lamp Ke Terminal Injektor

    • 3. Starter mesin sambil perhatikan apakah lampu test lamp dapat berkedip atau tidak.
    Perhatikan Nyala Lampu Test Lamp

    • 4. Tes ini untuk pemeriksaan apakah ECM dapat mengontrol injector atau ada masalah pada wiring.
    • 6. Jika lampu test lamp menyala ketika di starter, artinya tidak ada masalah dengan kerja kelistrikan injektor.
    • 7. Tetapi jika lampu test lamp mati ketika mesin di starter, artinya terdapat problem (masalah) dengan kerja kelistrikan injektor.
    Catatan : Pemeriksaan ini hanya untuk mengetahui kerja injektor, bukan mengetahui kondisi injektor.

    Sabtu, 04 April 2020

    Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya

    Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya - Salah satu sistem terdapat pada kendaraan adalah sistem pendingin mesin. Sesuai namanya, sistem ini bertujuan untuk mendinginkan suhu mesin mobil ketika mesin mecapai suhu kerja tinggi untuk menjaga kestabilan suhu mesin.

    Umumnya, sistem pendingin yang digunakan pada mobil adalah sistem pendingin dengan air. Salah satu komponen penting dari sistem pendingin mesin adalah radiator.

    Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya


    Radiator

    1. Upper Tank (Tangki Bagian Atas)
    Upper tank merupakan tempat penampung water coolant (air pendingin) yang berada di saluran masuk. Komponen ini dapat menampung air panas yang berasal dari mesin, tempat penampung ini berada di bagian atas dengan bentuk memanjang. Tangki ini dilengkapi juga dengan lubang :
    • Pengisian
    • Pipa pembuangan
    • Saluran masuk air pendingin dari mesin
    • Lubang pengisian harus selalu ditutup dengan tutup radiator.

    2. Sirip Radiator
    Sirip radiator berfungsi untuk mempercepat pelepasan panas menuju udara. Sirip radiator berbentuk seperti plat yang berada di tengah - tengah inti radiator, karena jika radiator hanya menggunakan inti radiator untuk melepaskan panas akan membutuhkan waktu yang lama. Maka diletakkan sirip di bagian tengah inti radiator untuk lebih mempercepat mendinginkan air radiator (water coolant).

    3. Radiator Core (Inti Radiator)
    Inti radiator berfungsi untuk membuang panas dari air ke udara agar temperatur air menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari pipa - pipa air untuk mengalirkan air dari tangki atas ke tangki bawah dan sirip pendingin untuk membuang panas air yang berada pada pipa - pipa air. Ada dua tipe inti radiator (radiator core), yaitu : Tipe plate (flat fin type) & Tipe lekukan (currogated type). Perbedaan antara kedua tipe tersebut ditinjau dari model sirip pendinginnya.

    4. Lower Tank (Tangki Bagian Bawah)
    Tangki bawah berfungsi untuk menampung air yang telah didinginkan oleh inti radiator dan selanjutnya disalurkan ke mesin melalui pompa air. Pada tangki bawah ini juga dipasangkan saluran air yang akan berhubungan dengan pompa air dan saluran pembuangan untuk membuang air radiator saat membersihkan radiator.

    5. Drain Plug Atau Baut Penguras Air Radiator
    Drain plug atau baut penguras, berfungsi untuk menguras air pendingin (air coolant) dari dalam radiator. Lokasi dari drain plug  terletak di bagian bawah radiator yang berada tepatnya pada lower tank.

    6. Baut Pembuangan Angin Radiator
    Sebuah sistem pendingin radiator membutuhkan pembuangan udara untuk mengilangkan kantong udara terjebak di dalam sistem pendingin radiator tersebut. Hal ini untuk mencegah pembekuan dari sirkulasi yang menyebabkan mobil terlalu panas .

    7. Radiator Cup (Tutup Radiator)
    Tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk menutup radiator seperti saat kita menutup botol berisi air kalau sudah di tutup selesai permasalahan karena air tidak tumpah atau meluber keluar.

    Beberapa fungsi tutup radiator, yaitu :
    • Penutup radiator agar tidak terjadi kebocoran
    • Membuat sistem menjadi bertekanan sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan air dalam sistem (fungsi relief valve) dan mempercepat pencapaian suhu kerja mesin. 
    • Untuk mengurangi tekanan apabila tekanan di dalam sistem berlebihan sehingga dapat mencegah kerusakan dari bagian sistem.
    • Mengalirkan air dari radiator ke penampung atau reservoir dan memasukkan kembali pada saat tekanan dalam radiator turun (fungsi katub vacum).
    Radiator Cup (Tutup Radiator)

    8. Reservoir Tank
    Reservoir tank berfungsi untuk menampung air radiator untuk mencegah air raditor berkurang, sehingga ketika kondisi sistem pendinginan mesin dalam kondisi vakum dan kekurangan air, maka reservoir tank bisa menyediakan air untuk digunakan kembali.

    Reservoir tank umumnya dipasang dekat dengan radiator. Berbentuk seperti tabung penampungan air yang terbuat dari bahan plastik tebal. Reservoir tank terhubung dengan radiator, tepatnya di bagian dekat tutup radiator yang dihubungkan dengan sebuah selang.

    9. Kipas Radiator (Radiator Fan)
    Fan atau kipas radiator berfungsi untuk mengoptimalkan sistem pendinginan radiator. Pada dasarnya radiator terbuat dari bahan aluminium yang dapat telah dibuktikan bahan terbaik dalam penyerapan serta pelepasan panas.

    Tetapi pada suhu spesifik yakni suhu di atas 80� C, Rasiator sangat membutuhkan pendingin tambahann melalui angin yang di hasilkan daei putaran kipas ini, sehingga temperature mesin dapat tetap ideal.
    Kipas Radiator &  Pelindung Kipas

    10. Tutup Kipas
    Tutup kipas radiator ini terletak di bagian belakang kipas radiator dan dibautkan ke bagian radiator, fungsinya untuk melindungi kipas radiator.

    11. Termostat
    Setiap mobil memiliki suhu ideal kerja mesin yang berbeda, tetapi rata-rata temperature ideal kerja mesin berada pada range 80 �C - 90 �C, pada suhu ini pencampuran BBM dan udara berlangsung mendekati sempurna. 
    Bagaimana system pendingin mesin menjaga suhu ideal ini?
    Tugas ini ada pada thermostat. thermostat adalah sebuah katup yang berada diantara mesin dan selang radiator. Ketika suhu mesin mobil dibawah angka ideal, thermostat akan menahan aliran air dari mesin menuju radiator. Saat itu, aliran air akan berputar di dalam blok mesin saja.

    Pada saat suhu air mencapai 90�c katup thermostat akan otomatis terbuka lebar, karena pada saat ini mesin sudah menjadi panas. Air yang panas tadi mengalir masuk ke radiator untuk didinginkan.

    Selanjutnya air dari radiator yang telah dingin disalurkan oleh water pump menuju blok mesin. Katup dari thermostat akan terus membuka selama mesin panas, dan menutup kembali saat suhu mesin berubah menjadi dingin. 
    Thermostat & Water Pump

    12. Pompa Air (Water Pump)
    Water pump atau pompa air pada radiator berfungsi untuk memompa cairan pendinginan atau water coolant ke sirip - sirip radiator dan water jacket. Syarat utama agar tidak terjadi overheat pada mesin mobil adalah dengan tersirkulasinya cairan pendinginan ke seluruh celah saluran pendingin.

    11. Saluran Bypass (Slang / Pipa Radiator)
    Salah satu komponen mesin yang penting namun jarang diperhatikan adalah  saluran bypass. Terdiri dari  pipa dan selang bypass, bahkan dalam pengecekan di bengkel resmipun, pipa dan selang ini bukan bagian dari item pekerjaan.

    Fungsi selang radiator adalah untuk menyalurkan air dari mesin ke radiator dan kembali ke mesin. Meski fungsinya hanya menyalurkan air, komponen ini tidak bisa disepelekan.

    Selang radiator harus fleksibel tetapi tetap harus kuat menahan suhu air dengan suhu tinggi. Umumnya selang radiator terbuat dari karet khusus yang didesain untuk bertahan pada suhu tinggi namun fleksibel.

    Terhitung ada sekitar  4 jenis selang pada sistem pendingin yaitu :
    • Selang Radiator Atas : Selang radiator atas(upper hose) berfungsi mengalirkan air panas dari mesin ke radiator.
    • Selang Radiator Bawah : Selang radiator bawah(lower hose) berfungsi untuk menyalurkan air yang sudah didinginkan kembali ke mesin. 
    • Selang Penjepit : Selang penjepit digunakan untuk melindungi kerapatan selang untuk macam - macam hubungan (pada ujung selang). Beberapa jenis dari selang penjepit pada kendaraan antara lain jubilee, tipe skrup, dan tipe kancing atau spring.
    • Selang By pass (Ketika dipasang) : Selang bypass (ketika dipasang) berfungsi menghubungkan bagian lebih rendah pada ruang thermostat ke sisi jalan masuk pompa air dan mensirkulasikan engine dan kepala silinder, ketika thermostat tertutup untuk mencegah penguapan air di sekitar ruang bakar yang dapat mengakibatkan keretakan engine.

    Rabu, 01 April 2020

    Komponen Sistem Pelumasan Mesin & Fungsinya

    Komponen Sistem Pelumasan & Fungsinya - Berikut adalah komponen-komponen pada sistem pelumasan mesin :

    1. Oil Pressure Sensor
    Sensor ini terletak pada saluran oli setelah oil pump (pompa oli), hal ini bertujuan untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang keluar dari pompa oli. Sensor ini bisa menandakan dua hal, yakni kinerja pompa oli dan volume oli mesin.

    Jika indikator oli pada dashboard menyala maka sensor oli mendeteksi adanya lebihan atau kekurangan tekanan pada sistem pelumas. Ini bisa menandakan bahwa volume oli mesin berlebihan atau bahakan kurang dari standar pemakaian.

    Untuk itu, jika indikator oli menyala perlu dilakukan pengecekan oli mesin menggunakan stik oli (oil dipstik). Jika volume oli normal maka masalah diatas timbul pada pompa oli.

    2. Indikator Tekanan Oli
    Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan, agar kerja mesin tetap normal. Indikator oli akan menyala ketika posisi kontak ON mesin mati, lampu tersebut akan padam kembali ketika mesin mulai hidup. Hal ini menandakan tekanan dan pelumasan oli mesin bekerja normal.
    Indikator Oli

    Akan tetapi ketika terdapat masalah pada sistem pelumasan mesin, maka lampu indikator oli ini akan tetap menyala walau mesin sudah hidup. Karena pada setiap mesin mobil telah dipasang switch oli yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan oli pada sistem pelumasan apabila terjadi masalah.

    Beberapa sebab indikator oli menyala :
    • Masalah yang paling ringan adalah switch oli rusak, solusinya cukup diganti dengan yang baru. 
    • Filter oli yang sudah habis masa pakainya alias rusak, sehingga tidak berfungsi dengan baik, karena sudah kotor dan bisa tersumbat.
    • Oli mesin kurang, untuk masalah ini segera lakukan pengecekan menggunakan stick oli, periksa apakah ada kebocoran atau ada rembesan oli yang menyebabkan oli berkurang.
    • Pompa oli yang mengalami kerusakan.

    3. Penutup Oli (Oil Cap)
    Penutup oli berfungsi untuk mencegah masuknya material yang bisa merusak oli dan mempengaruhi kerja mesin. Tutup oli mesin ini jarang mengalami masalah. Jika rusak bisa saja hanya ring "O" dan karet pada tutup oli mesin yang rusak.

    Jika hal ini terjadi ketika mesin bekerja maka dapat menyebabkan sebagian oli mesin merembes keluar melalui bagian tersebut. Jika sudah ada rembesan oli di bagian ini, tidak ada salahnya untuk membeli tutup oli mesin yang baru.

    Tutup oli mesi merupakan komponen yang jarang mengalami masalah, jadi jarang terdapat stok dan harus pesan dulu. Harga tutup oli mesin OEM atau orisinal cukup mahal, berkisar Rp 250 - 300 ribu. Tetapi terdapat juga tutup oli aftermarket yang harganya lebih murah. Tetapi tetap lebih baik tutup oli yang orisinil karena lebih awet.
    Tutup Oli
    4. Tongkat Kedalaman Oli (Oil Dipstick)
    Tongkat kedalaman oli merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli mesin dengan benar. Tongkat celup terhubung ke tangki oli di dalam mesin dan digunakan untuk menentukan berapa banyak oli yang masih tersedia di dalam tangki.  Tongkat celup seringkali terletak di dekat bagian depan mesin.
    Tongkat Kedalaman Oli (Dipstick)

    5. Saringan Oli (Oil Filter)
    Filter oli berfungsi untuk menyaring kotoran berupa campuran debu dan kotoran lain yang masuk ke dalam mobil dan bercampur menjadi carbon, endapan lumpur, dan kotoran lainnya. Katup By-pass dipasangkan untuk memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.

    Pada proses pelumasan mesin, filter oli sangat berperan penting karena sebelum bagian mesin seperti mekanisme katup, poros engkol dan lain sebagainya dilumasi oleh oli, oli haruslah dalam keadaan bersih dari kotoran yang mengganggu. Dengan begitu komponen pada mesin tidak cepat aus dan akan bertahan lebih lama.
    Saringan Oli / Filter Oli

    6. Karter Atau Bak Oli
    Karter atau bak oli atau penampung oli berfungsi sebagai penampung oli mesin agar oli mesin selalu tersedia. Karter merupakan komponen pada mesin yang terletak pada bagian paling bawah.

    Karter dipasang menggunakan sambungan baut dan mur pada bagian blok silinder bagian bawah tepatnya pada crankcase (bak engkol). Diantara karter dengan crankcase terdapat packing atau gasket yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oli.
    Karter / Bak Oli

    Beberapa komponen penting di dalam karter / bak oli :
    • Separator atau penyekat, berfungsi untuk menjaga agar permukaan oli pelumas di dalam karter tetap rata & tetap stabil ketika kendaraan berhenti secara mendadak ataupun ketidak kendaraan dalam keadaan miring.
    • Strainer, Sebelum oli saring oleh filter oli, stainer berfungsi untuk merintangi kotoran yang lebih besar pada oli mesin. 
    • Drain plug (baut penguras), berfungsi untuk membuang atau menguras oli di dalam mesin. Apabila terjadi kerusakan pada baut penguras, misalnya drat baut rusak maka dapat menyebabkan kebocoran oli yang keluar dari baut penguras.

    7. Oil Feed
    Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water jacket. Hal ini karena letak oil feed ini berada didalam blok silinder.

    Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar mesin seperti turbocharger atau oil cooler.

    8. Oil jet
    Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini mirip injektor dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat.

    Biasanya oil jet terdapat pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan untuk melumasi rantai timming.

    9. Pompa Oli (Oil Pump)
    Pompa oli berfungsi untuk mengisap kemudian menyalurkan oli pelumas ke setiap komponen dalam mesin untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.

    Dari pompa oli, setelah oli melewati stainer pada bak oli, oli akan melewati filter oli untuk menyaring kotoran yang lebih halus atau sangat kecil agar oli yang disalurkan ke seluruh komponen mesin benar-benar bersih. Oli yang bertekanan yang bersih kemudian disalurkan ke seluruh saluran yang ada pada mesin.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa oli diisap dari karter kemudian didorong ke seluruh komponen internal mesin melalui saluran oli. Kerja pompa oli berdasarkan putaran mesin langsung dari crankshaft, camshaft atau ada juga yang diputar oleh timing belt. Jadi saat mesin idle pun pompa oli tetap bekerja, meski tekanannya rendah.
    Pompa Oli (Oil Pump)

    10. Katup Pembebas Tekanan Oli
    Pada setiap pompa oli dilengkapi dengan katup pengaman (relief pressure valve). Tujuannya agar tekanan yang dihasilkan pompa saat mesin bekerja pada putaran tinggi, tidak naik. Pengaman itu bekerja berdasarkan tekanan yang dihasilkan oleh oli itu sendiri.

    Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.

    11. Katup Ventilasi Ruang Engkol Atau PCV (Positive Crankcase Ventilation)

    Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.

    Selasa, 31 Maret 2020

    Fungsi Injektor EFI & Cara Kerjanya

    Fungsi Injektor EFI & Cara Kerjanya - Injektor merupakan salah satu komponen penting pada sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection).

    Fungsi Injektor Pada Sistem EFI


    Injektor pada mesin injeksi berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar (bensin) ke dalam ruang bakar dengan cara merubah partikel bensin menjadi kabut.

    Lubang kecil yang terdapat pada injektorlah yang mengubah bahan bakar menjadi bentuk kabut, dengan proses pengkabutan bensin tersebut maka menyebabkan bahan bakar menjadi mudah terbakar di dalam ruang bakar.

    Bensin yang mengalir ke injektor akibat adanya tekanan dari pompa bensin (fuel pump). Jadi tanpa adanya fuel pump injektor tidak dapat berfungsi dengan normal.

    Yang perlu diketahui, masing - masing injektor mempunyai kapasitas penyemprotan dalam satu menit. Spek injektor pada setiap mesin berbeda - beda.

    Bagian - Bagian Injektor Dapat Dilihat Pada Gambar Dibawah Ini

    Komponen Injektor

    Macam sistem injeksi ditinjau dari letak injektornya :
    • TBI (Throttle Body Injection)
    • MPI (Multi Point Injection)
    • GDI (Gasoline Direct Injection)
    • SPI (Single Point Injector)

    Cara Kerja Injektor Pada Sistem EFI

    Injektor mulai bekerja ketika kunci kontak  ON mesin mati, dimana fuel pump mulai mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi menuju injektor. Ketika mesin mulai dinyalakan ada aliran listrik dari ECU menuju injektor.

    Aliran listrik ini akan mengaktifkan medan magnet pada gulungan selenoid lalu menyebabkan pluger yang terbuat dari besi menuju medan magnet.
    Medan Magnet

    Plunger ini terhubung langsung dengan katup pada ujung injektor, sehingga ketika plunger bergerak, katup akan terbuka dan bahan bakar bertekanan tinggi akan keluar. Tekanan bahan bakar yang tinggi ini menyebabkan bahan bakar keluar dengan bentuk kabut.

    Banyak sedikitnya bahan yang keluar melalui injektor dikontrol oleh ECU (Electronic Control Unit). ECU menghitung dasar waktu injeksi bahan bakar, dan menghitung secara tepat lamanya waktu injeksi bahan bakar berdasarkan :
      • 1. Jumlah udara yang masuk dan putaran mesin 
      • 2. Temperatur pendingin mesin sinyal umpan balik dari oxygen sensor selama close-loop-control
      • 3. Kondisi laju kendaraan termasuk akselerasi dan deselerasi
      • 4. Status pengisian battery, dengan tujuan mengontrol injector melalui sinyal pulsa yang konstan. Tekanan injeksi dikontrol agar tetap konstan.

      Kemudian jumlah bahan bakar yang dinjeksikan akan ditentukan berdasarkan lamanya waktu penginjeksian bahan bakar melalui kerja solenoid yang menahan needle valve agar terbuka, menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) yang dikirim dari ECU.

      Semakin lama waktu injeksi bahan bakar (pulse width semakin lama) maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector juga akan semakin banyak. Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja sistem injeksi bahan bakar elektronik adalah injeksi dipengaruhi oleh injector.

      Banyaknya bahan bakar yang disemprotkan ditentukan oleh lamanya waktu injeksi oleh injector yang dihitung oleh ECU berdasarkan kwantitas udara yang masuk, dan kondisi laju kendaraan. Injektor akan menyemprotkan bahan bakar ketika mesin berputar sebanyak 2x (2 putaran : 1 injeksi).

      Misalkan ketika mesin berputar pada 5000 RPM maka bahan bakar akan disemprotkan sebanyak 2500x dalam 1 menit (5000 RPM : 2500 CPM). Injektor akan terbuka & tertutup pada 1 siklus 4 tak. Jadi dalam siklus injektor terdapat 2 proses yaitu buka & tutup.

        Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin & Cara Kerjanya

        Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin & Cara Kerjanya - Terdapat beberapa jenis sistem pelumasan mesin pada kendaraan.

        Berikut Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin Dan Cara Kerjanya


        1. Sistem Pelumasan Percik (Circulating Splash System

        Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.

        Oli yang terpercik akan melumasi bagian-bagian yang bergerak di sekitarnya. Bagian lainnya dilumasi oleh percikan oli yang terkumpul dan dengan gaya beratnya mengalir melalui saluran-saluran oli.

        Bagian atas silinder, piston dan pena piston lebih banyak dilumasi oleh kabut dari percikan itu sendiri. Kabut-kabut ini ditimbulkan oleh putaran dari batang piston / stang seher. Pada pelumasan  percik harus memiliki :
        • Batas oli yang tetap dan tepat di dalam panci oli 
        • Oli yang sesuai untuk percikan yang baik   
        Sistem pelumasan percik

        Cara Kerja Sistem Pelumasan Percik

        Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.

          2. Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan (Internal Force Feed And Splash System)

          Sistem ini pompa oli langsung mensuplai oli ke saluran utama dalam blok mesin. Dari saluran utama, oli ditekan melalui saluran-saluran ke bantalan-bantalan utama (main bearings), bantalan batang piston (connecting rod bearings), bantalan poros kem (cam shaft bearings) poros lengan penekan (rocker arm shaft), saringan (filter) dan unit pengindera (oil sending unit).

          Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve). Keluarnya oli dari bantalan-bantalan menghasilkan kabut yang melumasi dinsing silinder atas, piston dan pena piston.
          Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan

          Cara Kerja Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan

          Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator.

          Seiring dengan tarikan handle gas pompa oli berputar yang menyebabkan oli samping / campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator. 

          Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.

          3. Sistem Pelumasan Campur (Mixing System)

          Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar. Sistem ini dapat ditemukan terbatas pada kendaraan sepeda motor 2 langkah jenis scooter.

          Sifat - sifat sistem pelumasan campur :
          • Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi)
          • Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
          • Pemakaian oli boros, timbul  polusi udara tinggi
          • Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.
          • Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin dengan campuran 2% � 4% oli samping.
          Sistem Pelumasan Campur

          Keterangan :
          • 1. Campuran bensin dan oli samping
          • 2. Kran bensin
          • 3. Karburator
          • 4. Ruang engkol

          Cara Kerja Sistem Pelumasan Campur

          Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin

          Oli samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol

          Selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder.

          4. Sistem Pelumasan Tekanan Penuh (Full Internal Force Feed System) 

          Sistem ini selangkah lebih maju dari sistem terdahulu. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin.

          Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke karter kembali.
          Sistem Pelumasan Tekan

          Cara Kerja Sistem Pelumasan Tekan

          Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter oli. 

          Oli tidak saja ditekan saja ke crankshat bearing, rocker arm shaft, filter dan sending unit, tetapi oli dialirkan juga oleh pompa ke bantalan pena piston. Bantalan pena piston dilumasi melalui saluran dalam batang penggerak piston. 

          Dinding silinder dan piston dilumasi oleh pengeluaran oli dari bantalan pena piston atau bantalan batang penggerak piston. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke karter.

          Minggu, 29 Maret 2020

          Cara TOP Kompresi Mesin Motor 4 Tak

          Cara TOP Kompresi Mesin Motor 4 Tak - Posisi TOP ini hanya dapat ditemukan pada motor 4 tak, sedangkan pada mesin motor 2 tidak perlu mengatur TOP kompresi, misal ketika akan memasang cylinder head (kepala silinder) pada mesin motor 2 tak, silinder head tersebut dapat langsung dipasang tanpa harus setting sana sini.

          Posisi TOP pada motor 4 tak adalah ketika posisi TMA (Titik Mati Atas), yaitu posisi piston / seher berada di bagian depan / atas. Serta posisi klep isap & klep buang dalam keadaan tertekan oleh templar roller, posisi noken as tidak menekan katup.

          Akibat dari mesin motor tidak pada posisi TOP yaitu :
          • Mesin loyo atau tidak bertenaga hal tersebut disebabkan karena era perputaran gas masuk & gas buang yang tidak pas.
          • Hal lain yang dapat terjadi ketika mesin motor tidak dalam posisi TOP yaitu mesin tidak dapat dinyalakan.

          Cara TOP Kompresi Motor 4 Tak Dengan Melihat Tanda "T" / Tanda Timing Pengapian

          Siapkan alat yang digunakan untuk mencari posisi top yaitu obeng (-) dan kunci T (untuk ukuran kunci T nya berbeda - beda silahkan cari yang pas).
          • 1. Lepas mur lubang intip posisi top & tutup blok magnet yang berada di bagian atas & kiri mesin menggunakan obeng (-).
            Letak Mur Lubang Intip TOP & Baut Fly Wheel (Magnet Rotor)

            • 2. Putar fly wheel (magnet rotor) menggunakan kuci (T) setelah itu cari dan lihat goresan "T" melalui lubang pengintip.
              Putar Krug As & Posisi Tanda "T"

              • 3. Jika sudah ketemu maka mesin motor sudah dalam posisi TOP.
                Catatan : Cara tersebut umumnya digunakan ketika akan menyetel klep motor.

                Cara TOP Kompresi Motor 4 Tak Dengan Melihat Tanda "Garis" Timing Gear / Gir Rantai Keteng

                • 1. Lepas busi
                • 2. Buka tutup keteng yang terdapat di cylinder head (kepala silinder)
                • 3. Putar fly wheel (magnet rotor) menggunakan kunci T
                • 4. Masukan obeng (-) atau (+) ke lubang busi yang penting obengnya dapat masuk ke lubang busi.
                • 5. Dari lubang busi rasakan posisi piston sudah di TMA (Titik Mati Atas) atau belum.
                Masukan Obeng Melalui Lubang Busi

                • 6. Lihat tanda garis pada gear rantai keteng, ketika piston sudah dalam posisi TMA maka tanda garis di gear akan sejajar horisontal
                  Tanda Strip Pada Gear Rantai Kamprat

                  • 7. Jika tanda garis belum sejajar, putar magnet rotor 1x lagi. Atau jika belum dapat memposisikannya putar magnet sampai posisi TMA.
                    Catatan : Cara kedua ini bayak di lakukan ketika ingin memasang kembali noken As, atau setelah turun mesin (overhoul).

                    Cari TOP Kompresi Motor 4 Tak Saat Memasang Noken As (Camshaft)

                    Jika asal langsung memasang noken as tidak memperhatikan posisi seher berada di bagian yang tepat, misalnya pada posisi piston di tengah & posisi noken as sedang menekan klep.

                    Bisa saja motor tidak dapat dinyalakan atau mesin dapat menyala tetapi tenaganya loyo, atau malah klep bisa bertabrakan dengan piston yang mengakibatkan klep jadi bengkok.

                    Intinya ketika akan memasang kembali noken as perlu mengatur posisi piston terlebih dahulu pada posisi TMA. Posisi noken as yang sudah dalam poisis TOP yaitu kedua nok (tonjolan) noken as menghadap ke bawah atau berhadapan dengan piston. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :
                    Posisi Noken As

                    Lebih mudahnya saat gear telah terpasang pada noken as umumnya terdapat tanda di gear pada silinder head. lalu tinggal paskan saja tandanya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.