Senin, 06 April 2020

Mengetahui Sambungan Kabel Kelistrikan Menggunakan Test Pen DC

Mengetahui Kabel Kelistrikan Menggunakan Test Pen DC - Saat dirumah ketika terdapat masalah pada kelistrikan rumah, maka diperlukan alat test pen listrik AC (Arus Searah) 220V untuk cek sumber tegangan pada kabel / stop kontak. 

Lain halnya ketika pada mobil & motor, Pada kendaraan kabel - kabel biasanya diikat menjadi satu & pasti mebuat sulit untuk menelusuri kabel / mengetahui kabel yang terhubung dengan kutub positif (+) atau kutub negatif (-).

Umumnya kendaraan menggunakan tegangan DC (Arus Bolak - Balik) 12V sehingga memerlukan test pen khusus yang sedikit berbeda dari test pen AC (Arus Searah). Test pen ini biasa disebut dengan Test pen DC.

Untuk mempermudah pekerjaan ketika cek kabel kelistrikan maka digunakanlah
test pen DC ini. Pada test pen DC terdapat lampu yang akan menyala jika salah satu ujung test pen terhubung dengan kutub (+) dan ujung lainnya terhubung dengan kutub (-).
Test Pen DC

Biasanya test pen jenis ini digunakan untuk kelistrikan 12volt, tetapi ada juga yang menjual testpen yang bisa digunakan untuk 6v-12v karena pada sistem kendaraan baru output dari ECU bisa jadi kurang dari 12volt. Tetapi prinsip untuk menggunakannya tetap sama.

Cara Mencari Kutub Positif (+) Atau Negatif (-) Kabel Kelistrikan :

1. Untuk mencari kutub positf (+)
  • Pasang / jepit salah satu ujung test pen DC ke body / baut yang terpasang pada body kendaraan atau pasang pada kutub negatif  (-)
  • Sentuhkan ujung test pen lainnya pada tembaga kabel. Perhatikan gambar dibawah ini :
Mencari Kutub Positif (+)

  • Jika test pen menyala, maka itu adalah kabel positif (+).

2. Untuk mencari kutub negatif (-) 
  • Pastikan dulu salah satu ujung test pen sudah terpasang pada kutub positif (+)
  • Sentuhkan ujung test pen lainnya pada tembaga kabel. Perhatikan gambar dibawah ini :
Mecari Kutub Negatif (-)

  • Jika test pen menyala, bisa dipastikan itu adalah kabel negatif (-).

Jumat, 27 Maret 2020

Arti Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki

Arti Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki - Warna kabel pada setiap merek motor memiliki arti berbeda-beda. Pada dasarnya warna kabel itu hanya mewakili muatan positif (+) dan muatan negatif (-).

Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki Beserta Fungsinya


1. Warna Kabel Motor HONDA

  • Hijau : Massa (-)
  • Merah : Batteray / Accu (+)
  • Hitam : Kunci kontak untuk pengapian DC
  • Hitam Garis Putih  : Kunci kontak untuk pengapian AC
  • Putih Di spul : Pengisian
  • Putih Di Kepala : Lampu depan dekat
  • Biru : Lampu depan jauh
  • Kuning : Arus listrik ke saklar lampu
  • Abu - Abu : Flasher
  • Biru Laut : Sein kanan
  • Orange : Sein kiri
  • Coklat : Lampu seri
  • Hitam Garis Merah : Spull ke CDI (arus AC)
  • Hitam Garis Putih : Kunci kontak
  • Biru Garis Kuning : Pulser CDI
  • Hijau Garis Kuning : Lampu Rem

2. Warna Kabel Motor YAMAHA

  • Hitam : (massa)
  • Merah : (batteray +)
  • Kuning : Lampu depan jauh
  • Hijau : Lampu depan dekat
  • Coklat : Arus (+) ke kunci kontak
  • Coklat tua : Sein kiri
  • Hijau tua : Sein kanan
  • Putih Garis Merah  : Pulser
  • Hijau Garis Hitam : Rem
  • Pink : Klakson
  • Biru : Lampu seri
  • Hijau Garis Kuning : Swit rem depan
  • Biru Garis Putih : Electric stater
  • Coklat dan hijau : Spul CDI
  • Orange : Koil
  • Hitam Garis Putih : Kunci kontak
  • Coklat Garis Putih : Flasher sein

3. Warna Kabel Motor KAWASAKI

  • Hitam Garis Kuning : Massa (-)
  • Putih Merah : Batteray / Accu (+)
  • Merah Garis hitam : Lampu depan jauh
  • Merah Garis Kuning : Lampu depan dekat
  • Abu Abu : Sein kanan
  • Hijau : Sein kiri
  • Biru : Lampu rem
  • Merah : Lampu seri belakang
  • Coklat : Klakson

4. Warna Kabel motor SUZUKI

  • Hitam Garis Putih : Massa (-)
  • Merah : Batteray / Accu (+)
  • Putih Garis Merah : Pengisian dari spul
  • Kuning Garis Putih : Penerangan ke saklar lampu
  • Orange : Kunci kontak
  • Abu Abu : Lampu Belakang
  • Putih Garis Hitam : Lampu rem
  • Hijau Muda : Sein kanan
  • Hitam : Sein kiri
  • Putih Garis Biru : CDI ke Koil
  • Biru Garis Kuning : Pulser ke CDI

Rabu, 04 Maret 2020

Pemeriksaan Komponen Motor Starter

Pemeriksaan Komponen Motor Starter - Untuk menghidupkan mesin pada kendaraan dibutuhkan komponen sebagai penggerak awal yang berfungsi untuk memutar poros engkol. Komponen tersebut terdapat pada sistem starter.

Pada umumnya sistem starter berdasarkan cara pengoprasiannya dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
  • Kick starter
  • Electric starter.

Akan tetapi padak mobil hanya menggunakan 1 sistem starter yaitu starter tipe elektrik. 

Pada motor starter elektrik terdapat beberapa komponen yang terdiri dari :
  • Yoke & pole
  • Kumparan medan (field coil)
  • Armature
  • Pinion gear
  • Magnetic switch
  • Brush
  • Tuas pendorong
  • Armature brake
  • Kopling geser

Agar motor starter dapat bekerja dengan baik maka pemeriksaan kondisi motor starter perlu untuk dilakukan.

Pemeriksaan Komponen - Komponen Motor Starter


1. Pemeriksaan gulungan anker dengan Avometer / Multitester

  • Periksa gulungan anker terhadap hubungan singkat dengan massa. Jika ada hubungan singkat dengan massa anker diganti / diperbaiki.
Periksa gulungan anker

  • Periksa hubungan segmen - segmen komutator terhadap kemungkinan putus pada gulungan
Periksa hubungan segmen - segmen komutator

2. Pemeriksaan gulungan anker Dengan Growler :

  • Periksa gulungan anker terhadap hubungan singkat dengan massa menggunakan growler. 
  • Letakkan anker pada tester dan tempelkan sebilah plat atau daun gergaji di atas anker bila plat bergetar keras, ada hubungan singkat
Periksa gulungan anker dengan glower

3. Pemeriksaan komutator, sikat, pemegang sikat & kopling jalan bebas :

  • Periksa komutator terhadap kotor dan terbakar bila kotor bersihkan dengan kertas gosok no. 400.
  • Periksa kelonjongan komutator menggunakan dial indikator.
Periksa kelonjongan komutator

  • Periksa diameter komutator dengan mikrometer / jangka sorong. Lalu bandingkan hasil pengukuran kelonjongan dan diameter dengan ketentuan pada buku petunjuk.
Periksa diameter komutator

  • Periksa segmen - segmen komutator terhadap kebersihan alur - alur segmen. Jika alur - alur segmen kedalamannya kurang dari minimum perbaiki dengan gergaji atau frais komutator
 Periksa kedalaman alur-alur segmen komutator

  • Periksa permukaan bidang kontak sikat - sikat & bersihkan. Ukur panjang sikat - sikat, bandingkan dengan ukuran minimal pada buku petunjuk, kalau terlalu pendek ganti dengan yang baru
Ukur panjang sikat - sikat

  • Periksa tekanan pegas sikat dengan timbangan tarik bandingkan dengan ketentuan pada buku petunjuk hasil pengukuran dibaca saat pegas sikat lepas dari sikat
Periksa tekanan pegas sikat

  • Periksa pemegang sikat positif terhadap hubungan singkat dengan sikat negatif
Periksa hubungan pemegang sikat

  • Periksa roda gigi pinion dan poros ulir memanjang terhadap aus dan cacat.
  • Periksa kopling jalan bebas diputar searah jarum jam pinion berputar bebas : diputar berlawanan arah jarum jam pinion terkunci
Perikas Kopling Starter

4. Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC - Ohmmeter - Pipser

  • Periksa kumparan medan terhadap kemungkinan putus gulungan
Periksa kumparan medan dari kemungkinan putus

  • Periksa kumparan medan terhadap hubungan singkat dengan massa
Periksa kumparan medan dari kemungkinan terjadi hubungan singkat

Rabu, 19 Februari 2020

Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya

Fungsi ECU (Electronic Control Unit) & Prinsip Kerjanya - Electronic Control Unit (ECU) adalah sebuah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengatur operasi dari internal combustion engine (mesin pembakaran dalam). Kelebihan menggunakan ECU ini adalah agar waktu pengapian dan penyemprotan bahan bakar lebih presisi.

Ada beberapa cara untuk memperoleh pembakaran yang sempurna diantaranya adalah mengontrol jumlah bahan bakar ke dalam mesin dan waktu penginjeksian. Sehingga jumlah bahan bakar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan mesin serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance pengapian yang tepat sehingga seluruh campuran bahan bakar dengan udara terbakar sempurna.
ECU (Electronic Control Unit)

Beberapa ECU yang biasa digunakan diantaranya adalah ECM (Engine Control Module), PCM (Powertrain Control Module), BCM (Brake Control Module), & GEM (General Electric Module) dll.

Fungsi ECU (Engine Control Unit) / ECM (Engine Control Module) Pada Mesin


ECU pada mesin atau disebut juga dengan nama ECM (Engine Control Module) memiliki fugsi, sebagai berikut :
  • 1. Menentukan waktu penyemprotkan (penginjeksian) bahan bakar, dengan durasi waktu yang cepat atau lama.
  • 2. Mengontrol waktu pengapian agar waktu pengapian dapat terjadi tepat waktu.
  • 3. Menjaga mesin agar tidak terjadi detonasi dengan cara memajukan / memundurkan saat pengapian jika sensor knocking mendeteksi adanya gejala detonasi.
  • 4. Mengontrol cold start injector untuk beroperasi pada beberapa tipe kendaraan ketika kondisi mesin dingin, sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk dan mesin akan lebih mudah untuk menyala pada kondisi dingin.
  • 5. Mengontrol aliran udara selama mesin pada putaran idle (stasioner), yaitu melewati katup ISC (Idle Speed Control).
  • 6. Mengatur kerja kipas pendinginan. Pada saat mesin sudah mencapai temperatur sekitar 80o C, kipas pendingin akan bekerja sehingga tidak akan terjadi overheating.

Komputer Pengontrolan ECU Dibagi Menjadi 2 Jenis

1. Jenis rangkaian analog (analog circuit type)
Pengontrolan waktu injeksi berdasarkan waktu yang diperlukan kapasitor untuk pengisian (charge) dan pengeluaran (discharge).

2. Jenis pengontrolan microcomputer (microcomputer controlled type)
Komputer ini digunakan untuk menyimpan data base mapping dalam memori untuk menentukan waktu penginjeksian (injection timing) dan durasi bahan bakar yang diinjeksikan serta mongontrol proses pembakaran dengan timing advance.

ECU bekerja secara digital logic dengan sebuah mikrokontroller yang berfungsi mengolah data dengan proses membandingkan dan mengkalkulasi data untuk disesuaikan oleh kebutuhan mesin. Pengolahan data dari bebagai sensor -sensor diantaranya :
  • Throttle Position Sensor (TPS)
  • Intake Air Temperature sensor (IATS)
  • Manifold Air Pressure (MAP)
  • Crank Position Sensor
  • Oxygen Sensor 
  • KnockSensor
  • Coolant Temperatur Sensor.

Informasi dari sensor-sensor tersebut akan diproses oleh mikrokontroller untuk memerintah actuator yaitu injector, coil, fuel pump, dan fan. Akan tetapi muncul masalah baru, dimana ECU asli kendaraan pada umumnya tidak dapat dirubah base mapping yang tersimpan pada memori ECU tersebut atau biasa disebut Fix Mapping.

Prinsip Kerja ECU (Electronic Control Unit)

Skema Prinsip Kerja ECU

1. Sensor
Sensor merupakan input atau masukan untuk ECU (Electronic Control Unit) pada sistem EFI, sensor berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal sensor terdapat dua jenis, yaitu : sinyal discrete dan  sinyal analog. Discrete signal berupa skala biner dimana hanya ada ON atau OFF (1 atau 0, benar atau salah), contoh nya pada push button. Sedangkan sinyal analog menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara nol hingga skala penuh.

Misalnya pada sensor MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor).  Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan oleh nilai integer  mikrokontroler  ECU, contohnya : pembacaan pada Throttle 0 % - 100 % akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan 0 V � 5 V dimana nilai ini akan dikonversikan menjadi nilai integer 0 � 32767.

2. ECU (Engine Control Unit)
ECU memiliki tiga bagian utama, yaitu: mikrokontroler, sistem memori dan sistem power supply. Semua aktivitas memproses data yang diambil dari sensor akan terjadi pada mikrokontroler ECU secara aritmatik dan logic, yaitu: operasi logika, sequential, timer, counter dan ADC serta mengendalikan kerja sistem secara keseluruhan.

Mikrokontroler ECU akan menghitung sinyal yang masuk dari pulser atau CKP (Crankshaft Position Sensor) secara  timer dan counter  sehingga dapat menentukan kapan waktu pengapian yang tepat dan jumlah bahan bakar yang  harus diinjeksi kan ke dalam mesin sesuai dengan RPM mesin.

4. Aktuator
Hasil data yang diproses oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal digital untuk menjalankan aktuator. Lamanya waktu Injektor untuk menginjeksikan bahan bakar akan sesuai dengan perhitungan di dalam mikrokontroler ECU. Begitu juga dengan waktu pengapian.

5. COM
COM berfungsi sebagai media  komunikasi ECU dengan alat interface lain, misalnya : laptop, komputer atau handphone. Dari media COM inilah kita bisa melakukan perubahan nilai dari parameter-parameter waktu pengapian dan injeksi.

Kamis, 07 November 2019

Cara Membongkar Motor Starter Mobil

Cara Membongkar Motor Starter Mobil - Berikut langkang - langkah cara membongkar motor starter :
  • 1. Jepit starter pada ragum
  • 2. Lepas mur pengikat klem kabel utama ke motor starter
  • 3. Lepas baut - mur pemegang solenoid
    Lepas mur pengikat klem

    • 4. Lepas solenoid dari motor starter. Goyang - goyangkan solenoid supaya pluyernya terlepas dan tuas pengerak
      Lepas solenoid

      • 5. Buka tutup bantalan
      • 6. Dengan lidah pengukuran periksa celah samping poros anker antara plat pengunci dan kerangka ujung
      • 7. Bandingkan hasil pengukuran dengan buku petunjuk
        Buka tutup bantalan

        • 8. Buka plat pengunci, pegas dan ring / karet
        • 9. Buka dua baut panjang dan keluarkan kerangka ujung komutator
          Buka plat pengunci

          • 10. Dengan sepotong kawat baja lepas pegas - pegas sikat dan lepas sikat - sikat dari pemegangnya
            Lepas pegas - pegas sikat

            • 11. Lepaskan pemegang sikat dari anker
              Lepaskan pemegang sikat

              • 12. Buka kerangka kumparan medan dari rumah penggerak pinion
                Buka kerangka kumparan

                • 13. Buka tuas penggerak dari rumah penggerak pinion
                • 14. Lepaskan anker dari rumah pengerak
                  Buka tuas penggerak

                  • 15. Dengan alat khusus keluarkan cincin penyetop dari ring pengunci
                  • 16. Lepaskan ring pengunci
                  • 17. Keluarkan pinion beserta kopling jalan bebas dan poros anker
                    Keluarkan cincin penyetop

                    Senin, 04 November 2019

                    Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Kendaraan

                    Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Kendaraan - Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel dalam suatu rangkaian listrik mempunyai kemampuan tertentu dalam mengalirkan arus listrik. Apabila besarnya arus yang mengalir melebihi kemampuan kabel, maka kabel akan terbakar akibat energi listrik berlebihan yang menyebabkan terjadinya panas.

                    Kelebihan arus dalam suatu rangkaian dapat disebabkan oleh hubungan singkat, kelebihan beban, dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada rangkaian akibat kelebihan arus, maka pada rangkaian kelistrikan dilengkapi dengan pengaman rangkaian.

                    Pengaman rangkaian digunakan untuk mencegah kabel-kabel, soket-soket, dan jaringan kelistrikan lainnya dari kerusakan akibat kelebihan arus yang mengalir pada rangkaian yang disebabkan oleh hubungan singkat dan kelebihan beban. Kelebihan arus yang menyebabkan terjadinya panas dapat menyebabkan kabel putus dan yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan kebakaran. 

                    Pengaman rangkaian sangat sensitif terhadap arus (bukan tegangan) dan ditunjukkan dengan kapasitas atau kemampuannya membatasi arus. Komponen pengaman biasanya dipasang dekat dengan sumber arus pada rangkaian yang diamankannya sehingga saat terjadi gangguan pada rangkaian, bagian ini adalah bagian yang pertama kali diperiksa. 

                    Berikut Ini Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Pada Kendaraan


                    1. Sekering (Fuse)

                    Sekering adalah komponen pengaman yang banyak digunakan sebagai pencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus. Sekering mempunyai bagian yang mudah meleleh akibat aliran arus yang dilindungi oleh badan sekering yang biasanya terbuat dari tabung kaca atau plastik.

                    Hampir semua rangkaian selain rangkaian lampu kepala, sistem starter, dan sistem pengapian mendapatkan arus melalui kotak sekering.

                    Tegangan baterai diberikan melalui bagian batang penghantar utama. Salah satu ujung sekering dihubungkan dengan bagian tersebut dan satu ujung lainnya dihubungkan dengan rangkaian yang diamankannya.

                    Kapasitas sekering yang ada adalah 0,5 sampai 35 amper dan yang paling banyak digunakan adalah 7,5 sampai 20 amper. Sekering yang dipasangkan pada rangkaian akan putus jika dialiri arus yang melebihi kapasitasnya.

                    Bagian logam yang meleleh dan putus pada sekering akan menyebabkan terjadinya rangkaian terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir pada rangkaian tersebut dan rangkaian tidak dapat bekerja.

                    Untuk mengaktifkan rangkaian tersebut, sekering yang putus harus diganti dengan yang baru. Ukuran elemen logam yang dapat meleleh menentukan kapasitas sekering.
                    Rangkaian tidak bekerja jika sekering putus

                    Sekering dipasang pada kontak sekering dan biasanya digabungkan dengan komponen-komponen pengaman lainnya dan relai-relai. Pemasangkan kotak
                    sekering ini biasanya di bawah dashboard, di ruang dekat mesin, di sebelah kiri panel kaki penumpang atau sebelah kanan panel kaki pengemudi.

                    Kotak sekering selalu dilengkapi dengan tutup kotak sekering sebagai pelindung sekering dan komponen Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan lain yang ada di dalamnya. Pada tutup sekering biasanya tertera gambar lokasi dan posisi tiap sekering, relai, dan komponen lainnya yang berada di dalamnya.
                    Kotak sekering dan tutup

                    Sekering Yang Dipakai Pada Kendaraan Ada Dua Tipe, Yaitu :

                    a. Sekering tipe bilah (blade)

                    Sekering tipe tabung kaca berbentuk silinder yang pada bagian ujungnya terdapat penutup yang terbuat dari logam yang di dalamnya juga terhubung dengan elemen logam pengaman.

                    Sekering jenis bilah bentuknya pipih dengan dua kaki yang dapat Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan diselipkan pada dudukan sekering. Kaki sekering tersebut satu sama lain terhubung melalui elemen logam tipis sebagai elemen pengaman.

                    Sekering model bilah adalah model sekering yang sekarang banyak digunakan. Sekering model bilah bentuknya kecil tipis dan rumah sekering yang transparan. Kapasitas arus pada sekering model bilah ini ditunjukkan oleh angka yang terdapat pada punggung sekering.
                    Sekering tipe bilah ukuran besar, standar dan mini

                    b. Sekering tipe tabung kaca (cartridge)

                    Kendaraan keluaran lama umumnya tidak menggunakan sekering model bilah, tetapi menggunakan model tabung kaca atau keramik. Sekering model keramik banyak digunakan pada kendaraan eropa keluaran lama. Kapasitas sekering ini ditunjukkan dengan angka yang tertera pada badan sekering.
                    Sekering tipe tabung kaca

                    Kerja sekering tipe ini sama dengan tipe bilah. Jika arus yang mengalir melebihi kemampuan sekering tersebut, maka elemen sekeringnya akan meleleh sehingga terjadi rangkaian terbuka dan sistem kelistrikan tersebut tidak bekerja.
                    Pemasangan sekering pada sumber

                    2. Sambungan Pengaman (Fusible Link)

                    Fungsi sambungan pengaman pada prinsipnya sama dengan sekering. Sambungan pengaman akan rusak jika dilewati oleh arus yang lebih besar dari kemampuannya.

                    Sambungan pengaman (fusible link) bentuknya seperti kabel yang ukurannya pendek yang mempunyai kabel berdiameter lebih kecil dibanding kebel pada rangkaian agar dapat meleleh atau putus pada saat terjadi aliran arus yang berlebihan.

                    Pembungkus (isolator) sambungan pengaman yang tidak mudah terbakar sehingga jika saat terjadi aliran arus yang berlebihan tetap aman karena tidak menyebabkan sambungan tersebut terbakar. Kapasitas sambungan pengaman biasanya ditunjukkan dengan label yang terpasang pada satu ujung sambungan pengaman.
                    Sambungan Pengaman (Fusible Link)


                    3. Elemen Pengaman

                    Elemen pengaman fungsinya sama dengan sambungan pengaman, dan sekarang ini komponen sambungan pengaman sudah mulai tergeser oleh elemen pengaman sehingga pada kendaraan baru sekarang banyak menggunakan elemen pengaman. 

                    Kapasitas elemen pengaman ditunjukkan dengan angka yang tertera pada bagian atas elemen pengaman tersebut. Selain itu kapasitas elemen pengaman ini juga ditunjukkan dengan warna rumahnya. 

                    Elemen pengaman biasanya dipasang berdekatan dengan baterai atau tergabung dengan sekering dan relai pada kotak sekering (fuse box).

                    Elemen pengaman mempunyai beberapa bagian penting, yaitu bagian terminal, bagian pengaman, bagian kaki, bagian rumah pengaman. Rumah pengaman berfungsi sebagai dudukan dan pelindung semua komponen elemen pengaman yang ada di dalamnya. Bagian pengaman adalah bagian penting yang dapat memutus rangkaian kelistrikan jika terjadi kelebihan arus.

                    Bagian terminal adalah bagian yang berfungsi untuk meneruskan arus dari sumber ke bagian pengaman dan diteruskan ke rangkaian melalui kaki lainnya. Pemasangan elemen pengaman sama dengan pemasangan sekering tipe bilah yaitu dengan memasukan elemen pengaman pada dudukannya.


                    Element pengaman dan bagian-bagiannya

                    4. Pemutus Rangkaian (Circuit Breaker)

                    Aliran arus yang besar dan terlalu lama akan menyebabkan kabel atau penghantar pada suatu rangkaian menjadi panas dan kemungkinan terjadi kabel terbakar sangat besar. Salah satu pengaman rangkaian yang banyak digunakan pada rangkaian yang rumit, misalnya power window, sunroof, dan rangkaian pemanas, adalah pemutus rangkaian (circuit breaker).

                    Beberapa tipe pemutus rangkaian yang umum dijumpai adalah tipe mekanik (tipe reset manual), tipe reset otomatis mekanik, dan tipe reset otomatis polimer (PTC, positive temperature coeficient). Pemasangan pemutus rangkaian biasanya di kotak sekering, tetapi ada juga yang di luar kotak sekering seperti pada power window yang terpasang pada sistem tersebut.
                    Pemutus rangkaian

                    5. Pemutus Rangkaian Tipe Manual

                    Konstruksi dasar dari pemutus rangkaian terdiri dari plat bimetal yang dihubungkan dengan dua terminal dan ke kontak yang ada pada kedua sisinya. Komponen ini dipasang secara seri dengan rangkaian yang diamankannya.
                    Pemutus rangkaian tipe manual

                    Saat arus yang mengalir melaluinya mendekati nilai kapasitasnya, maka bimetal akan melengkung karena panas yang ditimbulkan oleh aliran arus tersebut. Hal ini akan menyebabkan kontak bimetal terpengaruh sehingga kontak menjadi terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir ke rangkaian sistem kelistrikan.

                    Jika hal ini terjadi, maka pemutus rangkaian ini harus direset (diset ulang) secara manual dengan menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan bimetal sehingga kembali ke posisi melengkung dan kontaknya berhubungan kembali. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus arus tidak bersiklus.


                    Kerja pemutus rangkaian

                    6. Pemutus Rangkaian Tipe Otomatis

                    Pemutus rangkaian tipe ini dapat memutus arus dan secara otomatis mereset kembali tanpa harus dilakukan pengesetan secara manual. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus rangkaian bersiklus (cycling circuit breaker).

                    Tipe ini biasanya dipakai untuk mengamankan rangkaian berarus besar seperti power door lock, power window, AC, dan lain-lain. Konstruksi pemutus rangkaian tipe ini seperti ditunjukkan pada gambar di bawah terdiri dari bimetal yang terbuat dari logam berkespansi (muai) rendah dan logam berekspansi tinggi, terminal, dan rumah.

                    Bimetal akan membengkok ke atas apabila dialiri arus yang berlebihan (yang menyebabkan temperatur bimetal naik) sehingga kontak terlepas. Kontak akan terhubung kembali jika bimetal suhunya kembali dingin.
                    Komtruksi Pemutus Rangakain Tipe Otomatis

                    7. Pemutus Rangkaian Otomatis / Positif Temperature Coeficient (PTC)

                    Komponen ini merupakan resistor yang peka terhadap suhu. Jika suhu yang mengenai komponen ini naik, maka tahanannya akan makin besar sehingga arus yang mengalir turun. Jadi pengamanan rangkaian dilakukan dengan menurunkan arus yang mengalir ke rangkaian pada saat terjadi aliran arus yang berlebihan dan menyebabkan temperatur naik.

                    Komponen ini terbuat dari polimer konduktif yang biasa disebut dengan termistor. Komponen pengaman tipe ini tidak mempunyai bagian yang bergerak seperti pada pemutus rangkaian tipe mekanik. PTC umumnya digunakan untuk melindungi sistem power window, dan rangkaian power lock (central lock).

                    Pada keadaan normal, bahan polimer di dalam PTC berada dalam bentuk kristal padat, dengan banyak partikel-partikel karbon yang berkumpul menjadi satu. Partikel-partikel karbon ini memberikan jalan bagi arus listrik sehingga dapat mengalir.

                    Pada kondisi ini tahanan PTC rendah sehingga arus besar dapat mengalir. Apabila arus yang terlalu besar mengalir, maka arus tersebut akan menyebabkan naiknya suhu sehingga polimer di dalam PTC berekspansi dan rantai karbon tertarik sehingga saling berjauhan.

                    Dalam kondisi ini, tahanan PTC meningkat sehingga arus yang dapat mengalir kecil. Jika arus mengalir melebihi batas kerjanya, komponen ini akan berada dalam kondisi terbuka (memutus rangkaian) selama tegangan masih berada pada rangkaian tersebut.
                    Pemutus rangkaian PTC