Kamis, 07 November 2019

Komponen CVT Motor Matic Beserta Fungsinya

Komponen CVT Motor Matic Beserta Fungsinya - Sepeda motor matic adalah sepeda motor menggunakan sistem CVT (Continously Variable Transmission), Penerus daya ke roda pada sistem ini dengan penggerak v-belt yang tahan lama.

Sistem ini menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan kecepatan dan putaran mesin,sehingga pengendara terbebas dari kehausan memindah gigi hingga lebih nyaman.

Kelebihan Sistem CVT, yaitu:
  • 1. CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis
  • 2. Tanpa harus memindah gigi karena sistem ini memiliki perbandingan ratio yang sangat tepat
  • 3. Tidak terjadi hentakan pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konventional
  • 4. Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik 

Komponen - Komponen CVT Motor Matic Beserta Fungsinya


Komponen - Komponen CVT

1. Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)
Pulley primer (fixed primary sheeve) berfungsi sebagai penahan V-belt. Komponen ini tidak bergerak, berbentuk piringan. Selain berfungsi untuk memperbesar perbandingan rasio, di bagian tepi komponen ini terdapat kipas pendingin yang berfungsi sebagai pendingin ruang CVT agar V-belt tidak cepat panas dan aus.
Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)

2. Sliding Primary Sheeve
Sliding primary sheeve berfungsi untuk menekan v-belt dalam putaran tinggi, karna sliding sheave ini dapat bergerak kekanan ataupun ke kiri. Dinding dalam merupakan komponen pulley yang bergerak menekan CVT agar diperoleh kecepatan yang diinginkan.
Sliding Primary Sheeve

3. Spacer
Spacer berfungsi sebagai poros dinding dalam pulley agar dinding dalam dapat bergerak mulus sewaktu bergeser.
Spacer

4. Poros Primer (Primary Shaft)
Poros primer berfungsi untuk menghubungkan putaran crankshaft / krug as dari mesin ke pulley primer. Sebagai poros utama, komponen ini tersambung dengan crankshaft mesin secara tetap.Sehingga RPM mesin sama dengan RPM pada poros utama, atau RPM mesin juga sama dengan RPM pulley primer.

Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam pulley primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja roller, semakin berat maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face pada drive pulley sehingga bisa menekan belt ke posisi terkecil. 
Roller Sentrifugal Primary

6. Slider
Slider atau tutup rumah roller berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat bergeser ke arah luar sewaktu terdorong oleh roller.
Slider

7. V - Belt
V - belt Berfungsi sebagai penghubung putaran dari priary fixed sheave ke secondary vixed shave. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya. Besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros crankshaft sehingga tahan terhadap gesekan dan panas.
V - Belt

8. Pulley Sekunder (Secondary fixed sheeve)
Pulley sekunder adalah komponen yang bepuar. Bagian ini terbuat dari bahan yang ringan dengan bagian permukaan yang halus agar memudahkan belt untuk bergerak.
Puli Sekunder

9. Secondary Sliding Sheeve
Secondary sliding sheeve berfungsi untuk mengatur besar kecilnya diameter pada pulley sekunder. Secondary sliding sheeve mempunyai bentuk tirus agar pergerakannya dapat mempengaruhi lebar llilitan pada V - belt.

10. Spring
Spring pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi pulley ke posisi awal yaitu posisi belt terluar. Prinsip kerjanya adalah semakin keras spring maka belt dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. Namun kesalahan kombinasi antara roller dan per CVT dapat menyebabkan keausan bahkan kerusakan pada sistem CVT. 
Spring

Beberapa masalah yang sering terjadi pada Spring CVT :
  • Spring CVT yang terlalu keras dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus karena belt tidak mampu menekan dan membuka driven pulley. 
  • Belt semakin lama akan terkikis karena panas dan gerakan berputar pada driven pulley.
  • Spring CVT yang terlalu keras jika dipaksakan dapat merusak clutch / kupling. 
  • Panas yang terjadi di bagian CVT akibat perputaran bagian-bagiannya dapat membuat tingkat kekerasan materi partnya memuai. 
  • Pada tingkat panas tertentu, materi parts tidak akan sanggup menahan tekanan pada tingkat tertentu pula. 
  • Akhirnya spring bukannya melentur dan menyempit ke dalam tapi justru malah bertahan pada kondisi yang masih lebar. Kopling yang sudah panas pun bisa rusak karenanya.

11. Poros Sekunder (Secondary Shaft)
Poros sekunder (Secondary Shaft) berfungsi untuk meneruskan putaran dari pulley sekunder ke powertrain dan berikutnya yaitu kopling sentrifugal.

12. Kopling Sentrifugal (Clutch Carrier)
Kopling sentrifugal (clutch carrier) atau kampas kopling ganda berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin menuju roda belakang. Kampas kopling ganda yang sudah mulai aus dapat membuat tenaga yang disalurkan menjadi tidak maksimal.
Kopling sentrifugal (clutch carrier) atau kampas kopling

13. Clutch Housing
Clutch housing / rumah kopling berfungsi untuk meneruskan putaran dari v-belt dan menerima putaran dari kampas kopling yang selanjutnya di transfer ke roda belakang.

Clutch Housing

14. Torsi cam
Jika mesin membutuhkan membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu jalan yang menanjak maka beban di roda belakang meningkat dan kecepatannya menurun. Dalam kondisi seperti ini posisi belt akan kembali seperti semula, seperti pada keadaan diam. 

Drive pulley akan membuka sehingga dudukan belt membesar, sehingga kecepatan turun saat inilah torsi cam bekerja. Torsi cam ini akan menahan pergerakan driven pulley agar tidak langsung menutup. Jadi kecepatan tidak langsung jatuh.

Torsi cam

15. Gigi Reduksi
Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari CVT agar dapat melipat gandakan tenaga yang akan dikirim ke poros roda. Pada gigi reduksi jenis dari roda gigi yang digunakan adalah jenis roda gigi helical yang bentuknya miring terhadap poros.
Gigi Reduksi

Fungsi Roller Pada CVT Motor Matic

Fungsi Roller Pada CVT Motor Matic - Roller merupakan sebuah komponen yang berada di bagian pulley primer (primary fixed shave pulley) pada motor dengan sistem pengerak CVT.
Roller & Rumah Roller

Fungsi Roller Pada CVT Motor Matic


Roller pada motor matic berfungsi untuk memberikan tekanan pada rumah roller yang berada di pulley primer, tekanan itu membuat rumah roller atau puli depan bergerak.

Roller bergerak dengan memanfaatkan gaya lontar atau gaya sentrifugal saat rumah roller diputar oleh tenaga mesin. Dengan memanfaatkan gaya sentrifugal tersebut, roller mendorong pulley primer (driven pulley) seiring dengan kecepatan putaran dari mesin. Pulley belakang pun mengembang yang sekaligus membuat v-belt meregang.

Ketika pully primer (driven pulley) mengembang, V-belt dapat memutar pully belakang (scondary pulley). Gaya sentrifugal akibat pulley belakang memutar, mendorong kampas ganda untuk menekan rumah kampas ganda. 

Saat rumah kampas ganda ikut memutar, geer dalam transmisi (gardan) ikut memutar juga. Dan pada akhirnya, tenaga yang dihasilkan dari putaran pulley primer (driven pulley) akan memutar roda pada motor matic. Lancar atau tidaknya pulley primer (driven pulley) mengembang tergantung dari roller.

Bentuk roller yang baik harus lah berbentuk bundar, bentuk bundar dan sempurna mempermudah pergerakan dari rumah roller atau pulley, jika bentuk roller sudah tidak bundar, maka sudah waktunya roller motor matic di ganti. Bahan yang dipergunakan roller ini biasanya terbuat dari bahan teflon karena sifatnya yang licin, keras, dan tahan panas.

Membersihkan Roller :
  • Membersihkan Roller secara berkala juga diperlukan, dengan menggunakan bensin dan kuas, Anda dapat menghilangkan debu-debu dan kotoran yang menempel. 
  • Untuk beberapa jenis motor matic yang memerlukan pelumasan (grease) pada roller, memerlukan pemeriksaan dan perawatan lebih sering dari pada yang tidak menggunakan pelumasan.


Meningkatkan Aselerasi Dan Top Speed

Dikarenakan roller sangat berpengaruh terhadap perubahan variabel dari pulley, tentu akan sangat berpengaruh terhadap performa motor matic.

Aselerasi dan Top Speed sulit didapatkan secara bersamaan dalam sebuah motor matic tanpa meningkatkan kinerja dapur pacu. 
Ketika hendak mengotak - atik roller, anda hanya akan dihadapkan pada pilihan : Akselerasi� atau Top Speed.
Jika motor sering digunakan untuk perjalanan di dalam kota, melewati kemacetan, keadaan yang �stop and go�, dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh (digunakan harian), pilihan yang tepat sebaiknya adalah akselerasi, akselerasi akan lebih baik jika Roller memiliki berat lebih ringan. 

Misal, jika berat standard dari roller yang dipergunakan adalah 13 Gram, saat berkendara akan mendapatkan sensasi akselerasi ini dengan menggunakan roller 12 gram. 

Tetapi jika motor sering melakukan perjalanan jarak jauh atau bahkan sering digunakan untuk touring. Pilihan Top Speed lebih cocok dipergunakan. Sama seperti contoh kasus diatas, Top speed yang lebih baik akan diperoleh dengan mengganti roller yang lebih berat dari berat standard, misalnya 14 Gram.

      Pengertian CVT Pada Motor Matic Dan Cara Kerjanya

      Pengertian CVT Pada Motor Matic Dan Cara Kerjanya - Sistem transmisi merupakan bagian komponen mesin sepeda motor yang berfungsi sebagai pemindah tenaga dan mesin ke roda belakang. Sepeda motor matic menggunakan sistem transmisi otomatis. Teknologi yang digunakan pada sistem transmisi otomatis ini dikenal dengan sebutan CVT.

      Pengertian CVT Pada Motor Matic


      CVT (Continuously Variable Transmission)

      CVT (Continuously Variable Transmission) adalah sistem pemindahan daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek.

      Pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Tidak seperti kopling manual, CVT tidak memakai gearbox yang berisi serangkaian roda gigi maka CVT tidak memiliki pengunci gigi untuk menentukan rasio gear yang dipakai.

      Fungsi dari CVT adalah untuk memudahkan pengendara motor dalam mengatur kecepatan karena pengendara tidak mengoperasikan transmisi dalam pengaturan kecepatannya.

      Pada sistem transmisi otomatis tidak diperlukan adanya pemindah gigi (persneling) seperti pada sepeda motor umumnya. Pada teknologi ini, tenaga dari mesin dapat tersalurkan dengan sempurna ke roda belakang dengan menyesuaikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi kendaraan, tentunya dengan ratio yang sangat tepat. 

      Sehingga percepatan yang dihasilkan lebih konstan dan bebas hentakan. Transmisi CVT disalurkan melalui sabuk yang disebut drive belt. Sabuk drive belt terbuat dari campuran serat dan bahan kimia dengan karet khusus yang mempunyai daya tahan tinggi, awet, dan efisien.

      Kelebihan utama sistem CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi konvensional. 

      Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konvensional.  Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik. Sistem CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang dihubungkan dengan V-belt.

      Adapun cara kerja CVT sepeda motor matic dimulai dari beberapa tahap yaitu :
      • Putaran langsam (stasioner)
      • Putaran saat mulai berjalan
      • Putaran menengah
      • Putaran tinggi

      Cara Kerja CVT Motor Matic

      1. Saat Putaran Langsam (idle)
      Pada saat putaran stasioner kurang lebih 1400 rpm, putaran dari crank shaft diteruskan ke pulley primer. Kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh v-belt selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal.

      Tetapi, karena putaran masih rendahnya putaran, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat dari pada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan real wheel (roda belakang) tidak berputar.

      2. Saat Mulai Berjalan
      Putaran Mulai Berjalan

      Pada saat putaran engine bertambah kurang lebih 3.000 rpm, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan gaya tarik pegas kopling. 

      Pada putaran tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini posisi v-belt pada bagian pulley primer berada pada diameter bagian dalam pulley. Pada bagian pulley sekunder diameter v-belt berada pada bagian luar diameter besar.

      3. Saat Putaran Menengah
      Putaran Menengah

      Pada putaran menengah perubahan tersebut dapat terlihat pada Gambar diatas. Diameter V-belt kedua pulley berada pada poisisi balance (sama besar). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave searah fixed sheave. 

      Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser kearah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley skunder kearah lingkaran dalam.Perubahan ini terjadi berkisar antara 5.000-6.000 rpm.

      4. Saat Putaran Tinggi
      Putaran Tinggi

      Putaran engine lebih tinggi dibandingkan putaran menengah maka gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan v-belt kebagian sisi luar dari pulley primary (diameter membesar) dan diameter pulley secondary semakin mengecil. 

      Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggi. Jika pulley secondary semakin melebar, maka diameter v-belt pada pulley semakin kecil, sehingga menghasilkan putaran yang semakin meningkat.

      Sistem Pendinginan Ruang CVT (Continously Variable Transmision)

      Selama masih bekerja, putaran yang terus menerus akan menimbulkan panas. Panas yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada beberapa komponen, misalnya V-belt. 

      Oleh karena itu, panas yang ditimbulkan akibat putaran mesin harus dikendalikan atau diminimalkan. Panas yang timbul pada ruang CVT dapat disebabkan oleh adanya koefisien gesek pada bagian pulley, koefisien gesek pada kopling sentrifugal, dan akibat putaran mesin. 

      Sistem pendinginan ruang CVT umumnya menggunakan kipas pendingin dan sirkulasi udara. Sepeda motor matic telah dilengkapi pula dengan saringan udara untuk menyaring debu dan kotoran lainnya.

      Cara Membongkar Motor Starter Mobil

      Cara Membongkar Motor Starter Mobil - Berikut langkang - langkah cara membongkar motor starter :
      • 1. Jepit starter pada ragum
      • 2. Lepas mur pengikat klem kabel utama ke motor starter
      • 3. Lepas baut - mur pemegang solenoid
        Lepas mur pengikat klem

        • 4. Lepas solenoid dari motor starter. Goyang - goyangkan solenoid supaya pluyernya terlepas dan tuas pengerak
          Lepas solenoid

          • 5. Buka tutup bantalan
          • 6. Dengan lidah pengukuran periksa celah samping poros anker antara plat pengunci dan kerangka ujung
          • 7. Bandingkan hasil pengukuran dengan buku petunjuk
            Buka tutup bantalan

            • 8. Buka plat pengunci, pegas dan ring / karet
            • 9. Buka dua baut panjang dan keluarkan kerangka ujung komutator
              Buka plat pengunci

              • 10. Dengan sepotong kawat baja lepas pegas - pegas sikat dan lepas sikat - sikat dari pemegangnya
                Lepas pegas - pegas sikat

                • 11. Lepaskan pemegang sikat dari anker
                  Lepaskan pemegang sikat

                  • 12. Buka kerangka kumparan medan dari rumah penggerak pinion
                    Buka kerangka kumparan

                    • 13. Buka tuas penggerak dari rumah penggerak pinion
                    • 14. Lepaskan anker dari rumah pengerak
                      Buka tuas penggerak

                      • 15. Dengan alat khusus keluarkan cincin penyetop dari ring pengunci
                      • 16. Lepaskan ring pengunci
                      • 17. Keluarkan pinion beserta kopling jalan bebas dan poros anker
                        Keluarkan cincin penyetop

                        Senin, 04 November 2019

                        Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Kendaraan

                        Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Kendaraan - Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel dalam suatu rangkaian listrik mempunyai kemampuan tertentu dalam mengalirkan arus listrik. Apabila besarnya arus yang mengalir melebihi kemampuan kabel, maka kabel akan terbakar akibat energi listrik berlebihan yang menyebabkan terjadinya panas.

                        Kelebihan arus dalam suatu rangkaian dapat disebabkan oleh hubungan singkat, kelebihan beban, dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada rangkaian akibat kelebihan arus, maka pada rangkaian kelistrikan dilengkapi dengan pengaman rangkaian.

                        Pengaman rangkaian digunakan untuk mencegah kabel-kabel, soket-soket, dan jaringan kelistrikan lainnya dari kerusakan akibat kelebihan arus yang mengalir pada rangkaian yang disebabkan oleh hubungan singkat dan kelebihan beban. Kelebihan arus yang menyebabkan terjadinya panas dapat menyebabkan kabel putus dan yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan kebakaran. 

                        Pengaman rangkaian sangat sensitif terhadap arus (bukan tegangan) dan ditunjukkan dengan kapasitas atau kemampuannya membatasi arus. Komponen pengaman biasanya dipasang dekat dengan sumber arus pada rangkaian yang diamankannya sehingga saat terjadi gangguan pada rangkaian, bagian ini adalah bagian yang pertama kali diperiksa. 

                        Berikut Ini Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Pada Kendaraan


                        1. Sekering (Fuse)

                        Sekering adalah komponen pengaman yang banyak digunakan sebagai pencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus. Sekering mempunyai bagian yang mudah meleleh akibat aliran arus yang dilindungi oleh badan sekering yang biasanya terbuat dari tabung kaca atau plastik.

                        Hampir semua rangkaian selain rangkaian lampu kepala, sistem starter, dan sistem pengapian mendapatkan arus melalui kotak sekering.

                        Tegangan baterai diberikan melalui bagian batang penghantar utama. Salah satu ujung sekering dihubungkan dengan bagian tersebut dan satu ujung lainnya dihubungkan dengan rangkaian yang diamankannya.

                        Kapasitas sekering yang ada adalah 0,5 sampai 35 amper dan yang paling banyak digunakan adalah 7,5 sampai 20 amper. Sekering yang dipasangkan pada rangkaian akan putus jika dialiri arus yang melebihi kapasitasnya.

                        Bagian logam yang meleleh dan putus pada sekering akan menyebabkan terjadinya rangkaian terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir pada rangkaian tersebut dan rangkaian tidak dapat bekerja.

                        Untuk mengaktifkan rangkaian tersebut, sekering yang putus harus diganti dengan yang baru. Ukuran elemen logam yang dapat meleleh menentukan kapasitas sekering.
                        Rangkaian tidak bekerja jika sekering putus

                        Sekering dipasang pada kontak sekering dan biasanya digabungkan dengan komponen-komponen pengaman lainnya dan relai-relai. Pemasangkan kotak
                        sekering ini biasanya di bawah dashboard, di ruang dekat mesin, di sebelah kiri panel kaki penumpang atau sebelah kanan panel kaki pengemudi.

                        Kotak sekering selalu dilengkapi dengan tutup kotak sekering sebagai pelindung sekering dan komponen Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan lain yang ada di dalamnya. Pada tutup sekering biasanya tertera gambar lokasi dan posisi tiap sekering, relai, dan komponen lainnya yang berada di dalamnya.
                        Kotak sekering dan tutup

                        Sekering Yang Dipakai Pada Kendaraan Ada Dua Tipe, Yaitu :

                        a. Sekering tipe bilah (blade)

                        Sekering tipe tabung kaca berbentuk silinder yang pada bagian ujungnya terdapat penutup yang terbuat dari logam yang di dalamnya juga terhubung dengan elemen logam pengaman.

                        Sekering jenis bilah bentuknya pipih dengan dua kaki yang dapat Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan diselipkan pada dudukan sekering. Kaki sekering tersebut satu sama lain terhubung melalui elemen logam tipis sebagai elemen pengaman.

                        Sekering model bilah adalah model sekering yang sekarang banyak digunakan. Sekering model bilah bentuknya kecil tipis dan rumah sekering yang transparan. Kapasitas arus pada sekering model bilah ini ditunjukkan oleh angka yang terdapat pada punggung sekering.
                        Sekering tipe bilah ukuran besar, standar dan mini

                        b. Sekering tipe tabung kaca (cartridge)

                        Kendaraan keluaran lama umumnya tidak menggunakan sekering model bilah, tetapi menggunakan model tabung kaca atau keramik. Sekering model keramik banyak digunakan pada kendaraan eropa keluaran lama. Kapasitas sekering ini ditunjukkan dengan angka yang tertera pada badan sekering.
                        Sekering tipe tabung kaca

                        Kerja sekering tipe ini sama dengan tipe bilah. Jika arus yang mengalir melebihi kemampuan sekering tersebut, maka elemen sekeringnya akan meleleh sehingga terjadi rangkaian terbuka dan sistem kelistrikan tersebut tidak bekerja.
                        Pemasangan sekering pada sumber

                        2. Sambungan Pengaman (Fusible Link)

                        Fungsi sambungan pengaman pada prinsipnya sama dengan sekering. Sambungan pengaman akan rusak jika dilewati oleh arus yang lebih besar dari kemampuannya.

                        Sambungan pengaman (fusible link) bentuknya seperti kabel yang ukurannya pendek yang mempunyai kabel berdiameter lebih kecil dibanding kebel pada rangkaian agar dapat meleleh atau putus pada saat terjadi aliran arus yang berlebihan.

                        Pembungkus (isolator) sambungan pengaman yang tidak mudah terbakar sehingga jika saat terjadi aliran arus yang berlebihan tetap aman karena tidak menyebabkan sambungan tersebut terbakar. Kapasitas sambungan pengaman biasanya ditunjukkan dengan label yang terpasang pada satu ujung sambungan pengaman.
                        Sambungan Pengaman (Fusible Link)


                        3. Elemen Pengaman

                        Elemen pengaman fungsinya sama dengan sambungan pengaman, dan sekarang ini komponen sambungan pengaman sudah mulai tergeser oleh elemen pengaman sehingga pada kendaraan baru sekarang banyak menggunakan elemen pengaman. 

                        Kapasitas elemen pengaman ditunjukkan dengan angka yang tertera pada bagian atas elemen pengaman tersebut. Selain itu kapasitas elemen pengaman ini juga ditunjukkan dengan warna rumahnya. 

                        Elemen pengaman biasanya dipasang berdekatan dengan baterai atau tergabung dengan sekering dan relai pada kotak sekering (fuse box).

                        Elemen pengaman mempunyai beberapa bagian penting, yaitu bagian terminal, bagian pengaman, bagian kaki, bagian rumah pengaman. Rumah pengaman berfungsi sebagai dudukan dan pelindung semua komponen elemen pengaman yang ada di dalamnya. Bagian pengaman adalah bagian penting yang dapat memutus rangkaian kelistrikan jika terjadi kelebihan arus.

                        Bagian terminal adalah bagian yang berfungsi untuk meneruskan arus dari sumber ke bagian pengaman dan diteruskan ke rangkaian melalui kaki lainnya. Pemasangan elemen pengaman sama dengan pemasangan sekering tipe bilah yaitu dengan memasukan elemen pengaman pada dudukannya.


                        Element pengaman dan bagian-bagiannya

                        4. Pemutus Rangkaian (Circuit Breaker)

                        Aliran arus yang besar dan terlalu lama akan menyebabkan kabel atau penghantar pada suatu rangkaian menjadi panas dan kemungkinan terjadi kabel terbakar sangat besar. Salah satu pengaman rangkaian yang banyak digunakan pada rangkaian yang rumit, misalnya power window, sunroof, dan rangkaian pemanas, adalah pemutus rangkaian (circuit breaker).

                        Beberapa tipe pemutus rangkaian yang umum dijumpai adalah tipe mekanik (tipe reset manual), tipe reset otomatis mekanik, dan tipe reset otomatis polimer (PTC, positive temperature coeficient). Pemasangan pemutus rangkaian biasanya di kotak sekering, tetapi ada juga yang di luar kotak sekering seperti pada power window yang terpasang pada sistem tersebut.
                        Pemutus rangkaian

                        5. Pemutus Rangkaian Tipe Manual

                        Konstruksi dasar dari pemutus rangkaian terdiri dari plat bimetal yang dihubungkan dengan dua terminal dan ke kontak yang ada pada kedua sisinya. Komponen ini dipasang secara seri dengan rangkaian yang diamankannya.
                        Pemutus rangkaian tipe manual

                        Saat arus yang mengalir melaluinya mendekati nilai kapasitasnya, maka bimetal akan melengkung karena panas yang ditimbulkan oleh aliran arus tersebut. Hal ini akan menyebabkan kontak bimetal terpengaruh sehingga kontak menjadi terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir ke rangkaian sistem kelistrikan.

                        Jika hal ini terjadi, maka pemutus rangkaian ini harus direset (diset ulang) secara manual dengan menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan bimetal sehingga kembali ke posisi melengkung dan kontaknya berhubungan kembali. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus arus tidak bersiklus.


                        Kerja pemutus rangkaian

                        6. Pemutus Rangkaian Tipe Otomatis

                        Pemutus rangkaian tipe ini dapat memutus arus dan secara otomatis mereset kembali tanpa harus dilakukan pengesetan secara manual. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus rangkaian bersiklus (cycling circuit breaker).

                        Tipe ini biasanya dipakai untuk mengamankan rangkaian berarus besar seperti power door lock, power window, AC, dan lain-lain. Konstruksi pemutus rangkaian tipe ini seperti ditunjukkan pada gambar di bawah terdiri dari bimetal yang terbuat dari logam berkespansi (muai) rendah dan logam berekspansi tinggi, terminal, dan rumah.

                        Bimetal akan membengkok ke atas apabila dialiri arus yang berlebihan (yang menyebabkan temperatur bimetal naik) sehingga kontak terlepas. Kontak akan terhubung kembali jika bimetal suhunya kembali dingin.
                        Komtruksi Pemutus Rangakain Tipe Otomatis

                        7. Pemutus Rangkaian Otomatis / Positif Temperature Coeficient (PTC)

                        Komponen ini merupakan resistor yang peka terhadap suhu. Jika suhu yang mengenai komponen ini naik, maka tahanannya akan makin besar sehingga arus yang mengalir turun. Jadi pengamanan rangkaian dilakukan dengan menurunkan arus yang mengalir ke rangkaian pada saat terjadi aliran arus yang berlebihan dan menyebabkan temperatur naik.

                        Komponen ini terbuat dari polimer konduktif yang biasa disebut dengan termistor. Komponen pengaman tipe ini tidak mempunyai bagian yang bergerak seperti pada pemutus rangkaian tipe mekanik. PTC umumnya digunakan untuk melindungi sistem power window, dan rangkaian power lock (central lock).

                        Pada keadaan normal, bahan polimer di dalam PTC berada dalam bentuk kristal padat, dengan banyak partikel-partikel karbon yang berkumpul menjadi satu. Partikel-partikel karbon ini memberikan jalan bagi arus listrik sehingga dapat mengalir.

                        Pada kondisi ini tahanan PTC rendah sehingga arus besar dapat mengalir. Apabila arus yang terlalu besar mengalir, maka arus tersebut akan menyebabkan naiknya suhu sehingga polimer di dalam PTC berekspansi dan rantai karbon tertarik sehingga saling berjauhan.

                        Dalam kondisi ini, tahanan PTC meningkat sehingga arus yang dapat mengalir kecil. Jika arus mengalir melebihi batas kerjanya, komponen ini akan berada dalam kondisi terbuka (memutus rangkaian) selama tegangan masih berada pada rangkaian tersebut.
                        Pemutus rangkaian PTC

                        Minggu, 03 November 2019

                        Cara membuka Tata Letak Layar Utama Dikunci di Hp Xiaomi Saat Uninstall Aplikasi

                        Cara membuka Tata Letak Layar Utama Terkunci Saat Uninstall Aplikasi di Hp Xiaomi - Siapa yang yang tak kenal dengan hp android xiaomi, dimana hampir semua pengguna smartphone tahu dan banyak pengguna yang menggunakan smartphone besutan asal negara china ini. Jika melihat fitur yang dimiliki xiaomi, memang ponsel xiaomi sendiri berani mengeluarkan fitur yang lebih di bandingkan dengan ponsel pesaing lainnya namun dengan harga yang lebih terjangkau.

                        Dan jika berbicara mengenai aplikasi, xiaomi juga membekali tiap tipe smartphone dengan aplikasi bawaan yang memiliki banyak manfaatnya. Seperti diantaranya aplikasi kamera, remote, barcode dan masih banyak lainnya. Dimana fitur-fitur lebih ini jarang ada pada ponsel lainnya. Dan selain dari aplikasi bawaan tentu kalian juga bisa menambahkan beberapa aplikasi yang menarik yang bisa kalian download atau install melalui playstore.

                        Dalam hal tertentu maka ada saatnya ketika hp xiaomi mengalami yang namanya memori penuh. Dan jika hal ini terjadi, kita tidak akan nyaman ketika menggunakan hp xiaomi sebelum kita mengosongkan ruang penyimpanan di xiaomi kita. Dan jalan yang dipilih untuk mengatasi memori penuh di xiaomi ini, ada yang menghapus file-file dari pengelola berkas, dan juga menghapus aplikasi yang sudah tak terpakai lagi.

                        Namun sayangnya, kebiasaan yang biasa terjadi ketika ingin meng uninstall aplikasi pada hp xiaomi, kendala yang sering di hadapi bagi pengguna ponsel xiaomi adalah saat kita mencoba menghapus dengan cara menahan aplikasi pada layar utama saat ingin kita uninstall yaitu aplikasinya tidak bisa kita hapus/uninstall. Dan muncul notif bertuliskan “ Tata Letak Layar Utama DiKunci”.

                        Cara membuka Tata Letak Layar Utama Dikunci di Hp Xiaomi Saat ingin hapus Aplikasi

                        Baca Juga :

                        Hal ini terkadang hal seperti ini sangatlah menjengkelkan karena kita sejatinya ingin menghapus sebuah aplikasi karena ingin melegakan sebuah ruang memory internal namun kenyataannya malah tak bisa di hapus. Nah buat kalian yang merasakan hal seperti ini kalian bisa dengan mudah mengatur tata letak layar utama agar tidak terkunci, sehingga kalian bebas mengganti posisi aplikasi ataupun ingin menghapus aplikasi dengan mudah. Dan berikut adalah langkah-langkah mudah yang bisa kalian coba :

                        Cara Membuka Tata Letak Layar Utama Dikunci Pada Hp Android Xiaomi :

                        • Pertama silahkan kalian masuk ke menu pengaturan/setelan pada smartphone xiaomi kalian.
                        • Kemudian kalian tinggal pilih pada menu layar utama & Terkini.
                        • Nah setelah ada keterangan Kunci Tata Letak Layar Utama,silahkan kalian matikan dengan OFF  saja.

                        Cara membuka Tata Letak Layar Utama Dikunci di Hp Xiaomi Saat Uninstall Aplikasi

                        • Setelah kalian melakukan pengaturan seperti diatas kini kalian bisa dengan mudah menghapus aplikasi yang kalian inginkan langsung pada layar utama smartphone kalian.
                        • Selesai.

                        Cara membuka Tata Letak Layar Utama Dikunci di Hp Xiaomi Saat Uninstall Aplikasi


                        Demikianlah tutorial pada kali ini tentang cara membuka layar utama terkunci di xiaomi saat akan menghapus aplikasi terinstall. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan memberikan pengetahuan buat para pembaca, sampai jumpa kembali pada postingan artikel selanjutnya. Terimakasih.

                        Fungsi Engine Mounting & Tanda Engine Mounting Rusak

                        Fungsi Engine Mounting & Tanda Engine Mounting Rusak - Engine mounting merupakan salah satu komponen yang terdapat pada mobil, letak engine mounting ini dekat dengan mesin

                        Fungsi Engine Mounting


                        Engine mounting adalah komponen yang berfungsi untuk menahan mesin dan meminimalisir gentaran yang dihasilkan oleh mesin. Engine mounting terbuat dari bahan karet (rubber) dan logam.
                        Engine Mounting

                        Karet pada engine mounting difungsikan untuk mencegah bagian logam yang terdapat pada mesin dan bodi mobil saling bergesekan. Dengan kata lain, engine mounting berperan untuk meredam getaran, agar efek getaran tidak menelusup ke dalam kabin.

                        Getaran ini dipicu oleh banyak bagian yang bergerak pada mesin. Hal tersebut karena mesin sebagai pengolah tenaga untuk menggerakan mobil dan menghasilkan getaran yang tinggi.

                        Pada proses mesin pembakaran dalam campuran antara bahan bakar dan udara akan masuk kedalam ruang bakar, setelah itu busi busi bertugas memercikan bunga api yang mengakibatkan ledakan di dalam ruang bakar.

                        Dari ledakkan tersebutlah akan memutar cranksaft / kruk as yang berbentuk bandul, sehingga menimbulkan getaran yang cukup kuat. Jika getaran tersebut terhantar ke rangka kendaraan, maka menyebabkan kenyamanan di ruang kabin akan berkurang.

                        Umumnya engine mounting tipe konvensional memiliki konstruksi berupa pelat baja, dengan satu sisi menjadi pengait dengan sasis.

                        Pada beberapa model kendaraan dudukan engine (engine mounting) ini juga mengandung cairan yang bertindak sebagai peredam kejut. Dalam model lain, ruang hampa udara dibuat untuk menyerap guncangan.

                        Lalu Apa Yang Terjadi Jika Engine Mounting Rusak ?

                        Timbul getaran yang berlebihan pada kendaraan, getaran ini adalah akibat langsung dari dudukan engine yang gagal menyerap getaran yang dihasilkan dari dalam mesin. 

                        Getaran ini akan lebih terasa ketika mesin idle saat transmisi masih aktif. Bahkan setir pun menjadi bergetar, dan itu tandanya engine mounting sudah bermasalah atau tidak normal lagi.

                        Paling mudah mengetahuinya saat berada di dalam kabin akan merasakan getaran yang tidak wajar dan terkadang timbul bunyi. 

                        Kemudi suara yang tidak biasa di mesin, jika engine mounting rusak, mesin tidak akan dipegang dengan kuat di tempatnya dan getaran akan menyebabkan beberapa kebisingan dihasilkan saat mesin bergerak.

                        Cara untuk memperbaikinya adalah dengan membawa bengkel, namun perlu diperhatikan engine mounting yang dipasang dengan buruk akan mengalami kegagalan atau kerusakan sebelum waktunya. 

                        Dudukan engine juga dapat gagal berfungsi secara efektif sebagai akibat kebocoran cairan atau bagian yang rusak pada dudukan.

                        Jika ditemukan karetnya sudah retak, maka itu juga menjadikan getaran terasa ketika mobil melaju. Solusinya harus diganti di bengkel.