Selasa, 29 Oktober 2019

Tips Sebelum Mengganti Ban & Cara Merawat Ban Mobil

Tips Sebelum Mengganti Ban & Cara Merawat Ban Mobil - Setiap ban memiliki tread wear indicator (TWI), yang berbentuk segitiga dan terdapat pada sisi samping ban (side wall). TWI ini merupakan indikator tingkat keausan ban dan bisa juga menjadi patokan untuk mengganti ban.

Saat tapak ban sudah melampaui indikator tersebut, terlihat garis melintang antara tapak ban, yang berarti ban tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan. Ban yang sudah botak sangat mempengaruhi pengendalian dan jarak pengereman.

Harus Tahu Kapan Saatnya Ganti Ban, Berikut Ciri - Ciri Ban Yang Harus Di Ganti :

1. Jika terdapat benjolan pada ban
Sebaiknya segera ganti ban yang benjol dengan yang baru, karena berpotensi untuk terjadinya pecah ban
    Benjolan Ban

    2. Jika ban banyak terdapat tambalan
    Ban yang sudah banyak terdapat tambalan berpotensi untuk bocor sewaktu-waktu.
      Ban Sobek

      3. Karet ban sudah getas/pecah-pecah
      Kondisi ini biasanya terdapat pada sisi samping ban. Hubungi gerai ban terdekat jika anda manemui tanda-tanda kerusakan atau kelainan pada ban anda.
        Karet Ban Pecah - Pecah


        Ketahui Karakter Pola Telapak Ban :

        Saat ini merek dan kembangan ban begitu bervariasi.
        Apakah anda sudah memilih ban yang tepat untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan anda? 
        Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni Searah (Directional), Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric). Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pengemudi yang berbeda-beda.

        1. Pola Searah (Directional)
        Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau pola kembangannya berbentuk huruf "v".
        Searah (Directional)
        Fitur :
        • Menepis air dengan sempurna untuk pengendalian yang lebih baik di permukaan basah maupun kering.
        • Performa dan pengereman yang lebih baik.
        • Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas) dan memiliki   indeks kecepatan yang tinggi.
        • Cocok untuk pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan tinggi.

        2. Pola Simetris (Symmetric)
        Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan desain rib yang berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun luar memiliki fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan pola simetris memiliki alur yang menyerupai gelombang.
        Simetris (Symmetric)
        Fitur :
        • Nyaman dan sangat hening
        • Alur utama untuk menepis air.

        3. Asimetris/ (Asymmetric)
        Cocok untuk pengemudi yang menyukai kenyamanan dan keheningan dalam berkendara. Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk membedakan kedua bagian sisinya. Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar untuk menepis air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah. Sedangkan bagian dalam ban memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas bidang yang berhentuhan dengan jalan sehingga ban lebih stabil.
        Asimetris/ (Asymmetric)
        Fitur :
        • Pengendalian yang baik di jalan basah maupun kering.
        • Pengendalian yang baik pada saat membelok pada kecepatan tinggi.
        • Cocok untuk pengemudi yang menyukai performa tinggi.

        Cara Merawat Ban Mobil Agar Berfungsi Maksimal & Lebih Tahan Lama :

        1. Perhatikan Tekanan Angin Ban
        Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam perawatan ban. Artinya, ban harus diberi tekanan angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan bisa didapatkan di berbagai area kendaraan Anda, seperti di ujung pintu pengemudi, di bagian bawah pintu atau di bagian dalam kotak penyimpanan di pintu kendaraan.
        Perhatikan Tekanan Angin Ban

        Tekanan angin kurang dapat menyebabkan kerusakan bagian sidewall, menurunnya kapasitas angkut beban, dan juga mengakibatkan borosnya bahan bakar. Karenanya tekanan angin ban harus diperiksa secara berkala, paling tidak setiap dua minggu sekali atau ketika hendak melakukan perjalanan jarak jauh.
        Perhatikan : Memeriksa tekanan angin ban sebaiknya pada saat ban dalam keadaan dingin. Bila kendaraan baru saja dipakai, biarkanlah suhu ban turun sebelum diperiksa tekanan anginnya.
        Periks Tekanan Angin Ban


        Tekanan angin yang tidak tepat dapat membuat ban aus tidak merata. Keausan di tengah disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu tinggi karena pemakaian kembangan ban bagian tengah yang berlebihan. Sebaliknya, tekanan yang terlalu rendah mengakibatkan keausan pada kedua sisi bahu ban.


        Menggunakan angin nitrogen (N2) pada ban lebih baik daripada angin kompresor 
        Penggunaan Angin Nitrogen

        Kelebihan menggunakan angin nitrogen sebagi berikut :
        • Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2)
        • Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar, membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga tidak membutuhkan pengisian yang terlalu sering.
        • Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena sifatnya yang dingin.
        • Mengurangi keausan ban yang tidak merata.
        • Lebih hemat BBM.
        • Memperbaiki manuver.

        2. Perhatikan Rotasi Ban
        Sehebat apapun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau paling tidak, ban di kedua poros (depan dan belakang) tidak berfungsi maksimal dan mengakibatkan keausan tidak merata dan usia pakai menjadi lebih pendek.  Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah mencapai 7.500-10.000 km. Ada dua sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu menggunakan empat roda dan menggunakan lima roda, termasuk ban cadangan. 

        a. Rotasi dengan empat roda

        Dapat digunakan dengan cara diagonal, horisontal atau vertikal. Untuk rotasi diagonal,  rotasi dilakukan dengan menukar ban depan kiri dengan belakang kanan dan ban depan kanan dengan belakang kiri.
        Diagonal & Horisontal

        Untuk rotasi horisontal, roda kanan depan ditukar dengan roda kiri depan. Demikian juga dengan roda belakang, ban kanan belakang ditukar dengan kiri belakang. Untuk rotasi vertikal, roda kiri depan ditukar dengan roda kiri belakang. Demikian juga dengan roda kanan depan ditukar dengan roda kanan belakang.
        Vertikal

        b. Rotasi dengan lima roda (dengan ban serep)

        Sistem rotasi dengan menggunakan lima ban relatif mirip dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke depan kiri. Ban depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan kanan belakang pindah ke depan kanan. Dan terakhir, ban depan kananlah yang menjadi ban serep.
        Peringatan : Jangan gunakan rotasi dengan lima roda jika ban serep berlainan merek atau model dengan empat ban lainnya.

        Rabu, 16 Oktober 2019

        Pengertian Dan Fungsi Camber, Caster, Toe Dan King-Pin

        Pengertian Dan Fungsi Camber, Caster, Toe Dan King-Pin - Roda-roda kendaraan dipasang dengan besar sudut tertentu sesuai dengan persyaratan tertentu untuk menjaga agar pengemudian ringan, nyaman dan stabil serta keausan ban normal. Sudut - sudut pemasangan roda tersebut dinamakan wheel alignment. 

        Kebanyakan kendaraan yang ada di indonesia wheel alignment utamanya adalah untuk roda depan (FWA), walaupun wheel aligment untuk roda belakang (RWA) juga sudah ada.


        Yang termasuk dalam fakor-faktor wheel aligment ada 4 (empat), yaitu : 
        • 1. Sudut Camber
        • 2. Sudut Caster
        • 3. Toe 
        • 4. King-In / Steering Axis

        1. Sudut Camber


        Sudut Camber

        Camber merupakan sudut yang dibuat oleh roda kendaraan terhadap jalanan, lebih tepatnya adalah sudut yang dibentuk pada roda jika dilihat dari depan. Camber memiliki peranan yang penting untuk menjaga kestabilan mobil saat berbelok di tikungan, sehingga peranannya tidak dapat diabaikan, camber diukur dalam derajat.

        Saat roda depan mobil dipasang dengan cara dimiringkan keluar atau kedalam itu disebut camber, dan diukur dalam derajat pada kemiringan dari arah vertikal (tegak lurus). Saat bagian atas roda dimiringkan keluar itu disebut positive camber. Dan sebaliknya, kemiringan kedalam disebut negative camber.

        Dalam beberapa tahun ini trendnya adalah penyetelan nol camber atau sedikit positive untuk mengimbangi beban mobil. Jika camber tidak diatur, maka akan mempengaruhi keausan pada satu sisi roda. Jika camber terlalu negative, maka roda akan dipakai pada sisi bagian dalam permukaannya saja, dan berakibat pada ausnya ban bagian dalam saja.

        2. Sudut Caster



        Sudut Caster

        Sudut caster merupakan sudut yang dibentuk dari sumbu vertikal roda dengan sumbu putar kemudi pada mobil, sepeda motor, dan sepeda. Untuk mobil balap kadang-kadang sudut caster disesuaikan untuk mengoptimalkan penanganan karakteristik mobil dalam situasi pengemudian tertentu. Kemiringan sumbu putar kemudi (steering axis) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping kendaraan, kemiringan sumbu putar kemudi ini berlaku untuk semua kendaraan.


        Dalam konteks sepeda dan sepeda motor, caster lebih sering disebut sebagai "Trail ". Ketika suspensi depan kendaraan sejajar, caster disesuaikan untuk mencapai aksi meluruskan sendiri dari kemudi, yang mempengaruhi stabilitas untuk mendapatkan garis lurus kendaraan. Sudut caster yang umun digunakan pada kendaraan adalah Sudut caster positif. 

        Akan tetapi pada kenyataannya pada mobil hal tersebut bisa berubah menjadi caster nol atau caster negatif. Hal itu dikarenakan ada kerusakan komponen sistem suspensi atau perbaikan komponen suspensi, dan apabila mobil telah melakukan perbaikan sistem suspensi seharusnya setelah perbaikan dilakukan penyelarasan atau penyetelan kembali sudut wheel alignmennya.


        Baca Juga : Fungsi Caster (Caster Positif, Caster Negatif & Caster Nol)

        3. Sudut Toe

        Sudut toe adalah selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan, atau kemiringan sikap roda terhadap garis memanjang kendaraan (geometric centerline) jika dilihat dari atas kendaraan. Toe adalah sudut roda apabila dilihat dari atas kendaraan.

        Secara sederhana, ketika melihat sudut roda dari atas maka roda kendaraan tidak terletak 0 derajat secara lurus. Tetapi, ada sedikit kemiringan, dan kemiringan roda dari atas inilah disebut sudut toe. Ada dua jenis sudut toe, yaitu  Toe in, roda bagian belakang lebih keluar dibandingkan roda bagian depan disebut toe ini. Dan Toe out, roda bagian depan lebih keluar dibandingkan roda bagian belakang disebut toe out.

        Secara umum sudut toe dijadikan koreksi terhadap sudut FWA lainnya. Misalnya efek dari sudut camber, roda bisa memberi dorongan ke sisi luar (camber positif) atau ke sisi dalam (camber negatif) untuk menyeimbangkan hal tersebut maka dibuatlah sudut toe agar orientasi roda dapat fokus ke arah yang lebih lurus.

        Berbeda dengan camber dan caster yang umumnya tidak bisa distel, sudut Toe bisa diset dengan mudah. Caranya dengan memutar mur pada tie rod. Namun, penyetelan sudut toe yang berlebihan justru akan menimbulkan slip pada roda. Sehingga roda bisa cepat aus.

        Baca Juga : Fungsi Toe (Toe-In, To-Out & Toe-Zero)

        4. Sudut King-Pin / Steering Axis

        Sudut king-pin adalah kemiringan sumbu king - pin (Steering axis) terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan. Pada wheel alignment sudut king pin merupakan sudut analisa, jadi bukan sudut utama dari sistem wheel alignment. Oleh karena itu pada sudut king pin tidak ada penyetelan dan tidak diperbolehkan merubah sudut king pin.

        Fungsi Sudut King-Pin / Steering Axis, pada saat roda kemudi diputar untuk belok kanan suspensi terangkat ke atas dan saat belok kiri juga terangkat. Gerakan ke atas suspensi diteruskan ke body kendaraan dengan menahan beban kendaraan.

        Pada saat roda kemudi di dilepas (tidak dipegang), maka dengan adanya gaya grafitasi menyebabkan gaya balik bodi akan kembali turun, sehingga roda kemudi kembali ke posisi lurus. Jadi Sudut king-ping berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus setelah membelok

          Selasa, 08 Oktober 2019

          Cara Mengetahui Arti Kode Ban Motor

          Cara Mengetahui Arti Kode Ban Motor - Ukuran dan jenis ban dapat diketahui dengan membaca kode ban. Kode ban memberikan informasi tentang ciri - ciri umum dan kerataan (flatness) dari ban. 

          Pada sebuah ban, dapat ditemukan informasi seperti :
          • 1. Kode Ban
          • 2. TWI (Treat Wear Indicator)
          • 3. Type Ban : Tubeless atau tubetype
          • 4. Lot Number
          • 5. Speed Symbol & Load Index
          • 6. Kode Coumpound
          • 7. Arah Rotasi Ban
          • 8. Kode Kecepatan
          • 9. Indeks Beban. 

          Semua itu merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan ban. Secara garis besar penunjukan ukuran ban bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu metric dan inchi.


          Berikut Ini Cara Mengetahui Arti Kode Pada Ban Motor :


          1. Kode Ban

          a. Kode Ban Menggunakan Ukuran Metric

          Ciri ban yang menggunakan kode metric adalah memiliki pinggul ban yang lebih lebar. Ini sangat berguna saat menikung pada kecepatan tinggi. 

          Contoh Kode Ban Ukuran Metric 80 / 90 - 17 :

          Kode Ban 80/90 - 17
          Keterangan :
          • 80 = Lebar ban satuan mm. Lebar ban adalah bagian terlebar dari ban dengan nilai � 80 mm.
          • 90 = Aspek rasio. Aspek rasio adalah persentase dari lebar ban atau sama dengan � 80 x 90 = � 72 mm
          • 17 = Diameter pelek dalam inchi. Diameter pelek = pada ukuran tersebut adalah 17 inch
          • Jadi jika ukuran 80/90-17 artinya : ban tersebut memiliki lebar � 80 mm dengan tinggi � 72 mm dan menggunakan pelek ukuran 17 inch

          b. Kode Ban Menggunakan Ukuran Imperial (Inchi)

          Yang berikutnya adalah kode ukuran ban imperial. Contohnya ban IRC NR6. Ban dengan ukuran 2.50-17 ini dipakai sebagai part original equipment manufacturing (OEM) oleh pabrikan motor Honda. Ban dengan kode seperti ini justru paling mudah dibaca.

          Angka pertama, �2.50� adalah kode section width (ukuran antara sisi ban, diukur dari bagian dalam ban) atau biasa diartikan sebagai lebar tapak ban dalam satuan inci. Artinya 2.50 sama dengan 2,5 inci atau 63,5 mm.

          Lalu bagaimana dengan tinggi ban atau aspec rationnya? Pada ban jenis ini didasarkan pada nilai 100 % dari section width. Jadi bisa diartikan tinggi ban dan lebar ban sama. Sedang angka terakhir adalah menunjukan diameter dalam ban, atau diameter pelek.

          Contoh Kode Ban Ukuran Imperial 2.75 - 17 :
          Kode Ban 2.75 - 17
          Keterangan :
          • 2.75 = Lebar ban dalam inchi. Lebar ban = adalah bagian terlebar dari penampang ban dengan nilai � 2.75� dengan tinggi � 2.75�
          • 17 = Diameter pelek dalam inchi. Diameter pelek = pada ukuran tersebut adalah 17�
          • Jadi jika ukuran 2.75 - 17 artinya : ban tersebut memiliki lebar 2.75� dengan tinggi 2.75�  dan menggunakan pelek 17�

          2. TWI (Tread Wear Indicator)

          TWI adalah symbol untuk menunjukan batas pemakaian ban. tanda ini berupa segitiga yang tertera di sisi ban dan tonjolan pada sela-sela pattern, hal ini untuk menunjukan batas keausan tread yang diijinkan oleh produsen untuk menjamin performa ban, jika keausan tread sudah mencapai tanda ini maka sebaiknya ban segera diganti
          TWI (Tread Wear Indicator)

          3. Tipe Ban Tubeless / Tubetype

          Tube type adalah jenis ban yang pada aplikasinya harus menggunkan ban dalam dan bias mengunakan pelek spoke. Tubeless adalah jenis ban yang pada aplikasinya tanpa menggunakan ban dalam.
          Tubeless / Tubetype

          4. Lot Number

          Lot number adalah kode yang menunjukkan waktu diproduksinya ban dipabrik. Pada kode lot number di atas adalah 2607 artinya dua angka di depan menunjukkan ban diproduksi pada minggu ke-26 atau sekitar bulat Juni minggu keempat, lalu dua angka di belakang menunjukkan ban diproduksi tahun 2007.

          Lot Number

          5. Speed Simbol & Load Index

          Kode ini menunjukkan batas kecepatan maksimum dan beban maksimum untuk menjaga performa ban tetap pada kondisi yang baik. Pada gambar tertera 41P. Maka arti dari kode tersebut adalah beban maksimum yang diijinkan agar performa ban tetap baik adalah 145 kg pada kecepatan 150 km/jam.
          Speed Simbol & Load Index

          6. Kode Compound (Kompon) Ban

          Kompon merupakan material (bahan) dasar pembentuk ban, kompon ban dibuat dari bahan karet alami atau karet buatan (sintetis). Kode compound atau kompon ban umumnya ditulis dengan kode huruf, kode huruf tersebut menunjukan tingkat kekerasan kompon pada ban tersebut dari kompon lunak sampai dengan kompon keras.
          • Kode �S� = Soft (kompon lunak)
          • Kode �M� = Medium (kompon sedang)
          • Kode �H� = Hard (kompon ban keras)
          • M/C = Medium Compound (kompon ban sedang)

          7. Arah Rotasi Ban

          Arah rotasi atau perputaran ban biasan ditunjukan dengan tanda panah, pemasangan ban harus sesuai dengan arah rotasi ban yang ditunjukan dengan tanda arah panah ini. Hal tersebut dikarenakan arah kembangan ban saat motor dijalan akan sempurna menempel pada aspal, atau mengalirkan air pada jalan basah serta mendapatkan traksi yang baik.

          Jika pemasangan arah rotasi ban terbalik maka dapat menyebabkan ban tidak sempurna saat menempel pada jalan, dan traksinya kurang baik sehingga ban akan terasa lebih licin terutama pada jalan basah atau saat hujan, karena pola atau batikan pada ban tidak dapat memecah air dengan maksimal yang bisa membahayakan pengendara.

          8. Kode Kecepatan Ban

          • Q adalah kode untuk kecepatan maksimal = 160 km/jam.
          • S adalah kode untuk kecepatan maksimal = 180 km/jam.
          • T adalah kode untuk kecepatan maksimal = 190 km/jam.
          • U adalah kode untuk kecepatan maksimal = 200 km.jam.
          • H adalah kode untuk kecepatan maksimal = 210 km/jam.
          • V adalah kode untuk kecepatan maksimal = 240 km/jam.
          • W adalah kode untuk kecepatan maksimal = 270 km/jam.
          • Y adalah kode untuk kecepatan maksimal = 300 km/jam.
          • Z adalah kode untuk kecepatan di atas = 240 km/jam.

          9. Indeks Beban :

          • 62 adalah kode untuk beban maksimal 265 Kg.
          • 63 adalah kode untuk beban maksimal 272 Kg.
          • 64 adalah kode untuk beban maksimal 265 Kg.
          • 66 adalah kode untuk beban maksimal 300 Kg.
          • 68 adalah kode untuk beban maksimal 315 Kg.
          • 70 adalah kode untuk beban maksimal 335 Kg.
          • 73 adalah kode untuk beban maksimal 365 Kg.
          • 75 adalah kode untuk beban maksimal 387 Kg.
          • 80 - 89 adalah kode untuk beban maksimal 450 - 580 Kg.
          • 90 - 100 adalah kode untuk beban maksimal 600 - 800 Kg.

          Berikut ini contoh lain dari kode ban dan cara membacanya :