Jumat, 07 Agustus 2020

Kenali Berbagai Jenis Velg Mobil

Kenali Berbagai Jenis Velg Mobil - Velg merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian, sehingga harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping, gaya pengendaraan dan pengereman, serta berbagai gaya yang menumpunya. 

Velg juga harus seringan mungkin dan harus balance sehingga dapat berputar dengan mulus pada kecepatan tinggi, dengan rim yang dirancang dengan tepat agar dapat menahan ban dengan kuat. Velg pada mobil juga salah satu bagian yang paling sering disoroti dalam eksterior sebuah mobil.

Berikut Ini Jenis - Jenis Velg Mobil


1. Spoke Wheel

Spoke Wheel

Pelek jenis ini sudah dikenal dan populer sejak dulu. Velg Spoke Wheel (SW) merupakan velg dengan tipe rims jari-jari. Dilihat dari bentuknya velg ini memang unik, karena terdiri dari rangkaian rangka baja yang disusun dengan sudut tertentu.

Tipe ini memililki keunggulan kuat dan nyaman saat dikendarai. Karena terbuat dari rangka baja maka saat melewati jalanan yang tidak rata pelek ini bisa menimbulkan efek yang empuk meski tidak besar.

2. Press Kaleng / Velg Baja (Steel)

Press Kaleng / Velg Baja (Steel)

Velg jenis ini lebih dikenal dengan nama velg kaleng karena bentuknya mirip kaleng. Padahal velg jenis ini terbuat dari bahan baja dengan perpaduan material besi dan karbon. Velg kaleng ini akan lebih sering anda jumpai pada mobil - mobil niaga seperti pick-up atau truk.

Velg jenis ini memiliki fleksibilitas desain yang minim dengan bentuk rata dan hanya meninggalkan lubang - lubang kecil di permukaan rim sebagai ventilasi.

Teknik pembentukan jenis rim ini yakni dengan sistem press, dimana sebuah besi atau baja lempengan di press menggunakan cetakan berbentuk seperti pelek dan dalam sekejap jadilah sebuah rim.

Karena proses pembentukannya tergolong mudah, hal ini membuat harga jual velg kaleng menjadi lebih murah dibandingkan dengan velg jenis lain. Sehingga untuk menekan harga jual mobil, jenis velg ini banyak digunakan pada mobil - mobil niaga dan mobil - mobil murah.

Soal kekuatan, tergantung dari bahan yang dipress. Untuk mobil sekelas truk atau bus maka menggunakan besi dengan ketebalan yang lebih besar sementara untuk mobil-mobil sekelas LCGC biasanya terbuat dari paduan baja dan aluminium.

3. Alloy Wheel / Velg Almunium

Alloy Wheel / Velg Almunium

Velg jenis alloy wheel proses pembuatannya menggunakan teknik casting. Velg alloy wheel terbuat terdiri dari paduan alumunium, magnesium dan nickel yang memungkinkan ketahanan velg menjadi lebih kuat dengan bobot velg yang ringan.

Kelebihan lain dari alloy wheel terletak pada fisiknya yang mengkilap. Karena velg jenis ini memiliki bobot ringan, velg ini biasa digunakan pada mobil kelas MPV atau sedan.

4. Iron Cast Wheel / Velg Magnesium

Iron Cast Wheel / Velg Magnesium

Jika pada sepeda motor mungkin anda pernah membaca / mendengar kata "CW". Dua huruf tersebut merupakan kepanjangan dari "Cast Wheel" yang artinya "Velg Cetak". Proses pembuatan velg iron cast wheel ini menggunakan teknik casting dengan bahan magnesium yang dituangkan atau dicetak.

Pada teknik casting, material velg dipanaskan sampai meleleh setelah itu dituangkan ke dalam cetakan velg. Setelahnya dilakukan finishing yaitu membersihkan permukaan yang kasar kemudian mengaplikasikan cat.

Teknik ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan dalam membuat velg. Keuntungan dari teknik casting ini adalah tidak membutuhkan proses yang lama dan harga yang lebih murah. Tetapi velg yang dihasilkan memiliki berat yang lebih dibandingkan menggunakan teknik lainnya.

Pada mobil, velg jenis ini lebih kuat dan lebih ringan jika dibandingkan dengan alumunium. Velg magnesium juga lebih mampu meredam guncangan dan panas dari rem, sehingga banyak digunakan pada kendaraan berlabel  SUV. 

Velg model ini juga sering disebut sebagai pelek racing karena memang kebanyakan kendaraan racing menggunakan velg cast wheel.

Selain kekuatannya, pelek Casting juga lebih stylish. Karena model cetakan dibuat dengan gaya serta desain yang cukup dinamis, itulah mengapa jenis pelek ini sudah menjadi standar pelek kendaraan di Indonesia.

Kelemahan dari velg jenis casting wheel ini yaitu ketika terjadi bengkok maka dapat mengurangi kenyamanan saat berkendara. Karena velg jenis in tidak dapat di setel dan harus dipress untuk meluruskan nya kembali.

5. Velg Carbon

Velg Carbon

Jenis velg carbon merupakan velg kelas tertinggi berdasarkan material pembuatan nya. Carbon fiber sudah lama dikenal sebagai material yang ringan dan kuat biasa digunakan menjadi material chassis dan body dari mobil - mobil supercar. Proses pembentukan carbon fiber memang tidak semudah dan secepat logam seperti alumunium dan besi dan ditambah harganya yang mahal.

Sekarang ini material carbon fiber bukan hanya diaplikasikan pada chassis dan body mobil saja tetapi pada velg juga. Koenigsegg merupakan produsen yang pertama kali membuat velg carbon ini untuk mobil supercarnya.

Yang kemudian disusul oleh Ford dengan Mustang Shelby GT350R. Dan seakan tidak ingin ketinggalan, Porsche juga menjual 911 Turbo S Exclusive Series dengan opsi velg carbon dengan harga ratusan juta rupiah.

Selasa, 14 April 2020

Fungsi Sudut Toe Dan Pengaruh Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Toe Dan Pengaruh Dalam Pengemudian - Hampir semua kendaraan roda empat atau lebih mempunyai Toe dan hampir semuanya bisa dilakukan penyelarasan atau penyetelan. Toe mudah sekali berubah, perubahan ini dikarenakan banyak faktor antara lain : 
  • 1. Perubah kondisi rangka atau body mobil
  • 2. Kerusakan pada komponen sistem suspensi independen
  • 3. Perbaikanpada komponen sistem suspensi independen
  • 4. Kerusakan pada komponen sambungan-sambungan kemudi
  • 5. Pergantian pada komponen sambungan kemudi

Perubahan tersebut jika tidak dengan segera dilakukan penyelarasan atau penyetelan sesuai spesifikasi pabrik pembuat kendaraan , maka ban mobil tersebut akan cepat aus selain pengemudian kurang baik. 

Sudut Toe Terdapat 3 Macam, Yaitu :


1. Toe-In (Toe Positif)

Toe-in atau toe negatif adalah jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang. hampir semua kendaraan dengan kategori angkutan menggunakan spesifikasi toe positf yang besarnya tergantung dari data spesifikasi masing-masing merek mobil.

Toe juga dapat digunakan untuk mengubah sifat penanganan kendaraan. Toe-in biasanya akan mengakibat kan berkurangnya oversteer, membantu menstabilkan mobil dan meningkatkan stabilitas kecepatan tinggi. 

Sebuah kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang "mendorong" ban pada aksel depan menggelinding sepanjang jalan. Dengan adanya Rolling resistance Ban menyebabkan sedikit ada tarikan yang mengakibatkan gerakan lengan suspensi ke belakang terhadap bushingnya.

Karena itu, sebagian besar kendaraan dengan penggerak roda belakang menggunakan spesifikasi Toe positif (toe-in) untuk mengkompensasi gerakan tersebut, yang memungkinkan ban untuk berjalan dengan kecepatan roda sejajar satu sama lain. Adapun Toe positif adalah jarak roda depan bagian depan lebih pendek dari pada jarak roda depan bagian belakang
Toe-In (Toe Positif)

2. Toe-Out (Toe-Negatif)

Toe Negatif atau toe out adalah jika jarak roda depan bagian depan lebih panjang dari pada roda depan bagian belakang, atau roda bagian depan miring keluar terhadap geometri centerline jika dilihat dari atas kendaraan. 

Untuk roda bagian depan biasanya dikondisikan dalam spesifikasi toe out, jika kendaraan berpenggerak depan. Hal ini bertujuan untuk mengkompensasi perubahan pada steering linkage dan roda ketika kendaraan bergerak.

Ketika kendaraan bergerak, toe akan menurun dikarenakan roda meluruskan kembali pada saat akselerasi dan steering linkage melentur sedikit demi sedikit. Penyetelan toe-out biasanya akan mengakibatkan berkurangnya understeer, membantu membebaskan mobil terutama saat belok tajam memasuki tikungan. 

Perubahan toe terjadi ketika pada tie rod kemudi berubah panjang atau terinstalasi pada sudut yang salah. Hal ini akan menarik atau menekan knuckle arm (lengan kemudi) dan roda membentuk sudut atau ukuran toe yang baru.
Fungsi Toe Sebagai Koreksi Camber (Saat Jalan Lurus)
Pada saat kendaraan berjalan lurus , reaksi rolling camber positif menyebabkan roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi (steering linkage) roda dipaksa bergerak lurus ke arah jalannya kendaraan. 

Akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan. Reaksi toe-in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, sehingga efek rolling camber ke arah luar dapat diatasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi ban menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat  :
  • Menghemat ban / keausan ban merata.
  • Pengemudian stabil / tidak timbul getaran.


Toe-Out (Toe Negatif)

3. Toe-Zero (Toe-Nol)

Sudut toe netral (0) adalah sumbu roda segaris dengan aksis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas kendaraan. Berikut gambar toe netral yang dimana sudut A (depan) = sudut B (belakang). 

Sabtu, 11 April 2020

Fungsi Sudut Caster Dan Pengaruh Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Caster Dan Pengaruh Dalam PengemudianSudut caster dibentuk dengan sumbu kemudi dan garis vertical yang melewati spindle. Kegunaan sudut caster adalah untuk menghasilkan stabilitas control arah untuk roda depan untuk jalan yang lurus dengan usaha yang minim. Sudut caster yang tepat juga membantu roda depan untuk kembali ke posisi lurus setelah dibelokan. Caster mempunyai efek yang kecil pada keausan roda.

Fungsi Sudut Caster


  • 1. Untuk membantu control arah mobil, dengan cara memperbaiki arah roda depan ke posisi lurus.
  • 2. Membantu roda depan untuk kembali ke posisi lurus setelah dibelokkan.
  • 3. Untuk mengimbangi efek dari road crown sesuai arah mobil.

Sudut caster beroperasi bersama sama dengan desain suspensi mobil, sudut camber dan sudut kemiringan sumbu steering untuk menghasilkan perubahan camber yang diinginkan selama mobil berbelok.

Beberapa mobil front wheel drive, casternya tidak bisa disetting. Jika caster telah keluar dari spec, ini mengindikasikan ada sesuatu yang telah usang atau menekuk, mungkin dikarenakan kecelakaan dan harus diperbaiki atau diganti.

Sudut Caster Terdapat 3 Macam, Yaitu :

Caster No (0), Caster Positive (+), Caster Negati (-)


1. Caster Positif (Positive Caster)

Caster positif adalah ketika bagian atas sumbu steering miring kearah belakang. Garis caster menyilang terhadap tanah didepan permukaan roda, yang memberikan arah control yang benar. Sayangnya, positive caster yang berlebihan dapat menyebabkan dua masalah.

Pertama, caster yang berlebihan menyebabkan level guncangan jalan yang tinggi yang ditransmisikan ke pengendara saat mobil menghantam gundukan dan ini menyebabkan  steering yang keras.

Masalah kedua adalah bahwa roda dengan positive caster mempunyai tendensi toe bergerak masuk saat mobil dijalankan. Jika salah satu sisi mempunyai caster yang lebih positive dari yang lain, ini akan menyebabkan toe masuk ke dalam dengan gaya yang lebih besar dari sisi yang lain. Ini akan menyebabkan tarikan yg dirasakan sebesar positive caster.

Penyetelan caster positif yang benar akan memberikan keuntungan :
  • 1. Roda tetap stabil dalam posisi lurus
  • 2. Keausan ban rata dan ban menjadi lebih awet.

Penyetalan caster positif terlalu besar akan menyebabkan :
  • 1. Makin panjang jarak caster atau trail
  • 2. Makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus
  • 3. Kemudi terasa berat saat dibelokkan
  • 4. Getaran pada roda kemudi terasa besar jika lewat jalan yang kasar atau tidak rata.
  • 5. Besar sudut caster berkisar antara 10 sampai dengan 100 dan perbedaan yang diijinkan antara roda kiri dan kanan : �� ( 30 menit )

2. Caster Negatif (Negative Caster)

Caster negatif adalah saat bagian atas sumbu steering miring kedepan. Letak dari point contact didepan titik beban, yang akan memberikan steering yang lebih mudah pada kecepatan rendah, tetapi akan menyebabkan kesulitan pengemudi dalam mengembalikan arah dari belokan.

Serta mengakibatkan ketidakstabilam kendaraan (seperti bergelombang) di kecepatan tinggi yang disebabkan adanya variasi permukaan jalan seperti jalan kecil yang tidak rata atau gundukan. Jika caster terlalu negative, steering akan ringan dan mobil akan ngeluyur dan sulit untuk menjaga tetap lurus.

3. Caster Nol (Zero Caster)

Caster nol adalah saat bagian atas sumbu steering benar benar vertikal. Jika mobil mempunyai caster yang tidak seimbang, mobil akan tertarik ke sisi dengan caster yang positivenya lebih kecil. Variasi maksimum antar satu sisi dengan yang lain � 0.5�(30�) adalah yang direkomendasikan pada hampir semua mobil.

Fungsi Sudut Camber Dan Pengaruhnya Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Camber Dan Pengaruhnya Dalam Pengemudian  - Sudut camber merupakan kemiringan roda depan kendaraan bagian atas terhadap garis vertikal (garis tegak) ketika dilihat pada bagian depan kendaraan.

Sudut Camber Terdiri Dari 3 Macam, Yaitu :


1. Camber Positif (Positive Camber)

Positive Camber (Camber Positif)

Camber positif terbentuk apabila roda miring ke arah luar terhadap garis vertikal (tegak lurus). Positive camber bertujuan untuk mengimbangi bagian bawah roda yang tertarik ke arah luar ketika kendaraan mulai berjalan dan dibebani. 

Sehingga ketika roda berjalan akan tertarik ke arah dalam dan berat (gaya) kendaraan yang dipikul oleh spindle / steering knuckle, akan tertumpu pada kedudukan yang benar. Dengan catatan sudut camber sesuai spesifikasi. Karena sudut camber yang tidak sesuai dengan spesifikasi (terlalu positif), dapat menyebabkan selip antara roda dan jalanan.  

Camber positif membantu kendaraan akan tetap lurus ke depan, mencegah roda selip ke samping, dan bersama - sama saling membantu dengan sudut king pin, meringankan kemudi serta mencegah roda - roda agar tidak lepas.

Sudut camber positif dengan penyetelan yang benar membuat beberapa keuntungan, yaitu :
  • 1. Kendaraan akan cenderung tetap berjalan lurus walaupun roda kemudi dilepas
  • 2. Mencegah agar roda - roda kendaraan tidak slip ke samping
  • 3. Bersama - sama saling membantu dengan sudut kingpin untuk memperingan pengemudian
  • 4. Mencegah agar roda - roda pada mobil tidak lepas.

Tetapi penyetelan sudut camber yang terlalu positif akan menimbulkan beberapa kerugian, yaitu :
  • 1. Ban akan aus berlebih pada bagian luar
  • 2. Berkurangnya gaya cengkram roda terhadap jalan sehingga membuat roda slip
  • 3. Akan menimbulkan suara tidak normal saat kendaraan berbelok.

2. Camber Negatif (Negative Camber)

Negative Camber (Camber Negatif)

Camber negatif ini mengganti kerugian pada camber positif, merubah roda bagian luar karena putaran mobil dengan cara demikian bagian permukaan roda yang bergesekan lebih datar selama menyudut / miring.

Camber negatif, terbentuk ketika roda miring ke arah dalam terhadap garis vertikal (tegak lurus). Camber negatif sering digunakan pada kendaraan penggerak roda depan atau FF (Front engine Front-wheel drive), hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan ketika diberi sudut  camber positif. 

Karena dengan sudut positif, ketika membelok ada kecenderungan kendaraan miring. Dan jika pengemudi tidak berhati - hati, mobil dapat terbalik pada ketika melibas tikungan.

Sudut negatif camber mempunyai beberapa kelebihan yaitu : 
  • 1. Pengemudian menjadi lebih stabil dan nyaman
  • 2. Memudahkan mobil melakukan belokan yang patah
  • 3. Ban menjadi tidak gampang selip dan lebih mencengkram/menggigit jalanan
  • 4. Kendaraan menjadi lebih tenang atau tidak banyak terjadi guncangan.

Beberapa kekurangan antara lain sebagai berikut :
  • 1. Kemudi akan terasa sangat berat
  • 2. Timbul suara berdecit yang ketika mobil berbelok
  • 3. Menyebabkan ban aus/gundul di bagian dalam.

3. Camber Nol (Zero Camber)

Zero Camber (Camber Nol)

Zero camber  terbentuk apabila garis tengah roda berimpit dengan garis vertikal (tegak lurus). Apabila sudut camber dibuat nol, maka pada waktu kendaraan mulai dibebani dan berjalan, roda bagian bawah akan semakin tertarik keluar.

Hal ini mengakibatkan terjadi perpindahan tumpuan berat mobil yang semula beban tepat pada spindle menjadi ke bagian luar  spindle. Dengan demikian, pengemudian akan menjadi berat, membuat roda slip, dan stabilitas pengemudian berkurang. Tetapi zero camber juga berperan untuk mencegah keausan ban yang tidak merata.

Nol camber tidak biasa di adjust pada sebagian besar mobil RWD (rear wheel drive). Mobil mobil ini dirakit dengan setting camber nol dan cukup kuat untuk tidak lentur atau melengkung dalam kondisi beban normal.

Hampir semua mobil front wheel drive, mempunyai spesifikasi pabrik untuk sejumlah kecil rear camber, biasanya sejumlah kecil dari negative camber untuk stabilitas di kemiringan. Jika spesifikasi pabrik mengijinkan sebuah setting 0� sampai -0.5�(30�) diperlukan untuk penggunaan roda dan stabilitas kemudi.

Jika rear setting berubah, suku cadang suspensi belakang yang rusak perlu diganti. Meskipun demikian, hampir semua mobil dapat diatur dengan menggunakan tipe lain untuk pengaturan, seperti shims, cam bolt atau bushing.

Penyebab Perubahan Sudut Camber
  • Ketinggian Kendaraan, selalu periksa spesifikasi ketinggian kendaraan sebelum memulai alignment. Perubahan pada ketinggian kendaraan yg menyimpang dari spesifikasi akan mempengaruhi camber.
  • Lengkungan pegas, sesuai bertambahnya usia mobil, suspensi mempunyai kecenderungan untuk melengkung. 
  • Terlalu besarnya beban mobil atau perlakuan yang tidak semestinya dapat menyebabkan pegas melemah.
  • Lengkungan cross-member atau sub-frame, faktor lain yang dipertimbangkan adalah lengkungan pada cross-member atau sub-frame. 
  • Modifikasi pada mobil, seperti meningggikan atau merendahkan suspensi atau merubah keseluruhan berat dari mobil yang dapat juga mempengaruhi camber.

Akibat Sudut Camber Tidak Benar

  • Mobil tertarik ke salah satu sisi
  • Keausan yg terjadi pada satu sisi pada bagian dalam atau bagian luar dari permukaan roda.
  • Keausan bearing roda.
  • Keausan pada ball joint (camber yang tidak benar menyebabkan peningkatan keausan pada ball joints

Minggu, 01 Maret 2020

Jenis - Jenis Mur Roda Mobil

Jenis - Jenis Mur Roda Mobil - Saat menggunakan pelek berdiameter besar, tentu saja harus menyesuaikan mur roda (lug nut). Meski baut atau mur  roda bukan 100% sebagai titik tumpu pada sebuah kendaraan, fungsinya dalam mencengkeram velg roda ke baut tromol juga perlu diperhitungkan.
Mur Roda

Berikut Ini Jenis - Jenis Mur Roda Mobil :

1. Tipe Taper Seat
Pada umumnya pabrikan mobil memilih mur roda mobil tipe taper seat atau model tirus karena diameter centre bore (diameter tengah) pada velg standar telah sesuai dengan hub roda (dudukan bearing) mobil. Jadi velg dapat menempel sempurna karena tidak memiliki celah di antara centre bore dan hub.

Tipe ini masih terbagi dua berdasarkan lebar sudut tirusnya. Untuk velg aftermarket, sebaiknya pilih dengan bidang tirus seluas mungkin. Karena, velg aftermarket umumnya memiliki diameter centre bore lebih besar dari pelek standar, agar dapat diterapkan di beragam merek dan tipe kendaraan.

Kondisi ini tentu membuat beban pada baut roda meningkat drastis. Untuk itu diperlukan mur yang memiliki bidang kontak dengan pelek seluas mungkin.

Biasanya lubang baut velg aftermarket  dibuat lebih besar dari standar sehingga masih menyisakan celah antara baut dengan lubang baut di pelek. Celah inilah yang perlu ditutupi oleh mur yang memiliki sudut tirus (tapper seat) agar pelek tidak bergerak ketika pelek dan ban mendapat beban dan berputar.

2. Tipe Flat Seat (Dudukan Rata)
Sementara tipe flat seat memiliki tingkat kepresisian yang tinggi dikarenakan bidang sentuh antara pelek dan roda yang begitu luas.

3. Tipe Spherical Seat
Meskipun jarang ditemui, mur dengan dudukan model bola (spherical seat) juga menjadi salah satu pilihan pada mur roda. Bentuknya yang membuat mur dapat menekan pelek dengan sempurna.

Mana yang paling tepat, tentu perlu disesuaikan dengan bentuk lubang baut di pelek aftermarket yang Anda pakai. Prinsipnya, ciptakan bidang kontak mur seluas mungkin pelek agar dapat mengikat roda dengan kuat.

Jumat, 22 November 2019

Fungsi Spooring Mobil Dan Balancing

Fungsi Spooring Mobil Dan Balancing - Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan (safety) untuk pengendara / penumpang, serta kendaraan itu sendiri terhadap kendaraan lain, agar terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik. 

Salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam kendaraan adalah kondisi steering / kemudi kendaraan. Keadaan kenyamanan kemudi (steering) sangat tergantung pada kondisi dari penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun roda belakang (wheel alignment). 
Spooring

Fungsi Spooring Balancing Pada Mobil


Spooring

Spooring adalah untuk menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil sedang melaju pada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari komponen roda depan, sehingga memerlukan perawatan secara rutin agar kondisi ban dan komponen steering lebih tahan lama serta pengendara lebih nyaman.

Untuk jangka waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar setiap 15000 km atau 4 bulan. Yang diselaraskan penempatan atau alignmentnya adalah Camber, Caster dan Toe. Fungsi spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan meliputi :
  • Kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas. 
  • Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan ban/roda.
  • Untuk syarat kendaraan dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus keadaan kaki-kaki kendaraan dalam kondisi yang normal. 

Balancing

Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment.

Sehingga ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan. Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan pengendara. Ban dan pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan medan dan cara penggunaan kendaraan. Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran.

Saat roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat. Jika massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan.

Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance.

Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi parallel. Seiring dengan waktu pemakaian. Untuk menjaga agar roda dalam keadaan seimbang membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih nyaman dan pengemudi tidak mengalami kelelahan. Proses balancing dilakukan dengan cara melepas roda dan memutar pada alat balancing. Proses ini ada keterbatasan akurasinya.
Balancing Roda & Ban

Pada kecepatan yang tinggi (biasanya orang berpatokan pada kecepatan lebih dari 100 km/jam) apabila dirasa getar maka proses yang dilakukan adalah Finish Balance. Kemudian alat akan menunjukkan seberapa besar beban yang harus diberikan pada roda agar roda kembali menjadi balance.

Caranya bagian yang lebih ringan ditambahkan bobotnya dengan timah (weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan. Weight balance dipasang pada pelek roda sedemikian agar pendistribusian bobot pada roda lebih merata.
Weight Weight / Timah Balance

Semakin merata semakin bagus, tentu saja timah yang dipasang seoptimal mungkin tidak terlalu banyak karena jika timah dipasang telampau banyak nantinya roda malah keberatan timah. Dan untuk masalah velg yang tidak bundar sempurna sudah tidak bisa walau sudah ditambahkan timah, yang penting jika terdapat benjolan tidak terlalu parah masih bisa.

Lingkaran yang "sempurna" kalau diputar pada porosnya seharusnya akan terlihat seakan-akan diam. Sayangnya ban (tire) termasuk velg tidak bundar sempurna, ditambah lagi kepadatan material di ban (tire) dan velg tidak sempurna.

Sehingga kalau diputar pada porosnya akan bergerak naik-turun atau kiri-kanan dan gerakain ini akan kita rasakan sebagai getaran. Proses ini setelah ban dibalance biasa terjadi, selanjutnya ban dipasang pada mobil dan diputar pada mobil untuk diatur keseimbangan total. 

Kemudian akan diketahui titik-titik berat pada roda yang mengakibatkan roda tidak balance. Dalam hal ini yang turut mempengaruhi adalah bearing roda, hub roda bahkan lugnut atau mur roda pun juga ikut terputar.

Selasa, 29 Oktober 2019

Tips Sebelum Mengganti Ban & Cara Merawat Ban Mobil

Tips Sebelum Mengganti Ban & Cara Merawat Ban Mobil - Setiap ban memiliki tread wear indicator (TWI), yang berbentuk segitiga dan terdapat pada sisi samping ban (side wall). TWI ini merupakan indikator tingkat keausan ban dan bisa juga menjadi patokan untuk mengganti ban.

Saat tapak ban sudah melampaui indikator tersebut, terlihat garis melintang antara tapak ban, yang berarti ban tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan. Ban yang sudah botak sangat mempengaruhi pengendalian dan jarak pengereman.

Harus Tahu Kapan Saatnya Ganti Ban, Berikut Ciri - Ciri Ban Yang Harus Di Ganti :

1. Jika terdapat benjolan pada ban
Sebaiknya segera ganti ban yang benjol dengan yang baru, karena berpotensi untuk terjadinya pecah ban
    Benjolan Ban

    2. Jika ban banyak terdapat tambalan
    Ban yang sudah banyak terdapat tambalan berpotensi untuk bocor sewaktu-waktu.
      Ban Sobek

      3. Karet ban sudah getas/pecah-pecah
      Kondisi ini biasanya terdapat pada sisi samping ban. Hubungi gerai ban terdekat jika anda manemui tanda-tanda kerusakan atau kelainan pada ban anda.
        Karet Ban Pecah - Pecah


        Ketahui Karakter Pola Telapak Ban :

        Saat ini merek dan kembangan ban begitu bervariasi.
        Apakah anda sudah memilih ban yang tepat untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan anda? 
        Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni Searah (Directional), Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric). Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pengemudi yang berbeda-beda.

        1. Pola Searah (Directional)
        Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau pola kembangannya berbentuk huruf "v".
        Searah (Directional)
        Fitur :
        • Menepis air dengan sempurna untuk pengendalian yang lebih baik di permukaan basah maupun kering.
        • Performa dan pengereman yang lebih baik.
        • Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas) dan memiliki   indeks kecepatan yang tinggi.
        • Cocok untuk pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan tinggi.

        2. Pola Simetris (Symmetric)
        Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan desain rib yang berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun luar memiliki fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan pola simetris memiliki alur yang menyerupai gelombang.
        Simetris (Symmetric)
        Fitur :
        • Nyaman dan sangat hening
        • Alur utama untuk menepis air.

        3. Asimetris/ (Asymmetric)
        Cocok untuk pengemudi yang menyukai kenyamanan dan keheningan dalam berkendara. Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk membedakan kedua bagian sisinya. Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar untuk menepis air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah. Sedangkan bagian dalam ban memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas bidang yang berhentuhan dengan jalan sehingga ban lebih stabil.
        Asimetris/ (Asymmetric)
        Fitur :
        • Pengendalian yang baik di jalan basah maupun kering.
        • Pengendalian yang baik pada saat membelok pada kecepatan tinggi.
        • Cocok untuk pengemudi yang menyukai performa tinggi.

        Cara Merawat Ban Mobil Agar Berfungsi Maksimal & Lebih Tahan Lama :

        1. Perhatikan Tekanan Angin Ban
        Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam perawatan ban. Artinya, ban harus diberi tekanan angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan bisa didapatkan di berbagai area kendaraan Anda, seperti di ujung pintu pengemudi, di bagian bawah pintu atau di bagian dalam kotak penyimpanan di pintu kendaraan.
        Perhatikan Tekanan Angin Ban

        Tekanan angin kurang dapat menyebabkan kerusakan bagian sidewall, menurunnya kapasitas angkut beban, dan juga mengakibatkan borosnya bahan bakar. Karenanya tekanan angin ban harus diperiksa secara berkala, paling tidak setiap dua minggu sekali atau ketika hendak melakukan perjalanan jarak jauh.
        Perhatikan : Memeriksa tekanan angin ban sebaiknya pada saat ban dalam keadaan dingin. Bila kendaraan baru saja dipakai, biarkanlah suhu ban turun sebelum diperiksa tekanan anginnya.
        Periks Tekanan Angin Ban


        Tekanan angin yang tidak tepat dapat membuat ban aus tidak merata. Keausan di tengah disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu tinggi karena pemakaian kembangan ban bagian tengah yang berlebihan. Sebaliknya, tekanan yang terlalu rendah mengakibatkan keausan pada kedua sisi bahu ban.


        Menggunakan angin nitrogen (N2) pada ban lebih baik daripada angin kompresor 
        Penggunaan Angin Nitrogen

        Kelebihan menggunakan angin nitrogen sebagi berikut :
        • Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2)
        • Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar, membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga tidak membutuhkan pengisian yang terlalu sering.
        • Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena sifatnya yang dingin.
        • Mengurangi keausan ban yang tidak merata.
        • Lebih hemat BBM.
        • Memperbaiki manuver.

        2. Perhatikan Rotasi Ban
        Sehebat apapun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau paling tidak, ban di kedua poros (depan dan belakang) tidak berfungsi maksimal dan mengakibatkan keausan tidak merata dan usia pakai menjadi lebih pendek.  Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah mencapai 7.500-10.000 km. Ada dua sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu menggunakan empat roda dan menggunakan lima roda, termasuk ban cadangan. 

        a. Rotasi dengan empat roda

        Dapat digunakan dengan cara diagonal, horisontal atau vertikal. Untuk rotasi diagonal,  rotasi dilakukan dengan menukar ban depan kiri dengan belakang kanan dan ban depan kanan dengan belakang kiri.
        Diagonal & Horisontal

        Untuk rotasi horisontal, roda kanan depan ditukar dengan roda kiri depan. Demikian juga dengan roda belakang, ban kanan belakang ditukar dengan kiri belakang. Untuk rotasi vertikal, roda kiri depan ditukar dengan roda kiri belakang. Demikian juga dengan roda kanan depan ditukar dengan roda kanan belakang.
        Vertikal

        b. Rotasi dengan lima roda (dengan ban serep)

        Sistem rotasi dengan menggunakan lima ban relatif mirip dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke depan kiri. Ban depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan kanan belakang pindah ke depan kanan. Dan terakhir, ban depan kananlah yang menjadi ban serep.
        Peringatan : Jangan gunakan rotasi dengan lima roda jika ban serep berlainan merek atau model dengan empat ban lainnya.

        Rabu, 16 Oktober 2019

        Pengertian Dan Fungsi Camber, Caster, Toe Dan King-Pin

        Pengertian Dan Fungsi Camber, Caster, Toe Dan King-Pin - Roda-roda kendaraan dipasang dengan besar sudut tertentu sesuai dengan persyaratan tertentu untuk menjaga agar pengemudian ringan, nyaman dan stabil serta keausan ban normal. Sudut - sudut pemasangan roda tersebut dinamakan wheel alignment. 

        Kebanyakan kendaraan yang ada di indonesia wheel alignment utamanya adalah untuk roda depan (FWA), walaupun wheel aligment untuk roda belakang (RWA) juga sudah ada.


        Yang termasuk dalam fakor-faktor wheel aligment ada 4 (empat), yaitu : 
        • 1. Sudut Camber
        • 2. Sudut Caster
        • 3. Toe 
        • 4. King-In / Steering Axis

        1. Sudut Camber


        Sudut Camber

        Camber merupakan sudut yang dibuat oleh roda kendaraan terhadap jalanan, lebih tepatnya adalah sudut yang dibentuk pada roda jika dilihat dari depan. Camber memiliki peranan yang penting untuk menjaga kestabilan mobil saat berbelok di tikungan, sehingga peranannya tidak dapat diabaikan, camber diukur dalam derajat.

        Saat roda depan mobil dipasang dengan cara dimiringkan keluar atau kedalam itu disebut camber, dan diukur dalam derajat pada kemiringan dari arah vertikal (tegak lurus). Saat bagian atas roda dimiringkan keluar itu disebut positive camber. Dan sebaliknya, kemiringan kedalam disebut negative camber.

        Dalam beberapa tahun ini trendnya adalah penyetelan nol camber atau sedikit positive untuk mengimbangi beban mobil. Jika camber tidak diatur, maka akan mempengaruhi keausan pada satu sisi roda. Jika camber terlalu negative, maka roda akan dipakai pada sisi bagian dalam permukaannya saja, dan berakibat pada ausnya ban bagian dalam saja.

        2. Sudut Caster



        Sudut Caster

        Sudut caster merupakan sudut yang dibentuk dari sumbu vertikal roda dengan sumbu putar kemudi pada mobil, sepeda motor, dan sepeda. Untuk mobil balap kadang-kadang sudut caster disesuaikan untuk mengoptimalkan penanganan karakteristik mobil dalam situasi pengemudian tertentu. Kemiringan sumbu putar kemudi (steering axis) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping kendaraan, kemiringan sumbu putar kemudi ini berlaku untuk semua kendaraan.


        Dalam konteks sepeda dan sepeda motor, caster lebih sering disebut sebagai "Trail ". Ketika suspensi depan kendaraan sejajar, caster disesuaikan untuk mencapai aksi meluruskan sendiri dari kemudi, yang mempengaruhi stabilitas untuk mendapatkan garis lurus kendaraan. Sudut caster yang umun digunakan pada kendaraan adalah Sudut caster positif. 

        Akan tetapi pada kenyataannya pada mobil hal tersebut bisa berubah menjadi caster nol atau caster negatif. Hal itu dikarenakan ada kerusakan komponen sistem suspensi atau perbaikan komponen suspensi, dan apabila mobil telah melakukan perbaikan sistem suspensi seharusnya setelah perbaikan dilakukan penyelarasan atau penyetelan kembali sudut wheel alignmennya.


        Baca Juga : Fungsi Caster (Caster Positif, Caster Negatif & Caster Nol)

        3. Sudut Toe

        Sudut toe adalah selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan, atau kemiringan sikap roda terhadap garis memanjang kendaraan (geometric centerline) jika dilihat dari atas kendaraan. Toe adalah sudut roda apabila dilihat dari atas kendaraan.

        Secara sederhana, ketika melihat sudut roda dari atas maka roda kendaraan tidak terletak 0 derajat secara lurus. Tetapi, ada sedikit kemiringan, dan kemiringan roda dari atas inilah disebut sudut toe. Ada dua jenis sudut toe, yaitu  Toe in, roda bagian belakang lebih keluar dibandingkan roda bagian depan disebut toe ini. Dan Toe out, roda bagian depan lebih keluar dibandingkan roda bagian belakang disebut toe out.

        Secara umum sudut toe dijadikan koreksi terhadap sudut FWA lainnya. Misalnya efek dari sudut camber, roda bisa memberi dorongan ke sisi luar (camber positif) atau ke sisi dalam (camber negatif) untuk menyeimbangkan hal tersebut maka dibuatlah sudut toe agar orientasi roda dapat fokus ke arah yang lebih lurus.

        Berbeda dengan camber dan caster yang umumnya tidak bisa distel, sudut Toe bisa diset dengan mudah. Caranya dengan memutar mur pada tie rod. Namun, penyetelan sudut toe yang berlebihan justru akan menimbulkan slip pada roda. Sehingga roda bisa cepat aus.

        Baca Juga : Fungsi Toe (Toe-In, To-Out & Toe-Zero)

        4. Sudut King-Pin / Steering Axis

        Sudut king-pin adalah kemiringan sumbu king - pin (Steering axis) terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan. Pada wheel alignment sudut king pin merupakan sudut analisa, jadi bukan sudut utama dari sistem wheel alignment. Oleh karena itu pada sudut king pin tidak ada penyetelan dan tidak diperbolehkan merubah sudut king pin.

        Fungsi Sudut King-Pin / Steering Axis, pada saat roda kemudi diputar untuk belok kanan suspensi terangkat ke atas dan saat belok kiri juga terangkat. Gerakan ke atas suspensi diteruskan ke body kendaraan dengan menahan beban kendaraan.

        Pada saat roda kemudi di dilepas (tidak dipegang), maka dengan adanya gaya grafitasi menyebabkan gaya balik bodi akan kembali turun, sehingga roda kemudi kembali ke posisi lurus. Jadi Sudut king-ping berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus setelah membelok

          Selasa, 08 Oktober 2019

          Cara Mengetahui Arti Kode Ban Motor

          Cara Mengetahui Arti Kode Ban Motor - Ukuran dan jenis ban dapat diketahui dengan membaca kode ban. Kode ban memberikan informasi tentang ciri - ciri umum dan kerataan (flatness) dari ban. 

          Pada sebuah ban, dapat ditemukan informasi seperti :
          • 1. Kode Ban
          • 2. TWI (Treat Wear Indicator)
          • 3. Type Ban : Tubeless atau tubetype
          • 4. Lot Number
          • 5. Speed Symbol & Load Index
          • 6. Kode Coumpound
          • 7. Arah Rotasi Ban
          • 8. Kode Kecepatan
          • 9. Indeks Beban. 

          Semua itu merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan ban. Secara garis besar penunjukan ukuran ban bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu metric dan inchi.


          Berikut Ini Cara Mengetahui Arti Kode Pada Ban Motor :


          1. Kode Ban

          a. Kode Ban Menggunakan Ukuran Metric

          Ciri ban yang menggunakan kode metric adalah memiliki pinggul ban yang lebih lebar. Ini sangat berguna saat menikung pada kecepatan tinggi. 

          Contoh Kode Ban Ukuran Metric 80 / 90 - 17 :

          Kode Ban 80/90 - 17
          Keterangan :
          • 80 = Lebar ban satuan mm. Lebar ban adalah bagian terlebar dari ban dengan nilai � 80 mm.
          • 90 = Aspek rasio. Aspek rasio adalah persentase dari lebar ban atau sama dengan � 80 x 90 = � 72 mm
          • 17 = Diameter pelek dalam inchi. Diameter pelek = pada ukuran tersebut adalah 17 inch
          • Jadi jika ukuran 80/90-17 artinya : ban tersebut memiliki lebar � 80 mm dengan tinggi � 72 mm dan menggunakan pelek ukuran 17 inch

          b. Kode Ban Menggunakan Ukuran Imperial (Inchi)

          Yang berikutnya adalah kode ukuran ban imperial. Contohnya ban IRC NR6. Ban dengan ukuran 2.50-17 ini dipakai sebagai part original equipment manufacturing (OEM) oleh pabrikan motor Honda. Ban dengan kode seperti ini justru paling mudah dibaca.

          Angka pertama, �2.50� adalah kode section width (ukuran antara sisi ban, diukur dari bagian dalam ban) atau biasa diartikan sebagai lebar tapak ban dalam satuan inci. Artinya 2.50 sama dengan 2,5 inci atau 63,5 mm.

          Lalu bagaimana dengan tinggi ban atau aspec rationnya? Pada ban jenis ini didasarkan pada nilai 100 % dari section width. Jadi bisa diartikan tinggi ban dan lebar ban sama. Sedang angka terakhir adalah menunjukan diameter dalam ban, atau diameter pelek.

          Contoh Kode Ban Ukuran Imperial 2.75 - 17 :
          Kode Ban 2.75 - 17
          Keterangan :
          • 2.75 = Lebar ban dalam inchi. Lebar ban = adalah bagian terlebar dari penampang ban dengan nilai � 2.75� dengan tinggi � 2.75�
          • 17 = Diameter pelek dalam inchi. Diameter pelek = pada ukuran tersebut adalah 17�
          • Jadi jika ukuran 2.75 - 17 artinya : ban tersebut memiliki lebar 2.75� dengan tinggi 2.75�  dan menggunakan pelek 17�

          2. TWI (Tread Wear Indicator)

          TWI adalah symbol untuk menunjukan batas pemakaian ban. tanda ini berupa segitiga yang tertera di sisi ban dan tonjolan pada sela-sela pattern, hal ini untuk menunjukan batas keausan tread yang diijinkan oleh produsen untuk menjamin performa ban, jika keausan tread sudah mencapai tanda ini maka sebaiknya ban segera diganti
          TWI (Tread Wear Indicator)

          3. Tipe Ban Tubeless / Tubetype

          Tube type adalah jenis ban yang pada aplikasinya harus menggunkan ban dalam dan bias mengunakan pelek spoke. Tubeless adalah jenis ban yang pada aplikasinya tanpa menggunakan ban dalam.
          Tubeless / Tubetype

          4. Lot Number

          Lot number adalah kode yang menunjukkan waktu diproduksinya ban dipabrik. Pada kode lot number di atas adalah 2607 artinya dua angka di depan menunjukkan ban diproduksi pada minggu ke-26 atau sekitar bulat Juni minggu keempat, lalu dua angka di belakang menunjukkan ban diproduksi tahun 2007.

          Lot Number

          5. Speed Simbol & Load Index

          Kode ini menunjukkan batas kecepatan maksimum dan beban maksimum untuk menjaga performa ban tetap pada kondisi yang baik. Pada gambar tertera 41P. Maka arti dari kode tersebut adalah beban maksimum yang diijinkan agar performa ban tetap baik adalah 145 kg pada kecepatan 150 km/jam.
          Speed Simbol & Load Index

          6. Kode Compound (Kompon) Ban

          Kompon merupakan material (bahan) dasar pembentuk ban, kompon ban dibuat dari bahan karet alami atau karet buatan (sintetis). Kode compound atau kompon ban umumnya ditulis dengan kode huruf, kode huruf tersebut menunjukan tingkat kekerasan kompon pada ban tersebut dari kompon lunak sampai dengan kompon keras.
          • Kode �S� = Soft (kompon lunak)
          • Kode �M� = Medium (kompon sedang)
          • Kode �H� = Hard (kompon ban keras)
          • M/C = Medium Compound (kompon ban sedang)

          7. Arah Rotasi Ban

          Arah rotasi atau perputaran ban biasan ditunjukan dengan tanda panah, pemasangan ban harus sesuai dengan arah rotasi ban yang ditunjukan dengan tanda arah panah ini. Hal tersebut dikarenakan arah kembangan ban saat motor dijalan akan sempurna menempel pada aspal, atau mengalirkan air pada jalan basah serta mendapatkan traksi yang baik.

          Jika pemasangan arah rotasi ban terbalik maka dapat menyebabkan ban tidak sempurna saat menempel pada jalan, dan traksinya kurang baik sehingga ban akan terasa lebih licin terutama pada jalan basah atau saat hujan, karena pola atau batikan pada ban tidak dapat memecah air dengan maksimal yang bisa membahayakan pengendara.

          8. Kode Kecepatan Ban

          • Q adalah kode untuk kecepatan maksimal = 160 km/jam.
          • S adalah kode untuk kecepatan maksimal = 180 km/jam.
          • T adalah kode untuk kecepatan maksimal = 190 km/jam.
          • U adalah kode untuk kecepatan maksimal = 200 km.jam.
          • H adalah kode untuk kecepatan maksimal = 210 km/jam.
          • V adalah kode untuk kecepatan maksimal = 240 km/jam.
          • W adalah kode untuk kecepatan maksimal = 270 km/jam.
          • Y adalah kode untuk kecepatan maksimal = 300 km/jam.
          • Z adalah kode untuk kecepatan di atas = 240 km/jam.

          9. Indeks Beban :

          • 62 adalah kode untuk beban maksimal 265 Kg.
          • 63 adalah kode untuk beban maksimal 272 Kg.
          • 64 adalah kode untuk beban maksimal 265 Kg.
          • 66 adalah kode untuk beban maksimal 300 Kg.
          • 68 adalah kode untuk beban maksimal 315 Kg.
          • 70 adalah kode untuk beban maksimal 335 Kg.
          • 73 adalah kode untuk beban maksimal 365 Kg.
          • 75 adalah kode untuk beban maksimal 387 Kg.
          • 80 - 89 adalah kode untuk beban maksimal 450 - 580 Kg.
          • 90 - 100 adalah kode untuk beban maksimal 600 - 800 Kg.

          Berikut ini contoh lain dari kode ban dan cara membacanya :