Jumat, 07 Agustus 2020

Kenali Berbagai Jenis Velg Mobil

Kenali Berbagai Jenis Velg Mobil - Velg merupakan komponen yang vital bagi keselamatan dalam pengemudian, sehingga harus cukup kuat menahan beban vertikal dan beban samping, gaya pengendaraan dan pengereman, serta berbagai gaya yang menumpunya. 

Velg juga harus seringan mungkin dan harus balance sehingga dapat berputar dengan mulus pada kecepatan tinggi, dengan rim yang dirancang dengan tepat agar dapat menahan ban dengan kuat. Velg pada mobil juga salah satu bagian yang paling sering disoroti dalam eksterior sebuah mobil.

Berikut Ini Jenis - Jenis Velg Mobil


1. Spoke Wheel

Spoke Wheel

Pelek jenis ini sudah dikenal dan populer sejak dulu. Velg Spoke Wheel (SW) merupakan velg dengan tipe rims jari-jari. Dilihat dari bentuknya velg ini memang unik, karena terdiri dari rangkaian rangka baja yang disusun dengan sudut tertentu.

Tipe ini memililki keunggulan kuat dan nyaman saat dikendarai. Karena terbuat dari rangka baja maka saat melewati jalanan yang tidak rata pelek ini bisa menimbulkan efek yang empuk meski tidak besar.

2. Press Kaleng / Velg Baja (Steel)

Press Kaleng / Velg Baja (Steel)

Velg jenis ini lebih dikenal dengan nama velg kaleng karena bentuknya mirip kaleng. Padahal velg jenis ini terbuat dari bahan baja dengan perpaduan material besi dan karbon. Velg kaleng ini akan lebih sering anda jumpai pada mobil - mobil niaga seperti pick-up atau truk.

Velg jenis ini memiliki fleksibilitas desain yang minim dengan bentuk rata dan hanya meninggalkan lubang - lubang kecil di permukaan rim sebagai ventilasi.

Teknik pembentukan jenis rim ini yakni dengan sistem press, dimana sebuah besi atau baja lempengan di press menggunakan cetakan berbentuk seperti pelek dan dalam sekejap jadilah sebuah rim.

Karena proses pembentukannya tergolong mudah, hal ini membuat harga jual velg kaleng menjadi lebih murah dibandingkan dengan velg jenis lain. Sehingga untuk menekan harga jual mobil, jenis velg ini banyak digunakan pada mobil - mobil niaga dan mobil - mobil murah.

Soal kekuatan, tergantung dari bahan yang dipress. Untuk mobil sekelas truk atau bus maka menggunakan besi dengan ketebalan yang lebih besar sementara untuk mobil-mobil sekelas LCGC biasanya terbuat dari paduan baja dan aluminium.

3. Alloy Wheel / Velg Almunium

Alloy Wheel / Velg Almunium

Velg jenis alloy wheel proses pembuatannya menggunakan teknik casting. Velg alloy wheel terbuat terdiri dari paduan alumunium, magnesium dan nickel yang memungkinkan ketahanan velg menjadi lebih kuat dengan bobot velg yang ringan.

Kelebihan lain dari alloy wheel terletak pada fisiknya yang mengkilap. Karena velg jenis ini memiliki bobot ringan, velg ini biasa digunakan pada mobil kelas MPV atau sedan.

4. Iron Cast Wheel / Velg Magnesium

Iron Cast Wheel / Velg Magnesium

Jika pada sepeda motor mungkin anda pernah membaca / mendengar kata "CW". Dua huruf tersebut merupakan kepanjangan dari "Cast Wheel" yang artinya "Velg Cetak". Proses pembuatan velg iron cast wheel ini menggunakan teknik casting dengan bahan magnesium yang dituangkan atau dicetak.

Pada teknik casting, material velg dipanaskan sampai meleleh setelah itu dituangkan ke dalam cetakan velg. Setelahnya dilakukan finishing yaitu membersihkan permukaan yang kasar kemudian mengaplikasikan cat.

Teknik ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan dalam membuat velg. Keuntungan dari teknik casting ini adalah tidak membutuhkan proses yang lama dan harga yang lebih murah. Tetapi velg yang dihasilkan memiliki berat yang lebih dibandingkan menggunakan teknik lainnya.

Pada mobil, velg jenis ini lebih kuat dan lebih ringan jika dibandingkan dengan alumunium. Velg magnesium juga lebih mampu meredam guncangan dan panas dari rem, sehingga banyak digunakan pada kendaraan berlabel  SUV. 

Velg model ini juga sering disebut sebagai pelek racing karena memang kebanyakan kendaraan racing menggunakan velg cast wheel.

Selain kekuatannya, pelek Casting juga lebih stylish. Karena model cetakan dibuat dengan gaya serta desain yang cukup dinamis, itulah mengapa jenis pelek ini sudah menjadi standar pelek kendaraan di Indonesia.

Kelemahan dari velg jenis casting wheel ini yaitu ketika terjadi bengkok maka dapat mengurangi kenyamanan saat berkendara. Karena velg jenis in tidak dapat di setel dan harus dipress untuk meluruskan nya kembali.

5. Velg Carbon

Velg Carbon

Jenis velg carbon merupakan velg kelas tertinggi berdasarkan material pembuatan nya. Carbon fiber sudah lama dikenal sebagai material yang ringan dan kuat biasa digunakan menjadi material chassis dan body dari mobil - mobil supercar. Proses pembentukan carbon fiber memang tidak semudah dan secepat logam seperti alumunium dan besi dan ditambah harganya yang mahal.

Sekarang ini material carbon fiber bukan hanya diaplikasikan pada chassis dan body mobil saja tetapi pada velg juga. Koenigsegg merupakan produsen yang pertama kali membuat velg carbon ini untuk mobil supercarnya.

Yang kemudian disusul oleh Ford dengan Mustang Shelby GT350R. Dan seakan tidak ingin ketinggalan, Porsche juga menjual 911 Turbo S Exclusive Series dengan opsi velg carbon dengan harga ratusan juta rupiah.

Selasa, 14 April 2020

Fungsi Sudut Toe Dan Pengaruh Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Toe Dan Pengaruh Dalam Pengemudian - Hampir semua kendaraan roda empat atau lebih mempunyai Toe dan hampir semuanya bisa dilakukan penyelarasan atau penyetelan. Toe mudah sekali berubah, perubahan ini dikarenakan banyak faktor antara lain : 
  • 1. Perubah kondisi rangka atau body mobil
  • 2. Kerusakan pada komponen sistem suspensi independen
  • 3. Perbaikanpada komponen sistem suspensi independen
  • 4. Kerusakan pada komponen sambungan-sambungan kemudi
  • 5. Pergantian pada komponen sambungan kemudi

Perubahan tersebut jika tidak dengan segera dilakukan penyelarasan atau penyetelan sesuai spesifikasi pabrik pembuat kendaraan , maka ban mobil tersebut akan cepat aus selain pengemudian kurang baik. 

Sudut Toe Terdapat 3 Macam, Yaitu :


1. Toe-In (Toe Positif)

Toe-in atau toe negatif adalah jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang. hampir semua kendaraan dengan kategori angkutan menggunakan spesifikasi toe positf yang besarnya tergantung dari data spesifikasi masing-masing merek mobil.

Toe juga dapat digunakan untuk mengubah sifat penanganan kendaraan. Toe-in biasanya akan mengakibat kan berkurangnya oversteer, membantu menstabilkan mobil dan meningkatkan stabilitas kecepatan tinggi. 

Sebuah kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang "mendorong" ban pada aksel depan menggelinding sepanjang jalan. Dengan adanya Rolling resistance Ban menyebabkan sedikit ada tarikan yang mengakibatkan gerakan lengan suspensi ke belakang terhadap bushingnya.

Karena itu, sebagian besar kendaraan dengan penggerak roda belakang menggunakan spesifikasi Toe positif (toe-in) untuk mengkompensasi gerakan tersebut, yang memungkinkan ban untuk berjalan dengan kecepatan roda sejajar satu sama lain. Adapun Toe positif adalah jarak roda depan bagian depan lebih pendek dari pada jarak roda depan bagian belakang
Toe-In (Toe Positif)

2. Toe-Out (Toe-Negatif)

Toe Negatif atau toe out adalah jika jarak roda depan bagian depan lebih panjang dari pada roda depan bagian belakang, atau roda bagian depan miring keluar terhadap geometri centerline jika dilihat dari atas kendaraan. 

Untuk roda bagian depan biasanya dikondisikan dalam spesifikasi toe out, jika kendaraan berpenggerak depan. Hal ini bertujuan untuk mengkompensasi perubahan pada steering linkage dan roda ketika kendaraan bergerak.

Ketika kendaraan bergerak, toe akan menurun dikarenakan roda meluruskan kembali pada saat akselerasi dan steering linkage melentur sedikit demi sedikit. Penyetelan toe-out biasanya akan mengakibatkan berkurangnya understeer, membantu membebaskan mobil terutama saat belok tajam memasuki tikungan. 

Perubahan toe terjadi ketika pada tie rod kemudi berubah panjang atau terinstalasi pada sudut yang salah. Hal ini akan menarik atau menekan knuckle arm (lengan kemudi) dan roda membentuk sudut atau ukuran toe yang baru.
Fungsi Toe Sebagai Koreksi Camber (Saat Jalan Lurus)
Pada saat kendaraan berjalan lurus , reaksi rolling camber positif menyebabkan roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi (steering linkage) roda dipaksa bergerak lurus ke arah jalannya kendaraan. 

Akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan. Reaksi toe-in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, sehingga efek rolling camber ke arah luar dapat diatasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi ban menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat  :
  • Menghemat ban / keausan ban merata.
  • Pengemudian stabil / tidak timbul getaran.


Toe-Out (Toe Negatif)

3. Toe-Zero (Toe-Nol)

Sudut toe netral (0) adalah sumbu roda segaris dengan aksis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas kendaraan. Berikut gambar toe netral yang dimana sudut A (depan) = sudut B (belakang). 

Sabtu, 11 April 2020

Fungsi Sudut Caster Dan Pengaruh Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Caster Dan Pengaruh Dalam PengemudianSudut caster dibentuk dengan sumbu kemudi dan garis vertical yang melewati spindle. Kegunaan sudut caster adalah untuk menghasilkan stabilitas control arah untuk roda depan untuk jalan yang lurus dengan usaha yang minim. Sudut caster yang tepat juga membantu roda depan untuk kembali ke posisi lurus setelah dibelokan. Caster mempunyai efek yang kecil pada keausan roda.

Fungsi Sudut Caster


  • 1. Untuk membantu control arah mobil, dengan cara memperbaiki arah roda depan ke posisi lurus.
  • 2. Membantu roda depan untuk kembali ke posisi lurus setelah dibelokkan.
  • 3. Untuk mengimbangi efek dari road crown sesuai arah mobil.

Sudut caster beroperasi bersama sama dengan desain suspensi mobil, sudut camber dan sudut kemiringan sumbu steering untuk menghasilkan perubahan camber yang diinginkan selama mobil berbelok.

Beberapa mobil front wheel drive, casternya tidak bisa disetting. Jika caster telah keluar dari spec, ini mengindikasikan ada sesuatu yang telah usang atau menekuk, mungkin dikarenakan kecelakaan dan harus diperbaiki atau diganti.

Sudut Caster Terdapat 3 Macam, Yaitu :

Caster No (0), Caster Positive (+), Caster Negati (-)


1. Caster Positif (Positive Caster)

Caster positif adalah ketika bagian atas sumbu steering miring kearah belakang. Garis caster menyilang terhadap tanah didepan permukaan roda, yang memberikan arah control yang benar. Sayangnya, positive caster yang berlebihan dapat menyebabkan dua masalah.

Pertama, caster yang berlebihan menyebabkan level guncangan jalan yang tinggi yang ditransmisikan ke pengendara saat mobil menghantam gundukan dan ini menyebabkan  steering yang keras.

Masalah kedua adalah bahwa roda dengan positive caster mempunyai tendensi toe bergerak masuk saat mobil dijalankan. Jika salah satu sisi mempunyai caster yang lebih positive dari yang lain, ini akan menyebabkan toe masuk ke dalam dengan gaya yang lebih besar dari sisi yang lain. Ini akan menyebabkan tarikan yg dirasakan sebesar positive caster.

Penyetelan caster positif yang benar akan memberikan keuntungan :
  • 1. Roda tetap stabil dalam posisi lurus
  • 2. Keausan ban rata dan ban menjadi lebih awet.

Penyetalan caster positif terlalu besar akan menyebabkan :
  • 1. Makin panjang jarak caster atau trail
  • 2. Makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus
  • 3. Kemudi terasa berat saat dibelokkan
  • 4. Getaran pada roda kemudi terasa besar jika lewat jalan yang kasar atau tidak rata.
  • 5. Besar sudut caster berkisar antara 10 sampai dengan 100 dan perbedaan yang diijinkan antara roda kiri dan kanan : �� ( 30 menit )

2. Caster Negatif (Negative Caster)

Caster negatif adalah saat bagian atas sumbu steering miring kedepan. Letak dari point contact didepan titik beban, yang akan memberikan steering yang lebih mudah pada kecepatan rendah, tetapi akan menyebabkan kesulitan pengemudi dalam mengembalikan arah dari belokan.

Serta mengakibatkan ketidakstabilam kendaraan (seperti bergelombang) di kecepatan tinggi yang disebabkan adanya variasi permukaan jalan seperti jalan kecil yang tidak rata atau gundukan. Jika caster terlalu negative, steering akan ringan dan mobil akan ngeluyur dan sulit untuk menjaga tetap lurus.

3. Caster Nol (Zero Caster)

Caster nol adalah saat bagian atas sumbu steering benar benar vertikal. Jika mobil mempunyai caster yang tidak seimbang, mobil akan tertarik ke sisi dengan caster yang positivenya lebih kecil. Variasi maksimum antar satu sisi dengan yang lain � 0.5�(30�) adalah yang direkomendasikan pada hampir semua mobil.

Fungsi Sudut Camber Dan Pengaruhnya Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Camber Dan Pengaruhnya Dalam Pengemudian  - Sudut camber merupakan kemiringan roda depan kendaraan bagian atas terhadap garis vertikal (garis tegak) ketika dilihat pada bagian depan kendaraan.

Sudut Camber Terdiri Dari 3 Macam, Yaitu :


1. Camber Positif (Positive Camber)

Positive Camber (Camber Positif)

Camber positif terbentuk apabila roda miring ke arah luar terhadap garis vertikal (tegak lurus). Positive camber bertujuan untuk mengimbangi bagian bawah roda yang tertarik ke arah luar ketika kendaraan mulai berjalan dan dibebani. 

Sehingga ketika roda berjalan akan tertarik ke arah dalam dan berat (gaya) kendaraan yang dipikul oleh spindle / steering knuckle, akan tertumpu pada kedudukan yang benar. Dengan catatan sudut camber sesuai spesifikasi. Karena sudut camber yang tidak sesuai dengan spesifikasi (terlalu positif), dapat menyebabkan selip antara roda dan jalanan.  

Camber positif membantu kendaraan akan tetap lurus ke depan, mencegah roda selip ke samping, dan bersama - sama saling membantu dengan sudut king pin, meringankan kemudi serta mencegah roda - roda agar tidak lepas.

Sudut camber positif dengan penyetelan yang benar membuat beberapa keuntungan, yaitu :
  • 1. Kendaraan akan cenderung tetap berjalan lurus walaupun roda kemudi dilepas
  • 2. Mencegah agar roda - roda kendaraan tidak slip ke samping
  • 3. Bersama - sama saling membantu dengan sudut kingpin untuk memperingan pengemudian
  • 4. Mencegah agar roda - roda pada mobil tidak lepas.

Tetapi penyetelan sudut camber yang terlalu positif akan menimbulkan beberapa kerugian, yaitu :
  • 1. Ban akan aus berlebih pada bagian luar
  • 2. Berkurangnya gaya cengkram roda terhadap jalan sehingga membuat roda slip
  • 3. Akan menimbulkan suara tidak normal saat kendaraan berbelok.

2. Camber Negatif (Negative Camber)

Negative Camber (Camber Negatif)

Camber negatif ini mengganti kerugian pada camber positif, merubah roda bagian luar karena putaran mobil dengan cara demikian bagian permukaan roda yang bergesekan lebih datar selama menyudut / miring.

Camber negatif, terbentuk ketika roda miring ke arah dalam terhadap garis vertikal (tegak lurus). Camber negatif sering digunakan pada kendaraan penggerak roda depan atau FF (Front engine Front-wheel drive), hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan ketika diberi sudut  camber positif. 

Karena dengan sudut positif, ketika membelok ada kecenderungan kendaraan miring. Dan jika pengemudi tidak berhati - hati, mobil dapat terbalik pada ketika melibas tikungan.

Sudut negatif camber mempunyai beberapa kelebihan yaitu : 
  • 1. Pengemudian menjadi lebih stabil dan nyaman
  • 2. Memudahkan mobil melakukan belokan yang patah
  • 3. Ban menjadi tidak gampang selip dan lebih mencengkram/menggigit jalanan
  • 4. Kendaraan menjadi lebih tenang atau tidak banyak terjadi guncangan.

Beberapa kekurangan antara lain sebagai berikut :
  • 1. Kemudi akan terasa sangat berat
  • 2. Timbul suara berdecit yang ketika mobil berbelok
  • 3. Menyebabkan ban aus/gundul di bagian dalam.

3. Camber Nol (Zero Camber)

Zero Camber (Camber Nol)

Zero camber  terbentuk apabila garis tengah roda berimpit dengan garis vertikal (tegak lurus). Apabila sudut camber dibuat nol, maka pada waktu kendaraan mulai dibebani dan berjalan, roda bagian bawah akan semakin tertarik keluar.

Hal ini mengakibatkan terjadi perpindahan tumpuan berat mobil yang semula beban tepat pada spindle menjadi ke bagian luar  spindle. Dengan demikian, pengemudian akan menjadi berat, membuat roda slip, dan stabilitas pengemudian berkurang. Tetapi zero camber juga berperan untuk mencegah keausan ban yang tidak merata.

Nol camber tidak biasa di adjust pada sebagian besar mobil RWD (rear wheel drive). Mobil mobil ini dirakit dengan setting camber nol dan cukup kuat untuk tidak lentur atau melengkung dalam kondisi beban normal.

Hampir semua mobil front wheel drive, mempunyai spesifikasi pabrik untuk sejumlah kecil rear camber, biasanya sejumlah kecil dari negative camber untuk stabilitas di kemiringan. Jika spesifikasi pabrik mengijinkan sebuah setting 0� sampai -0.5�(30�) diperlukan untuk penggunaan roda dan stabilitas kemudi.

Jika rear setting berubah, suku cadang suspensi belakang yang rusak perlu diganti. Meskipun demikian, hampir semua mobil dapat diatur dengan menggunakan tipe lain untuk pengaturan, seperti shims, cam bolt atau bushing.

Penyebab Perubahan Sudut Camber
  • Ketinggian Kendaraan, selalu periksa spesifikasi ketinggian kendaraan sebelum memulai alignment. Perubahan pada ketinggian kendaraan yg menyimpang dari spesifikasi akan mempengaruhi camber.
  • Lengkungan pegas, sesuai bertambahnya usia mobil, suspensi mempunyai kecenderungan untuk melengkung. 
  • Terlalu besarnya beban mobil atau perlakuan yang tidak semestinya dapat menyebabkan pegas melemah.
  • Lengkungan cross-member atau sub-frame, faktor lain yang dipertimbangkan adalah lengkungan pada cross-member atau sub-frame. 
  • Modifikasi pada mobil, seperti meningggikan atau merendahkan suspensi atau merubah keseluruhan berat dari mobil yang dapat juga mempengaruhi camber.

Akibat Sudut Camber Tidak Benar

  • Mobil tertarik ke salah satu sisi
  • Keausan yg terjadi pada satu sisi pada bagian dalam atau bagian luar dari permukaan roda.
  • Keausan bearing roda.
  • Keausan pada ball joint (camber yang tidak benar menyebabkan peningkatan keausan pada ball joints

Minggu, 01 Maret 2020

Jenis - Jenis Mur Roda Mobil

Jenis - Jenis Mur Roda Mobil - Saat menggunakan pelek berdiameter besar, tentu saja harus menyesuaikan mur roda (lug nut). Meski baut atau mur  roda bukan 100% sebagai titik tumpu pada sebuah kendaraan, fungsinya dalam mencengkeram velg roda ke baut tromol juga perlu diperhitungkan.
Mur Roda

Berikut Ini Jenis - Jenis Mur Roda Mobil :

1. Tipe Taper Seat
Pada umumnya pabrikan mobil memilih mur roda mobil tipe taper seat atau model tirus karena diameter centre bore (diameter tengah) pada velg standar telah sesuai dengan hub roda (dudukan bearing) mobil. Jadi velg dapat menempel sempurna karena tidak memiliki celah di antara centre bore dan hub.

Tipe ini masih terbagi dua berdasarkan lebar sudut tirusnya. Untuk velg aftermarket, sebaiknya pilih dengan bidang tirus seluas mungkin. Karena, velg aftermarket umumnya memiliki diameter centre bore lebih besar dari pelek standar, agar dapat diterapkan di beragam merek dan tipe kendaraan.

Kondisi ini tentu membuat beban pada baut roda meningkat drastis. Untuk itu diperlukan mur yang memiliki bidang kontak dengan pelek seluas mungkin.

Biasanya lubang baut velg aftermarket  dibuat lebih besar dari standar sehingga masih menyisakan celah antara baut dengan lubang baut di pelek. Celah inilah yang perlu ditutupi oleh mur yang memiliki sudut tirus (tapper seat) agar pelek tidak bergerak ketika pelek dan ban mendapat beban dan berputar.

2. Tipe Flat Seat (Dudukan Rata)
Sementara tipe flat seat memiliki tingkat kepresisian yang tinggi dikarenakan bidang sentuh antara pelek dan roda yang begitu luas.

3. Tipe Spherical Seat
Meskipun jarang ditemui, mur dengan dudukan model bola (spherical seat) juga menjadi salah satu pilihan pada mur roda. Bentuknya yang membuat mur dapat menekan pelek dengan sempurna.

Mana yang paling tepat, tentu perlu disesuaikan dengan bentuk lubang baut di pelek aftermarket yang Anda pakai. Prinsipnya, ciptakan bidang kontak mur seluas mungkin pelek agar dapat mengikat roda dengan kuat.

Jumat, 22 November 2019

Fungsi Spooring Mobil Dan Balancing

Fungsi Spooring Mobil Dan Balancing - Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan (safety) untuk pengendara / penumpang, serta kendaraan itu sendiri terhadap kendaraan lain, agar terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik. 

Salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam kendaraan adalah kondisi steering / kemudi kendaraan. Keadaan kenyamanan kemudi (steering) sangat tergantung pada kondisi dari penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun roda belakang (wheel alignment). 
Spooring

Fungsi Spooring Balancing Pada Mobil


Spooring

Spooring adalah untuk menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil sedang melaju pada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari komponen roda depan, sehingga memerlukan perawatan secara rutin agar kondisi ban dan komponen steering lebih tahan lama serta pengendara lebih nyaman.

Untuk jangka waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar setiap 15000 km atau 4 bulan. Yang diselaraskan penempatan atau alignmentnya adalah Camber, Caster dan Toe. Fungsi spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan meliputi :
  • Kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas. 
  • Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan ban/roda.
  • Untuk syarat kendaraan dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus keadaan kaki-kaki kendaraan dalam kondisi yang normal. 

Balancing

Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment.

Sehingga ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan. Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan pengendara. Ban dan pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan medan dan cara penggunaan kendaraan. Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran.

Saat roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat. Jika massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan.

Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance.

Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi parallel. Seiring dengan waktu pemakaian. Untuk menjaga agar roda dalam keadaan seimbang membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih nyaman dan pengemudi tidak mengalami kelelahan. Proses balancing dilakukan dengan cara melepas roda dan memutar pada alat balancing. Proses ini ada keterbatasan akurasinya.
Balancing Roda & Ban

Pada kecepatan yang tinggi (biasanya orang berpatokan pada kecepatan lebih dari 100 km/jam) apabila dirasa getar maka proses yang dilakukan adalah Finish Balance. Kemudian alat akan menunjukkan seberapa besar beban yang harus diberikan pada roda agar roda kembali menjadi balance.

Caranya bagian yang lebih ringan ditambahkan bobotnya dengan timah (weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan. Weight balance dipasang pada pelek roda sedemikian agar pendistribusian bobot pada roda lebih merata.
Weight Weight / Timah Balance

Semakin merata semakin bagus, tentu saja timah yang dipasang seoptimal mungkin tidak terlalu banyak karena jika timah dipasang telampau banyak nantinya roda malah keberatan timah. Dan untuk masalah velg yang tidak bundar sempurna sudah tidak bisa walau sudah ditambahkan timah, yang penting jika terdapat benjolan tidak terlalu parah masih bisa.

Lingkaran yang "sempurna" kalau diputar pada porosnya seharusnya akan terlihat seakan-akan diam. Sayangnya ban (tire) termasuk velg tidak bundar sempurna, ditambah lagi kepadatan material di ban (tire) dan velg tidak sempurna.

Sehingga kalau diputar pada porosnya akan bergerak naik-turun atau kiri-kanan dan gerakain ini akan kita rasakan sebagai getaran. Proses ini setelah ban dibalance biasa terjadi, selanjutnya ban dipasang pada mobil dan diputar pada mobil untuk diatur keseimbangan total. 

Kemudian akan diketahui titik-titik berat pada roda yang mengakibatkan roda tidak balance. Dalam hal ini yang turut mempengaruhi adalah bearing roda, hub roda bahkan lugnut atau mur roda pun juga ikut terputar.