Kamis, 11 Juni 2020

Rem Tromol Sepeda Motor : Komponen, Cara Kerja Dan Jenisnya

Rem Tromol Sepeda Motor : Komponen, Cara Kerja Dan Jenisnya - Sistem Rem secara garis besar berfungsi untuk mengurangi laju kendaraan. Sistem pengereman pada sepeda motor, dapat diklasifikasikan menjadi dua sistem, yaitu sistem rem mekanik atau tromol dan yang ke dua yaitu sistem rem hidrolik atau disc brake.
Rem Tromol Sepeda Motor

Berikut Komponen Rem Tromol Sepeda Motor Dan Fungsinya


Komponen - Komponen Rem Tromol Sepeda Motor

1. Brake Drum (Tromol Rem)
Brake drum atau tromol rem berfungsi sebagai media gesekan dengan kampas rem saat pengereman dilakukan, agar laju roda kendaraan dapat dihentikan. Tromol rem (brake drum) ini terletak tengah roda motor.

2. Brake Shoe (Sepatu Rem)
Sepatu rem atau brake shoe berfungsi sebagai tempat untuk kampas rem. Kampas rem rem tromol berbeda dengan kampas rem piringan atau cakram. Kampas rem tromol ini berbentuk persegi panjang dan melengkung.

Sepatu rem untuk motor umumnya dijual sudah lengkap dengan kampas rem, sehingga ketika kampas rem mulai tipis maka penggantiannya juga beserta sepatu remnya. 

3. Brake Lining (Kampas Rem)
Kampas rem terbuat dari bahan komposit yang berfungsi sebagai media gesek bersama dengan tromol rem. Selama proses pengereman dilakukan, bahan dari kampas rem ini kelamaan akan semakin menipis. Untuk itu dalam waktu tertentu kampas rem dapat habis dan perlu dilakukan penggantian.

4. Tuas Penggerak
Saat pedal / tuas rem ditekan tuas penggerak rem berfungsi sebagai penggerak sepatu rem agar menekan tromol rem. Tuas rem bekerja secara mekanik melalui brake cam yang terhubung di ujungnya.

5. Brake Cam
Brake cam berfungsi untuk menekan / mendorong sepatu rem saat tua penggerak rem bekerja. Brake cam (nok / tonjolan) terletak di ujung tuas penggerak.

6. Return Spring (Pegas Pengembali)
Return spring atau pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi sepatu rem setelah rem digunakan. Pegas ini terletak didalam sistem rem tromol diantara dua buah sepatu rem. Setelah pengereman dilakukan, pegas akan menarik sepatu rem agar renggang dengan tromol, sehingga roda dapat kembali berputar.

7. Anchor Pin
Anchor pin terletak dipangkal sepatu rem yang fungsinya sebagai center sepatu rem. Anchor pin akan menjaga sepatu rem pada area pangkal agar dapat bergerak membuka dan menutup.

8. Tuas Penghubung
Tuas penghubung terletak diluar sistem utama rem tromol, komponen ini berupa batang besi yang menghubungkan tuas penggerak rem dengan pedal rem. Tuas penghubung ada pada sistem rem tromol motor versi pedal injak.

Sedangkan pada motor matic yang menggunakan tuas rem tangan, maka menggunakan kawat kabel untuk menghubungkan tuas rem dengan batang penggerak rem. Diujung tuas penggerak dilengkapi dengan adjusting screw yang berfungsi untuk menyetel sepatu rem.

9. Pedal Rem / Tuas Rem
Pedal rem berfungsi sebagai komponen untuk mengaktifkan sistem pengereman. Pedal rem dibedakan menjadi dua macam yaitu, pedal rem injak yang ada pada sepeda motor bebek dan pedal rem tipe tuas yang ada pada motor matic. Meskipun berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama.

Cara Kerja Rem Tromol Sepeda Motor

Rem Mekanik / Tromol (drum brake) di operasikan secara mekanis dan sedangkan rem hidrolik dioperasikan secara hidraulic dengan memakai tekanan fluida.

1. Saat Belum Bekerja
  • Ada jarak antara tromol rem dan kanvas rem
  • Tidak ada gesekan

2. Saat Setengah Pengereman
  • Sepatu rem menyentuh lembut pada tromol rem 
  • Gesekan kecil - pengereman kecil

3. Saat Pengereman Penuh
  • Sepatu rem menempel penuh pada tromol rem
  • Gesekan besar - pengereman besar

4. Saat Pelepasan Penuh
  • Sepatu rem kembali ke sisi semula karena tarikan per
  • Tidak ada gesekan

Rem Tromol Pada Sepeda Motor Dibedakan Menjadi 2 Jenis

1. Jenis Leading & Trailing
Dengan sebuah cam yang di gunakan secara paksa, 2 buah sepatu rem yang mempunyai pengaruh pengereman kuat, adalah "leading shoe" dan yang lain "Trailing shoe".

Gaya pengereman leading shoe (gaya yang searah dengan putaran roda) di paksa bergerak oleh "cam", maka terjadilah gaya gesek yang searah dengan putaran roda. Gaya pengereman trailing yaitu gaya pengereman yang berlawanan dengan arah putaran roda.
Leading & Trailing

2. Jenis Two Leading Shoe
Dua buah "cam" digunakan untuk menekan dua buah sepatu rem , sehingga dapat bekerja seperti leading shoe. jadi dapat menghasilkan gaya pengereman kira kira 1,5 kali.
Two Leading Shoe

Jumat, 17 April 2020

Komponen Master Rem (Master Silinder Rem) + Fungsinya

Komponen Master Rem (Master Silinder Rem) + Fungsinya - Berikut ini komponen - komponen yang terdapat pada master rem (master silinder rem) & fungsinya :
Komponen Master Rem (Master Silinder Rem)

1. Reservoir Tank
Resevoir tank berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan mengisi minyak rem pada sistem hidrolik apabila mulai berkurang. Karena reservoir berfungsi sebagai penampung cadangan minyak rem maka harus tertutup rapat. sehingga jangan sampai lupa menutup kembali setelah mengisi minyak di reservoir tank.

Reservoir tank terdapat tutup dengan seal karet supaya dapat menutup dengan rapat agar minyak rem tidak tumpah. Pada reservoir tank terdapat garis low dan full ataupun min dan max. Perhatikan garis ini apabila minyak pada level low/min maka harus diisi sampai lever full/max.

2. Return Port
Return port berfungsi sebagai lubang katup pengembali minyak rem dari ruang tekanan ke tangki cadangan atau reservoir tank.

3. Primary Piston & Secondary Piston
Primary piston & secondary piston berfungsi untuk mengkompresikan atau memampatkan minyak di dalam ruang master silinder dengan adanya gaya dorong mekanik dari push rod (batang pendorong), untuk menghasilkan gaya dorong hidrolik yang dapat menggerakkan piston pada caliper rem cakram ataupun pada silinder roda rem tromol, agar dapat mendorong kampas supaya terjadi gesekan untuk memperlambat bidang putar (rotor dan tromol) pada saat pedal rem diinjak.

4. Piston Seal (Seal piston)
Piston seal atau seal piston berfungsi mencegah aliran minyak pada ruang depan  piston dengan ruang belakang piston (low pressure air). Selain itu, seal piston juga berfungsi mencegah gesekan antara piston dan dinding ruang silinder pada saat piston bergerak. oleh karena itu, seal piston terbuat dari karet (rubber) sehingga elastis.

5. Pegas Pengembali (Return Spring)
Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan primary piston ataupun secondary piston agar dapat kembali ke posisi semual pada saat pedal rem tidak diinjak.

6. Saluran Bypass (Bypass Ports)
Saluran bypass adalah saluran di antara reservoir dan ruang master silinder. Saluran bypass (bypass ports) berfungsi untuk untuk memungkinkan piston master silinder kembali ke posisi semula dengan cepat dan mencegah udara dapat masuk ke dalam master silinder. 

7. Saluran Kompensasi (Compensating Port)
Adalah lubang kecil yang menghubungkan antara  master silinder dengan ruang kerja (sisi depan dari piston master silinder). Ketika piston master silinder berada dalam posisi bebas (tidak ada pengereman), seal piston berada di antara lubang kompensasi dan lubang penambahan (bypass port).

Fungsi Compensating port / saluran kompensasi :
  • Compensating port/ saluran kompensasi berfungsi untuk memungkinkan ekspansi normal dan pengembangan minyak rem karena perubahan suhu.
  • Juga merupakan saluran pengembali cairan setelah pedal rem dibebaskan.

8. Inlet Port
Inlet port berfungsi sebagai lubang masuk atau pengisian minyak rem dari tangki cadangan ke ruang tekanan.

9. Outlet Port
Outlet port berfungsi sebagai lubang keluar minyak rem yang bertekanan menuju saluran system rem dan seterusnya ke silinder roda atau ke piston caliper.

10. Outlet Check Valve
Pada beberapa master rem terdapat outlet check valve yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk mencegah terlambatnya pengereman.
Kontruksi Outlet Check Valve

Jenis - Jenis Master Rem (Master Silinder Rem)

Jenis & Macam Master Rem - Secara umum master rem (master silinder rem) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Master Rem Tunggal (Single Master Cylinder)
Jenis ini digunakan pada sistem rem hidrolis untuk melayani keempat wheel cylinder / caliper. Pada master slinder rem tipe tunggal hanya terdapat satu piston didalamnya, dan satu piston tersebut digunakan untuk menekan cairan rem pada semua roda (keempat roda). 
Single Master Cylinder

2. Master Rem Ganda (Double Master Cylinder) / Tandem
Jenis ini digunakan sistem hidrolis untuk melayani roda bagian depan terpisah dengan roda bagian belakang, atau bagian roda sebelah kanan depan & kiri belakang terpisah dengan roda bagian kiri depan & kanan belakang.

Keuntungan pada master silinder tipe ganda (tandem) ini adalah ketika salah satu sistem tidak bekerja maka sistem lain tetap dapat berfungsi dengan baik.

Pada sistem penggerak roda belakang, piston no.1 untuk roda depan dan piston no.2 untuk roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan, terdapat beban tambahan pada roda depan, untuk mengatasi hal ini digunakan diagonal split hydraulic system.
Double Master Cylinder


Tetapi, jika ditinjau dari bentuk piston master remnya, maka master rem ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Master rem tipe plunger
Tipe Plunger

2. Master rem tipe portless
Tipe portless

3. Master rem tipe konvensional
Tipe konvensional

Perbedaan antara ketiga macam master rem tersebut terletak pada bentuk konstruksi dari piston.

Jumat, 06 Desember 2019

Jenis - Jenis Booster Rem & Cara Kerjanya

Jenis - Jenis Booster Rem & Cara Kerjanya - Ada dua jenis boster vakum digunakan pada kendaraan modern yaitu : satu-diafragma dan tandem -diafragma / diafragma ganda (dual-diafragma). Kedua jenis boster beroperasi sama tapi booster tandem mempunyai diameter diafragma lebih kecil.

Berikut Ini 3 Jenis Booster Rem & Cara Kerjanya :

1. Booster Rem Vakum Jenis Diafragma Tunggal
Boster vakum diafragma tunggal

Cara Kerjanya :

a. Saat Keadaan Bebas :
    Saat Keadaan Bebas
    Ketika pedal rem pada posisi bebas, port vakum internal terbuka yang memungkinkan kevakuman mengalir dari ruang di depan piston (ruang vakum) menuju ruang di belakang piston (ruang variable).

    Dengan demikian pada kedua sisi diafragma menjadi vakum. Pegas diafragma menekan piston kearah dasar, sehingga pushrod tidak menekan piston master silinder.

      b. Saat Bekerja :
        Saat Kondisi Bekerja

        Pada saat pedal rem diinjak, pushrod bergerak maju dan akan menutup vakum port dan membuka air inlet valve. 

        Dengan demikian ruang di bagian belakang diafragma terputus dengan ruangan didepan diafragma dan pada saat yang sama memungkinkan tekanan udara atmosfer untuk melewati katup inlet udara masuk ke ruang bagian belakang diafragma. 

        Hal ini akan menggerakkan piston maju dan pushrod akan menekan piston silinder master sehingga rem bekerja.

        2. Booster Rem Vakum Jenis Diafragma Ganda
        Boster vakum diafragma ganda

        Cara Kerjanya :

        a. Saat Keadaan Bebas :
          Saat Kondisi Bebas

          Unit memiliki dua tekanan konstan dan dua ruang tekanan variabel. Piston memisahkan setiap ruang tekanan variabel dan ruang tekanan konstan. Ketika rem tidak diterapkan katp udara dan valve operasi rod didorong ke kanan oleh piston return spring, sampai pada valve stopper key. 

          Karena Air Valve Control Valve mendorong kembali ke arah kanan , bagian ini menutup saluran udara atmosfir masuki ke booster, danmengakibatkan vacuum valve dan control valve adalah tidak bersentuhan satu sama lain (saluran vakum terbuka), tekanan ruang vakum ( A) dan ruang variable( B ) sama.

          Sehingga kevakuman diterapkan pada kedua constan chamber dan variabel pressure chambers , maka, tidak ada perbedaan tekanan antara kedua ruang sisi piston.

          b. Saat Bekerja :
          Saat Kondisi Bekerja

          Cara Kerjanya :

          Ketika pedal rem ditekan, baik alve operasi rod dan air valve didorong ke kiri bersama-sama. Akibatnya , control alve dan vacuum valve berhimpitan satu sama lain , ruang variable (B) terhadap ruang tekanan konstan (A). 

          Selanjutnya, air valve bergerak menjauh dari control valve, sehingga udara atmosfir memasuki. Ini menghasilkan perbedaan tekanan antara variabel chamber dan constan pressure chamber , dan piston bergerak ke kiri . 

          Tekanan ditransmisikan ke Reaksi Disc melalui Valve Body, selanjutnya ditransmisikan ke Push Rod Booster , menjadi kekuatan output booster. 

          3. Boster Hidrolis (Tekanan)
          Boster ini dipakai pada kendaraan yang tidak memungkinkan digunakanya boster vakum, seperti :
          • Ruangan sangat sempit (tidak cukup tersedia untuk penempatan boster vakum.
          • Tidak tersedia kevakuman yang konstan pada intake manifold (mesin diesel dengan turbo charger). 
          • Kendaraan yang membutuhkan gaya pengereman yang besar, sehingga penggunaan boster vakum tidak memungkinkan.
          • Cara kerja boster jenis tekanan hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis dari sistem power steering. Tekanan pompa power steering digunakan untuk mengoprasionalkan boster rem jenis ini.
          Boster tekanan hidrolis

          Cara Kerjanya :
          Cara kerja boster tekanan hidrolis

          Tekanan pompa Power steering digunakan untuk membantu pengereman dan juga untuk mengisi akumulator, dimana merupakan ruang yang menampung tekanan fluida. Tekanan tersebut digunakan pada saat mesin mati (off). 

          Ketika tekanan hidrolik mengisi akumulator, akan mendorong seal karet terhadap piston dan menekan pegas. 

          Jika pompa power steering berhenti (mesin berhenti), pegas akan menekan dan mendorong cairan ke dalam booster untuk membantu pengereman. 

          Akumulator dapat memberikan cukup tekanan hidrolik untuk dua atau tiga (2 atau 3) pada kondisi (darurat) untuk aplikasi rem jika tekanan power steering hilang.

          Selasa, 12 November 2019

          Kenali Masalah Pada Sistem Rem Mobil

          Kenali Masalah Pada Sistem Rem Mobil - Terdapat banyak masalah (trouble) pada sistem rem mobil yang harus diperhatikan. Mengingat sistem rem sendiri merupakan bagian yang cukup penting pada kendaraan sehingga pengendara harus dapat memastikan bahwa kondisi pada sistem rem selalu dalam kondisi baik.


          Berikut Kerusakan Yang Sering Muncul Pada Sistem Rem Mobil


          1. Rem Terasa Getar

          Saat diinjak terasa getaran pada pedal rem dan makin parah ketika ditekan pada kecepatan tinggi. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan mencoba bubut cakram atau tromol.

          Biasanya pemapasan mulai dari ketebalan 0.5 - 1.5 mm yang dianggap aman. Biaya bubut pun bervariasi antara Rp 100-300 ribu. Akan tetapi kalau kondisinya sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam, lebih baik mengganti komponennya.

          Bubut Disk Brake

          2. Rem Mbagel

          Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi mendesis. Pada umumnya mobil sudah menggunakan booster rem untuk memperingan injakan pedal. Jika berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.
          Booster Rem


          3. Rem Tidak Pakem

          Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan asbesnya sudah berkurang. 

          Atasi dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya piringan atau teromol tidak tergerus) atau piston rem yang sudah macet (selidiki setiap roda dan bagian mana saja yang sudah apkir). Atau bisa juga akibat kerusakan pada booster rem
          Kampas Rem

          4. Saat Di Rem Mobil Lari Ke Kiri / Kanan

          Hal ini disebabkan karena piston pada master rem roda yang terdapat pada salah satu roda macet. Rem dengan kondisi seperti itu akan kembali normal bila master rem roda diganti.

          Lebih baik jangan hanya mengganti bagian seal maupun dinding silinder master remnya saja. Agar fungsi rem tidak mudah rusak kembali, sebaiknya penggantian master rem dilakukan secara menyeluruh.

          5. Rem Dalam

          Kondisi ini biasanya disebabkan karena kerusakan pada master rem atau bisa disebabkan oleh kampas rem yang sudah tipis.

          6. Rem Dikocok / Dipompa

          Kemungkinan ada yang bocor sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. Coba cek kebocoran mulai dari master atas. Slang sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah bleeding untuk mengeluarkan angin palsu

          Kamis, 24 Oktober 2019

          Komponen Rem Angin Beserta Fungsinya

          Komponen Rem Angin Beserta Fungsinya - Keuntungan system Full Air Brake Di banding yang lain :
          • 1. Daya pengendalian yang ringan.
          • 2. Dapat di peroleh daya pengereman yg besar.
          • 3. Dalam perbaikan lebih sederhana.
          • 4. Tidak akan terjadi kebocoran pelumas di sekitar tromol
          • 5. Ramah lingkungan dan lain-lain.
            Rem Angin
              Karna daya pengereman pada sistem rem angin lebih besar di banding dengan system yang lainya semisal AOB.(Air Over Brake). Maka system ini di gunakan di kendaraan - kendaraan berat agar beban yang berat mampu di imbangi dengan system rem yang kemampuanya lebih berat juga.

                Komponen Rem Angin Dan Fungsinya :

                1. Air Tank
                Berfungsi untuk menampung udara sementara yang di suplay dari kompresor udara yg sebelumnya udara tersebut sudah di saring terlebih dahulu oleh filter udara dan Air Dryer agar udara yg masuk kedalam tangki bener bener bersihh tidak terdapat kotoran atau air yang masuk ke system saluran.

                Dan demi keamanan / safety di terapkan dalam system rem FAB ini bahwa tekanan di dalam tangki pun selalu harus sesuai, yaitu : 740 -840 kPa (7,5 � 8,5 kgf/cm2). apabila tekanan melebihi batas yang di tentukan maka urada di dalam Air Tank akan di buang ke atmosfer agar udara di dalam tanki tetep stabil.

                Selain itu juga tangki di lengkapi dengan check valve yaitu suatu komponen di Air Tank yang berfungsi untuk menjaga saluran udara balik ke kompresor di saat mesin mati maka check valve menutup saluran air tank yang ke kompresor.

                Kegunaan udara di dalam air tank :
                • Udara di dalam Air Tank di gunakan untuk menunjang sistem-sistem kelengkapan penujang kendaraan seperti : Clutch Boster (Boster Kopling), System Rem, klakson, Exaust Brake cylinder dan peralatan tambahan lainnya. 
                • Sepeti tadi dikatakan tekanan dalam tangki di jaga pada tekanan tertentu yang di lakukan oleh pressure regulator. 
                • Ketika tekanan naik melebihi standar, proses pemberian tekanan udara di hentikan oleh udara pressur regulator yang menekan Unloader Valve yang di tempatkan pada cylinder head kompresor. 
                • Ketika tekanan sudah turun di bawah standar unloadder valve pun di naikan oleh pegas dan pemberian tekanan udara di lanjutkan kembali.
                  Air Tank

                  2. Air Kompresor
                  Kendaraan menggunakan udara bertekanan dalam sistem rem dan peralatan tambahan lainnya. Dan udara tersebut di hasilkan oleh kompresor udara yang kemudian di salurkan dulu ke Air Dryer untuk di saring dimana Uap lembab dalam udara di bersihkan dan setelah melalui proses penyaringan selanjutnya di kirim ke tangki udara.

                  Karena kompresor udara kerjanya sangat extra tergantung putaran engine maka kompresor udara pun dilengkapi dengan sistem pelumasan dan pendinginan yang maksimal agar kompresor udara tetap bekerja dengan normal.
                  Air Kompresor

                  3. Brake Valve
                  Katup rem brake valve terpasang di bawah pedal rem pada sistem FOB atau AOB Katup ini mengendalikan rem dengan cara membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara bertekanan. Pengendalian rem untuk roda depan dan belakang dilakukan secara terpisah.

                  Saat pedal rem di tekan sebuah plunger dan pegas bergerak menekan primary piston dan menutup lubang ventilasi atas. Serta sebuah scondery piston dan menutup lubang ventilasi bawah. 

                  Ketika pedal di tekan lebih dalam feed valve atas dan feed valve bawah terbuka sehingga udara bertekanan dari tangki udara mengalir masuk ke power cylinder boster rem atau relief valve.

                  Ketika pedal di lepas aliran udara berbalik dan tekanan udara di lepaskan ke atmosfer melalui katup buang ( exaust valve) yang berada di bawah katup rem.
                  Brake Valve

                  4. Relay Valve
                  Relay valve di kendalikan oleh udara bertekanan dari brake valve, relay valve membuka dan menutup aliran udara bertekanan dari tangki ke tabung rem (brake chember).

                  Untuk mengaktifkan dan membatalkan rem dengan cepat. Kontruksi relay valve seperti pada gambar di bawah. Rem depan dan belakang memiliki relay valve tersendiri.
                  Relay Valve


                  5. Brake Chamber
                  Brake chamber berfungsi unuk merubah tekanan udaara menjadi gerakan mekanis dan melalui sebuah push rod mengerakan tuas slack adjuster. Walaupun brake chamber depan dan belakang kontruksinya sama pada brake chamber beakang biasanya di lengkapi dengan spring brake.

                  Saat udara bertekanan di alirkan ke dalam brake chamber, diafragma dan push rod tertekan dengan kekuatan sesuai gaya tekan pada diafragma, mengerakan sebuah cam rem melalui tuas pada slack adjuster.

                  Ketika pedal rem di lepas, push rod dan diafragma di tekan balik oleh sebuah pegas pembalik, mengembalikan posisi cam dan membantu pembuangan udara. Slack adjuster kontruksinya seperti pada gambar di bawah.

                  Dengan memutar adjuster screw, worm gear dan camshaft akan berputar dan akan mengatur celah kanvas dengan tromol. Pada ujung adjusting screw di pasang sistem pengunci posisi yang terdiri dari spring dan ball.
                  Brake Chamber

                  6. Air dryer
                  Seperti di katakan di atas tadi air dryer berfungsi untuk menyaring kelembapan udara sebelum udara masuk ke tangki udara di air dryer ini antara air dan kotoran di saring terlebih dahulu agar udara yang masuk ke Air Tank bener-bener bersih.
                  Air Dryer

                  Rabu, 23 Oktober 2019

                  Fungsi Booster Rem & Cara Kerjanya

                  Fungsi Booster Rem & Cara KerjanyaBoster rem dipasangkan menjadi satu dengan master rem (tipe integral) atau juga dapat dipasangkan secara terpisah dengan master silinder. Biasanya booster rem tipe integral ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang atau truk kecil.
                  Booster Rem Tipe Integral

                  Fungsi Booster Rem Pada Sistem Pengereman


                  Boster rem merupakan salah satu dari komponen sistem rem berupa alat bantu mekanis yang berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem 3 - 5 kali lipat sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh, karena ketika pengereman dilakukan tenaga penekanan ke pedal rem dari pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan.

                  Pada semua sistem rem kendaraan modern sudah dilengkapi dengan boster rem. Sebagian besar jenis boster rem yang digunakan adalah jenis kevakuman. Vakum adalah suatu kondisi di mana tekanan area spesifik lebih rendah dari tekanan atmosfer di sekitarnya. Perbedaan tekanan dapat dimanipulasi menggunakan diafragma (katup) yang berupa membran fleksibel.

                  Kerja membran disebabkan karena adanya perbedaan tekanan antara tekanan dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master Rem / Master silinder dihubungkan dengan pedal rem dan membran untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal minimum.

                  Boster rem menerima kevakuman melalui selang dan katup (katup satu arah). Katup mempertahankan tekanan vakum selama mesin mati dan menjamin booster akan memiliki kevakuman cadangan untuk 2-3 kali pengereman.

                  Boster rem dirancang sedemikian rupa sehingga apabila boster rem tidak bekerja dikarenakan adanya sesuatu hal, maka tenaga dari boster rem akan hilang. Dan menyebabkan hanya tenaga pedal rem saja yang bekerja.

                  Pada mobil bensin booster rem menggunakan tipe langsung, yaitu : Booster rem bekerja berdasarkan kevakuman intake manifold mesin yang berarti apabila mesin hidup maka booster rem bekerja. Ketika mesin mati maka booster rem tidak dapat bekerja atau tidak dapat membantu meringankan beban pedal rem.

                  Sedangkan booster rem pada mobil mesin diesel (solar), umumnya mengunakan pompa vakum yang diletakkan di belakang altenator atau dengan menggunakan rangkaian roda gigi tersendiri. 

                  Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, booster remnya diganti pompa vakum karena kevakumannya yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. 

                  Booster rem terdiri dari rumah booster, piston booster, membran, reaction mechanism, mekanisme katup pengontrolan. Booster rem dibagi menjadi bagian depan dan belakang, dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston booster. 


                  Cara Kerja Booster Rem Pada Sistem Pengereman

                  1. Saat Rem Tidak Gunakan
                  Posisi Rem Tidak Bekerja

                  Keterangan :

                  Katup udara dihubungkan ke batang operasi katup, dan ditarik ke kanan oleh pegas pembalik katup udara. Katup pengontrol didorong ke kiri oleh pegas katup pengontrol, Ini menyebabkan katup udara bersentuhan dengan katup pengontrol.

                  Karenanya, udara atmosfer yang mengalir melalui elemen pembersih udara dicegah memasuki ruang tekanan variabel. Pada kondisi ini katup hampa udara dari badan katup dipisahkan dari katup pengontrol untuk membuka alan antara saluran A dan saluran B.

                  Karena akan selalu ada hampa udara di ruang tekanan konstan, akan ada pula hampa udara di ruang tekanan variabel pada saat ini. Sebagai akibatnya, piston didorong ke kanan oleh pegas diafragma.

                  2. Saat Rem Digunakan
                  Posisi Rem Bekerja

                  Keterangan :

                  Ketika pedal rem ditekan, batang pengoperasian katup mendorong katup udara, sehingga menyebabkan katup udara bergerak ke kiri. Katup pengontrol, yang didorong melawan katup udara oleh pegas katup pengontrol, juga bergerak ke kiri sampai ia berhubungan dengan katup hampa udara.

                  Ini menutup bukaan antara saluran A dan B. Ketika katup udara bergerak lebih jauh ke kiri, ia bergerak menjauhi katup pengontrol. Kondisi ini membuat udara atmosfer memasuki ruang tekanan variabel melalui saluran B (setelah melewati elemen pembersih udara).

                  Perbedaan tekanan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variable membuat piston bergerak ke kiri, hal ini menyebabkan cakram reaksi (reaction disc) menggerakkan batang pendorong booster ke kiri dan menambah tenaga pengereman.

                  3. Saat Kondisi Menahan
                  Kondisi Menahan

                  Keterangan :

                  Bila pedal rem ditekan setengah, batang pengoperasian katup dan katup udara akan berhenti bergerak tapi piston akan tetap bergerak ke kiri karena adaperbedaan tekanan. Katup pengontrol tetap dihubungkan dengan katup hampa udara oleh pegas katup pengontrol, tapi ia bergerak bersama dengan piston.

                  Karena katup pengontrol bergerak ke kiri dan berhubungan dengan katup udara, udara atmosfer dicegah untuk memasuki ruangan tekanan variabel, sehingga tekanan pada ruang tekanan variabel stabil.

                  Akibatnya ada perbedaan tekanan yang konstan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variabel. Karenanya, piston akan berhenti bergerak dan mempertahankan tenaga pengereman yang sedang berlangsung.


                  4. Saat Kondisi Dorongan Maksimum
                  Kondisi Dorongan Maksimum

                  Keterangan :

                  Jika pedal rem ditekan seluruhnya ke bawah, katup udara akan bergerak seluruhnya menjauh dari katup pengontrol. Pada kondisi ini, ruang tekanan variabel diisi seluruhnya dengan udara atmosfer, dan perbedaan tekanan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variabel dibuat maksimum, hal ini membuat efek dorong maksimum bekerja pada piston.

                  Bahkan bila tenaga tambahan diberikan pada pedal rem, efek dorong pada piston akan tetap tidak berubah, dan tenaga tambahan akan diberikan hanya pada tongkat pendorong booster dan akan dikirimkan sebagaimana adanya ke silinder utama.

                  5. Saat Kondisi Tidak Hampa Udara :
                  Kondisi tidak hampa udara

                  Keterangan :

                  Jika sebuah vacuum gagal diberikan pada brake booster atas sebab apapun, maka tidak akan ada perbedaan tekanan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variable (karena keduanya akan diisi dengan udara atmosfer). Saat brake booster ada pada posisi "off", piston dikembalikan ke kanan oleh pegas diafragma. 

                  Tetapi, saat pedal rem ditekan, batang pengoperasi katup bergerak ke kiri dan mendorong katup udara, cakram reaksi (reaction disc) dan tongkat pendorong booster. Ini menyebabkan silinder utama piston memberikan tenaga pengereman pada rem. Pada saat yang sama, katup udara mendorong kunci stopper katup yang dimasukkan ke badan katup. 

                  Sehingga, piston juga akan mengatasi pegas diafragma dan bergerak ke kiri. Maka dengan itu, rem akan tetap fungsional bahkan saat tidak ada hampa udara yang diberikan pada brake booster. Tetapi, karena brake booster tidak bekerja, pedal rem akan terasa "berat".

                      Sabtu, 12 Oktober 2019

                      Mengenal Tentang Sistem Rem Angin

                      Mengenal Tentang Sistem Rem Angin - Rem udara atau biasa dikenal dengan nama rem angin adalah sistem rem yang pengoperasiannya menggunakan udara yang bertekanan dimana rem ini memanfaatkan energi udara bertekanan untuk menjalankan sistem pengereman. Awalnya sistem rem ini dikembangkan dan digunakan pada kereta api untuk menggantikan sistem rem mekanik secara individu yang artinya satu tuas hanya untuk mengerem satu roda.

                      Dengan diciptakannya sistem rem udara, kita hanya perlu menekan satu tombol atau pedal untuk membuka katup-katup agar udara bertekanan mengalir pada sistem rem sehingga brake chamber mengaktifkan brake house sampai terjadi proses pengereman. Intinya dengan menggunakan energi sekecil mungkin dapat melakukan pengereman untuk daya besar dengan bantuan udara bertekanan.


                      Pada sistem pengereman yang digunakan kendaraan untuk membawa muatan besar seperti bus dan  truk tentu berbeda dengan mobil konvensional seperti sedan, SUV,.ataupu MPV. Perangkat pengereman yang digunakan harus mampu disesuaikan dengan dimensi dan bobot kendaraan yang besar. Rem bus atau truk tentunya tidak mungkin hanya mengandalkan booster rem untuk membuat efesiensi ketika pengereman seperti yang digunakan pada mobil berukuran kecil dan sedang.

                      Jika rem pada kendaraan kecil adalah rem tromol yang kinerjanya dibantu oleh sistem hidrolik yang digerakkan oleh tekanan angin. Karena itu jenis rem ini juga dikenal sebagai rem angin (air brake). Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar.

                      Efek pengereman (bracking effect) diperoleh karena adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek. Supaya saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar, maka dibuatlah suatu sistem pengereman yang memakai tenaga tekanan udara. Sistem ini disebut sistem rem tekanan udara atau lebih dikenal rem udara. Sistem rem udara dilengkapi dengan sebuah kompresor untuk menghasilkan udara kompresi (udara bertekanan).

                      Kompresor pada sistem rem angin digerakkan oleh mesin kendaraan. Tiap-tiap roda dilengkapi dengan perangkat rem mekanik, poros kunci - kunci rem dilengkapi dengan tuas yang berhubungan dengan batang torak dari silinder-silinder udara. Di dalam sistem rem udara tidak diperkenankan ada kebocoran, kebocoran udara dapat mengakibatkan berkurangnya daya pengereman.

                      Keuntungan Pemakaian Rem Udara :

                      1. Memanfaatkan udara sebagai media kerja meiliki keutungan lebih karena

                      • Udara tersedia dimana saja dalam jumlah yang tak terhingga.
                      • Saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas dapat dibuang bebas ke atmosfer.
                      • Udara bertekanan dapat dialirkan dengan mudah melalui saluran - saluran dengan jarak yang panjang, jadi pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan.
                      • Dalam satu sumber tekanan, udara pada setiap cabang yang belum melalui penampang mempunyai tekanan udara yang sama. 
                      • Melalui saluran-saluran cabang dan pipa-pipa selang, energi udara bertekanan dapat disalurkan kemana saja dalam sistem rem tersebut.

                      2. Dapat disimpan dengan mudah

                      Sumber udara bertekanan (kompresor) hanya menyalurkan udara bertekanan sewaktu udara bertekanan ini perlu digunakan. Jadi kompresor tidak perlu bekerja seperti halnya pada pompa peralatan hidrolik.

                      3. Bersih dan kering

                      Udara bertekanan yang digunakan adalah udara bersih. Kalau ada kebocoran pada saluran pipa, benda - benda kerja maupun bahan -  bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor. Udara bertekanan yang digunakan juga merupakan udara kering, sehingga tidak menimbulkan korosi pada saluran-saluran yang terbuat dari logam.

                      4. Udara tidak peka terhadap suhu

                      • Udara bersih (tanpa uap air) dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu yang tinggi atau pada suhu rendah atau jauh di bawah titik beku. 
                      • Udara bertekanan juga dapat digunakan pada tempat - tempat yang sangat panas, misalnya untuk digunakan pada tempa tekan, pintu - pintu dapur pijar, dapur pengerasan atau dapur lumer. 
                      • Peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman dalam lingkungan yang panas sekali, misalnya pada industri - industri baja atau bengkel-bengkel tuang (cor).

                      5. Aman terhadap kebakaran dan ledakan

                      Keamanan kerja serta produksi besar dari udara bertekanan tidak mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan. Dalam ruang-ruang dengan resiko timbulnya kebakaran atau ledakan atau gas-gas yang dapat meledak dapat dibebaskan. Alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas. Dalam ruang seperti itu kendali elektrik dalam banyak hal tidak diinginkan.

                      6. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja

                      Pembawa energi (udara bertekanan) tidak perlu diganti sehingga untuk ini tidak dibutuhkan biaya.
                      Minyak setidak-tidaknya harus diganti setelah 100 sampai 125 jam kerja.

                      7. Rasional (Menguntungkan)

                      Pneumatik adalah 40 sampai 50 kali lebih murah daripada tenaga otot. Hal ini sangat penting pada mekanisasi dan otomatisasi produksi. Komponen-komponen untuk peralatan pneumatik tanpa pengecualian adalah lebih murah jika dibandingkan dengan  komponen - komponen peralatan hidrolik.

                      8. Kesederhanaan (Mudah Pemeliharan)

                      Karena konstruksi sederhana, peralatan-peralatan udara bertekanan hampir tidak peka gangguan.
                      Gerakan-gerakan lurus dilaksanakan secara sederhana tanpa komponen mekanik, seperti tuas-tuas, eksentrik, pegas, poros sekrup dan roda gigi. Komponen-komponennya dengan mudah dapat dipasang dan setelah dibuka dapat digunakan kembali untuk penggunaan -  penggunaan lainnya.

                      9. Dapat dibebani lebih

                      Alat-alat udara bertekanan dan komponen-komponen berfungsi dapat ditahan sedemikian rupa hingga berhenti. Dengan cara ini komponen-komponen akan aman terhadap pembebanan lebih.
                      Komponen-komponen ini juga dapat direm sampai keadaan berhenti tanpa kerugian.
                      Pada pembebanan lebih, alat-alat udara bertekanan memang akan berhenti, tetapi tidak akan mengalami kerusakan. Alat-alat listrik terbakar pada pembebanan lebih.

                        Jumat, 11 Oktober 2019

                        Komponen Utama Rem ABS (Antilock Braking System)

                        Komponen Utama ABS
                        1. Sensor Kecepatan
                        Sensor Kecepatan yang terletak pada setiap roda ataupun diferensial (dalam beberapa kasus), menyampaikan informasi kepada ABS ketika roda hendak mengunci. 

                        2. Katup
                        Di setiap rem pada jalur pengereman terdapat sebuah katup yang dikendalikan oleh ABS. Dalam beberapa sistem, katup tersebut memiliki 3 posisi :
                        • Posisi satu : katup dalam keadaan terbuka dan tekanan dari master silinder diteruskan langsung ke rem.
                        • Posisi dua : katup menghalangi jalur pengereman dan mengisolasi rem dari master silinder. Hal ini bertujuan untuk mencegah bertambahnya tekanan saat pengemudi menginjak pedal rem lebih dalam.
                        • Posisi tiga : katup melepaskan sebagian tekanan dari rem.

                        3. Pompa
                        Pompa berfungsi mengembalikan tekanan yang dilepaskan oleh katup pada jalur pengereman.

                        4. Kontroler
                        Kontroler adalah sebuah komputer. Komponen tersebut mengawasi sensor kecepatan dan mengendalikan katup. Kontroler memantau sensor kecepatan sepanjang waktu, menunggu penurunan kecepatan putaran roda yang tidak biasa. Dalam kondisi normal, pada kecepatan sekitar 100 km per jam, sebuah mobil membutuhkan waktu sekitar 5 detik untuk berhenti sepenuhnya.

                        Namun waktu yang dibutuhkan roda untuk berhenti berputar hingga terkunci, kurang dari 1 detik. Karena kontroler ABS mengetahui bahwa menghentikan kendaraan sepenuhnya sebelum roda terkunci tidak dimungkinkan, maka sesaat sebelum roda terkunci, tekanan rem akan dikurangi, dan setelah akselerasi terdeteksi, maka tekanan rem akan ditambahkan kembali, demikian seterusnya hingga mobil berhenti sepenuhnya.

                        Proses tersebut terjadi dengan cepat dan menghasilkan sistem pengereman yang maksimal. Pada saat ABS bekerja, denyut yang dihasilkan dari proses buka tutup katup secara terus menerus dengan sangat cepat, dapat dirasakan kaki melalui pedal rem. Beberap sistem ABS  dapat melakukan proses tersebut hingga 15 kali per detik.