Kamis, 31 Oktober 2019

Fungsi MAF Sensor (Mass Air Flow) & Cara Kerjanya

Fungsi MAF Sensor (Mass Air Flow) & Cara Kerjanya - Salah satu sensor penting mesin injeksi adalah sensor pasokan udara. Sensor udara ini memiliki berbagai tipe, ada MAF (Mass Air Flow) sensor, Air Flow Meter, dan Hot Wire. Umumnya sensor ini berada di ruang mesin, sebelum throttle body.


Fungsi MAF Sensor (Mass Air Flow)  


Sensor Mass Air Flow ini digunakan pada sistem injeksi elektronik untuk mendeteksi atau mengukur jumlah udara yang mengalir melalui  katup gas (throttle valve) pada throttle body berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.
Sensor MAF (Mass Air Flow)

Di dalam MAF sensor biasanya juga terdapat IAT (Intake Air Temperature) sensor yang berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk ke saluran intake manifold. Jumlah aliran udara yang masuk diubah menjadi output signal dari sensor menuju ECU. 

Selanjutnya informasi yang diterima  ECU diolah, lalu ECU akan memberi perintah ke injektor untuk menginjeksikan jumlah rasio bahan bakar dan udara yang optimal sesuai dengan kebutuhan mesin berdasarkan RPM dan beban mesin.

MAF sensor dapat ditemukan pada mesin bensin maupun mesin diesel. Pada mesin bensin sensor MAF (Mass Air Flow) ini dapat ditemukan pada  mesin yang mengggunakan sistem injeksi tipe L-EFI.  

Sementara pada mesin diesel bisa ditemukan pada mesin diesel yang telah menggunakan sistem Common Rail seperti pada mobil Toyota Fortuner, Ford Ranger dan lain-lain. Fungsi sensor Mass Air Flow (MAF) ini adalah untuk mengukur volume udara dan menyalurkan  udara  ke mesin mobil.

Seperti contoh, pada putaran mesin sekitar 1673 rpm banyaknya udara yang masuk ke mesin sekitar 23,88 galon/detik. ECU atau Electronic Control Unit menggunakan informasi banyaknya udara yang melewati MAF sensor untuk menentukan waktu injeksi bahan bakar dan untuk menyediakan perbandingan udara-bahan bakar yang tepat.

Pada mobil yang menggunakan sistem bahan bakar injeksi umumnya MAF sensor terletak dirumah filter udara atau setelah filter udara.
Posisi Letak Sensor MAF (Mass Air Flow)


Cara Kerja Sensor MAF (Mass Air Flow)


Pada bagian dalam Sensor MAF (Mass Air Flow) terdapat kabel pemanas platinum yang terkena aliran udara pada intake setelah filter udara. Dengan memberikan arus listrik dalam jumlah tertentu ke kabel elemen, ECU memanaskan elemen itu hingga pada temperatur tertentu. 

Aliran udara yang masuk melewati element dan mendinginkan elemen dan internal thermistor untuk mempengaruhi nilai tahanan keduanya. Untuk menjaga nilai arus yang konstan, ECU mengubah voltase yang dipakai komponen ini dalam Mass Air Flow meter. 

Ukuran tegangannya sama dengan volume aliran udara yang melewati sensor, dan ECU menggunakan informasi tersebut untuk menghitung volume udara yang masuk melewati intake.

    Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) & Cara Kerjanya

    Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) & Cara KerjanyaMAP sensor umumnya dipasang langsung pada bagian intake manifold mesin. Tetapi pada beberapa mesin EFI sensor MAP dipasang terpisah dari intake manifold, letaknya menempel pada rumah filter udara tetapi tetap terhubung dengan intake manifold melalui selang karet.

    Fungsi MAP Sensor (Manifold Absolute Pressure) 


    MAP sensor berfungsi untuk memberikan informasi data tekanan udara di dalam intake manifold secara aktual berupa perubahan tegangan ke dalam Electronic Control Unit (ECU). 

    MAP sensor mendeteksi atau mengukur jumlah udara yang mengalir melalui  katup gas (throttle valve) pada throttle body berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.
    Letak MAP Sensor Pada Daihatsu Xenia

    MAP (Manifold Absolute Pressure) digunakan pada mesin yang menggunakan sistem injeksi tipe D-EFI. Sedangkan sensor MAF (Mass Air Flow dapat ditemukan pada  mesin yang mengggunakan sistem injeksi tipe L-EFI.

    MAP (Manifold Absolute Pressure) ini berbeda dengan sensor MAF (Mass Air Flow). Tetapi fungsi kedua sensor ini hampir sama yaitu untuk mendeteksi banyaknya udara yang masuk. Volume udara masuk ini diukur agar campuran antara udara dan bahan bakar dapat ideal.

    Cara Kerja MAP Sensor

    MAP sensor ini bertugas mengukur tekanan udara didalam intake manifold melalui selang vakum yang terhubung antara sensor MAP dengan intake manifold. 

    Kevakuman didalam intake manifold terjadi ketika mesin mulai dinyalakan dan nilai kevakuman akan berubah ketika pedal gas diinjak (tergantung bukaan throttle valve).

    Di dalam sensor MAP terdapat komponen silicon chip yang berfungsi merubah tahanan sesuai dengan tekanan udara dari intake manifold. Satu sisi silicon chip terhubung dengan tekanan udara intake manifold dan satu sisi lainnya terhubung dengan ruang vakum (vacuum chamber). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
    Kontruksi Sensor MAP

    Tekanan pada ruang vakum akan tetap konstan sedangkan pada ruang intake manifold tekanan akan mengalami perubahan. Perubahan tekanan pada intake manifold akan menyebabkan perubahan bentuk dari silicon chip. 

    Nilai tahanan pada silicon chip juga akan berubah sesuai dengan tingkat perubahan tekanan. Tegangan signal dari ECU akan masuk kedalam terminal VC yaitu sebesar 5 volt. Tegangan ini akan mengalir melewati silicon chip. Apabila tahanan pada silicon chip besar maka tegangan yang melewatinya akan semakin kecil.

    Tegangan yang telah melewati silicon chip ini selanjutnya akan dikirimkan ke terminal PIM dan selanjutkan di kirimkan ke ECU.

    Sensor MAP terdiri dari tiga terminal kabel dan satu selang vakum. Selang vakum sensor MAP ini terhubung dengan intake manifold chamber, sedangkan tiga terminal kabel ini yaitu terdiri dari :
    Terminal Pada MAP Sensor

    Keterangan :

    1. Terminal VC : yaitu terminal yang mendapatkan tegangan atau signal inputan dari ECU yaitu sebesar 5 volt ketika kunci kontak di On kan.

    2. Terminal PIM : yaitu terminal yang digunakan sebagai terminal keluaran atau signal output dari sensor MAP. Tegangan ini nilainya akan bervariasi tergantung dari kevakuman manifold dan tegangan keluaran ini nantinya akan dikirimkan kembali ECU sebagai inputan data oleh ECU.

    3. Terminal E2 : yaitu terminal yang digunakan sebagai massa atau ground dari sensor MAP.

    Ketika terjadi masalah pada sensor MAP maka otomatis lampu MIL (Malfunction Indicator Lamp) atau check engine akan menyala. Letak dari lampu check engine atau MIL terletak pada dashboard kendaraan. 

    Pada kondisi normal, lampu check engine akan menyala ketika kunci kontak ON mesin mati, dan normalnya lampu akan mati kembali ketika mesin dinyalakan, Namun apabila lampu check engine ini tetap menyala saat mesin menyala maka menandakan ada masalah pada sensor.

    Untuk memastikan apakah kerusakan yang terjadi disebabkan karena sensor MAP dan bukan oleh sebab lain maka dibutuhkan alat scan atau scan tool.

        Fungsi ISC (Idle Speed Control) & Cara Kerjanya

        Fungsi ISC (Idle Speed Control) & Cara Kerjanya - Idle Speed Control (ISC) berfungsi untuk mengatur volume udara yang masuk ketika putaran mesin idle (langsam) atau ketika putaran mesin tanpa beban. Dengan cara bypass katup gas atau throtle valve dalam kondisi tertutup. ECU hanya mengoperasikan katup ISC untuk membuat idle up dan memberikan umpan balik untuk mencapai target putaran idling.
        Letak ISC (Idle Speed Control) Pada Toyota Rush

        Jika Pada Mobil Sistem Bahan Bakar Konvensional Terdapat 2 Sekrup Penyetel Karburator, yaitu :

        1. Sekrup Idle Speed Air Screw (ISAS)
        Sekrup ini berfungsi untuk mengatur sudut pembukaan katup gas, saat katup gas tidak mendapatkan tekanan

        2. Sekrup Idle Mixture Air Screw (IMAS)
        Sekrup ini berfungsi untuk mengatur udara yang melewati saluran idle pada karburator.

        Maka pada sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection), kedua sekrup penyetel yang diatur secara manual tersebut digantikan dengan komponen ISC (Idle Speed Control). Dengan menggunakan ISC maka tidak perlu lagi mengatur putaran idle pada mesin EFI.

        Fungsi Idle Speed Control (ISC)


        1. Menaikan putaran mesin ketika mesin dingin atau saat mesin pertama kali dinyalakan pagi hari. Saat pagi hari mesin dalam keadaan dingin, idle speed control (ISC) akan menaikan RPM mesin menjadi 2000, setelah itu katup ISC akan membuka lebih besar sesuai perintah yang diberikan oleh ECU.

        2. Mengatur jumlah udara yang masuk ke intake manifold saat pedal gas tidak diinjak (throttle valve tertutup).

        3. Menyesuaikan putaran langsam (idle) mesin pada segala kondisi secara otomatis.

        4. Menaikan putaran mesin saat beban elektrikal bertambah, contohnya saat nyala lampu besar atau pemanas kaca belakang.

        5. Idle up mesin, idle up difungsikan untuk menjaga agar putaran mesin tetap stabil, walaupun saat AC mobil mulai dinyalakan. Jika idle up tidak bekerja, mesin akan bergetar karena beban mesin bertambah untuk memutar kompressor AC.

        Kerja ISC Dipengaruhi Beberapa Komponen Lain, Apa Saja?

        1. Sensor MAF (Mass Air Flow)
        MAF mengirimkan data masa / volume udara berdasarkan aliran.

        2. Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)
        Berfungsi untuk mengukur RPM mesin sebagai feedback atas kinerja ISC system.

        3. Sensor TPS (Throttle Postion Sensor) 
        Mengetahui posisi katup gas untuk menentukan sudut pembukaan katup.

        4. Sensor Barometric Pressure
        Mengetahui tekanan udara pada suhu dan ketinggian mobil berada.

        5. Sensor ECT (Engine Coolant Temperature)
        Berfungsi untuk memonitor suhu air pendingin mesin untuk mengetahui suhu mesin.

        Baca Juga : Jenis - Jenis ISC (Idle Speed Control)

        6. Sensor AC Refrigerant Pressure
        Berfungsi untuk mengukur tekanan freon AC agar mesin dapa hidup walau dibebani kompresor AC ketika AC dinyalakan.

        7. Electronic Control Unit (ECU)
        Berfungsi sebagai kontroller yang akan melakukan perhitungan dari berbagai data sensor.

        8. ISC Valve
        Berfungsi sebagai aktuator yang akan menutup dan membuka saluran idle berdasarkan perhitungan dari ECU.


        Cara Kerja Idle Speed Control (ISC)

        Wiring Diagram ISC Valve (Idle Speed Control)

        Keterangan :

        ECU mengirimkan perintah berupa tegangan dengan nilai tertentu. Besar nilai tegangan ini akan mempengaruhi besar kecilnya katup ISC membuka. Besaran tegangan ini, diperoleh dari serangkaian perhitungan didalam ECU dari berbagai data masukan yang diperoleh dari sensor. 

        Saat mesin hidup, sensor TPS akan mengirimkan sinyal yang menunjukan katup dalam posisi tertutup. Sinyal yang dikirimkan, berupa tegangan dengan besaran antara 0 volt - 5 volt. Pada posisi katup tertutup rapat, maka tegangan yang dikirimkan sensor menyentuh 4,9 Volt. 

        Saat katup terbuka maka tegangan sinyal akan semakin turun. Jika tegangan sinyal TPS berada pada 4,8 - 4,9 Volt maka ECU akan menyimpulkan katup gas dalam posisi tertutup atau mesin berada pada kecepatan idle. Maka tegangan ke ISC valve siap dikirimkan. 

        Tetapi, ECU perlu data dari sensor lain untuk mengetahui berapa besaran tegangan ISC yang tepat sesuai kondisi mesin. Maka sensor MAP akan mengirimkan tegangan sinyal yang menunjukan beban mesin. 

        ECT (Engine Control Temperature) akan mengirimkan tegangan sinyal yang menunjukan suhu mesin, dan Refrigerant pressure sensor akan mengukur tekanan freon untuk mengetahui beban mesin terhadap kompresor. 

        Untuk pengolahan atau kalkulasi didalam ECU, tidak kita ketahui secara pasti karena didalam ECU tegangan sensor tersebut akan diolah oleh serangkaian IC yang terintegrasi satu sama lain. 

        Jadi, ECU berisi beberapa transistor dan IC. Sehingga kita akan terlalu rumit untuk membahas hingga kedalam IC tersebut. Intinya, ECU akan menkalkulasi data dari sensor tersebut dan hasilnya berupa output tegangan dengan value tertentu. 

        Dalam sistem ini ada dua aktuator yang berperan, yakni injektor untuk menyuplai bensin dengan volume yang pas dan ISC valve untuk mengatur udara dengan volume yang pas. 

        ISC valve mengubah tegangan listrik yang diperoleh dari ECU ke gerakan mekanis. Gerakan ini akan dihubungkan pada sebuah katup yang bisa mengatur besar kecilnya saluran idle.

        Rabu, 30 Oktober 2019

        Perbedaan Lampu Halogen, HID & LED Pada Mobil

        Perbedaan Lampu Halogen, HID & LED Pada Mobil - Lampu merupakan salah satu komponen paling penting dari sebuah mobil. lampu berfungsi sebagai penerang bagi pengemudi ketika jalan di malam hari. Peran vital lampu tentu juga berpengaruh dari intensitas cahaya yang dihasilkan.

        Belakangan ini banyak diciptakan teknologi-teknologi lampu mutakhir oleh produsen mobil. Salah satu contohnya adalah LED Matrix yang dapat ditemukan pada mobil-mobil premium terbaru Audi. Tetapi, sudahkah Anda mengenali jenis-jenis lampu yang digunakan pada mobil? Berikut penjelasannya.

        Perbedaan Lampu Halogen, HID Dan LED


        1. Lampu Halogen

        Lampu jeni ini yang paling sering ditemukan dan digunakan. Karena lampu jenis halogen adalah lampu yang umum digunakan pada mobil saat ini. Selain karena harganya lebih terjangkau, lampu halogen juga mudah diaplikasikan pada mobil keluaran baru saat ini.

        Lampu ini bekerja menggunakan filamen layaknya lampu pijar. Halogen mengoperasikan filamen dalam suhu yang tinggi sehingga dapat memancarkan cahaya yang lebih terang dan suhu warna lebih tinggi dari lampu pijar rumahan.

        Bias yang dihasilkan lampu halogen digunakan sebagai lampu utama (headlamp), dan memiliki daya mulai dari 35 watt - 55 watt. Lampu halogen sendiri merupakan pengembangan dari bohlam pijar, dimana sebuah filamen wolfram disegel di dalam sampul transparan kompak berisikan gas lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromine.

        Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Idealnya, warna cahaya yang dihasilkan lampu halogen berkisar antara 3.000 Kelvin (kuning, warna cahaya rendah) hingga 5.000 Kelvin (putih, warna cahaya tinggi). Semakin tinggi kelvinnya, maka sorotan cahaya yang dihasilkan lebih elegan. Sedangkan semakin rendah  kelvinnya, maka semakin berguna dalam hal visibilitas di kondisi hujan maupun berkabut.
        Halogen

        2. Lampu HID (High Intensity Discharge)

        Lampu ini tidak memiliki filamen seperti pada halogen. Kerja lampu jenis ini memanfaatkan pengapian gas xenon yang ada di dalam tabung. Lampu jenis ini memiliki intensitas cahaya yang lebih terang dan ketahanan lebih lama tanpa membutuhkan watt yang tinggi dibanding lampu halogen.

        Normalnya sebuah lampu HID memiliki daya 35 watt. Sayangnya untuk melakukan pergantian pada lampu HID lebih rumit, sebab ia menggunakan arus listrik yang berbeda dan memerlukan ballast untuk menyeimbangkannya.

        Cahaya yang dihasilkan lampu ini berasal dari pengaktifan gas xenon dengan umur pakai mencapai 3.000 jam, di atas umur bohlam halogen yang bertahan di kisaran waktu 500 jam saja. Selain itu lampu HID dengan daya 35 watt mampu menghasilkan terang 3.5 kali lebih baik dibanding halogen berdaya 55 watt. Meski begitu, untuk menggunakan lampu HID dibutuhkan ballast, komponen ini berfungsi mengubah arus DC 13,2 V menjadi arus AC dengan kekuatan mencapai 23.000 volt.
        • Umumnya HID tersedia dalam berbagai pilihan warna cahaya, mulai dari 3.000 Kelvin - 25.000 Kelvin
        • Temperatur warna 3.000 Kelvin berwarna kuning pekat, cocok digunakan kondisi cuaca berkabut ataupun hujan deras
        • Cahaya 4.300 Kelvin berwarna putih kekuningan
        • Cahaya 6.000 Kelvin menghasilkan warna putih 
        • Cahaya 8.000 Kelvin berwarna putih kebiruan
        • Penggunaan temperatur warna di atas 8.000 K kurang dianjurkan, karena daya penetrasi cahaya saat hujan deras maupun kabut semakin berkurang.
          Lampu HID

          3. Lampu LED (Light Emitting Diodes)

          Lampu LED awalnya lebih banyak digunakan sebagai lampu penerang ruangan, lampu rem, maupun lampu plat nomor. Namun, saat ini sudah banyak digunakan sebagai lampu utama berkat teknologi yang semakin berkembang. Kelebihan LED adalah ketahanannya yang lebih baik serta intensitas cahaya yang didapat lebih terang dengan daya yang lebih kecil bahkan dibanding HID.

          Dalam pengaplikasiannya LED tak membutuhkan ballast seperti HID, tetapi ia tetap perlu penambahan relay maupun conversion kit yang normalnya sudah tersedia dalam satu paket saat pembelian. Sejarah mencatat jenis lampu LED (Light Emitting Diode) sudah mulai dikembangkan pada tahun 2004, dimana teknologi LED kini mulai digunakan di hampir mayoritas mobil-mobil terkini. Jenis lampu ini diklaim lebih efisien dari segi kebutuhan listrik, serta memiliki usia pakai lebih panjang hingga dengan respon lebih cepat dan warna sinar lebih baik.

          Cahaya dari LED warnanya setara warna sinar matahari siang hari. LED menghasilkan cahaya 5.500 Kelvin atau mendekati cahaya siang hari. Selain itu untuk sorotan dari lampu LED dalam kondisi dipped beam bisa mencapai 150 meter mendeteksi, dan kondisi high beam bisa menjangkau 250 meter. Selain itu, beberapa brand lampu semisal Osram atau Phillips yang memproduksi lampu utama mobil jenis LED juga mengklaim bahwa produk mereka bisa memiliki umur pakai mencapai 10.000 jam.

          Karena penggunaan LED tergolong canggih, beberapa pabrikan otomotif bisa leluasa menciptakan teknologi lampu adaptif, di mana kekuatan sinar cahaya bisa dikontrol secara otomatis agar mampu mendukung visibilitas pengemudi dalam kondisi sulit tanpa mengganggu pengendara lain dari arah berlawanan. Di sisi lain, hal itu ada risikonya, yakni jika terjadi kerusakan maka satu modul lampu LED wajib diganti, bukan hanya satu unit lampu saja.
          Lampu LED

          LED dalam dunia otomotif pun dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

          a. LED Lumiled

          Lumiled merupakan divisi khusus pengembangan lampu LED berdaya tinggi dan merupakan anak perusahaan dari Phillips. Lampu LED jenis ini jamak digunakan sebagai lampu utama dalam dunia otomotif.

          b. LED Cree

          Jenis ini merupakan salah satu jenis dari lampu tambahan berupa lampu LED yang tersusun sesuai kebutuhan dan kapasitas dilengkapi modul di dalamnya. Biasanya LED Cree digunakan sebagai pengganti lampu sein dan lampu rem.

          c. LED COB

          Sesuai namanya COB (Chip On Board), LED jenis ini merupakan sebuah hamparan ratusan bahkan ribuan chip LED yang tersusun dalam satu papan. LED yang satu inilebih sering digunakan sebagai pengganti lampu kabin di plafon.

          Perbandingan Karakteristik Halogen, HID, & LED

          1. Perbedaan Berdasarkan Caha Yang Dihasilkan
          • Halogen: Standar, umumnya berwarna kuning atau warm white.
          • HID: Sangat terang, umumnya berwarna putih, cahaya menyebar ke segala arah, harus disertai dengan proyektor HID agar cahaya fokus.
          • LED : terang, warna tunggal monoton, pilihan warna banyak, diperlukan proyektor LED agar optimal dan fokus untuk penggunaan sebagai lampu utama.

          2. Kualitas Cahaya Saat Kabut
          • Halogen: Leboh optimal dalam menembus kabut
          • HID: kurang optimal
          • LED: kurang optimal

          3. Berdasarakan Umur Pemakaian
          • Halogen: 500 hingga 1000 jam
          • HID: 2000 jam
          • LED: 15000 jam

          4. Berdasarkan Daya Listrik Yang Dibutuhkan :
          • Halogen: 55 watt untuk lampu utama
          • HID: 35 watt untuk lampu utama
          • LED: 20-30 watt untuk lampu utama

          5. Ditinjau Dari Penempatan Lampu Pada Motor 
          • Halogen: lampu utama, lampu kabut
          • HID: lampu utama
          • LED: DRL, indikator speedometer, stoplamp, lampu utama

          6. Ditinjau Dari Harganya
          • Halogen: murah, mulai dari 50 ribu hingga 300 ribu rupiah
          • HID: mahal, mulai dari 300 ribu hingga 800 ribu rupiah
          • LED: untuk LED berkualitas, harganya mencapai 1.5 hingga 2 juta rupiah

          Selasa, 29 Oktober 2019

          Tips Sebelum Mengganti Ban & Cara Merawat Ban Mobil

          Tips Sebelum Mengganti Ban & Cara Merawat Ban Mobil - Setiap ban memiliki tread wear indicator (TWI), yang berbentuk segitiga dan terdapat pada sisi samping ban (side wall). TWI ini merupakan indikator tingkat keausan ban dan bisa juga menjadi patokan untuk mengganti ban.

          Saat tapak ban sudah melampaui indikator tersebut, terlihat garis melintang antara tapak ban, yang berarti ban tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan. Ban yang sudah botak sangat mempengaruhi pengendalian dan jarak pengereman.

          Harus Tahu Kapan Saatnya Ganti Ban, Berikut Ciri - Ciri Ban Yang Harus Di Ganti :

          1. Jika terdapat benjolan pada ban
          Sebaiknya segera ganti ban yang benjol dengan yang baru, karena berpotensi untuk terjadinya pecah ban
            Benjolan Ban

            2. Jika ban banyak terdapat tambalan
            Ban yang sudah banyak terdapat tambalan berpotensi untuk bocor sewaktu-waktu.
              Ban Sobek

              3. Karet ban sudah getas/pecah-pecah
              Kondisi ini biasanya terdapat pada sisi samping ban. Hubungi gerai ban terdekat jika anda manemui tanda-tanda kerusakan atau kelainan pada ban anda.
                Karet Ban Pecah - Pecah


                Ketahui Karakter Pola Telapak Ban :

                Saat ini merek dan kembangan ban begitu bervariasi.
                Apakah anda sudah memilih ban yang tepat untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan anda? 
                Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni Searah (Directional), Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric). Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pengemudi yang berbeda-beda.

                1. Pola Searah (Directional)
                Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau pola kembangannya berbentuk huruf "v".
                Searah (Directional)
                Fitur :
                • Menepis air dengan sempurna untuk pengendalian yang lebih baik di permukaan basah maupun kering.
                • Performa dan pengereman yang lebih baik.
                • Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas) dan memiliki   indeks kecepatan yang tinggi.
                • Cocok untuk pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan tinggi.

                2. Pola Simetris (Symmetric)
                Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan desain rib yang berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun luar memiliki fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan pola simetris memiliki alur yang menyerupai gelombang.
                Simetris (Symmetric)
                Fitur :
                • Nyaman dan sangat hening
                • Alur utama untuk menepis air.

                3. Asimetris/ (Asymmetric)
                Cocok untuk pengemudi yang menyukai kenyamanan dan keheningan dalam berkendara. Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk membedakan kedua bagian sisinya. Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar untuk menepis air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah. Sedangkan bagian dalam ban memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas bidang yang berhentuhan dengan jalan sehingga ban lebih stabil.
                Asimetris/ (Asymmetric)
                Fitur :
                • Pengendalian yang baik di jalan basah maupun kering.
                • Pengendalian yang baik pada saat membelok pada kecepatan tinggi.
                • Cocok untuk pengemudi yang menyukai performa tinggi.

                Cara Merawat Ban Mobil Agar Berfungsi Maksimal & Lebih Tahan Lama :

                1. Perhatikan Tekanan Angin Ban
                Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam perawatan ban. Artinya, ban harus diberi tekanan angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan bisa didapatkan di berbagai area kendaraan Anda, seperti di ujung pintu pengemudi, di bagian bawah pintu atau di bagian dalam kotak penyimpanan di pintu kendaraan.
                Perhatikan Tekanan Angin Ban

                Tekanan angin kurang dapat menyebabkan kerusakan bagian sidewall, menurunnya kapasitas angkut beban, dan juga mengakibatkan borosnya bahan bakar. Karenanya tekanan angin ban harus diperiksa secara berkala, paling tidak setiap dua minggu sekali atau ketika hendak melakukan perjalanan jarak jauh.
                Perhatikan : Memeriksa tekanan angin ban sebaiknya pada saat ban dalam keadaan dingin. Bila kendaraan baru saja dipakai, biarkanlah suhu ban turun sebelum diperiksa tekanan anginnya.
                Periks Tekanan Angin Ban


                Tekanan angin yang tidak tepat dapat membuat ban aus tidak merata. Keausan di tengah disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu tinggi karena pemakaian kembangan ban bagian tengah yang berlebihan. Sebaliknya, tekanan yang terlalu rendah mengakibatkan keausan pada kedua sisi bahu ban.


                Menggunakan angin nitrogen (N2) pada ban lebih baik daripada angin kompresor 
                Penggunaan Angin Nitrogen

                Kelebihan menggunakan angin nitrogen sebagi berikut :
                • Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2)
                • Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar, membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga tidak membutuhkan pengisian yang terlalu sering.
                • Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena sifatnya yang dingin.
                • Mengurangi keausan ban yang tidak merata.
                • Lebih hemat BBM.
                • Memperbaiki manuver.

                2. Perhatikan Rotasi Ban
                Sehebat apapun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau paling tidak, ban di kedua poros (depan dan belakang) tidak berfungsi maksimal dan mengakibatkan keausan tidak merata dan usia pakai menjadi lebih pendek.  Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah mencapai 7.500-10.000 km. Ada dua sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu menggunakan empat roda dan menggunakan lima roda, termasuk ban cadangan. 

                a. Rotasi dengan empat roda

                Dapat digunakan dengan cara diagonal, horisontal atau vertikal. Untuk rotasi diagonal,  rotasi dilakukan dengan menukar ban depan kiri dengan belakang kanan dan ban depan kanan dengan belakang kiri.
                Diagonal & Horisontal

                Untuk rotasi horisontal, roda kanan depan ditukar dengan roda kiri depan. Demikian juga dengan roda belakang, ban kanan belakang ditukar dengan kiri belakang. Untuk rotasi vertikal, roda kiri depan ditukar dengan roda kiri belakang. Demikian juga dengan roda kanan depan ditukar dengan roda kanan belakang.
                Vertikal

                b. Rotasi dengan lima roda (dengan ban serep)

                Sistem rotasi dengan menggunakan lima ban relatif mirip dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke depan kiri. Ban depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan kanan belakang pindah ke depan kanan. Dan terakhir, ban depan kananlah yang menjadi ban serep.
                Peringatan : Jangan gunakan rotasi dengan lima roda jika ban serep berlainan merek atau model dengan empat ban lainnya.

                Cara Megetahui Arti Kode Pada Ban Mobil

                Cara Megetahui Arti Kode Pada Ban Mobil - Ban merupakan salah satu komponen pada mobil yang memiliki fungsi vital diantaranya :

                1. Menahan beban

                Dalam hal menahan beban, yang paling berpengaruh adalah tekanan angin, karena angin dalam ban berfungsi untuk menopang berat kendaraan dan muatan.
                  Menahan beban

                  2. Meredam guncangan

                  Tekanan angin dan type ban (radial/ bias) sangat berpengaruh dalam meredam guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe radial mampu meredam guncangan lebih baik daripada ban tipe bias.
                    Meredam guncangan

                    3. Meneruskan tenaga dari mesin

                    Ban berfungsi untuk meneruskan gaya gerak dan pengeraman ke permukaan jalan, hal ini berkaitan dengan kinerja traksi dan pengereman. Yang berpengaruh dalam hal ini adalah pattern atau kembangan dari ban.
                      Meneruskan tenaga dari mesin

                      4. Meneruskan fungsi kemudi

                      Ban sangat penting dalam mengontrol arah kendaraan, hal ini akan menentukan kemampuan bermanuver dan kestabilan dalam berkendara.
                        Meneruskan fungsi kemudi

                        Memahami Indeks Beban Dan Simbol Kecepatan :

                        Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah disepakati bersama seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan maksimum yang aman, yang juga berhubugan dengan indeks beban. Lihat tabel indeks beban dan simbol kecepatan di bawah ini.

                        Kedua unsur dibawah ini disebut juga keterangan penggunaan ban dan saling berhubungan. Tabel di bawah ini memberikan informasi nilai indeks beban dan simbol kecepatan untuk masing-masing simbol atau nilai.

                        Indeks Beban (simbol and beban maksimum dalam Kg)
                        Simbol Kecepatan (simbol and kecepatan maksimum dalam km/jam)

                        Mengetahui Kode Pada Ban :

                        Semua ban memiliki serangkaian kode khusus yang menginformasikan spesifikasi ban tersebut. Kode tersebut meliputi ukuran/dimensi, tahun produksi, ukuran tekanan (PSI/pounds per Square Inch), dan maksimal rotasi kecepatan, serta ukuran tekanan beban, dan suhu maksimal saat berputar.

                        Cermat membaca kode ban pada kendaraan, maka Anda telah melakukan langkah pertama untuk berkendara dengan aman. Banyak sekali kasus kecelakaan yang terjadi karena tak cermat ketika memilih ban. Komposisi ban dijelaskan oleh kode alfanumerik yang umumnya dicantumkan pada dinding ban bagian terluar.

                        Kode ban telah berkembang seiring teknologi yang diusung produsen selama bertahun-tahun, hal tersebut terkait dengan campuran kompon karet sebagai bahan dasar ban, serta pengembangan untuk memaksimalkan tingkat ketahanan suhu, atau biasa dikenal dengan Uniform Tire Quality Grade (UTQG).

                        Di sisi pinggir bagian luar ban mobil tertera rangkaian angka dan huruf yang semuanya mempunyai arti tertentu. Bagi Anda yang masih belum tahu cara membaca maksud dari angka dan huruf tersebut. Ban mempunyai �bahasa� sendiri untuk berkomunikasi dengan penggunanya.

                        Bahasa ban yang berupa serangkaian angka dan huruf menunjukkan data-data spesifikasi, merek dan tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh semua produsen ban di seluruh dunia.

                        1. Ban mobil penumpang

                        Ukuran 195/60 R 14 85 H

                        Keterangan :
                        • 195 : Lebar penampang ban (mm)
                        • 60  : Aspek rasio
                        • R   : Kontruksi ban radial
                        • 14 : Diameter pelek (inch)
                        • 85 : Load indek
                        • H  : Simbol batas kecepatan.

                        Ukuran 7.75 � 14 4PR

                        Keterangan :
                        • 7.75 : Lebar penampang ban (inch)
                        • 14    : Diameter pelek (inch)
                        • 4PR : Ply rating

                        Ukuran 205SR14

                        Keterangan :
                        • 205 : Lebar penampang (mm)
                        • S    : Batas kecepatan
                        • R   : Kontruksi radial
                        • 14 : Diameter pelek (inch)

                        Ukuran G70 - 15 B

                        Keterangan :
                        • G  : Batas ban
                        • 70 : Aspek rasio (seri)
                        • 15 : Diameter pelek (inch)
                        • B  : Load range

                        2. Ban Truck and Bus, off the road dan Industri

                        Ukuran 10.00 - 20 14PR

                        Keterangan :
                        • 10.00 : Lebar penampang (inch)
                        • 20     : Diameter pelek (inch)
                        • 14PR : Ply rating

                        3. Ban Balap atau Racing Tire (RA)

                        Ukuran 5.00/9.00 - 13

                        Keterangan :
                        • 5.00 : Tinggi penampang (inch)
                        • 9.00 : Lebar penampang (inch)
                        • 13    : Diameter pelek (inch)

                        4. Ban Pejal atau Solid Tire (ST)

                        Ukuran 10 x 6 x 61/4

                        Keterangan :
                        • 10    : Diameter luar (inch)
                        • 6      : Lebar Dasar
                        • 61/4 : Diameter dalam (inch)

                        5. Ban Agrikultur (AGP)

                        Ukuran 19 x 8.00 - 10

                        Keterangan :
                        • 19 : Diameter keseluruhan (inch)
                        • 8.00 : Lebar penampang (inch)
                        • 10 : Diameter pelek.

                        Cara membaca aspek ratio :
                        • Aspek ratio adalah perbandingan antara tinggi ban dengan lebar telapak ban dalam persen, sehingga jika dibuat rumusnya seperti ini.
                        • Ratio = Tinggi penampang/lebar penampang X 100
                        • Contoh 1 mencari aspek ratio : diketahui lebar telapak = 200mm, lalu tinggi penampang = 100 maka, aspek rationya adalah 100/200X100 = 50
                        • Contoh 2 mencari tinggi penampang : diketahui salah satu size ban 195/55 R16. maka, tingginya didapat 195X55/100 = 107, maka tinggi bannya 107 mm dan lebar bannya 195mm.

                          Senin, 28 Oktober 2019

                          Komponen Pada Distributor (Delco) Beserta Fungsinya

                          Komponen Pada Distributor (Delco) Beserta Fungsinya - Distributor atau sering juga disebut delco merupakan salah satu komponen pada sistem pengapian konvensional mobil. Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian mesin. Pada unit distributor mobil terdapat banyak komponen yang memiliki fungsi tersendiri.

                          Sistem pengapian sendiri terdapat beberapa jenis dan macam - macam sistem pengapian, untuk penjelasan tentang jenis & macam - macam sistem pengapian dapat dilihat disini.


                          Untuk komponen pada sistem pengapian sendiri, setiap jenis sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda - beda. Salah satunya komponen penting pada sistem pengapian adalah distributor, komponen distributor terdapat pada sistem pengapian konvensional dan semi transistor.

                          Komponen - Komponen Pada Distributor / Delco Beserta Fungsinya


                          1. Tutup distributor
                          Tutup distributor berfungsi sebagai terminal yang terhubung dengan kabel busi dan kabel sekunder coil. Pada tutup distributor terdapat terminal kabel tegangan tinggi, terminal input dan terminal output sesuai dengan jumlah silinder. Jadi untuk mesin 4 silinder mempunyai 1 terminal input dan 4 terminal output. 

                          Setiap terminal pada tutup distributor akan bergesekan dengan rotor untuk menerima tegangan tinggi, dari terminal tersebut listrik disalurkan ke busi melalui kabel tegangan tinggi. Sebagai tempat terminal tegangan tinggi maka tutup distributor terbuat dari bahan isolator yang baik agar tidak ada kebocoran arus tegangan tinggi antar terminal dengan bodi/rumah distributor.
                          Tutup Distributor

                          2. Rotor
                          Rotor berfungsi untuk menerima tegangan tinggi dari coil dan mendistribusikan tegangan tersebut ke masing - masing terminal pada distributor cap (tutup distributor). Rotor memiliki konduktor yang terhubung dengan kabel sekunder ignition coil dan ujung lainya terbebas.

                          Cara kerja rotor yaitu dengan memanfaatkan putaran poros distributor. Saat poros distributor berputar, rotor juga ikut berputar. Putaran itu akan mendistribusikan listrik tegangan tinggi ke masing-masing busi.
                          Rotor

                          3. Poros Disributor
                          Poros distributor terletak di bagian tengah distributor. Dibagian bawah poros, terhubung dengan pompa oli yang terkoneksi dengan crankshaft mesin. Sehingga putaran poros dipengaruhi oleh putaran mesin.

                          Selain itu, poros ini juga memiliki sebuah cam atau nok yang berfungsi untuk menekan kaki platina agar terjadi pemutusan arus. Dibagian atas, poros terhubung dengan rotor yang akan mendistribusikan listril tegangan tinggi ke masing-masing busi.
                          Letak Poros Distributor

                          4. Platina (Contact Breaker)
                          Platina berfungsi untuk memutuskan arus primer coil untuk menghasilkan tegangan sekunder yang sangat tinggi melalui proses induksi. Dinamakan platina karena komponen ini memiliki contact point berbahan lohgam platina. Yang membuat platina terbuka adalah nok / cam pada poros distributor, sedangkan yang membuat platina menutup adalah pegas. 

                          Saat platina menutup tahanan harus nol dan persinggungan permukaan harus baik agar arus listrik dapat mengalir dengan cepat mencapai maksimal, dan kemagnetan inti koil cepat terbentuk. Sedangan saat platina terbuka maka arus listrik harus cepat terputus agar koil dapat menghasilkan induksi tegangan tinggi secara maksimal. 

                          Lama kontak pemutus menutup merupakan faktor penting dalam pembentukan induksi tegangan tinggi. Lama kontak pemutus menutup diukur dalam derajat dan sering disebut cam dwell angle (CDA). Besar cam dwell angle (CDA) berhubungan terbalik dengan celah platina, bila celah platina besar maka CDA menjadi kecil, sebaliknya bila celah platina kecil maka CDA (cam dwell angle) besar.
                          Platina (Contact Breaker)


                          5. Breaker plate
                          Breaker plate merupakan sebuah tatakan tempat platina diletakan. Komponen ini dapat digerakan untuk mengubah timing pengapian. Hal itu karena breaker plate terhubung dengan advancer yang berfungsi mengubah timing pengapian.

                          Saat breaker plate bergeser, menyebabkan posisi platina juga ikut bergeser. Hal itu berakibat timing pengapian yang lebih awal ataupun lebih lambat. Dikomponen ini pula penyetelan celah platina dilakukan.


                          6. Capasitor / Kondensor
                          Saat kontak platina terputus, akan menimbulkan percikan di celah kontak tersebut. Tentu hal ini bisa berakibat pada hasil pengapian. Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyerap arus listrik yang berfungsi untuk menyerap arus induksi primer koil (electromotive force).

                          Saat kontak pemutus arus terbuka sehingga percikan api pada permukaan kontak dapat dikurangi, kontak pemutus tidak cepat aus/kotor/terbakar. Selain itu dengan terserapnya electromotive force dari induksi koil primer kecepatan perubahan kemagnetan lebih tinggi, sehingga arus induksi pada sekunder koil lebih besar, percikan api lebih besar, pembakaran lebih sempurna, tenaga mesin besar dan bahan bakar lebih hemat.
                          Capasitor / Kondensor

                          7. Poros Nok
                          Poros nok pemutus arus berfungsi untuk menekan rubbing block platina sehingga platina terbuka. Terbukanya platina menyebabkan aliran listrik pada primer koil terputus, kemagnetan inti koil hilang, terjadi induksi baik pada primer koil maupun sekunder koil.

                          Tegangan induksi sekunder koil yang sangat tinggi  dialirkan ke tutup distributor, rotor, kabel tegangan tinggi dan busi sehingga terjadi percikan api pada busi. Jadi saat pemutus arus terbuka akan terjadi percikan api di busi.

                          Pada motor 4 tak, api busi diperlukan tiap 2 putaran engkol yaitu saat akhir kompres, untuk itu dibuat perbandingan putaran engkol dengan poros nok pemutus sebesar 2:1, artinya poros engkol berputar 2 kali (720 derajat) maka poros nok berputar 1 kali (360 derajat).

                          Jumlah tonjolan nok sesuai dengan jumlah silinder, artinya untuk motor 1 silinder mempunyai nok 1 buah, sedang motor 4 silinder mempunyai nok 4 buah. Antar poros penggerak dan nok tidak terikat mati. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan centrifugal advancer, yaitu mekanisme yang digunakan untuk mengajukan saat pengapian.

                          Platina membuka akibat tekanan poros nok, saat platina mulai membuka maka terjadi percikan api busi. Keausan poros nok yang tidak merata menyebabkan waktu pembukaan platina tidak stabil, sehingga saat percikan api juga tidak stabil atau saat pengapian tidak stabil.

                          8. Centrifugal advancer
                          Centrifugal advancer merupakan mekanisme yang berfungsi mengajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin. Centrifugal advancer terdiri dari 3 komponen utama yaitu : bobot centrifugal, pegas dan driving plate.

                          Saat putaran mesin bertambah maka gaya centrifugal yang dihasilakan juga bertambah, pegas akan memanjang mengimbangi gaya centrifugal yang dihasilkan.

                          Gerakan bobot centrifugal mengungkit nok sehingga poros nok berputar searah putaran rotor, karena putaran nok searah maka nok lebih cepat bertemu dengan rubbing block, kontak pemutus lebih cepat terbuka, saat pengapian lebih maju.
                          Centrifugal advancer

                          9. Vacum advancer
                          Kecepatan perambatan api hasil pembakaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain perbandingan campuran, atomisasi, tekanan campuran, temperatur campuran dan sebagainya. Saat kendaraan dipercepat campuran bahan bakar menjadi gemuk karena pada saat tersebut terjadi penyemprotan bahan bakar pada pompa percepatan.

                          Campuran gemuk membutuhkan waktu pembakaran yang lebih lama dibanding campuran ideal, untuk itu agar tekanan maksimal hasil pembakaran tetap 108 setelah TMA maka saat pengapian harus dimajukan. 

                          Prinsip pengajuan saat pengapian memanfaatkan perubahan kevakuman pada lubang throttle valve. Saat motor dipercepat kevakuman pada throttle valve naik, gaya dari kevakuman yang dihasilkan menggerakkan diafragma.

                          Diafragma menggerakan dudukan kontak pemutus arus (breaker plate) berlawanan dengan putaran putaran poros nok, gerakan dudukan kontak pemutus arus lebih cepat membuka, sehingga saat pengapian juga lebih cepat/maju.
                          Vacum advancer