Senin, 06 April 2020

6 Tips Cerdas Menyusun Itinerary Agar Liburan Terencana Dengan Baik

Itinerary, menyusun itirerary, tips menyusun itirerary, rencana perjalanan, menyusun rencana perjalanan, liburan efisien, tips traveling
Tribunnews.com

Susunan perjalanan atau yang biasa disebut dengan itinerary bisa membantu kita dalam memaksimalkan waktu liburan.

Sebuah itinerary yang bagus menunjukkan susunan atau runtutan perjalanan dengan memaksimalkan waktu yang ada sehingga jumlah tujuan wisata yang ingin dikunjungi bisa maksimal.

Meski tampaknya rumit, membuat itinerary sebenarnya sangat sederhana, lho.

Dengan informasi dasar traveling dan sebuah peta, kamu bisa kok membuat rencana perjalan untuk liburan yang efisien dan tersusun dengan baik.

Bagaimana caranya? Yuk, simak ulasan berikut ini!

1. Kumpulkan beberapa informasi penting untuk liburanmu

Itinerary, menyusun itirerary, tips menyusun itirerary, rencana perjalanan, menyusun rencana perjalanan, liburan efisien, tips traveling
Unsplash/Benjamin Dada

Jadwal pesawat, penginapan, transportasi, dan rumah makan adalah informasi kunci yang harus kamu kumpulkan untuk membuat itinerary.

Kamu mungkin juga harus mengetahui rute-rute lokasi destinasi wisata tujuanmu.

Misalnya, nih, rute dari bandara ke penginapan, rute dari penginapan ke lokasi wisata, dan juga jenis kendaraan yang bisa digunakan.

2. Buat daftar kegiatan selama liburan

Itinerary, menyusun itirerary, tips menyusun itirerary, rencana perjalanan, menyusun rencana perjalanan, liburan efisien, tips traveling, to do list
Pexels/energepic.com

Sangat berguna jika kamu membuat daftar semua hal yang ingin dilakukan selama liburan agar waktumu bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Kamu bisa mencari tahu acara lokal, kuliner khas, serta lokasi wisata yang ingin kamu tuju.

Mungkin saja kamu bisa merasakan acara budaya yang tidak sempat dirasakan wisatawan lain.

Tentunya ini sayang sekali jika kamu lewatkan begitu saja.

3. Tandai lokasi tujuan di peta

Itinerary, menyusun itirerary, tips menyusun itirerary, rencana perjalanan, menyusun rencana perjalanan, liburan efisien, tips traveling, maps, tablet, internet, maps online, google maps
Pexels/Pixabay

Tandai lokasi tujuan wisata di peta dan catat alamatnya.

Hal ini akan membuat liburanmu lebih efisien.

Jangan lupa!

Untuk setiap kegiatan, perkirakan lama waktu agar kamu bisa menjangkaunya dan berapa lama alokasi waktu yang akan kamu habiskan di setiap lokasi.

4. Atur kebutuhan budget selama liburan

Itinerary, menyusun itirerary, tips menyusun itirerary, rencana perjalanan, menyusun rencana perjalanan, liburan efisien, tips traveling, budget, travel budget, budget travel, anggaran, anggaran liburan
Jejak-kenzie.blogspot.com

Apakah kamu ingin menghabiskan liburan dengan makan di rumah makan mewah dan menginap di hotel berbintang?

Atau kamu lebih tertarik dengan liburan yang sederhana ala backpacker-an.

Mahal atau tidaknya liburanmu tergantung bagaimana kamu menetapkan alokasi budget.

5. Tetaplah Fleksibel

Itinerary, menyusun itirerary, tips menyusun itirerary, rencana perjalanan, menyusun rencana perjalanan, liburan efisien, tips traveling
Jejak-kenzie.blogspot.com

Menyusun sebuah itinerary adalah petunjuk agar kamu tetap dalam jalur yang kamu rencanakan selama liburan.

Namun, jika kamu melewatkan satu kegiatan, itu bukanlah sebuah kiamat, kok.

Pertimbangkan juga untuk bertanya pada penduduk lokal tentang tempat makan populer, pasar tradisional, atau jika ada museum atau lokasi wisata unik yang jarang terdengar.


Nah, itulah 5 tips cerdas menyusun itinerary agar liburanmu lebih efisien dan terencana dengan baik. Semoga tips di atas bermanfaat, ya!

Mengetahui Sambungan Kabel Kelistrikan Menggunakan Test Pen DC

Mengetahui Kabel Kelistrikan Menggunakan Test Pen DC - Saat dirumah ketika terdapat masalah pada kelistrikan rumah, maka diperlukan alat test pen listrik AC (Arus Searah) 220V untuk cek sumber tegangan pada kabel / stop kontak. 

Lain halnya ketika pada mobil & motor, Pada kendaraan kabel - kabel biasanya diikat menjadi satu & pasti mebuat sulit untuk menelusuri kabel / mengetahui kabel yang terhubung dengan kutub positif (+) atau kutub negatif (-).

Umumnya kendaraan menggunakan tegangan DC (Arus Bolak - Balik) 12V sehingga memerlukan test pen khusus yang sedikit berbeda dari test pen AC (Arus Searah). Test pen ini biasa disebut dengan Test pen DC.

Untuk mempermudah pekerjaan ketika cek kabel kelistrikan maka digunakanlah
test pen DC ini. Pada test pen DC terdapat lampu yang akan menyala jika salah satu ujung test pen terhubung dengan kutub (+) dan ujung lainnya terhubung dengan kutub (-).
Test Pen DC

Biasanya test pen jenis ini digunakan untuk kelistrikan 12volt, tetapi ada juga yang menjual testpen yang bisa digunakan untuk 6v-12v karena pada sistem kendaraan baru output dari ECU bisa jadi kurang dari 12volt. Tetapi prinsip untuk menggunakannya tetap sama.

Cara Mencari Kutub Positif (+) Atau Negatif (-) Kabel Kelistrikan :

1. Untuk mencari kutub positf (+)
  • Pasang / jepit salah satu ujung test pen DC ke body / baut yang terpasang pada body kendaraan atau pasang pada kutub negatif  (-)
  • Sentuhkan ujung test pen lainnya pada tembaga kabel. Perhatikan gambar dibawah ini :
Mencari Kutub Positif (+)

  • Jika test pen menyala, maka itu adalah kabel positif (+).

2. Untuk mencari kutub negatif (-) 
  • Pastikan dulu salah satu ujung test pen sudah terpasang pada kutub positif (+)
  • Sentuhkan ujung test pen lainnya pada tembaga kabel. Perhatikan gambar dibawah ini :
Mecari Kutub Negatif (-)

  • Jika test pen menyala, bisa dipastikan itu adalah kabel negatif (-).

Sabtu, 04 April 2020

Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya

Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya - Salah satu sistem terdapat pada kendaraan adalah sistem pendingin mesin. Sesuai namanya, sistem ini bertujuan untuk mendinginkan suhu mesin mobil ketika mesin mecapai suhu kerja tinggi untuk menjaga kestabilan suhu mesin.

Umumnya, sistem pendingin yang digunakan pada mobil adalah sistem pendingin dengan air. Salah satu komponen penting dari sistem pendingin mesin adalah radiator.

Komponen - Komponen Sistem Pendingin Radiator Dan Fungsinya


Radiator

1. Upper Tank (Tangki Bagian Atas)
Upper tank merupakan tempat penampung water coolant (air pendingin) yang berada di saluran masuk. Komponen ini dapat menampung air panas yang berasal dari mesin, tempat penampung ini berada di bagian atas dengan bentuk memanjang. Tangki ini dilengkapi juga dengan lubang :
  • Pengisian
  • Pipa pembuangan
  • Saluran masuk air pendingin dari mesin
  • Lubang pengisian harus selalu ditutup dengan tutup radiator.

2. Sirip Radiator
Sirip radiator berfungsi untuk mempercepat pelepasan panas menuju udara. Sirip radiator berbentuk seperti plat yang berada di tengah - tengah inti radiator, karena jika radiator hanya menggunakan inti radiator untuk melepaskan panas akan membutuhkan waktu yang lama. Maka diletakkan sirip di bagian tengah inti radiator untuk lebih mempercepat mendinginkan air radiator (water coolant).

3. Radiator Core (Inti Radiator)
Inti radiator berfungsi untuk membuang panas dari air ke udara agar temperatur air menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari pipa - pipa air untuk mengalirkan air dari tangki atas ke tangki bawah dan sirip pendingin untuk membuang panas air yang berada pada pipa - pipa air. Ada dua tipe inti radiator (radiator core), yaitu : Tipe plate (flat fin type) & Tipe lekukan (currogated type). Perbedaan antara kedua tipe tersebut ditinjau dari model sirip pendinginnya.

4. Lower Tank (Tangki Bagian Bawah)
Tangki bawah berfungsi untuk menampung air yang telah didinginkan oleh inti radiator dan selanjutnya disalurkan ke mesin melalui pompa air. Pada tangki bawah ini juga dipasangkan saluran air yang akan berhubungan dengan pompa air dan saluran pembuangan untuk membuang air radiator saat membersihkan radiator.

5. Drain Plug Atau Baut Penguras Air Radiator
Drain plug atau baut penguras, berfungsi untuk menguras air pendingin (air coolant) dari dalam radiator. Lokasi dari drain plug  terletak di bagian bawah radiator yang berada tepatnya pada lower tank.

6. Baut Pembuangan Angin Radiator
Sebuah sistem pendingin radiator membutuhkan pembuangan udara untuk mengilangkan kantong udara terjebak di dalam sistem pendingin radiator tersebut. Hal ini untuk mencegah pembekuan dari sirkulasi yang menyebabkan mobil terlalu panas .

7. Radiator Cup (Tutup Radiator)
Tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk menutup radiator seperti saat kita menutup botol berisi air kalau sudah di tutup selesai permasalahan karena air tidak tumpah atau meluber keluar.

Beberapa fungsi tutup radiator, yaitu :
  • Penutup radiator agar tidak terjadi kebocoran
  • Membuat sistem menjadi bertekanan sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan air dalam sistem (fungsi relief valve) dan mempercepat pencapaian suhu kerja mesin. 
  • Untuk mengurangi tekanan apabila tekanan di dalam sistem berlebihan sehingga dapat mencegah kerusakan dari bagian sistem.
  • Mengalirkan air dari radiator ke penampung atau reservoir dan memasukkan kembali pada saat tekanan dalam radiator turun (fungsi katub vacum).
Radiator Cup (Tutup Radiator)

8. Reservoir Tank
Reservoir tank berfungsi untuk menampung air radiator untuk mencegah air raditor berkurang, sehingga ketika kondisi sistem pendinginan mesin dalam kondisi vakum dan kekurangan air, maka reservoir tank bisa menyediakan air untuk digunakan kembali.

Reservoir tank umumnya dipasang dekat dengan radiator. Berbentuk seperti tabung penampungan air yang terbuat dari bahan plastik tebal. Reservoir tank terhubung dengan radiator, tepatnya di bagian dekat tutup radiator yang dihubungkan dengan sebuah selang.

9. Kipas Radiator (Radiator Fan)
Fan atau kipas radiator berfungsi untuk mengoptimalkan sistem pendinginan radiator. Pada dasarnya radiator terbuat dari bahan aluminium yang dapat telah dibuktikan bahan terbaik dalam penyerapan serta pelepasan panas.

Tetapi pada suhu spesifik yakni suhu di atas 80� C, Rasiator sangat membutuhkan pendingin tambahann melalui angin yang di hasilkan daei putaran kipas ini, sehingga temperature mesin dapat tetap ideal.
Kipas Radiator &  Pelindung Kipas

10. Tutup Kipas
Tutup kipas radiator ini terletak di bagian belakang kipas radiator dan dibautkan ke bagian radiator, fungsinya untuk melindungi kipas radiator.

11. Termostat
Setiap mobil memiliki suhu ideal kerja mesin yang berbeda, tetapi rata-rata temperature ideal kerja mesin berada pada range 80 �C - 90 �C, pada suhu ini pencampuran BBM dan udara berlangsung mendekati sempurna. 
Bagaimana system pendingin mesin menjaga suhu ideal ini?
Tugas ini ada pada thermostat. thermostat adalah sebuah katup yang berada diantara mesin dan selang radiator. Ketika suhu mesin mobil dibawah angka ideal, thermostat akan menahan aliran air dari mesin menuju radiator. Saat itu, aliran air akan berputar di dalam blok mesin saja.

Pada saat suhu air mencapai 90�c katup thermostat akan otomatis terbuka lebar, karena pada saat ini mesin sudah menjadi panas. Air yang panas tadi mengalir masuk ke radiator untuk didinginkan.

Selanjutnya air dari radiator yang telah dingin disalurkan oleh water pump menuju blok mesin. Katup dari thermostat akan terus membuka selama mesin panas, dan menutup kembali saat suhu mesin berubah menjadi dingin. 
Thermostat & Water Pump

12. Pompa Air (Water Pump)
Water pump atau pompa air pada radiator berfungsi untuk memompa cairan pendinginan atau water coolant ke sirip - sirip radiator dan water jacket. Syarat utama agar tidak terjadi overheat pada mesin mobil adalah dengan tersirkulasinya cairan pendinginan ke seluruh celah saluran pendingin.

11. Saluran Bypass (Slang / Pipa Radiator)
Salah satu komponen mesin yang penting namun jarang diperhatikan adalah  saluran bypass. Terdiri dari  pipa dan selang bypass, bahkan dalam pengecekan di bengkel resmipun, pipa dan selang ini bukan bagian dari item pekerjaan.

Fungsi selang radiator adalah untuk menyalurkan air dari mesin ke radiator dan kembali ke mesin. Meski fungsinya hanya menyalurkan air, komponen ini tidak bisa disepelekan.

Selang radiator harus fleksibel tetapi tetap harus kuat menahan suhu air dengan suhu tinggi. Umumnya selang radiator terbuat dari karet khusus yang didesain untuk bertahan pada suhu tinggi namun fleksibel.

Terhitung ada sekitar  4 jenis selang pada sistem pendingin yaitu :
  • Selang Radiator Atas : Selang radiator atas(upper hose) berfungsi mengalirkan air panas dari mesin ke radiator.
  • Selang Radiator Bawah : Selang radiator bawah(lower hose) berfungsi untuk menyalurkan air yang sudah didinginkan kembali ke mesin. 
  • Selang Penjepit : Selang penjepit digunakan untuk melindungi kerapatan selang untuk macam - macam hubungan (pada ujung selang). Beberapa jenis dari selang penjepit pada kendaraan antara lain jubilee, tipe skrup, dan tipe kancing atau spring.
  • Selang By pass (Ketika dipasang) : Selang bypass (ketika dipasang) berfungsi menghubungkan bagian lebih rendah pada ruang thermostat ke sisi jalan masuk pompa air dan mensirkulasikan engine dan kepala silinder, ketika thermostat tertutup untuk mencegah penguapan air di sekitar ruang bakar yang dapat mengakibatkan keretakan engine.

Sistem Pengapian DLI (Distributor Less Ignition) & Cara Kerjanya

Sistem Pengapian DLI (Distributorless Ignition) & Cara Kerjanya - Sistem pengapian DLI (Distributorless Ignition) atau sistem pengapian tanpa distributor adalah sistem pengapian ESA (Electronic Spark Advance) yang sudah tidak menggunakan distributor. Sistem ini tidak dilengkapi distributor karena mengusung coil pack.

Keuntungan Sistem Pengapian Distributor Less Ignition (DLI)

Dengan menghilangkan distributor maka akan meningkatkan reliabilitas system pengapian dengan mengurangi sejumlah komponen mekanik & keuntungan lainnya, yaitu :

1. Lebih banyak waktu untuk koil dalam menghasilkan medan magnet yang cukup untuk menghasilkan bunga api untuk membakar campuran udara bahan bakar di dalam silinder sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya miss firing

2. koil pengapian dapat ditempatkan dekat dengan busi sehingga kabel tegangan tinggi dapat diperpendek dan dihilangkan, sehingga dapat mengurangi suara berisik dan memperbesar tegangan tinggi.

3. saat pengapian dapat dikontrol dengan range yang lebih lebar karena tidak ada lagi rotor pada distributor yang dapat menyebabkan salah pengapian ke silinder yang lain.

4. Dengan tidak adanya distributor dan platina maka sistem pengapian DLI tidak memerlukan penyetelan sehingga kemungkinan gangguan - gangguan pada komponen akan menjadi sedikit.

5. Dengan diatur oleh ECU maka pembakaran lebih akurat

6. Efisiensi lebih baik

Kelemahan Sistem Pengapian Distributor Less Ignition (DLI)

1. Apabila terjadi masalah pada sistem  pengapian maka membutuhkan alat khusus untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan, biasa menggunakan alat scanner.

2. Harga komponen - komponen sistem pengapian lebih mahal

3. Melibatkan komponen - komponen elektronik yang rumit

Komponen Utama Sistem Pengapian DLI (Distributor Less Ignition)

Ada tiga komponen utama dalam sistem distributor less ignition. Komponen tersebut adalah sensor sebagai pendeteksi, Control sebagai komponen pengontrol dan pengatur, serta aktuator selaku eksekutor perintah. Untuk lebih detail simak komponen sistem DLI dibawah :

1. Komponen Sensor
Komponen sensor merupakan semua komponen elektronika yang berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi suatu keadaan. Komponen ini akan mendeteksi beberapa data yang diperlukan ECU untuk proses pengapian.

Sensor - sensor yang terdapat pada sistem pengapian DLI :
  • Magnetic triggering (CMP dan CKP sensor)
  • Temperatur sensor ( ECT dan IAT)
  • Knock sensor
  • Throtle position sensor
  • Manifold absolute pressure

Sensor - sensor tersebut akan mendeteksi beberapa data yang diperlukan ECM untuk proses pengapian. Data yang dideteksi meliputi :
  • Suhu udara intake
  • Posisi camshaft
  • Crankshaft
  • Sudut pembukaan katup.

Nantinya data yang dideteksi oleh beberapa sensor ini dikirimkan melalui nominal tegangan ke komponen control.

2. Komponen Control
Komponen control terdiri dari :
  • Ignition coil module / ICM (terletak menyatu dengan coil pack), ICM berfungsi sebagai pemutus arus primer dan penghasil tegangan tinggi pada coil sekunder yang selanjutnya akan disalurkan ke busi.
  • ECU (Electronic Control Unit), Berfungsi sebagai pengolah data-data yang diperoleh dari sensor untuk menentukan timing pengapian sesuai beban dan kecepatan mesin.
  • Komponen actuators, komponen ini disebut sebagai eksekutor yang akan mengeksekusi segala perintah dari komponen control. dalam hal ini busi (spark plug) berfungsi sebagai eksekutor yang akan melanjutkan perintah dari ECU. Busi akan mengkonversi tegangan sekunder menjadi loncatan bunga api.

Cara Kerja Sistem Pengapian DLI (Distributor Less Iginition)

Sistem pengalian DLI bekerja dengan cara mengganti fungsi distributor dan platina pada mesin konvensional, yang diganti dengan menggunakan komponen elektronik.

Sehingga kedua sistem pengapian tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Tetapi, pada sistem pengapian DLI penyaluran percikan bunga api berlangsung secara elektrik.

1. Saat kunci kontak ON Mesin Mati
Kunci kontak mengaktifkan main relay dan relay ignition. Baterai mulai mensuplay arus ke ECM dan Coil pack, sehingga terdapat arus stand by pada kumparan coil sekunder.

2. Saat Kunci Kontak ON Mesin Hidup (Engine Start)
Crankshaft dan camshaft mulai berputar sehingga CKP sensor & CMP sensor mulai ikut bekerja mengirimkan signal PWM ke ECM. Signal ini bervariasi tergantung dari RPM mesin.

CKP sensor akan mengirimkan data RPM mesin, sedangkan CMP sensor mengirimkan data posisi top silinder satu.  Sinyal kemudian dikirim ke ECM untuk dikelola bersama data - data dari sensor lain untuk menentukan timing pengapian sesuai kondisi mesin. Hasil output dari ECM berupa sinyal tegangan yang dikirim ke ICM (Ignition Coil Module).

Pada pengapian konvensional platina akan memutuskan arus primer saat posisi top. Tetapi pada sistem pengapian DLI, ECM yang akan memutuskan arus primer saat posisi top.

Di ICM terdapat rangkaian transistor yang berfungsi sebagai gate untuk mengkonversi sinyal ECM untuk bisa memutuskan arus primer di setiap coil. sehingga dapat terbentuk tegangan tinggi pada coil sekunder.

Tegangan coil sekunder di salurkan ke spark plug untuk pemercikan api di masing-masing silinder.

Terdapat 2 Tipe Rangkaian Sistem Pengapian DLI Yang Umum Digunakan Pada Mobil

1. Dual - Coil pack
Rangkaian ini menggunakan dua buah coil untuk menghasikan tegangan tinggi. Artinya, satu coil melayani dua busi. Sehingga dua busi akan menyala bersamaan pada langkah yabg berbeda.

2. Individual - Coil pack
Rangkaian individual - coil pack menggunakan 4 buah coil pada mesin 4 silinder. Artinya satu coil hanya melayani satu busi saja. Biasanya tipe ini tidak dilengkapi kabel busi karena coil terpasang diatas head silinder.
Diagram Blok Sistem Pengapian DLI Individual - Coil Pack

Rabu, 01 April 2020

Komponen Sistem Pelumasan Mesin & Fungsinya

Komponen Sistem Pelumasan & Fungsinya - Berikut adalah komponen-komponen pada sistem pelumasan mesin :

1. Oil Pressure Sensor
Sensor ini terletak pada saluran oli setelah oil pump (pompa oli), hal ini bertujuan untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang keluar dari pompa oli. Sensor ini bisa menandakan dua hal, yakni kinerja pompa oli dan volume oli mesin.

Jika indikator oli pada dashboard menyala maka sensor oli mendeteksi adanya lebihan atau kekurangan tekanan pada sistem pelumas. Ini bisa menandakan bahwa volume oli mesin berlebihan atau bahakan kurang dari standar pemakaian.

Untuk itu, jika indikator oli menyala perlu dilakukan pengecekan oli mesin menggunakan stik oli (oil dipstik). Jika volume oli normal maka masalah diatas timbul pada pompa oli.

2. Indikator Tekanan Oli
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan, agar kerja mesin tetap normal. Indikator oli akan menyala ketika posisi kontak ON mesin mati, lampu tersebut akan padam kembali ketika mesin mulai hidup. Hal ini menandakan tekanan dan pelumasan oli mesin bekerja normal.
Indikator Oli

Akan tetapi ketika terdapat masalah pada sistem pelumasan mesin, maka lampu indikator oli ini akan tetap menyala walau mesin sudah hidup. Karena pada setiap mesin mobil telah dipasang switch oli yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan oli pada sistem pelumasan apabila terjadi masalah.

Beberapa sebab indikator oli menyala :
  • Masalah yang paling ringan adalah switch oli rusak, solusinya cukup diganti dengan yang baru. 
  • Filter oli yang sudah habis masa pakainya alias rusak, sehingga tidak berfungsi dengan baik, karena sudah kotor dan bisa tersumbat.
  • Oli mesin kurang, untuk masalah ini segera lakukan pengecekan menggunakan stick oli, periksa apakah ada kebocoran atau ada rembesan oli yang menyebabkan oli berkurang.
  • Pompa oli yang mengalami kerusakan.

3. Penutup Oli (Oil Cap)
Penutup oli berfungsi untuk mencegah masuknya material yang bisa merusak oli dan mempengaruhi kerja mesin. Tutup oli mesin ini jarang mengalami masalah. Jika rusak bisa saja hanya ring "O" dan karet pada tutup oli mesin yang rusak.

Jika hal ini terjadi ketika mesin bekerja maka dapat menyebabkan sebagian oli mesin merembes keluar melalui bagian tersebut. Jika sudah ada rembesan oli di bagian ini, tidak ada salahnya untuk membeli tutup oli mesin yang baru.

Tutup oli mesi merupakan komponen yang jarang mengalami masalah, jadi jarang terdapat stok dan harus pesan dulu. Harga tutup oli mesin OEM atau orisinal cukup mahal, berkisar Rp 250 - 300 ribu. Tetapi terdapat juga tutup oli aftermarket yang harganya lebih murah. Tetapi tetap lebih baik tutup oli yang orisinil karena lebih awet.
Tutup Oli
4. Tongkat Kedalaman Oli (Oil Dipstick)
Tongkat kedalaman oli merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli mesin dengan benar. Tongkat celup terhubung ke tangki oli di dalam mesin dan digunakan untuk menentukan berapa banyak oli yang masih tersedia di dalam tangki.  Tongkat celup seringkali terletak di dekat bagian depan mesin.
Tongkat Kedalaman Oli (Dipstick)

5. Saringan Oli (Oil Filter)
Filter oli berfungsi untuk menyaring kotoran berupa campuran debu dan kotoran lain yang masuk ke dalam mobil dan bercampur menjadi carbon, endapan lumpur, dan kotoran lainnya. Katup By-pass dipasangkan untuk memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.

Pada proses pelumasan mesin, filter oli sangat berperan penting karena sebelum bagian mesin seperti mekanisme katup, poros engkol dan lain sebagainya dilumasi oleh oli, oli haruslah dalam keadaan bersih dari kotoran yang mengganggu. Dengan begitu komponen pada mesin tidak cepat aus dan akan bertahan lebih lama.
Saringan Oli / Filter Oli

6. Karter Atau Bak Oli
Karter atau bak oli atau penampung oli berfungsi sebagai penampung oli mesin agar oli mesin selalu tersedia. Karter merupakan komponen pada mesin yang terletak pada bagian paling bawah.

Karter dipasang menggunakan sambungan baut dan mur pada bagian blok silinder bagian bawah tepatnya pada crankcase (bak engkol). Diantara karter dengan crankcase terdapat packing atau gasket yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oli.
Karter / Bak Oli

Beberapa komponen penting di dalam karter / bak oli :
  • Separator atau penyekat, berfungsi untuk menjaga agar permukaan oli pelumas di dalam karter tetap rata & tetap stabil ketika kendaraan berhenti secara mendadak ataupun ketidak kendaraan dalam keadaan miring.
  • Strainer, Sebelum oli saring oleh filter oli, stainer berfungsi untuk merintangi kotoran yang lebih besar pada oli mesin. 
  • Drain plug (baut penguras), berfungsi untuk membuang atau menguras oli di dalam mesin. Apabila terjadi kerusakan pada baut penguras, misalnya drat baut rusak maka dapat menyebabkan kebocoran oli yang keluar dari baut penguras.

7. Oil Feed
Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water jacket. Hal ini karena letak oil feed ini berada didalam blok silinder.

Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar mesin seperti turbocharger atau oil cooler.

8. Oil jet
Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini mirip injektor dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat.

Biasanya oil jet terdapat pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan untuk melumasi rantai timming.

9. Pompa Oli (Oil Pump)
Pompa oli berfungsi untuk mengisap kemudian menyalurkan oli pelumas ke setiap komponen dalam mesin untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.

Dari pompa oli, setelah oli melewati stainer pada bak oli, oli akan melewati filter oli untuk menyaring kotoran yang lebih halus atau sangat kecil agar oli yang disalurkan ke seluruh komponen mesin benar-benar bersih. Oli yang bertekanan yang bersih kemudian disalurkan ke seluruh saluran yang ada pada mesin.

Jadi dapat disimpulkan bahwa oli diisap dari karter kemudian didorong ke seluruh komponen internal mesin melalui saluran oli. Kerja pompa oli berdasarkan putaran mesin langsung dari crankshaft, camshaft atau ada juga yang diputar oleh timing belt. Jadi saat mesin idle pun pompa oli tetap bekerja, meski tekanannya rendah.
Pompa Oli (Oil Pump)

10. Katup Pembebas Tekanan Oli
Pada setiap pompa oli dilengkapi dengan katup pengaman (relief pressure valve). Tujuannya agar tekanan yang dihasilkan pompa saat mesin bekerja pada putaran tinggi, tidak naik. Pengaman itu bekerja berdasarkan tekanan yang dihasilkan oleh oli itu sendiri.

Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.

11. Katup Ventilasi Ruang Engkol Atau PCV (Positive Crankcase Ventilation)

Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.

Selasa, 31 Maret 2020

Fungsi Injektor EFI & Cara Kerjanya

Fungsi Injektor EFI & Cara Kerjanya - Injektor merupakan salah satu komponen penting pada sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection).

Fungsi Injektor Pada Sistem EFI


Injektor pada mesin injeksi berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar (bensin) ke dalam ruang bakar dengan cara merubah partikel bensin menjadi kabut.

Lubang kecil yang terdapat pada injektorlah yang mengubah bahan bakar menjadi bentuk kabut, dengan proses pengkabutan bensin tersebut maka menyebabkan bahan bakar menjadi mudah terbakar di dalam ruang bakar.

Bensin yang mengalir ke injektor akibat adanya tekanan dari pompa bensin (fuel pump). Jadi tanpa adanya fuel pump injektor tidak dapat berfungsi dengan normal.

Yang perlu diketahui, masing - masing injektor mempunyai kapasitas penyemprotan dalam satu menit. Spek injektor pada setiap mesin berbeda - beda.

Bagian - Bagian Injektor Dapat Dilihat Pada Gambar Dibawah Ini

Komponen Injektor

Macam sistem injeksi ditinjau dari letak injektornya :
  • TBI (Throttle Body Injection)
  • MPI (Multi Point Injection)
  • GDI (Gasoline Direct Injection)
  • SPI (Single Point Injector)

Cara Kerja Injektor Pada Sistem EFI

Injektor mulai bekerja ketika kunci kontak  ON mesin mati, dimana fuel pump mulai mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi menuju injektor. Ketika mesin mulai dinyalakan ada aliran listrik dari ECU menuju injektor.

Aliran listrik ini akan mengaktifkan medan magnet pada gulungan selenoid lalu menyebabkan pluger yang terbuat dari besi menuju medan magnet.
Medan Magnet

Plunger ini terhubung langsung dengan katup pada ujung injektor, sehingga ketika plunger bergerak, katup akan terbuka dan bahan bakar bertekanan tinggi akan keluar. Tekanan bahan bakar yang tinggi ini menyebabkan bahan bakar keluar dengan bentuk kabut.

Banyak sedikitnya bahan yang keluar melalui injektor dikontrol oleh ECU (Electronic Control Unit). ECU menghitung dasar waktu injeksi bahan bakar, dan menghitung secara tepat lamanya waktu injeksi bahan bakar berdasarkan :
    • 1. Jumlah udara yang masuk dan putaran mesin 
    • 2. Temperatur pendingin mesin sinyal umpan balik dari oxygen sensor selama close-loop-control
    • 3. Kondisi laju kendaraan termasuk akselerasi dan deselerasi
    • 4. Status pengisian battery, dengan tujuan mengontrol injector melalui sinyal pulsa yang konstan. Tekanan injeksi dikontrol agar tetap konstan.

    Kemudian jumlah bahan bakar yang dinjeksikan akan ditentukan berdasarkan lamanya waktu penginjeksian bahan bakar melalui kerja solenoid yang menahan needle valve agar terbuka, menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) yang dikirim dari ECU.

    Semakin lama waktu injeksi bahan bakar (pulse width semakin lama) maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector juga akan semakin banyak. Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja sistem injeksi bahan bakar elektronik adalah injeksi dipengaruhi oleh injector.

    Banyaknya bahan bakar yang disemprotkan ditentukan oleh lamanya waktu injeksi oleh injector yang dihitung oleh ECU berdasarkan kwantitas udara yang masuk, dan kondisi laju kendaraan. Injektor akan menyemprotkan bahan bakar ketika mesin berputar sebanyak 2x (2 putaran : 1 injeksi).

    Misalkan ketika mesin berputar pada 5000 RPM maka bahan bakar akan disemprotkan sebanyak 2500x dalam 1 menit (5000 RPM : 2500 CPM). Injektor akan terbuka & tertutup pada 1 siklus 4 tak. Jadi dalam siklus injektor terdapat 2 proses yaitu buka & tutup.

      Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin & Cara Kerjanya

      Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin & Cara Kerjanya - Terdapat beberapa jenis sistem pelumasan mesin pada kendaraan.

      Berikut Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin Dan Cara Kerjanya


      1. Sistem Pelumasan Percik (Circulating Splash System

      Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.

      Oli yang terpercik akan melumasi bagian-bagian yang bergerak di sekitarnya. Bagian lainnya dilumasi oleh percikan oli yang terkumpul dan dengan gaya beratnya mengalir melalui saluran-saluran oli.

      Bagian atas silinder, piston dan pena piston lebih banyak dilumasi oleh kabut dari percikan itu sendiri. Kabut-kabut ini ditimbulkan oleh putaran dari batang piston / stang seher. Pada pelumasan  percik harus memiliki :
      • Batas oli yang tetap dan tepat di dalam panci oli 
      • Oli yang sesuai untuk percikan yang baik   
      Sistem pelumasan percik

      Cara Kerja Sistem Pelumasan Percik

      Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.

        2. Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan (Internal Force Feed And Splash System)

        Sistem ini pompa oli langsung mensuplai oli ke saluran utama dalam blok mesin. Dari saluran utama, oli ditekan melalui saluran-saluran ke bantalan-bantalan utama (main bearings), bantalan batang piston (connecting rod bearings), bantalan poros kem (cam shaft bearings) poros lengan penekan (rocker arm shaft), saringan (filter) dan unit pengindera (oil sending unit).

        Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve). Keluarnya oli dari bantalan-bantalan menghasilkan kabut yang melumasi dinsing silinder atas, piston dan pena piston.
        Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan

        Cara Kerja Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan

        Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator.

        Seiring dengan tarikan handle gas pompa oli berputar yang menyebabkan oli samping / campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator. 

        Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.

        3. Sistem Pelumasan Campur (Mixing System)

        Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar. Sistem ini dapat ditemukan terbatas pada kendaraan sepeda motor 2 langkah jenis scooter.

        Sifat - sifat sistem pelumasan campur :
        • Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi)
        • Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
        • Pemakaian oli boros, timbul  polusi udara tinggi
        • Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.
        • Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin dengan campuran 2% � 4% oli samping.
        Sistem Pelumasan Campur

        Keterangan :
        • 1. Campuran bensin dan oli samping
        • 2. Kran bensin
        • 3. Karburator
        • 4. Ruang engkol

        Cara Kerja Sistem Pelumasan Campur

        Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin

        Oli samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol

        Selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder.

        4. Sistem Pelumasan Tekanan Penuh (Full Internal Force Feed System) 

        Sistem ini selangkah lebih maju dari sistem terdahulu. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin.

        Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke karter kembali.
        Sistem Pelumasan Tekan

        Cara Kerja Sistem Pelumasan Tekan

        Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter oli. 

        Oli tidak saja ditekan saja ke crankshat bearing, rocker arm shaft, filter dan sending unit, tetapi oli dialirkan juga oleh pompa ke bantalan pena piston. Bantalan pena piston dilumasi melalui saluran dalam batang penggerak piston. 

        Dinding silinder dan piston dilumasi oleh pengeluaran oli dari bantalan pena piston atau bantalan batang penggerak piston. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke karter.