Minggu, 26 Juli 2020

Catat! Ini 12 Syarat & Ketentuan Naik Kereta Api Jarak Jauh/Dekat Saat New Normal

Tribunnews.com

Meski telah beroperasi, PT KAI mewajibkan bagi para calon penumpang kereta api baik jarak jauh maupun dekat untuk memenuhi sejumlah persyaratan.

Untuk bisa melakukan perjalanan memggunakan moda transportasi Kereta Api, calon penumpang diharuskan melengkapi beberapa syarat yang tertuang dalam Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19 No 7 Tahun 2020.

Dilansir dari laman Kai.id, berikut 12 syarat naik kereta api jarak jauh/dekat saat new normal.


12 Srayat Naik Kereta Apik Jarak Jauh/Dekat Saat New Normal

Mediaindonesia.com

  1. Menunjukkan surat keterangan uji tes PCR dengan hasil negatif atau surat keterangan uji rapid-test dengan hasil non reaktif yang berlaku 14 hari pada saat keberangkatan.
  2. Menunjukkan surat keterangan bebas gejala seperti influenza (influenza-like illness) yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit/puskesmas bagi daerah yang tidak memiliki fasilitas test PCR dan/atau rapid-test.
  3. Penumpang dalam kondisi sehat tidak menderita flu, pilek, batuk dan demam.
  4. Penumpang wajib menggunakan masker. Masker wajib dipakai dari zona 1 (satu), zona 2 (dua), zona 3 (tiga) pada area stasiun keberangkatan dan kedatangan serta pada saat perjalanan diatas kereta api.
  5. Suhu badan penumpang tidak lebih dari 37,3 derajat celcius.
  6. Penumpang menggunakan pakaian pelindung (jaket atau pakaian lengan panjang).
  7. Untuk penumpang kereta api lokal atau komuter, berlaku hanya ketentuan poin 4 – 7 di atas dan tetap wajib menerapkan dan mematuhi protokoler kesehatan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
  8. PT KAI akan memberikan faceshield kepada penumpang dan penumpang wajib menggunakan faceshield tersebut dari stasiun keberangkatan, dalam perjalanan sampai dengan zona 2 (dua) stasiun tujuan.
  9. Khusus penumpang bayi atau infant wajib membawa faceshield sendiri.
  10. Apabila pada saat boarding persyaratan dari poin 1 sampai dengan 8 tidak terpenuhi maka penumpang dapat membatalkan tiket di loket stasiun dengan pengembalian bea sebesar 100% di luar bea pemesanan.
  11. Penumpang wajib mengikuti dan mematuhi instruksi petugas, baik selama di stasiun maupun di atas kereta.
  12. Calon penumpang dihimbau datang lebih awal ke stasiun paling lambat 30 menit sebelum jadwal keberangkatan kereta api untuk selanjutnya melakukan proses boarding dan verifikasi syarat ketentuan perjalanan orang dalam masa adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif dan aman dari COVID-19.

Sekarang sudah tahu, kan beberapa peraturan/persyaratan/ketentuan naik kereta api di masa adaptasi normal baru?

Persiapkan semua dan jangan sampai ada yang terlewat, ya!

Kamis, 23 Juli 2020

Jacking, Blocking, & Lifting Dalam Otomotif

Jacking, Blocking, & Lifting Dalam Otomotif - Pada bengkel otomotif terdapat istilah jacking blocking, dan lifting. Proses jacking, blocking, dan lifting dalam bengkel otomotif digunakan untuk mempermudah pekerjaan perawatan, perbaikan terutama pekerjaan pada bagian bawah kendaraan atau pekerjaan yang memerlukan posisi kendaraan yang lebih tinggi dari permukaan tanah atau lantai.

Berikut Jacking, Blocking Dan Lifting Dalam Bidang Otomotif


A. Jacking

Proses jacking adalah proses dimana saat kendaraan akan dilakukan perawatan atau perbaikan dengan cara diangkat sebagian atau keseluruhan bodi pada kendaraan. Proses jacking lebih dikenal dengan proses mendongkrak

Proses perbaikan yang membutuhkan jacking tersebut contohnya seperti perbaikan pada transmisi, sistem rem, kaki - kaki, dan lain sebaginya yang membutuhkan proses pengangkatan kendaraan. Saat proses jacking membutuhkan dongkrak untuk mengangkat kendaraan.

Macam - Macam Jacking Dan Fungsinya

Macam - Macam Jacking

Ditinjau dari metode penggeraknya, dongkrak yang digunakan untuk proses jacking ada 2 jenis, yaitu :

1. Dongkrak mekanik

Dongkrak mekanik merupakan dongkrak yang menggunakan rasio roda gigi untuk menaikkan tenaga yang dihasilkan oleh dongkrak. Semisal tenaga manusia 5 kg maka dengan rasio roda gigi, tenaga manusia tersebut dapat dinaikkan sampai 2 ton.

2. Dongkrak hidrolik

Dongkrak hidrolik merupakan dongkrak yang memanfaatkan tekanan fluida cair (oli / minyak). Tenaga manusia digunakan untuk memompa oli atau minyak yang akan meningkatkan tenaga yang dihasilkan sesuai dengan prinsip hidrolik. Dengan penampang kecil dapat mengangkat penampang yang lebih besar. Dengan gaya 10 kg akan mampu mengangkat benda seberat 100 kg.

Ditinjau dari bentuknya, dongkrak yang digunakan untuk proses jacking ada beberapa jenis, yaitu :

1. Dongkrak Gunting

Dongkrak jenis ini umumnya dongkrak bawaan dari sebuah kendaraan. Selain praktis dongkrak ini juga tidak memakan tempat terlalu banyak. Tetapi karena masih menggunakan ulir, maka tenaga yang dikeluarkan untuk mengangkat kendaraan tentu lebih banyak.

2. Dongkrak Botol

Dongkrak botol merupakan dongkrak hidrolik tetapi berukuran kecil. Bentuk dongkrak ini seperti botol yaitu berbentuk silindris.

Kelebihan dari dongkrak ini selain simpel dan praktis juga penggunaan tenaga untuk menaikkan kecil karena sudah menggunakan hidrolik. Kelemahannya yaitu harganya yang lebih mahal dari dongkrak ulir.

3. Dongkrak Buaya

Dongkrak ini merupakan salah satu jenis dongkrak hidrolik yang berukuran besar sehingga kapasitas pengangkatan juga lebih besar. Dongkrak ini memiliki empat roda dan dapat didorong.

4. Dongkrak Botol M / Dongkrak Buaya

Dongkrak Botol M atau dongkrak buaya merupakan dongkrak perpaduan antara dongkrak botol dengan dongkrak buaya.

5. Dongkrak Kereta

Dongkrak kereta merupakan dongkrak yang digunakan untuk perbaikan kereta api. Dongkrak ini dirancang untuk mengatasi proses jacking yang tidak bisa dilakukan oleh dongkrak biasa, sehingga memerlukan dongkrak khusus.

6. Dongkrak Penyangga

Dongkrak penyangga merupakan dongkrak yang digunakan untuk perbaikan dan perawatan kendaraan terutama sepeda motor. Selain tidak memerlukan tempat yang luas dongkrak ini juga praktis digunakan.

B. Blocking

Proses blocking adalah suatu proses dimana ketika kendaraan yang akan dilakukan perawatan di naikkan atau didongkrak dilakukan proses pengganjalan atau blocking agar kendaraan tidak tergelincir.

Dalam melakukan proses blocking membutuhkan peralatan seperti balok kayu, stand atau penahan lainnya. Pengertian blocking adalah suatu tindakan untuk menahan sesuatu agar tetap dalam posisinya.

Istilah blocking lebih dikenal dengan mengganjal atau menyangga. Proses mengganjal ini dilakukan ketika proses jacking sudah dilakukan. Tujuannya agar kendaraan tidak bergerak sehingga dalam proses pengerjaan dibawahnya aman.

Dalam proses blocking, blocker atau pengganjal adalah suatu stand atau penyangga yang kuat dan stabil serta dibuat khusus untuk proses mengganjal.

Suatu ganjal ukurannya disesuaikan dengan ukuran kendaraan yang diganjal. Kendaraan besar tentunya menggunakan pengganjal yang besar dan sebaliknya.

Pengganjal untuk proses blocking dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
  • 1. Pengganjal yang dapat di stel, pengganjal yang dapat disetel meneggunakan pin, rack, dan thread. Pada intinya ketinggian pengganjal yang dapat distel bisa berubah-ubah disesuaikan dengan kendaraan. 
  • 2. Pengganjal tetap, pengganjal tetap tidak dapat dirubah ketinggiaannya.

Macam - Macam Blocking Dan Fungsinya

Macam - Macam Blocking

Terdapat berbagai jenis blocking yang digunakan pada proses perbaikan dan perawatan kendaraan, yaitu :

1. Jack Stand / Safety Stand

Jack Stand / safety stand merupakan alat penopang dan pengaman ketika proses perbaikan atau perawatan kendaraan yang sudah dilakukan proses jacking atau didongkrak. Safety stand sangat diperlukan untuk menjamin keamanan apabila terjadi slip pada dongkrak yang digunakan.

2. Paddock Motor

Paddock motor  merupakan dongkrak yang berfungsi untuk menyangga sepeda motor. Sepeda motor yang disangga merupakan sepeda motor sport yang kebanyakan tidak memiliki standar internal. Oleh karena itu perlu penyangga khusus.

C. Lifting

Proses lifting adalah proses mengangkat kendaraan secara keseluruhan agar pekerjaan dapat dilakukan secara leluasa untuk proses perbaikan dibawah kendaraan. Proses lifting membutuhkan berbagai jenis peralatan car lift.

Pengertian lifting adalah proses pengangkatan kendaraan seluruhnya agar pekerjaan dibawah kendaraan sangat leluasa. Peralatan yang digunakan dalam proses lifting ini adalah car lift.

Tetapi dalam penggunaannya, car lift hanya terdapat di bengkel-bengkel besar saja, hal tersebut dikarenakan harga car lift yang cukup mahal.

Macam - Macam Lifting Dan Fungsinya

Macam - Macam Lifting

Car lift merupakan salah satu jenis lifting. Car lift memungkinkan proses lifting dapat dilakukan secara dinamis atau berpindah tempat sesuai kebutuhan.

Car lift ditinjau dari pengeraknya :
  • 1. Penggerak Mekanik (Ulir)
  • 2. Penggerak Hidrolik (Tekanan Fluida)
  • 3. Penggerak Pneumatik (Tekanan Udara).

Car lift ditinjau dari bentuknya :
  • 1. Single Post Car Lift, merupakan jenis lifting yang memliki empat lengan yang dapat diatur sedemikian rupa arah lengan serta panjang pendek lengan disesuaikan dengan ukuran kendaraan.
  • 2. Two Post Car Lift, merupakan jenis lifting yang memiliki landasan yang dapat diatur untuk menyesuaikan dengan kendaraan yang diangkat. Posisi roda menggantung sehingga aman ketika proses pekerjaan dibawah kendaraan.
  • 3. Four Post Car Lift, merupakan jenis lifting yang memiliki keamanan yang paling baik diantara dua lifting yang lainnya. Four post car lift memiliki empat penyangga sehingga lebih kuat daripada lifting lainnya.
  • 4. Scissor Car Lift, car lift jenis ini sebenarnya tegolong dalam four posy car lift karena memiliki empat kaki sebagai penyangganya.

Ketahui Kelebihan Dan Kekurangan Mobil Sistem Penggerak Roda Depan (FWD)

Ketahui Kelebihan Dan Kekurangan Mobil Sistem Penggerak Roda Depan (FWD) - Mobil dengan sistem penggerak roda depan disebut tipe FF (Front-engine Front-wheel drive) atau juga sering dikenal dengan nama FWD (Front Wheel Drive)

Salah satu mobil kategori low MPV di Indonesia yang paling banyak peminatnya adalah Mobil Honda Mobilio. Mobil Honda Mobilio mengunakan sistem penggerak roda depan (FWD). Berbeda dengan Toyota Avanza yang mengunakan sistem penggerak roda belakang (RWD).

Simak Kelebihan Dan Kekurangan Mobil Sistem Penggerak Roda Depan / Front Wheel Drive (FWD)



Kelebihan Mobil FWD (Front Wheel Drive)

1. Biaya Produksi Pembuatan Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Lebih Murah 
Jika dibandingkan dengan biaya produksi pembuatan mobil penggerak roda belakang (dengan kategori mobil yang sama). Hal tersebut dikarenakan spare part pada sistem penggerak roda depan ini lebih sedikit. Selain itu, pemasangan drivetrain pada mobil yang menggunakan penggerak roda depan, lebih mudah.

Drivetrain adalah rangkaian komponen yang berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin sampai ke roda, sehingga mobil dapat bergerak. Dengan biaya produksi yang lebih sedikit, mobil dengan sistem penggerak roda mobil depan harga jual barunya juga lebih murah.

2. Komponen Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Lebih Sedikit
Mobil sistem penggerak roda depan memiliki bobot yang lebih ringan. Dengan mobil yang lebih ringan akan secara signifikan maka dapat mempengarui efisiensi konsumsi bahan bakar.

3. Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Memilik Pangsa Pasar Yang Bagus
Mobil penggerak roda depan (FF / FWD) lebih banyak diaplikasikan di mobil city car dan low MPV keluarga. Tipe mobil yang menggunakan sistem penggerak ini contohnya adalah Honda Jazz, Toyota Yaris, Mazda6, MINI Cooper dan masih banyak mobil lainnya.

4. Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Memiliki Traksi Lebih Bagus Di Jalanan Licin
Karena roda depan yang menarik roda belakang bukan roda belakang yang mendorong roda depan. Selain itu berat mesin mobil yang berada di depan, membantu traksi roda depan saat hujan.

Kekurangan Mobil FWD (Front Wheel Drive)

1. Pengendalian / Handling Mobil Kurang Baik
Sistem penggerak roda mobil depan secara otomatis membuat bobot dibebankan di bagian depan. Hal ini membuat handling (pengendalian) mobil saat kecepatan tinggi dan mobil berisi penuh penumpang, akan lebih susah dikendalikan jika dibandingkan dengan mobil dengan sistem penggerak roda belakang (FR / RWD).

2. Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Sulit Dikendalikan Saat Kecepatan Tinggi
Jika saat berakselerasi dengan cepat, maka mobil akan cenderung untuk bergerak kekiri atau kekanan, hal ini merupakan kelemahan mobil sistem penggerak roda depan.

Karena itu, sangat jarang mobil balap menggunakan sistem penggerak roda depan. Meskipun ada beberapa mobil balap yang menggunakan sistem penggerak roda mobil di depan, biasanya akan disematkan komponen kontrol traksi.

3. Mobil Sistem Penggerak Roda Depan Lebih Rawan Mengalami Kerusakan, Terutama Pada Bagian Kaki - Kaki
Kerusakan sering terjadi pada area penggerak roda bagian depan, jika terjadi benturan di jalanan yang rusak. Karena kemudi dan tenaga pendorong ada di roda yang sama. Sedangkan penggerak roda belakang lebih tahan terhadap benturan di jalanan yang rusak.

Rabu, 22 Juli 2020

Wajib Ditaati. Berikut Aturan Baru Liburan Ke Bali Di Normal Baru

Wisata bali, tempat wisata bali, pulau bali, bali island, pariwisata bali, pagoda
Indonesia.travel

Keistimewaan Pulau Bali memang sudah tak terbantahkan lagi. Berbagai macam tempat wisata cukup sukses menyita perhatian wisatawan domestik bahkan mancanegara.

Nah, ada kabar baru nih buat kamu yang udah kangen banget liburan ke Bali.

Tentunya kabar baik, dong. Pasalnya, pada tanggal 31 Juli 2020, tempat-tempat wisata di Bali akan kembali dibuka bagi wisatawan domestik.

Tapi sebelum liburan ke Bali, ada beberapa peraturan yang harus kamu taati.

Karena ada beberapa peraturan baru yang wajib kamu patuhi selama liburan di Pulau Dewata ini.

Mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang sedang kita hadapi saat ini, ada sejumlah aturan yang harus dilakukan bagi para wisatawan domestik yang ingin liburan ke Bali.

Mengutip dari laman blog Tiket.com, berikut ini adalah aturan baru yang akan diterapkan di masa adaptasi kebiasaan baru.

Peraturan Baru Liburan Ke Bali Yang Wajib Ditaati

  • Menunjukkan identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda pengenal lainnya yang sah.
  • Menunjukkan surat keterangan uji swab berbasis PCR dengan hasil negatif atau surat keterangan hasil non reaktif di rapid test yang berlaku 14 hari.
  • Mengisi form aplikasi yang bisa didapatkan di https://cekdiri.baliprov.go.id/ dan menunjukkan kode QR pada petugas.
  • Bagi orang yang tinggal di Bali dengan alasan khusus namun tidak memiliki KTP wilayah Bali, maka Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali dapat memberikan izin masuk dengan syarat menunjukkan surat keterangan tes PCR atau rapid test dengan hasil negatif yang berlaku, melakukan karantina mandiri, serta melengkapi Surat Pernyataan dan Surat Jaminan yang bisa diunduh di https://cekdiri.baliprov.go.id/.
  • Bagi orang yang bekerja di lembaga pemerintah atau swasta yang melakukan dinas atau kegiatan usaha dengan waktu tinggal lebih dari 7 hari di Bali, wajib melengkapi surat keterangan tes PCR atau rapid test dengan hasil negatif yang masih berlaku.
  • Bagi orang yang melakukan transit tanpa berkunjung, wajib menunjukkan surat keterangan hasil non reaktif rapid test yang berlaku.
  • Mengisi kartu kewaspadaan kesehatan.
  • Mengunduh dan mengaktifkan aplikasi Peduli Lindungi di smartphone.

Rencanakan Liburan

Setelah mengetahui sejumlah aturan baru tersebut, sekarang saatnya mempersiapkan semuanya. Lengkapi semua syaratnya dan mari kita liburan. Jangan sampai ada yang terlewat, ya!

Selasa, 21 Juli 2020

Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil : Fungsi, Cara Kerja Dan Jenis - Jenisnya

Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil : Fungsi, Cara Kerja Dan Jenis - Jenisnya - Pada kendaraan terdapat banyak sekali komponen-komponen di dalamnya, salah satunya pada cassis kendaraan terdapat sistem suspensi. Baik pada kendaraan sepeda motor dan kendaraan mobil pasti dilengkapi dengan sistem suspensi.

Sistem suspensi pada mobil tersusun dari beberapa komponen, stabilizer bar merupakan salah satu dari komponen suspensi pada mobil, tetatpi tidak semua mobil menggunakan stabilizer bar.

Umumnya stabilizer bar terpasang pada kedua lower arm yang berada pada sebelah kiri dan kanan melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah stabilizer bar ini diikatkan ke frame melalui bushing. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Stabilizer Bar Mobil


Fungsi Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil


1. Mengurangi Kemiringan Mobil Yang Disebabkan Oleh Gaya Sentrifugal Pada Saat Kendaraan Berbelok

Fungsi stabilizer bar yang pertama adalah untuk mengurangi body roll / limbung bodi kendaraan saat berbelok. Saat kendaraan bergerak cepat di tikungan (berbelok), maka akan muncul gejala body roll (rolling).

Body roll adalah sebuah gejala pada body mobil yang terjadi akibat adanya gaya sentrifugal yang muncul saat mobil menikung cepat.

Gaya sentrifugal yang terjadi ini embuat bodi mobil miring seakan terlempar keluar jalan. Kondisi ini akan membuat roda sisi dalam lintasan terangkat naik, sedangkan pada roda sisi luar lintasan akan semakin tertekan.

Body roll ini sangat berbahaya karena dapat membuat mobil menjadi terguling. Oleh sebab itu digunakanlah Stabilizer bar untuk mengurangi gejala body rol yang berlebihan pada kendaraan saat berbelok

2. Menjaga Mobil Agar Tetap Stabil Terutama Saat Kendaraan Berbelok

Fungsi stabilizer bar berikutnya adalah untuk menjaga kestabilan saat berkendara. Stabilizer bar tidak hanya digunakan untuk mengurangi body roll saat kendaraan berbelok, tetapi juga berfungsi untuk menjaga kestabilan saat berkendara dijalan bergelombang dengan kecepatan tinggi.

Saat mobil melaju cepat dijalan bergelombang, maka akan terjadi perubahan traksi pada permukaan ban dimasing-masing roda sesuai yang terjadi sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui.

Ketika salah satu sisi ban melewati lubang pada kecepatan tinggi, ban akan mengambang diatas lubang. Kondisi ini akan mempengaruhi kecepatan putar serta tenaga yang dihasilkan oleh masing-masing roda pendorong.

Akibatnya, akan terjadi perbedaan putaran antara roda sisi kanan dan kiri sehingga akan mempengaruhi kestabilan pada kendaraan.

Untuk mencegah perubahan yang terjadi saat putaran ban saat ban kembali menyentuh permukaan jalan digunakanlah stabilizer bar, yang akan mempercepat proses kembalinya ban ke permukaan jalan dari lontaran sebelumnya.

Stabilizer bar yang dipasang diantara kedua sisi roda tersebut, maka akan meningkatkan kestabilan mobil saat berkendara dijalan bergelombang dengan kecepatan tinggi.

3. Meningkatkan Gaya Cengkram (Traksi) Ban Terhadap Permukaan Jalan Saat Mobil Berbelok / Bermanuver

Fungsi stabilizer bar yang terakhir adalah untuk meningkatkan daya cengkram traksi ban terhadap permukaan jalan bermanuver. Kondisi tersebut disebut oversteer atau understeer.

Oversteer adalah kondisi dimana ban belakang kehilangan daya cengkram nya sedangkan understeer adalah kondisi ban depan yang kehilangan traksi.

Gejala oversteer biasanya dialami oleh mobil penggerak roda belakang (RWD) sedangkan understeer dialami oleh mobil berpenggerak roda depan (FWD). Stabilizer bar yang dipasang pada bagian suspensi ini memiliki kecenderungan untuk menekan lower arm kearah bawah.

Lower arm yang menekan ke arah bawah ini secara otomotis juga akan menekan roda agar menapak lebih kuat ke permukaan jalan. Kondisi ini akan meningkatkan daya cengkram ban terhadap permukaan jalan.

Cara Kerja Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil

Ketika roda kanan dan kiri bergerak ke arah atas dan ke arah bawah secara bersamaan dengan jarak dan arah yang sama pula maka seharusnya stabilizer bar tidak akan mengalami puntiran.

Sedangkan ketika kendaraan membelok baik ke arah kiri maupun ke arah kanan maka pegas roda bagian luar (outer spring) akan tertekan dan pegas roda pada bagian dalam (inner spring) akan mengembang sehingga stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujung dari stabilizer bar tertekan ke atas dan ujung satunya tertekan ke bawah.

Stabilizer bar ini akan menahan terhadap puntiran yang terjadi sehingga dapat mengurangi terjadinya body roll dan dapat menjaga kemiringan body pada posisi yang aman.

Lalu apa akibatnya jika stabilizer bar ini rusak? 

Jika stabilizer bar pada kendaraan rusak maka akan mengakibatkan kendaraan terasa bergoyang apalagi digunakan untuk membelok. Stabilizer bar ini dapat rusak jika kendaraan mengalami benturan yang keras contohnya saat kendaraan mengalami kecelakaan maka stabilizer bar dapat rusak.

Selain itu, stabilizer bar ini dihubungkan ke lower arm atau frame dengan menggunakan bantalan karet, komponen karet ini dapat rusak karena umur pakai, maka jika karet ini rusak gejalanya akan terdengar bunyi dibagian bawah saat kendaraan berjalan. Komponen stabilizer ini memiliki berbagai jenis dan macamnya.

Jenis - Jenis Stabilizer Bar Pada Sistem Suspensi Mobil

1. Strut Bar

Pemasangan strut bar atau front bar pada mobil berfungsi untuk menambah rigiditas mobil pada saat bermanuver, khususnya di tikungan. Saat mobil berbelok, muncul tekanan dari permukaan jalan. Strut bar ini bekerja menjaga tekanan dari kedua sisi supaya mobil lebih stabil dan seimbang.

Modifikasi mobil menggunakan strut bar juga mengurangi body roll atau limbung pada mobil saat bermanuver. Komponen stabilizer ini biasanya dipasang pada sisi kanan dan kiri strut tower yang menjadi mounting point dari shock breaker ke bagian sasis mobil.

2. Front Lower Bar & Rear Lower Bar

Stabilizer bar yang dipakai pada sebagian modifikasi mobil adalah front lower bar dan rear lower bar. Fungsi dari lower bar ini adalah sebagai penghubung lower arm dengan sasis. Hal tersebu dapat membuat kinerja lower arm lebih baik dan performa dari mobil semakin meningkat. Lower arm sendiri memiliki fungsi untuk mengendalikan roda.

3. Anti Roll Bar / Sway Bar

Seringkali mobil mengalami oversteer atau understeer saat bermanuver. Untuk mengurangi gejala oversteer dan understeer digunakan anti roll bar. Pemasangan anti roll bar biasanya dipasang pada komponen suspensi belakang.

Fungsi Transfer Case Pada Kendaraan Dan Jenis - Jenisnya

Fungsi Transfer Case Pada Kendaraan Dan Jenis - Jenisnya - Sebuah kendaraan penggerak empat-roda (4WD) memiliki daya dan traksi lebih baik, karena keempat rodanya sebagai roda penggerak. Untuk itu powertrain memerlukan sebuah transfer case. Bodi transfer case dipasang pada bagian belakang transmisi. Hal ini dapat dilakukan dengan gigi, hidrolik, atau rantai.

Pada beberapa kendaraan, seperti truk 4-Wheel Drive (4-WD) atau kendaraan yang ditujukan untuk penggunaan off-road, konstruksi ini dikendalikan oleh pengemudi. Pengemudi dapat memfungsikan transfer case untuk "2-wheel-drive" atau "4-wheel-drive". Hal ini dilakukan dengan cara shifter (secara manual) mirip dengan di transmisi manual.

Pada beberapa kendaraan dapat dioperasikan secara elektronik oleh sebuah saklar. Beberapa kendaraan, seperti mobil sport all-wheel-drive, memiliki transfer case secara permanen (yang tidak dapat dipilih). Transfer case tersebut "terkunci" secara permanen dalam all-wheel-drive ("4-wheel-drive").

Ketika roda depan berputar lebih cepat dari poros belakang, drive shaft juga berputar pada kecepatan yang berbeda. Ini tidak ada masalah ketika kendaraan berjalan pada permukaan yang gembur seperti pasir atau salju karena ban akan slip pada permukaan jalan yang gembur.

Tetapi, ketika berjalan pada aspal, perbedaan kecepatan menyebabkan ban slip. Beberapa desain transfer case menggunakan diferensial pusat untuk memberikan distribusi torsi yang proporsional ke as roda sesuai dengan permukaan dan kondisi jalan.

Transfer case dirancang untuk digunakan off-road (misalnya ketika salah satu as roda adalah pada permukaan licin atau terjebak dalam lumpur, sedangkan yang lain memiliki traksi yang lebih baik), secara mekanis dapat mengunci as roda depan dan belakang bila diperlukan yang disebut dengan differensial lock. Defferensial lock ada yang secara manual atau otomatis.

Jenis - Jenis Transfer Case Pada Kendaraan


Transfer case terpasang pada bagian belakang transmisi. Memiliki poros input tunggal yang terhubung pada poros output transmisi dan dua poros output, satu untuk penggerak roda depan dan satu untuk penggerak roda belakang. Transfer case dapat dibedakan berdasar beberapa klasifikasi antara lain:

A. Transfer Case Menurut Tipe Penggerak

Ada dua desain transfer case yang telah digunakan secara umum yaitu :

1. Penggerak Gear-Driven
Transfer Case Gear-Driven

Transfer case tipe gear-driven / transfer case tipe roda gigi menggunakan set roda gigi untuk menggerakan poros penggerak roda depan dan belakang. Transfer case dengan roda gigi ini umumnya kuat, unit berat yang digunakan dalam truk-truk besar, namun saat ini ada beberapa transfer case yang menggunakan penggerak roda untuk mobil penumpang.

2. Penggerak Rantai Chain-Driven 
Transfer Case Chain Type

Transfer case menggunakan rantai untuk menggerakkan poros penggerak roda depan, tetapi dapat menggerakkan kedua as roda. Transfer case ini lebih tenang dan lebih ringan daripada yang penggerak roda gigi, digunakan pada kendaraan seperti truk ringan, truk ukuran penuh, Jeep dan SUV.

B. Transfer Case Menurut Tipe Konstruksi Bodi (Housing) 

Transfer case menurut tipe kontruksinya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Transfer Case Bodi Menyatu
Transfer Case Bodi Menyatu

Transfer case tipe ini menyatu dengan transmisi serta tepasang langsung ke transmisi, biasanya antara poros output transmisi dan driveshaft (poros ptopeler) belakang. Terkadang transfer case ini merupakan bagian integral dari transmisi dan dua komponen dengan bodi yang sama.

2. Transfer Case Body Terpisah
Transfer Case Bodi terpisah

Sebuah transfer case yang terpisah atau independen benar-benar terpisah dari transmisi. Hal ini terletak di bagian bawah driveline dan terhubung dengan driveshaft (poros penggerak) yang pendek. Tranfer case ini digunakan pada kendaraan dengan wheelbase yang sangat panjang, seperti truk  komersial atau truk militer.

C. Transfer Case Menurut Tipe Sistem Pengoperasiannya

1. Manual Shift On-the-Fly (MSOF)
Tuas Transfer Case Dalam Cabin

Transfer case manual ini memiliki tuas pemilih pada sisi lantai ruang pengemudi dan juga memiliki pengunci hub otomatis pada as roda depan atau selector secara manual hub poros axle roda depan "LOCK" dan "UNLOCK" ("FREE").

2. Elektronik Shift On-the-Fly (ESOF) 
Elektronik Shift On The Fly

Transfer case elektronik ini memiliki selector switch atau tombol pada dasbor dengan pengunci poros hub depan otomatis atau pada beberapa model juga memiliki apa yang disebut SelecTrac, yang memiliki saklar slider di console tengah. Berbeda dengan transfer case manual, sistem ini memiliki motor transfer case. Untuk melakukan sistem four-wheel-drive.

Senin, 20 Juli 2020

Ukuran Piston Motor Dan Ukuran Diameter Pen Piston Standar

Ukuran Piston Motor Dan Ukuran Diameter Pen Piston Standar - Piston atau yang lebih dikenal dengan nama seher merupakan salah satu komponen penting pada mesin kendaraan bermotor. Komponen ini berfungsi untuk mengatur volume silinder sehingga sangat berpengaruh terhadap performa mesin.

Secara umum cara kerja piston pada mesin yaitu begerak naik turun dari TMA ke TMB di dalam silinder / liner / boring untuk menghasilkan energi kinetik.

Biasanya piston dimodifikasi agar menghasilkan power yang lebih besar dari standar. Modifikasi piston tersebut sering disebut sebagai bore-up. Biasaya piston standar diganti dengan piston baru yang memiliki bobot lebih ringan dan ukurannya lebih besar sehingga tenaga mesin saat diputaran menjadi lebih besar.

Sebenarnya modifikasi piston cukup berbahaya karena jika hanya asal ganti maka dapat berakibat mesin menjadi rusak. Bahkan sering kali motor harus berulang kali turun mesin jika salah memilih diameter piston. Agar terhindar dari masalah tersebut, disarankan untuk tetap menggunakan piston standar.

Sebagian orang mungkin merasa kurang puas dengan performa motor miliknya sehingga nekat melakukan oversize piston. Modifikasi pada piston boleh saja dilakukan yang penting mengetahui cara oversize piston dengan benar.


Cara Oversize Piston Motor


Sebelum melakukan oversize piston harus tahu terlebih dahulu ukuran piston motor standar yang dibuat pabrikan. Setelah mengetahuinya tinggal melakukan oversize mulai dari oversize 0 - 200.

Jika dipakai harian lebih baik cari aman dan nyamannya saja, jangan asal mengganti ukuran piston menjadi terlalu besar, karena jika piston terlalu besar otomatis volume silinder jadi lebih besar yang mengakibatkan semakin menipisnya ketebalan silinder. Tetapi hal tersebut lain ceritanya jika untuk keperluan balap.

Oversize piston harus dilakukan secara bertahap. Tetapi sebelum itu harus terlebih dahulu mengetahui diameter piston standar, sesuai dengan motor yang akan di oversize. Diameter standar tersebut dapat dikatakan sebagai oversize 0.

Sebagai contoh, pada motor Honda PCX 150 menggunakan diameter piston 58 mm. Artinya Honda PCX memiliki oversize 0 sebesar 58 mm. Jika piston tersebut akan di oversize menjadi lebih besar, maka harus terlebih dahulu di oversize 0.25 mm

Oversize 0.25 mm sama saja dengan menambahkan ukuran piston sebesar 0.25 mm. Maka diameter piston akan berubah menjadi 58.25 mm. Jika menginginkan lebih besar, juga bisa melakukan oversize menjadi 0.50 mm, 1 mm, 1.25 mm, 1.5 mm, 1.75 mm, dan 2 mm. Dengan syarat tetap meperhatikan ketebalan dari silinder motor.

Merubah ukuran piston motor oversize harus dimulai dari yang kecil terlebih dahulu, kemudian ditambah apabila dirasa kurang. Untuk lebih jelasnya soal oversize piston motor, silahkan simak dibawah ini :
  • Oversize 0 : 0,00 (standar pabrik)
  • Oversize 25 : 0,25 mm
  • Oversize 50 : 0,50 mm
  • Oversize 100 : 1 mm
  • Oversize 125 : 1.25 mm
  • Oversize 150 : 1.5 mm
  • Oversize 175 : 1.75 mm
  • Oversize 200 : 2 mm

Sebenarnya pabrikan hanya menganjurkan oversize sampai 100 atau hanya sebatas menambah ukuran piston motor 1 mm dari standar. Jika sudah lebih dari itu, maka biasanya motor harus menggant silinder /  boring dan biayanya cukup mahal.

Beberapa tipe motor juga dapat di oversize sampai 200. Sebagai contoh adalah Yamaha Mio karbu yang memiliki boring lebih tebal dibandingkan motor standar. Meski begitu, ada baiknya jangan memaksakan oversize piston agar mesin tetap optimal.

Sebelum melakukan oversize piston, terlebih dahulu harus mengetahui ukuran piston motor yang akan di oversize. Setiap motor memiliki ukuran piston, jadi wajib mengetahui agar tidak melakukan kesalahan saat oversize piston.


Daftar Ukuran Piston Motor Dan Ukuran Diameter Pen Piston Standar


Untuk anda yang merasa yakin untuk oversize piston motor, silahkan simak terlebih dahulu daftar ukuran piston motor dan ukuran diameter pen piston sepeda motor pabrikan Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki berikut ini.

1. Diameter Ukuran Piston Motor Honda

No
Tipe Motor
Diameter Piston
Diameter Pen
1
Honda Supra
50 mm
13 mm
2
Honda Supra X
50 mm
13 mm
3
Honda Supra X 125
52.4 mm
13 mm
4
Honda Supra XX
50 mm
13 mm
5
Honda Supra Fit
50 mm
13 mm
6
Honda Fit X
50 mm
13 mm
7
Honda Revo
50 mm
13 mm
8
Honda Absolute Revo
50 mm
13 mm
9
Honda Blade
50 mm
13 mm
10
Honda New Blade
50 mm
13 mm
11
Honda Kirana
52.4 mm
13 mm
12
Honda Kharisma
52.4 mm
13 mm
13
Honda CS1
58 mm
13 mm
14
Honda Sonic
58 mm
13 mm
15
Honda Beat
50 mm
13 mm
16
Honda Vario 110
50 mm
13 mm
17
Honda Vario 125
52.4 mm
13 mm
18
Honda Spacy
50 mm
 13 mm
19
Honda CB 125
56.5 mm
13 mm
20
Honda PCX 150
58 mm
13 mm
21
Honda CB 200
55.5 mm
15 mm
22
Honda GL Max
56.5 mm
15 mm
23
Honda Tiger 2000
63.5 mm
15 mm
24
Honda Astrea Impressa
50 mm
13 mm
25
Honda GL 100
52 mm
15 mm
26
Honda CB 150R
63.5 mm
15 mm
27
Honda New Mega Pro
57.3 mm
15 mm
28
Honda CBR150R
63.5 mm
15 mm
29
Honda Astrea Grand
50 mm
13 mm
30
Honda Verza
57.3 mm
15 mm
31
Honda Mega Pro
63.5  mm
15 mm
32
Honda GL Pro
61 mm
15 mm
33
Honda Scoopy
50 mm
13 mm
34
Honda PCX 125
52.4 mm
13 mm
35
Honda C50
39 mm
13 mm
36
Honda C70
46 mm
13 mm
37
Honda Astrea 800
47 mm
13 mm
38
Honda Astrea Star
47 mm
13 mm
39
Honda Astrea Prima
50 mm
13 mm
40
Honda Legenda 2
50 mm
13 mm
41
Honda CBR 250R 76
76 mm
-

2. Diameter Ukuran Piston Motor Yamaha

No
Tipe Motor
Diameter Piston
Diameter Pen
1
Yamaha Crypton
49 mm
13 mm
2
Yamaha Vega
49 mm
13 mm
3
Yamaha New Vega R
51 mm
13 mm
4
Yamaha Vega RR
50 mm
13 mm
5
Yamaha Jupiter Z
51 mm
13 mm
6
Yamaha New Jupiter Z
50 mm
13 mm
7
Yamaha Jupiter MX
54 mm
14 mm
8
Yamaha Mio
50 mm
15 mm
9
Yamaha Mio J
50 mm
13 mm
10
Yamaha Mio GT
50 mm
15 mm
11
Yamaha Lexam
50 mm
15 mm
12
Yamaha Nouvo
50 mm
15 mm
13
Yamaha Fino
50 mm
15 mm
14
Yamaha X-Ride
50 mm
15 mm
15
Yamaha Xeon
52.4 mm
15 mm
16
Yamaha Mio Soul
50 mm
15 mm
17
Yamaha Vixion
57 mm
14 mm
18
Yamaha Scorpio
70 mm
16 mm
19
Yamaha Jupiter Z1
50 mm
-
20
Yamaha V80
47 mm
-
21
Yamaha Alfa
50 mm
-
22
Yamaha F1ZR
52 mm
-
23
Yamaha Vega ZR
50 mm
-
24
Yamaha Jupiter
49 mm
-
25
Yamaha Force
50 mm
-
26
Yamaha Majesty 250
69 mm
-
27
Yamaha U5
40 mm
-
28
Yamaha YAS1 (Twin)
43 mm
-
29
Yamaha RX King
58 mm
-
30
Yamaha YT 115
54 mm
-
31
Yamaha Byson
58 mm
-
32
Yamaha YZF R1
78 mm
-
33
Yamaha YZ 125
54 mm
-
34
Yamaha YZ 250F
77 mm
-


3. Diameter Ukuran Piston Motor Kawasaki

No
Tipe Motor
Diameter Piston
Diameter Pen
1
Kawasaki Blitz R
53 mm
13 mm
2
Kawasaki Kaze R
 53 mm
13 mm
3
Kawasaki Blitz Joy
56 mm
13 mm
4
Kawasaki Edge
53 mm
13 mm
5
Kawasaki ZX130
53 mm
13 mm
6
Kawasaki Athlete
 56 mm
13 mm
7
Kawasaki KSR
110 mm
53 mm
8
Kawasaki Z250
62 mm
-
9
Kawasaki ZX-6R
67 mm
-
10
Kawasaki ER-6n
83 mm
-
11
Kawasaki Binter Merzy
66 mm
-
12
Kawasaki KZ200
66 mm
-
13
Kawasaki Versys
83 mm
-
14
Kawasaki KX 65
44 mm
-
15
Kawasaki KX 85
48.5 mm
-
16
Kawasaki KX 250F
77 mm
-
17
Kawasaki Ninja 150
59 mm
15 mm
18
Kawasaki Ninja 250
62 mm
-
19
Kawasaki Ninja 650
83 mm
-
20
Kawasaki KLX 150
58 mm
-
21
Kawasaki KLX 250
72 mm
-
22
Kawasaki D-Tracker 150
58  mm
14 mm
23
Kawasaki D-Tracker 250
72 mm
14 mm
24
Kawasaki D-Tracker X
72 mm
14 mm

4. Diameter Ukuran Piston Motor Suzuki

No
Tipe Motor
Diameter Piston
Diameter Pen
1
Suzuki FR
50 mm
41 mm
2
Suzuki FR
80 mm
49 mm
3
Suzuki RC 80
47 mm
-
4
Suzuki RC 100
52.5 mm
-
5
Suzuki Crystal
54 mm
-
6
Suzuki Tornado GS
54 mm
-
7
Suzuki Satria 120 R
56 mm
-
8
Suzuki Shogun 110
53.5 mm
14 mm
9
Suzuki Shogun 125
53.5 mm
14 mm
10
Suzuki Smash
53.5  mm
14 mm
11
Suzuki Titan
51 mm
14 mm
12
Suzuki Satria FU
62 mm
16 mm
13
Suzuki Arashi
53.5 mm
14 mm
14
Suzuki Nex
51  mm
14 mm
15
Suzuki Let�s
51 mm
14 mm
16
Suzuki Spin
53.5 mm
14 mm
17
Suzuki Skywave
53.5 mm
14 mm
18
Suzuki Skydrive
53.5 mm
14 mm
19
Suzuki Hayate
53.5 mm
14 mm
20
Suzuki Axelo
53 mm
-
21
Suzuki Shooter
51 mm
-
22
Suzuki Inazuma
53.5 mm
-
23
Suzuki Thunder 125
57 mm
14 mm
24
Suzuki Thunder 250
72 mm
-
25
Suzuki A100
50 mm
-
26
Suzuki TS 125
56 mm
-
27
Suzuki RGR 150
59 mm
  -