Pemeriksaan Injektor EFI Menggunakan Test Lamp - Injektor merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar langsung ke ruang bakar. Ketika injektor tidak berfungsi, maka mesin mobil atau motor brebet atau pincang.
Test lamp atau test pen DC merupakan alat yang dapat digunakan untuk pemeriksaan kelistrikan mobil, test lamp (test pen DC) ini berbeda dengan test pen AC seperti yang biasa digunakan untuk pemeriksaan listrik PLN. Test lamp ini bisa dibuat sendiri atau tinggal beli,harga cukup murah antara 10 ribu hingga 15 ribu rupiah.
Test lamp atau test pen DC merupakan alat yang dapat digunakan untuk pemeriksaan kelistrikan mobil, test lamp (test pen DC) ini berbeda dengan test pen AC seperti yang biasa digunakan untuk pemeriksaan listrik PLN. Test lamp ini bisa dibuat sendiri atau tinggal beli,harga cukup murah antara 10 ribu hingga 15 ribu rupiah.
Pemilihan Test Lamp (Test Pen DC) Yang Tepat Untuk Mesin Injeksi :
Untuk kendaraan yang jenis Injection, menggunakan komputer mesin (ECU) untuk mengatur seluruh sistem kerja mesin. Banyak jalur-jalur kelistrikan yang berhubungan antara sensor-sensor dan aktuator di mesin dengan ECU.
Arus yang terdapat pada jalur pelistrikan itu belum tentu bertegangan 12 volt, bisa saja berupa suatu nilai besaran resistansi, besaran voltase yang sangat rendah dalam satuan mV dan sebagainya.
Kelistrikan mobil bermesin injeksi (injection) bisa dikatakan sensitif. Maksimum beban arus yang cukup aman untuk pengetesan dengan test pen adalah sebesar 20 mA saja.
Maka dalam hal ini test pen otomotif yang dikatakan aman untuk utak-atik mesin Injeksi adalah test pen LED, karena hanya membebani arus sebesar kurang dari 15mA.
Akibat dari menggunakan test pen bohlam ke suatu jalur pelistrikan yang sensitif adalah terbakarnya komponen elektronik baik itu berupa sensor atau komponen yang ada di dalam ECU, yang menyebabkan ECU rusak/terbakar.
Tidak hanya ECU, tetapi untuk kendaraan yang dilengkapi dengan modul-modul seperti Module ABS, Body Computer, Light Module, Transmission Module (matic), dsb. Juga sensitif terhadap test pen bohlam.
Arus yang terdapat pada jalur pelistrikan itu belum tentu bertegangan 12 volt, bisa saja berupa suatu nilai besaran resistansi, besaran voltase yang sangat rendah dalam satuan mV dan sebagainya.
Kelistrikan mobil bermesin injeksi (injection) bisa dikatakan sensitif. Maksimum beban arus yang cukup aman untuk pengetesan dengan test pen adalah sebesar 20 mA saja.
Maka dalam hal ini test pen otomotif yang dikatakan aman untuk utak-atik mesin Injeksi adalah test pen LED, karena hanya membebani arus sebesar kurang dari 15mA.
Akibat dari menggunakan test pen bohlam ke suatu jalur pelistrikan yang sensitif adalah terbakarnya komponen elektronik baik itu berupa sensor atau komponen yang ada di dalam ECU, yang menyebabkan ECU rusak/terbakar.
Tidak hanya ECU, tetapi untuk kendaraan yang dilengkapi dengan modul-modul seperti Module ABS, Body Computer, Light Module, Transmission Module (matic), dsb. Juga sensitif terhadap test pen bohlam.
Memasang Test Lamp (Test Pen DC) Untuk Mengetahui Kerja Injektor :
- 1. Hubungkan ujung test lamp ke terminal positif (+) battery.
- 2. Hubungkan ujung lainnya ke terminal injektor yang langsung ke ecu atau ecm. ECM yang ada pada injector. Perhatikan gambar dibawah :
- 3. Starter mesin sambil perhatikan apakah lampu test lamp dapat berkedip atau tidak.
Perhatikan Nyala Lampu Test Lamp |
- 4. Tes ini untuk pemeriksaan apakah ECM dapat mengontrol injector atau ada masalah pada wiring.
- 6. Jika lampu test lamp menyala ketika di starter, artinya tidak ada masalah dengan kerja kelistrikan injektor.
- 7. Tetapi jika lampu test lamp mati ketika mesin di starter, artinya terdapat problem (masalah) dengan kerja kelistrikan injektor.
Catatan : Pemeriksaan ini hanya untuk mengetahui kerja injektor, bukan mengetahui kondisi injektor.