Kamis, 18 Juni 2020

Ciri - Ciri Altenator Mobi Rusak & Cara Merawatnya

Ciri - Ciri Altenator Mobi Rusak & Cara Merawatnya - Hampir seluruh komponen pada aksesoris dan mesin kendaraan membutuhkan alternator, seperti kipas radiator, komponen sistem bahan bakar, power steering, lampu dan wiper. Selain dari aki sebagai sumber arus listrik pada kendaraan, alternator juga berfungsi sebagai sumber arus listrik untuk mengerakkan semua sistem tersebut. 

Tanpa alternator yang berfungsi normal, jika hanya memanfaatkan fungsi baterai sebagai sumber utama arus listrik pada mobil, kemungkinan baterai / aki hanya dapat mensuplai arus sampai kurang dari 30 menit. Setelahnya arus di baterai habis, karena beberapa komponen diatas tidak mendapat suplai kelistrikan dengan baik, maka yang terjadi mobil pun akan mogok.

Maka dari itu, jika alternator atau dynamo ampere ini rusak maka mesin mobil tidak akan dapat distater. Walau aki masih baru sekali pun. Meskipun sebenarnya alternator ini jarang sekali rusak. Akan tetapi yang alternator dapat saja rusak karena pengunaan yang salah dan kurangnya perawatan pada komponen ini.

Salah satu penyebab kerusakkan altenator adalah akibat beban listrik pada mobil yang jauh lebih besar dibangdingkan dengan kapasitas maksimal dari altenator. Pabrikan merancang kapasitas alternator 40 - 60 ampere. Sedangkan usia ideal pemakaian 6 - 7 tahun. Tetapi jka perlakuan pemilik kendaraan terhadap komponen yang satu ini selalu diperhatikan pemakainnya, maka akan lebih awet.

Beberapa Ciri - Ciri Alternator Mobil Bermasalah


1. Lampu Indikator CHG Dasboard  Mobil Menyala


Lampu CHG

Kondisi ini menunjukkan pada pengendara bahwa terdapat kerusakan pada sistem pengisian seperti baterai tidak dapat mengisi dengan sempurna. Tetapi jangan langsung untuk menyimpulkan bahwa kondisi ini terjadi akibat baterai sudah lemah. Karena saat lampu indikator CHG menyala juga dapat disebabkan oleh output dari alternator  tidak sesuai dari yang seharusnya.

2. Headlamp Tidak Menyala Terang (Redup)
Contohnya ketika berkendara pada malam hari tiba - tiba sorot lampu utama meredup. Ini mengindikasi bahwa suplai listrik dari alternator melemah, suplai ampere kecil pasti akan membuat sinar lampu meredup.

3.  Batterai / ACCU Rusak
Kegagalan pada sistem alternator dipastikan berdampak pada umur baterai. Yang perlu diperhatikan adalah membedakan kegagalan antara fungsi alternator atau baterai yang lemah.

Caranya jika mesin mobil mati dan dikarenakan kelistrikan yang lemah, coba untuk jumper baterai mobil dengan aki yang normal lalu nyalakan mesin kemudian segera cabut kabel jumper tersebut. Apabila mobil terus menyala dipastikan baterai rusak. Tetapi jika mesin mobil perlahan - lahan mati, hampir dipastikan ini merupakan kerusakan pada sistem alternator.

4. Masalah Pada Sambungan
Sebelum mengambil kesimpulan lagi bahwa terjadi kerusakan pada Alternator, ada baiknya melakukan pemeriksaan pada sambungan yang terhubung langsung dengan alternator maupun baterai. Lakukan pengecekan singkat, perhatikan sambungan atau kabel pada altenator apakah ada yang putus atau rusak.

5. Cek Kondisi Alternator
Pengecekan altenator dapat dilakukan dengan cara sederhana. Caranya hanya membutuhkan satu buah obeng panjang atau besi panjang. Setelah itu buka kap mesin, dengan keadaan mesin menyala dekatkan obeng tadi ke dekat pulley alternator, hati - hati ketika melakukannya.

Jika merasakan seperti tarikan magnet yang cukup kuat ketika mendekatkan obeng pada pulley artinya alternator masih berkerja dengan baik. Dan sebaliknya, jika hampir tidak merasakan ada tarikan magnet maka dipastikan alternator dalam kondisi rusak.

6. Indikasi Lain Yang Terjadi
Ada beberapa indikasi lain jika tedapat kerusakan pada alternator yang dapat deteksi sendiri. Misalnya saat mendengar bunyi decitan atau bunyi kasar dari ruang mesin, kemungkinan suara itu timbul diakibatkan oleh posisi pulley alternator tidak sejajar yang membuat belt sedikit melintir.

Jika tercium bau karet atau kabel terbakar dari bagian alternator maka kemungkinan belt tidak terpasang dengan baik sehingga menghasilkan gesekan atau terjadi gagal fungsi alternator  yang membuat kabel terbakar. Terakhir, dan ketika sebelum berkendara anda membuka kap mesin dan menemukan atau melihat kondisi belt alternator yang longgar atau bahkan putus.

Cara Merawat Altenator Mobil Supaya Lebih Awet

1. Pastikan penggunaan listrik pada kendaraan tepat
Karena pabrikan telah merancang alternator dengan kapasitas tertentu. Maka sebaiknya penggunaan aksesoris pada kendaraan yang banyak mengkonsumsi arus listrik perlu untuk dibatasi. Jika  penggunaan listrik berlebih itu hanya sesekali dilakukan, mungkin  penurunan kerja alternator tidak begitu terlihat. 

Tetapi jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus, maka alternator akan mengalami penurunan fungsi dalam menghasilkan arus listrik. Beberapa cara untuk menghindari permasalahan tersebut adalah dengan cara tidak mengaktifkan Air Conditioner (AC), audio, wiper, dan aksesoris elektronik lainnya secara bersamaan.

Umumnya produsen mobil merancang produknya memiliki kemampuan lebih meski ketika semua perangkat elektronik diaktifkan tetapi tidak mebuat alternator dan aki tekor. Akan tetapi kemampuan alternator tetap saja ada batasnya. Karena itu penting untuk memperhatikan spesifikasi altenator yang telah ditentukan dari pabrikannya.

2. Pastikan Terminal Pada Altenator Dan Kabel Aki Terpasang Dengan Tepat
Pemasangan ini perlu diperhatikan dengan benar. Karena jika pemasangan pada terminal keliru atau terbalik, maka altenator akan jebol atau rusak. Begitu juga dengan pemasangan berbagai kabel kelistrikan. Jika pemasangan kabel-kabel tersebut tidak tepat, maka yang terjadi selain menyebabkan listrik boros juga berpotensi IC alternator cepat rusak.

Pemasangan kabel yang perlu diperiksa itu juga termasuk kabel plus alternator ke kabel plus aki. Sebab, bila sambungannya tidak tepat atau renggang dan putaran mesin tinggi maka alternator akan rusak.

3. Pastikan Dudukan Penyetel tegangan V-Belt Altenator terpasang Dengan Benar
Satu hal yang wajib diperhatikan adalah tingkat ketegangan atau posisi V-Belt jangan terlalu kencang ataupun kendur. Jika V-belt terlalu kencang maka putaran alternator dipaksa melebihi kapasitas atau kemampuannya. Akibatnya bearing / laher alternator akan cepat rusak, dan jika pemasangan tali atau sabuk tersebut terlalu kendor, maka tarikan akan tersendat - sendat.

Sehingga, selain arus listrik yang dihasilkan tidak konstan, laher alternator juga cepat rusak. Bahkan, perangkat elektronik di mobil yang menggunakan sumber strum dari alternator dan aki akan cepat rusak. Pasalnya, asupan listrik yang mengalir ke perangkat tersebut tidak ajeg.

4. Cegah kabel plus bersentuhan dengan Alternator
Jika kabel plus bersentuhan dengan alternator maka dapat memicu hubungan arus pendek atau korslet. Dan mengakibatkan alternator atau dynamo ampere rusak. Karena itu sangat disarankan untuk memasang pengaman pada kutub plus.

Selain itu, sebaiknya memeriksa kondisi alternator secara rutin minimal tiga bulan sekali. Pada saat ganti oli, di bengkel biasanya ada perlengkapan deteksi kondisi aki dan alternator.

Selasa, 16 Juni 2020

Fungsi Altenator Sepeda Motor & Jenis - Jenisnya

Fungsi Altenator Sepeda Motor & Jenis - Jenisnya  - Alternator berfungsi untuk menghasilkan arus AC / Alternating Current (Arus Bolak - Balik) dengan menggunakan putaran mesin. Alternator bertugas memsuplai kebutuhan listrik saat mesin hidup. Tetapi apabila jumlah pemakaian listrik lebih besar daripada yang dihasilkan alternator, maka baterai lkut memikul beban kelistrikan tersebut.

Alternator & Prinsip Kerjanya


Pembangkitan daya listrik pada sepeda motor adalah pembangkit listrik AC 1 fasa dan 3 fasa atau disebut alternator. Komponen - komponen dari alternator terdiri dari Roda gaya magnet dengan 2 pasang pool medan magnet atau 6 pasang pool medan magnet.

Roda gaya tersebut biasanya dirakit pada ujung poros engkol sehingga putaran roda gaya sama dengan putaran mesin, bagian ini disebut sebagai Rotor (bagian yang berputar). Pada sisi yang lain dari alternator adalah kumparan pembangkit yang terikat mati pada rumah alternator.

Pada bagian tersebut terdapat inti besi lunak berjumlah 2 batang atau 12 bagian yang dililit kumparan, ada yang ujung kumparannya berjumlah 2 ada juga 3, masing ujung disebut massa ( - ) Lampu dan kumparan pengisian.

Jenis - Jenis Altenator Sepeda Motor


1. Alternator Dengan Magnet Permanen

Pada umumnya sepedamotor yang tergolong berkapasitas kecil sampai dengan 250 cc menggunakan Alternator Dengan Magnet Permanen. Dengan konstruksi banyak pool medan magnet dan pool pembangkit diharapkan arus pengisian menjadi lebih rata.

Kebutuhan listrik pada sepedamotor jenis ini tidak begitu besar sehingga cukup dengan menggunakan magnet permanen dan konstruksinya menjadi kompak menyatu didalam mesin.
Alternator Dengan Magnet Permanen

2. Alternator Dengan Magnet Listrik Remanen

Berbeda dengan kebutuhan arus pada sepeda motor besar yang memerlukan daya untuk system kelistrikan besar dan menggunakan baterai yang besar juga. Guna memenuhi kebutuhan arus tersebut diaplikasikan generator bentuk lain yang merupakan bagian diluar mesin.

Hal ini dimungkinkan karena generator ini menggunakan magnet listrik (remanen) yang dapat diatur kekuatan magnetnya sehingga dapat membangkitkan arus yang cukup untuk keperluan system kelistrikan.

Sepeda motor Besar atau lazim disebut MoGe mulai dengan sepedamotor berkapasitas 750cc dengan 4 silinder kebanyakan alternator sistem pengisian dikonstruksi seperti yang digunakan pada mobil.

Kostruksi ini memungkinkan dilakukan perbaikan pada komponennya tanpa harus melepas bagian bagian mesin tetapi cukup unit alternator dilepas dari mesin.

Pertimbangan tersebut diambil agar kostruksi mesin lebih kompak dan alternator memiliki daya lebih besar untuk dapat memenuhi kebutuhan arus lebih besar.
Alternator Sepeda Motor Besar

Selasa, 15 Oktober 2019

Komponen Sistem Pengisian Sepeda Motor

Komponen Sistem Pengisian Sepeda Motor - Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai / aki (Accu). Baterai pada motor berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen - komponen sistem kelistrikan seperti motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya.

Yang perlu diingat adalah kapasitas baterai sangat terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik secara terus-menerus. Baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut.

Untuk itu pada sepeda motor diperlukan sistem pengisian yang bertugas untuk memproduksi tegangan listrik untuk mengisi kembali baterai.
Sistem Pengisian Sepeda Motor

Berikut Komponen Sistem Pengisian Sepeda Motor Dan Fungsinya


1. Spul (Stator Coil)
Spul atau stator coil berfungsi sebagai kumparan statis yang akan menerima perpotongan garis gaya magnet dari rotor / magnet. Spul atau kumparan ini merupakan bagian pada motor yang sangat penting yang berhubungan dengan kelistrikan motor. Spul berfungsi sebagai sumber penghasil energi listrik yang akan mensuplai seluruh kebutuhan keelektrikan motor mudahnya spul ini berfungsi sebagai penghasil energi listrik untuk seluruh kebutuhan kelistrikan motor.

Spul menghasilkan arus listrik berupa tegangan AC (arus bolak - balik), arus yang dihasilkan tergantung seberapa besar putaran mesin. Arus tersebut kemudian menuju kiprok, setelah itu menuju komponen lain pada sistem kelistrikan yang terdapat pada motor, termasuk mengisi daya aki. Tegangan dari spul berupa AC (arus bolak - balik) sehingga perlu diubah terlebih dahulu menjadi DC (arus searah) menggunakan kiprok.
Spul / Stator coil

2. Rotor / Magnet
Rotor / magnet berfungsi untuk memotong stator coil. Ketika terdapat kemagnetan pada rotor magnet maka akan timbul garis gaya magnet dari pole utara ke selatan. Karena letak rotor magnet berdekatan dengan spul maka garis gaya magnet tersebut sudah akan mengenai spul.

Ketika mesin motor di stater poros engkol akan berputar, karena rotor ini terletak pada ujung poros engkol maka rotor juga akan ikut berputar. Putaran rotor ini akan menggerakan garis gaya magnet yang sebelumnya ada. Pergerakan inilah yang menimbulkan perpotongan garis gaya mganet. Tatapi ada perbedaan pada rotor mobil dan motor, selain dari bentuknya kemagnetan rotor ini juga berbeda.

Pada mobil kemagnetan rotor harus dibangkitkan melalui induksi dari baterai. Sementara pada motor, rotor magnet ini sudah dilengkapi magnet permanen sehingga tak perlu diberikan induksi untuk membentuk garis gaya magnet. Oleh sebab itulah disebut dengan rotor magnet karena rotor ini sudah dilengkapi dengan magnet.
Rotor Magnet

3. Kiprok / Regulator
Kiprok menjadi salah satu part yang sering dicek kondisinya bila terjadi masalah pada pengapian dan kelistrikan motor. Fungsi kiprok pada sepeda motor antara lain sebagai penstabil arus dan tegangan yang masuk ke aki, sehingga, arus yang masuk ke aki sesuai tidak terlalu besar ataupun tidak terlalu kecil. Kiprok pada motor juga berfungsi sebagai penyearah atau pengubah arus AC (arus bolak - balik) dari spul menjadi arus DC (arus searah). Arus DC ini kemudian ditampung di dalam aki.

Masalah akan terjadi jika kiprok pada sepeda motor tidar berfungsi normal. Untuk mengetahui kondisi kiprok, bisa dengan mengukur tegangan pada kiprok caranya ukur menggunakan multimeter. Pastikan angka tegangannya pas sesuai spesifikasi kiprok pada motor. Jika tegangannya kurang atau lebih, artinya ada indikasi masalah pada kiprok. 
Regulator / Kiprok

4. Baterai / ACCU
Batterai atau ACCU merupakan penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian, energi listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai juga berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara (dalam bentuk tegangan DC) yang diperlukan oleh sistem - sistem kelistrikan sepeda motor, dengan didukung oleh sistem pengisian. 

Kapasitas baterai merupakan kemampuan baterai menyimpan sejumlah muatan listrik, dinyatakan dalam satuan amper hour (AH). Di dalam baterai saat terjadi pengosongan maupun pengisian terjadi reaksi kimia antara plat positif, elektrolit dan plat negatif. 
Baterai / ACCU

5. Kabel (Wire)
Kabel merupakan komponen yang selalu ada pada rangkaian kelistrikan baik pada motor ataupun mobil. Termasuk pada sistem pengisian, ada banyak kabel yang diperlukan pada sebuah kendaraan. Biasanya untuk membedakan jenis kabel satu dengan yang lain digunakan perbedaan warna kabel.

Untuk arus positif umumnya menggunakan kabel warna, sedangkan pada kabel masa umumnya menggunakan kabel warna hitam. Jika pada kabel untuk lampu atau beban yang lain bisa berwarna kuning atau hijau, hal itu juga tergantung pada jenis motor.

6. Sekering (Fuse)
Fuse atau sekring pada dasarnya berfungsi sebagai pengaman arus pada rangkaian kelistrikan kendaraan. Untuk melindungi rangkaian dari kerusakan akibat penggunaan daya berlebih maupun hubungan singkat dengan cara memutuskan aliran listrik yg masuk ke rangkaian. 
Sekering / Fuse

Kamis, 26 September 2019

Komponen Sistem Pengisian Dan Fungsinya

Komponen Sistem Pengisian Dan FungsinyaBanyaknya komponen kelistrikan yang terdapat pada kendaraan yang memerlukan tegangan besar & stabil. Karena hal tersebut maka harus ada sebuah sistem yang dapat selalu mensuplay tegangan ke setiap beban sesuai dengan kebutuhan yang ada, maka pada mobil dibuatlah sistem pengisian. Sistem pengisian merupakan bagian dari sistem kelistrikan dimana sistem pengisian ini mensuply kebutuhan listrik pada kendaraan. 

Pada kendaraan terdapat komponen yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik yaitu Baterai / Accu. Tetapi kapasitas baterai sangatlah terbatas, sehingga tidak akan dapat mensupply tenaga listrik secara terus - menerus. Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh setiap komponen yang terdapat pada mobil.

Untuk itu pada mobil diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh. Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk mengisi kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya saat mesin mobil dihidupkan

Sistem pengisian berfungsi untuk :
  • 1. Mengisi arus listrik ke battery
  • 2. Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan  setelah mesin hidup

Ada dua tipe sistem pengisian :


1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah DC (Direct Current) digunakan awal tahun 60-an.

2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik AC (Alternating Current). Alasan penggunaan alternator :
  • Konstruksi lebih kecil dan tahan lama
  • Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.

Berikut Komponen Sistem Pengisian Mobil Dan Fungsinya


Sistem Pengisian

1. Battery / Accu
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik terhadap seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. Baterai mensuplai kebutuhan listrik ke setiap komponen mobil yang membutuhkan supply listrik seperti motor starter, lampu- lampu besar dan wiper. 

2. Ampere meter
Ampere meter berfungsi untuk mengukur besar arus listrik yang dikeluarkan alternator untuk pengisian baterai / aki.

3. Kabel
Kabel berfungsi sebagai tempat mengalirnya arus listrik dari satu komponen ke komponen lain (konduktor listrik).

Sistem pengisian yang digunakan pada kendaraan mobil sekarang adalah sistem pengisian menggunakan alternator yang menghasilkan arus bolak - balik (AC). Tetapi karena komponen - komponen kelistrikan pada mobil menggunakan arus searah (DC), maka agar output tegangan yang keluar adalah arus DC, digunakanlah dioda sebagai penyearah arus dari arus AC menjadi arus DC.

Alasan pemilihan alternator sebagai sistem pengisian pada mobil karena konstruksi alternator yang lebih kecil sehingga cukup diletakkan di depan ruang mesin dan alternator mampu menghasilkan arus yang besar (output) walau mesin dalam putaran renah (idle). Alternator merupakan sistem pengisian pada kendaraan yang mempunyai 3 rangkaian komponen penting yaitu accu, Alternator dan Regulator.

Alternator mulai berkerja untuk menghasilkan listrik atau pembangkit listrik ketika mesin hidup untuk disalurkan ke accu dengan mengkonversi atau mengubah arus bolak - balik AC menjadi arus searah DC. Kelistrikan yang dihasilkan oleh alternator sangat beragam, mulai dari yang paling kecil yang mempunyai daya 35 A hingga yang terbesar yang beredar dipasaran yaitu 220 A. 

Karena berfungsi sebagai pembangkit daya listrik ke aki, apabila ada penambahan perangkat atau aksesoris mobil yang membutuhkan beban listrik yang besar atau banyak. Cukup dengan mengganti alternatornya bukan aki. Karena jika memperbesar daya listrik di accu tapi penyaluran tenaganya lebih kecil, maka accu akan cepat tekor.

5. Ignition switch (kunci kontak)
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem di kendaraan. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 terminal atau lebih. 
  • Terminal utama pada kontak adalah terminal B dihubungkan ke baterai
  • Terminal IG / ON dihubungkan ke koil pengapian dan beban lain - lain yang membutuhkan
  • Terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. 
  • Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal, maka terminal yang ke 4 tersebut adalah terminal ACC yang terhubung dengan accesoris kendaraan seperti radio, tape , dan lain-lain.


6. Sekering (fuse)
Sekering (fuse) berfungsi untuk pengaman rangkaian kelistrikan ketika terjadi hubungan singkat (konsleting).

7. Regulator
Berfungsi mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap constant (sama) walaupun putarannya berubah-ubah dan juga berfungsi untuk mematikan lampu CHG ketika sistem pengisian bekerja.

Baterai ketika dipakai maka akan berkurang muatan yang tersimpan didalamnya. Makanya perlu diisi (dicharge) agar tidak terjadi drop tegangan yang dapat menyebabkan komponen-komponen yang bergantung kepada Accu rentan rusak. 

8. V - Belt
V - belt berfungsi untuk menggerakkan atau menghubungkan beberapa komponen pada mesin, yaitu : kompresor AC, Alternator, ekstra fan, & Power Steering Hidraulis. V-belt ini terbuat dari karet dengan penampang trapesium yang dipasang menghubungkan antara 2 pulley.

9. Lampu Indikator CHG
Lampu CHG berfungsi sebagai indikator bahwa sistem pengisian berfungsi dengan normal.

Rabu, 25 September 2019

Komponen - Komponen Altenator Dan Fungsinya

Komponen - Komponen Altenator Dan Fungsinya - Perlengkapan pada mobil sekarang ini membutuhkan lebih tenaga listrik. Jika pada mobil dulu kebutuhan sumber arus listrik pada hanya digunakan untuk sistem penerangan lampu-lampu, indikator bahan bakar, penunjuk arah, wiper  kaca, dan radio. tetapi sekarang di pasang juga tape recorder dan A.C (air conditioning). Dan untuk mobil khusus seperti ambulan dan mobil polisi di lengkapi dengan sirene. 

Altenator digunakan untuk mensuplai kebutuhan pengisian baterai dan alat- alat lain yang memerlukan arus searah (DC). Karena itu, arus listrik yang di hasilkan alternator ini perlu dirubah dari AC (bolak - balik) menjadi DC (arus searah) dengan alat yang di sebut rectifier atau diode. Kapasitas dari altenator adalah 30 sampai 60 Amper atau tergantung dari kebutuhan pemakaian.


Berikut Komponen Altenator Mobil Dan Fungsinya


Bagian - Bagian Altenator

1. Rotor Coil
Rotor coil merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku - kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.
Rotor


2. Stator Coil
Stator disusun dari stator core dan kumparan stator (stator coil). Stator dilindungi bagian depan dan bagian belakang dari frame. Stator merupakan bagian dalam alternator yang diam berupa lilitan.

Stator coil terdiri atas 3 kumparan dan pada salah satu ujung lilitan dijadikan satu. pada bagian ujung kabel lainnya yang akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga phase.untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga pashe.
Stator

3. Alternator shaft
Poros alternator berfungsi sebagai penghubung antara bagian pulley dengan rotor. Sehingga putaran dari pulley alternator bisa tersambung ke rotor dan rotor dapat berputar.

4. Sikat (Brush)
Brush atau sikat adalah komponen tembaga berbentuk kotak kecil, yang digunakan untuk menghubungkan arus listrik ke rotor coil. Dudukan sikat berfungsi sebagai tempat terpasangnya sikat dan pegas.
Sikat (Brush)

5. Pulley Altenator
Pulley berfungsi untuk menerima putaran input dari mesin. Secara teknis, pulley memang diputar oleh drive belt. Tetapi drive belt ini melilit ke pulley crankshaft. Sehingga begitu pulley cranshaft berputar, maka pulley alternator pun ikut berputar.
Pulley

6. Kipas Altenator (Altenator Fan)
Fungsi kipas ini adalah untuk mendinginkan stator dan rotor saat bekerja. Karena panas berlebih didalam alternator akan mengganggu proses pengisian arus listrik secara keseluruhan. Dan kipas diperlukan untuk mencegah alternator overheat.
Kipas


7. Bearing
Bearing berfungsi sebagai bantalan yang akan melapisi poros alternator dengan frame alternator. Tanpa bearing maka putaran poros bisa lebih kasar dan berat.

8. Plat Dioda (Rectifier)
Rectifier atau plat dioda adalah komponen untuk mengubah arus AC menjadi DC. Didalam alternator terdapat 2 buah rectifier, yaitu rectifier negative dan rectifier positif. Rectifier positif ditandai dengan adannya terminal B pada alternator.

Terminal B pada alternator biasannya berupa baut yang dibuat lebih panjang dan atau lebih besar. Rectifier diperlukan karena arus output dari stator coil, masih bersifah AC atau bolak balik. Sementara kelistrikan mobil menggunakan DC. 

Sehingga diperlukan rangkaian dioda untuk mengubah arus AC ke DC. Cara pengubahan ini murni tugas dari dioda dimana dioda dapat memblok aliran arus dari salah satu arah. Sehingga saat arus AC dialirkan ke dioda maka hanya satu arah saja yang dapat lewat. Sehingga arusnya menjadi searah/DC.
Plat Dioda

9. IC regulator
IC regulator adalah komponen untuk mengatur besar tegangan yang dihasilkan oleh stator agar tidak melebihi batas 14 Volt. Regulator terletak setelah rectifier, artinya arus DC yang diatur pada regulator ini.

Kelistrikan mobil bekerja pada tegangan 12 Volt, namun saat pengisian berlangsung tegangan yang diizinkan maksimal 14 Volt. Jadi apabila lebih dari 14 volt, maka berpotensi merusak komponen kelistrikan mobil. IC regulator akan mencegah hal tersebut.

Tetapi rangkaian IC regulator terbilang rumit karena menggunakan beberapa komponen elektronika seperti transistor. Meski demikian bentuk dari IC regulator ini cukup kecil dibandingkan regulator konvensional. Sehingga IC regulator bisa diletakan didalam alternator.

Tetapi pada sistem pengisian konvensional dimana regulator yang digunakan masih tipe point/konvensional, maka tidak ada IC regulator didalam aletrnator.

10. Alternator socket
Socket alternator pada sistem pengisian IC, umumnya sangat simpel karena hanya terdiri dari dua buah terminal. Nantinya dua terminal ini akan terhubung ke brush untuk urusan pembangkitan medan magnet pada rotor coil.

11. Battery connector
Battery connector adalah baut yang dijadikan sebagai terminal output arus pengisian. Pada terminal inilah arus output pengisian siap untuk digunakan, jadi baut ini akan dihubungkan ke kabel positif aki agar dapat digunakan untuk kelistrikan mobil serta mengisi daya aki.

12. Rumah Altenator (Housing)

Rumah alternator atau housing berfungsi sebagai pelindung semua komponen-komponen yang terdapat didalam alternator. Keduanya memiliki fungsi yang sama yakni melindungi bagain-bagian alternator.
Rumah Altenator (Housing)