Kamis, 18 Juni 2020

Ciri - Ciri Altenator Mobi Rusak & Cara Merawatnya

Ciri - Ciri Altenator Mobi Rusak & Cara Merawatnya - Hampir seluruh komponen pada aksesoris dan mesin kendaraan membutuhkan alternator, seperti kipas radiator, komponen sistem bahan bakar, power steering, lampu dan wiper. Selain dari aki sebagai sumber arus listrik pada kendaraan, alternator juga berfungsi sebagai sumber arus listrik untuk mengerakkan semua sistem tersebut. 

Tanpa alternator yang berfungsi normal, jika hanya memanfaatkan fungsi baterai sebagai sumber utama arus listrik pada mobil, kemungkinan baterai / aki hanya dapat mensuplai arus sampai kurang dari 30 menit. Setelahnya arus di baterai habis, karena beberapa komponen diatas tidak mendapat suplai kelistrikan dengan baik, maka yang terjadi mobil pun akan mogok.

Maka dari itu, jika alternator atau dynamo ampere ini rusak maka mesin mobil tidak akan dapat distater. Walau aki masih baru sekali pun. Meskipun sebenarnya alternator ini jarang sekali rusak. Akan tetapi yang alternator dapat saja rusak karena pengunaan yang salah dan kurangnya perawatan pada komponen ini.

Salah satu penyebab kerusakkan altenator adalah akibat beban listrik pada mobil yang jauh lebih besar dibangdingkan dengan kapasitas maksimal dari altenator. Pabrikan merancang kapasitas alternator 40 - 60 ampere. Sedangkan usia ideal pemakaian 6 - 7 tahun. Tetapi jka perlakuan pemilik kendaraan terhadap komponen yang satu ini selalu diperhatikan pemakainnya, maka akan lebih awet.

Beberapa Ciri - Ciri Alternator Mobil Bermasalah


1. Lampu Indikator CHG Dasboard  Mobil Menyala


Lampu CHG

Kondisi ini menunjukkan pada pengendara bahwa terdapat kerusakan pada sistem pengisian seperti baterai tidak dapat mengisi dengan sempurna. Tetapi jangan langsung untuk menyimpulkan bahwa kondisi ini terjadi akibat baterai sudah lemah. Karena saat lampu indikator CHG menyala juga dapat disebabkan oleh output dari alternator  tidak sesuai dari yang seharusnya.

2. Headlamp Tidak Menyala Terang (Redup)
Contohnya ketika berkendara pada malam hari tiba - tiba sorot lampu utama meredup. Ini mengindikasi bahwa suplai listrik dari alternator melemah, suplai ampere kecil pasti akan membuat sinar lampu meredup.

3.  Batterai / ACCU Rusak
Kegagalan pada sistem alternator dipastikan berdampak pada umur baterai. Yang perlu diperhatikan adalah membedakan kegagalan antara fungsi alternator atau baterai yang lemah.

Caranya jika mesin mobil mati dan dikarenakan kelistrikan yang lemah, coba untuk jumper baterai mobil dengan aki yang normal lalu nyalakan mesin kemudian segera cabut kabel jumper tersebut. Apabila mobil terus menyala dipastikan baterai rusak. Tetapi jika mesin mobil perlahan - lahan mati, hampir dipastikan ini merupakan kerusakan pada sistem alternator.

4. Masalah Pada Sambungan
Sebelum mengambil kesimpulan lagi bahwa terjadi kerusakan pada Alternator, ada baiknya melakukan pemeriksaan pada sambungan yang terhubung langsung dengan alternator maupun baterai. Lakukan pengecekan singkat, perhatikan sambungan atau kabel pada altenator apakah ada yang putus atau rusak.

5. Cek Kondisi Alternator
Pengecekan altenator dapat dilakukan dengan cara sederhana. Caranya hanya membutuhkan satu buah obeng panjang atau besi panjang. Setelah itu buka kap mesin, dengan keadaan mesin menyala dekatkan obeng tadi ke dekat pulley alternator, hati - hati ketika melakukannya.

Jika merasakan seperti tarikan magnet yang cukup kuat ketika mendekatkan obeng pada pulley artinya alternator masih berkerja dengan baik. Dan sebaliknya, jika hampir tidak merasakan ada tarikan magnet maka dipastikan alternator dalam kondisi rusak.

6. Indikasi Lain Yang Terjadi
Ada beberapa indikasi lain jika tedapat kerusakan pada alternator yang dapat deteksi sendiri. Misalnya saat mendengar bunyi decitan atau bunyi kasar dari ruang mesin, kemungkinan suara itu timbul diakibatkan oleh posisi pulley alternator tidak sejajar yang membuat belt sedikit melintir.

Jika tercium bau karet atau kabel terbakar dari bagian alternator maka kemungkinan belt tidak terpasang dengan baik sehingga menghasilkan gesekan atau terjadi gagal fungsi alternator  yang membuat kabel terbakar. Terakhir, dan ketika sebelum berkendara anda membuka kap mesin dan menemukan atau melihat kondisi belt alternator yang longgar atau bahkan putus.

Cara Merawat Altenator Mobil Supaya Lebih Awet

1. Pastikan penggunaan listrik pada kendaraan tepat
Karena pabrikan telah merancang alternator dengan kapasitas tertentu. Maka sebaiknya penggunaan aksesoris pada kendaraan yang banyak mengkonsumsi arus listrik perlu untuk dibatasi. Jika  penggunaan listrik berlebih itu hanya sesekali dilakukan, mungkin  penurunan kerja alternator tidak begitu terlihat. 

Tetapi jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus, maka alternator akan mengalami penurunan fungsi dalam menghasilkan arus listrik. Beberapa cara untuk menghindari permasalahan tersebut adalah dengan cara tidak mengaktifkan Air Conditioner (AC), audio, wiper, dan aksesoris elektronik lainnya secara bersamaan.

Umumnya produsen mobil merancang produknya memiliki kemampuan lebih meski ketika semua perangkat elektronik diaktifkan tetapi tidak mebuat alternator dan aki tekor. Akan tetapi kemampuan alternator tetap saja ada batasnya. Karena itu penting untuk memperhatikan spesifikasi altenator yang telah ditentukan dari pabrikannya.

2. Pastikan Terminal Pada Altenator Dan Kabel Aki Terpasang Dengan Tepat
Pemasangan ini perlu diperhatikan dengan benar. Karena jika pemasangan pada terminal keliru atau terbalik, maka altenator akan jebol atau rusak. Begitu juga dengan pemasangan berbagai kabel kelistrikan. Jika pemasangan kabel-kabel tersebut tidak tepat, maka yang terjadi selain menyebabkan listrik boros juga berpotensi IC alternator cepat rusak.

Pemasangan kabel yang perlu diperiksa itu juga termasuk kabel plus alternator ke kabel plus aki. Sebab, bila sambungannya tidak tepat atau renggang dan putaran mesin tinggi maka alternator akan rusak.

3. Pastikan Dudukan Penyetel tegangan V-Belt Altenator terpasang Dengan Benar
Satu hal yang wajib diperhatikan adalah tingkat ketegangan atau posisi V-Belt jangan terlalu kencang ataupun kendur. Jika V-belt terlalu kencang maka putaran alternator dipaksa melebihi kapasitas atau kemampuannya. Akibatnya bearing / laher alternator akan cepat rusak, dan jika pemasangan tali atau sabuk tersebut terlalu kendor, maka tarikan akan tersendat - sendat.

Sehingga, selain arus listrik yang dihasilkan tidak konstan, laher alternator juga cepat rusak. Bahkan, perangkat elektronik di mobil yang menggunakan sumber strum dari alternator dan aki akan cepat rusak. Pasalnya, asupan listrik yang mengalir ke perangkat tersebut tidak ajeg.

4. Cegah kabel plus bersentuhan dengan Alternator
Jika kabel plus bersentuhan dengan alternator maka dapat memicu hubungan arus pendek atau korslet. Dan mengakibatkan alternator atau dynamo ampere rusak. Karena itu sangat disarankan untuk memasang pengaman pada kutub plus.

Selain itu, sebaiknya memeriksa kondisi alternator secara rutin minimal tiga bulan sekali. Pada saat ganti oli, di bengkel biasanya ada perlengkapan deteksi kondisi aki dan alternator.
Previous Post
Next Post

0 komentar: