Selasa, 19 November 2019

Jenis - Jenis Kopling (Clutch) Pada Kendaraan

Jenis - Jenis Kopling (Clutch) Pada Kendaraan - Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara halus dari mesin ke transmisi melalui gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan. Kekuatan gesekan diatur oleh pegas penekan yang dikontrol oleh pengemudi melalui mekanisme penggerak kopling. Kopling pada kendaraan memiliki sekali model / jenis.

A. Jenis Kopling Berdasarkan Cara Kerjanya


1. Kopling Gesek (Friction Clutch)

Dinamakan kopling gesek (Friction Clutch) karena untuk melakukan pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi antara bagian penggerak dengan yang akan digerakan.  Gaya gesek juga digunakan untuk kopling pada posisi terhubung atau terputus.

Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan seperti, sedan dan mobil penumpang lainnya. Kopling gesek yang digunakan pada mobil merupakan tipe kopling kering, dinamakan kopling kering karena pelat kopling tidak terendam dengan oli mesin.

Macam - Macam Kopling Gesek (Friction Cltutch)

Kopling gesek ditinjau berdasarkan bentuk clutch covernya :

a. Kopling pegas diafragma (diaphragm spring clutch) 
Kontruksi kopling yang menggunakan clutch cover tipe pegas diafragma

Kopling pegas diafragma lebih dikenal dengan nama kopling diafragma, sebab clutch cover atau rumah koplingnya menggunakan pegas diafragma. Pegas ini berbentuk seperti piringan, dengan bagian tengahnya dibelah - belah seperti sirip.

Untuk konstruksi lainnya tetap sama seperti jenis kopling mobil lainnya yaitu, adanya pressure plate atau plat tekan dan kampas kopling. Karena pegasnya yang hanya satu , kondisi penekanan pegas ke plat tekan akan selalu sama, walaupun kondisi pegasnya sudah melemah.

Akibatnya penekanan plat tekan ke kampas kopling akan merata, sehingga terhindar dari kemungkinan selip. Kelemahan dari kopling tipe ini adalah tidak dapat memberikan tekanan yang lebih kuat dibanding tipe kopling mobil coil spring, sebab jumlah pegas yang hanya satu. Untuk itu kopling ini hanya cocok untuk mobil berbeban ringan seperti sedan.

b. Kopling pegas koil (coil spring clutch) 
Kontruksi kopling yang menggunakan clutch cover tipe pegas koil

Kopling pegas koil (coil spring clutch) / kopling pegas spiral menggunakan pegas tipe koil / spiral untuk konstruksi rumah koplingnya. Untuk komponen lainnya tetap sama yaitu menggunakan kampas kopling dan plat tekan. Pegas kopling tipe ini sangat banyak, tergantung pada ukurannya.

Pegas kopling yang banyak ini membuat kekuatan pegasnya sangat kuat untuk menekan, untuk itulah tipe ini sangat cocok digunakan untuk mobil dengan daya angkut berat, seperti truk. Tapi kelemahan tipe ini adalah pegas yang banyak ini jika ada satu pegas lemah atau patah dapat membuat kopling jadi mudah selip. Tetapi selama kondisi semua pegas bagus, maka penekannya tetap rata dan sangat kuat.

Kopling gesek ditinjau berdasarkan bentuk bidang geseknya :

a. Kopling pelat tunggal (Single-plate clutch)
Pelat kopling tunggal tipe diafragma spring

Kopling pelat tunggal adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan / disk yang hanya menggunakan satu piringan kopling, Kopling gesek pelat tunggal banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti mobil. 

Komponen - komponen kopling gesek pelat tunggal secara bersamaan membentuk rangkaian kopling / kopling set (clutch assembly).

b. Kopling pelat ganda (Double plate clutch)
Kopling pelat ganda

Kopling pelat ganda adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan / disk yang menggunakan lebih dari satu piringan kopling. Konstruksi kopling gesek pelat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek dan pelat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam.

Sedangkan pelat kopling pada bagian yang bersentuhan dengan pelat gesek dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar pelat sangat ditentukan besarnya tenaga yang akan dipindahkan.

d. Kopling pelat banyak (Multi-plate clutch)
Kopling pelat banyak (Multi-plate clutch)

Kopling plat banyak adalah suatu kopling yang terdiri dari plat gesek (friction plate) dan plat yang digerakkan (plain plate) lebih dari satu pasang.

e. Kopling konis (cone clutch)
Kopling Konis

Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis (kerucut). Kopling jenis dog banyak dipergunakan pada mekanisme hubungan roda gigi transmisi. Untuk menghubungkan antara poros sumber tenaga dengan poros yang digerakan biasanya kopling ini mengalami kesulitan bila tidak dalam kondisi ber-henti.

Untuk itu pada transmisi dilengkapi dengan komponen yang disebut dengan synchronmesh. Synchronmesh pada dasar nya adalah salah satu bentuk kopling gesek dengan bentuk konis. Kopling konis ini akan menyamakan gerak kedua gigi yang akan dihubungkan, sehingga kopling dog akan mudah disambungkan.

2. Kopling Magnet

Konstuksi unit kopling magnet

Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi.

Listrik yang dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya  digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner (AC).

3. Kopling Satu Arah (one way clutch/ free wheeling clutch/ over runing clutch)

Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang memutus dan menghubungkan poros penggerak (driving shaft) dan yang digerakkan (driven shaft) tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros - poros tersebut.

Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven, kopling bekerja menghubungkan driving dan driven. Jika kecepatan driving lebih rendah dari driven, kopling bekerja memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one way clutch yakni sprag type dan roller type.

4. Kopling Otomatis (Automatic Clucth)

Kontruksi Kopling Otomatis (Automatic Clucth)

Pada kendaraan ringan mobil bertransmisi otomatis tidak dijumpai pedal kopling, perpindahan ke gigi yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dilakukan secara otomatis, sesuai dengan besarnya penekanan pada pedal akselerator dan kecepatan kendaraan.

Jika pada sepeda motor kopling otomatis ini lebih dikenal dengan nama kopling sentrifugal, kopling setrifugal terdapat pada motor matic. Kopling sentrifugal bekerja berdasarkan gaya sentrifugal yang menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin ke roda penggerak. 

B. Jenis Kopling Berdasarkan Metode Penggeraknya


Secara umum sistem penggerak kopling dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Sistem penggerak kopling tipe mekanik dan Sistem penggerak kopling hidrolik (menggunakan tekanan fluida).

1. Sitem Penggerak Kopling Mekanik


Komponen Penggerak Kopling Mekanis

Komponen pada sistem pernggerak kopling mekanik terdiri dari :
  • Pedal kopling dan tuas pembebas
  • Kabel pembebas kopling
  • Garpu pembebas Bantalan pembebas

Jenis kopling mekanik ini lebih banyak temui pada sepeda motor. Cirinya, sistem mekanik menggunakan kabel kawat untuk menghubungkan pedal menuju kopling.

Keuntungan dari sistem mekanik ini adalah tidak perlu memikirkan kebocoran fluida atau masuk angin. Tetapi kekurangan sistem ini, kawat merupakan jenis logam yang dapat memuai. Sehingga perlu dilakukan penyetelan agar saat digunkan dapat berlangsung dengan nyaman.

2. Sistem Penggerak Kopling Hidrolik

Komponen Penggerak Kopling Hidrolis

Pada sistem penggerak kopling hidrolik, ada tiga komponen utama yaitu :
  • Master silinder 
  • Silinder pembebas 
  • Pedal kopling

Jenis kedua, sudah menggunakan sistem hidrolik atau hidrolis seperti pada sistem rem. Cara kerjanya pun mirip cara kerja sistem rem hidrolik. Koplinh hidrolik juga sudah dapat diaplikasikan pada sepeda motor.

Kelebihan dari sistem ini adalah lebih efektif dan responsif karena tidak perlu mengkhawatirkan pemuaian seperti kawat. Tetapi sistem hidrolis lebih sensitif khusunya saat ada udara didalam sistem. Sehingga perawatan juga tidak boleh ketinggalan.

      Selasa, 12 November 2019

      Kenali Masalah Pada Sistem Rem Mobil

      Kenali Masalah Pada Sistem Rem Mobil - Terdapat banyak masalah (trouble) pada sistem rem mobil yang harus diperhatikan. Mengingat sistem rem sendiri merupakan bagian yang cukup penting pada kendaraan sehingga pengendara harus dapat memastikan bahwa kondisi pada sistem rem selalu dalam kondisi baik.


      Berikut Kerusakan Yang Sering Muncul Pada Sistem Rem Mobil


      1. Rem Terasa Getar

      Saat diinjak terasa getaran pada pedal rem dan makin parah ketika ditekan pada kecepatan tinggi. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan mencoba bubut cakram atau tromol.

      Biasanya pemapasan mulai dari ketebalan 0.5 - 1.5 mm yang dianggap aman. Biaya bubut pun bervariasi antara Rp 100-300 ribu. Akan tetapi kalau kondisinya sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam, lebih baik mengganti komponennya.

      Bubut Disk Brake

      2. Rem Mbagel

      Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi mendesis. Pada umumnya mobil sudah menggunakan booster rem untuk memperingan injakan pedal. Jika berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.
      Booster Rem


      3. Rem Tidak Pakem

      Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan asbesnya sudah berkurang. 

      Atasi dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya piringan atau teromol tidak tergerus) atau piston rem yang sudah macet (selidiki setiap roda dan bagian mana saja yang sudah apkir). Atau bisa juga akibat kerusakan pada booster rem
      Kampas Rem

      4. Saat Di Rem Mobil Lari Ke Kiri / Kanan

      Hal ini disebabkan karena piston pada master rem roda yang terdapat pada salah satu roda macet. Rem dengan kondisi seperti itu akan kembali normal bila master rem roda diganti.

      Lebih baik jangan hanya mengganti bagian seal maupun dinding silinder master remnya saja. Agar fungsi rem tidak mudah rusak kembali, sebaiknya penggantian master rem dilakukan secara menyeluruh.

      5. Rem Dalam

      Kondisi ini biasanya disebabkan karena kerusakan pada master rem atau bisa disebabkan oleh kampas rem yang sudah tipis.

      6. Rem Dikocok / Dipompa

      Kemungkinan ada yang bocor sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. Coba cek kebocoran mulai dari master atas. Slang sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah bleeding untuk mengeluarkan angin palsu

      Kamis, 07 November 2019

      Komponen CVT Motor Matic Beserta Fungsinya

      Komponen CVT Motor Matic Beserta Fungsinya - Sepeda motor matic adalah sepeda motor menggunakan sistem CVT (Continously Variable Transmission), Penerus daya ke roda pada sistem ini dengan penggerak v-belt yang tahan lama.

      Sistem ini menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan kecepatan dan putaran mesin,sehingga pengendara terbebas dari kehausan memindah gigi hingga lebih nyaman.

      Kelebihan Sistem CVT, yaitu:
      • 1. CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis
      • 2. Tanpa harus memindah gigi karena sistem ini memiliki perbandingan ratio yang sangat tepat
      • 3. Tidak terjadi hentakan pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konventional
      • 4. Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik 

      Komponen - Komponen CVT Motor Matic Beserta Fungsinya


      Komponen - Komponen CVT

      1. Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)
      Pulley primer (fixed primary sheeve) berfungsi sebagai penahan V-belt. Komponen ini tidak bergerak, berbentuk piringan. Selain berfungsi untuk memperbesar perbandingan rasio, di bagian tepi komponen ini terdapat kipas pendingin yang berfungsi sebagai pendingin ruang CVT agar V-belt tidak cepat panas dan aus.
      Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)

      2. Sliding Primary Sheeve
      Sliding primary sheeve berfungsi untuk menekan v-belt dalam putaran tinggi, karna sliding sheave ini dapat bergerak kekanan ataupun ke kiri. Dinding dalam merupakan komponen pulley yang bergerak menekan CVT agar diperoleh kecepatan yang diinginkan.
      Sliding Primary Sheeve

      3. Spacer
      Spacer berfungsi sebagai poros dinding dalam pulley agar dinding dalam dapat bergerak mulus sewaktu bergeser.
      Spacer

      4. Poros Primer (Primary Shaft)
      Poros primer berfungsi untuk menghubungkan putaran crankshaft / krug as dari mesin ke pulley primer. Sebagai poros utama, komponen ini tersambung dengan crankshaft mesin secara tetap.Sehingga RPM mesin sama dengan RPM pada poros utama, atau RPM mesin juga sama dengan RPM pulley primer.

      Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam pulley primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja roller, semakin berat maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face pada drive pulley sehingga bisa menekan belt ke posisi terkecil. 
      Roller Sentrifugal Primary

      6. Slider
      Slider atau tutup rumah roller berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat bergeser ke arah luar sewaktu terdorong oleh roller.
      Slider

      7. V - Belt
      V - belt Berfungsi sebagai penghubung putaran dari priary fixed sheave ke secondary vixed shave. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya. Besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros crankshaft sehingga tahan terhadap gesekan dan panas.
      V - Belt

      8. Pulley Sekunder (Secondary fixed sheeve)
      Pulley sekunder adalah komponen yang bepuar. Bagian ini terbuat dari bahan yang ringan dengan bagian permukaan yang halus agar memudahkan belt untuk bergerak.
      Puli Sekunder

      9. Secondary Sliding Sheeve
      Secondary sliding sheeve berfungsi untuk mengatur besar kecilnya diameter pada pulley sekunder. Secondary sliding sheeve mempunyai bentuk tirus agar pergerakannya dapat mempengaruhi lebar llilitan pada V - belt.

      10. Spring
      Spring pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi pulley ke posisi awal yaitu posisi belt terluar. Prinsip kerjanya adalah semakin keras spring maka belt dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. Namun kesalahan kombinasi antara roller dan per CVT dapat menyebabkan keausan bahkan kerusakan pada sistem CVT. 
      Spring

      Beberapa masalah yang sering terjadi pada Spring CVT :
      • Spring CVT yang terlalu keras dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus karena belt tidak mampu menekan dan membuka driven pulley. 
      • Belt semakin lama akan terkikis karena panas dan gerakan berputar pada driven pulley.
      • Spring CVT yang terlalu keras jika dipaksakan dapat merusak clutch / kupling. 
      • Panas yang terjadi di bagian CVT akibat perputaran bagian-bagiannya dapat membuat tingkat kekerasan materi partnya memuai. 
      • Pada tingkat panas tertentu, materi parts tidak akan sanggup menahan tekanan pada tingkat tertentu pula. 
      • Akhirnya spring bukannya melentur dan menyempit ke dalam tapi justru malah bertahan pada kondisi yang masih lebar. Kopling yang sudah panas pun bisa rusak karenanya.

      11. Poros Sekunder (Secondary Shaft)
      Poros sekunder (Secondary Shaft) berfungsi untuk meneruskan putaran dari pulley sekunder ke powertrain dan berikutnya yaitu kopling sentrifugal.

      12. Kopling Sentrifugal (Clutch Carrier)
      Kopling sentrifugal (clutch carrier) atau kampas kopling ganda berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin menuju roda belakang. Kampas kopling ganda yang sudah mulai aus dapat membuat tenaga yang disalurkan menjadi tidak maksimal.
      Kopling sentrifugal (clutch carrier) atau kampas kopling

      13. Clutch Housing
      Clutch housing / rumah kopling berfungsi untuk meneruskan putaran dari v-belt dan menerima putaran dari kampas kopling yang selanjutnya di transfer ke roda belakang.

      Clutch Housing

      14. Torsi cam
      Jika mesin membutuhkan membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu jalan yang menanjak maka beban di roda belakang meningkat dan kecepatannya menurun. Dalam kondisi seperti ini posisi belt akan kembali seperti semula, seperti pada keadaan diam. 

      Drive pulley akan membuka sehingga dudukan belt membesar, sehingga kecepatan turun saat inilah torsi cam bekerja. Torsi cam ini akan menahan pergerakan driven pulley agar tidak langsung menutup. Jadi kecepatan tidak langsung jatuh.

      Torsi cam

      15. Gigi Reduksi
      Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari CVT agar dapat melipat gandakan tenaga yang akan dikirim ke poros roda. Pada gigi reduksi jenis dari roda gigi yang digunakan adalah jenis roda gigi helical yang bentuknya miring terhadap poros.
      Gigi Reduksi

      Fungsi Roller Pada CVT Motor Matic

      Fungsi Roller Pada CVT Motor Matic - Roller merupakan sebuah komponen yang berada di bagian pulley primer (primary fixed shave pulley) pada motor dengan sistem pengerak CVT.
      Roller & Rumah Roller

      Fungsi Roller Pada CVT Motor Matic


      Roller pada motor matic berfungsi untuk memberikan tekanan pada rumah roller yang berada di pulley primer, tekanan itu membuat rumah roller atau puli depan bergerak.

      Roller bergerak dengan memanfaatkan gaya lontar atau gaya sentrifugal saat rumah roller diputar oleh tenaga mesin. Dengan memanfaatkan gaya sentrifugal tersebut, roller mendorong pulley primer (driven pulley) seiring dengan kecepatan putaran dari mesin. Pulley belakang pun mengembang yang sekaligus membuat v-belt meregang.

      Ketika pully primer (driven pulley) mengembang, V-belt dapat memutar pully belakang (scondary pulley). Gaya sentrifugal akibat pulley belakang memutar, mendorong kampas ganda untuk menekan rumah kampas ganda. 

      Saat rumah kampas ganda ikut memutar, geer dalam transmisi (gardan) ikut memutar juga. Dan pada akhirnya, tenaga yang dihasilkan dari putaran pulley primer (driven pulley) akan memutar roda pada motor matic. Lancar atau tidaknya pulley primer (driven pulley) mengembang tergantung dari roller.

      Bentuk roller yang baik harus lah berbentuk bundar, bentuk bundar dan sempurna mempermudah pergerakan dari rumah roller atau pulley, jika bentuk roller sudah tidak bundar, maka sudah waktunya roller motor matic di ganti. Bahan yang dipergunakan roller ini biasanya terbuat dari bahan teflon karena sifatnya yang licin, keras, dan tahan panas.

      Membersihkan Roller :
      • Membersihkan Roller secara berkala juga diperlukan, dengan menggunakan bensin dan kuas, Anda dapat menghilangkan debu-debu dan kotoran yang menempel. 
      • Untuk beberapa jenis motor matic yang memerlukan pelumasan (grease) pada roller, memerlukan pemeriksaan dan perawatan lebih sering dari pada yang tidak menggunakan pelumasan.


      Meningkatkan Aselerasi Dan Top Speed

      Dikarenakan roller sangat berpengaruh terhadap perubahan variabel dari pulley, tentu akan sangat berpengaruh terhadap performa motor matic.

      Aselerasi dan Top Speed sulit didapatkan secara bersamaan dalam sebuah motor matic tanpa meningkatkan kinerja dapur pacu. 
      Ketika hendak mengotak - atik roller, anda hanya akan dihadapkan pada pilihan : Akselerasi� atau Top Speed.
      Jika motor sering digunakan untuk perjalanan di dalam kota, melewati kemacetan, keadaan yang �stop and go�, dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh (digunakan harian), pilihan yang tepat sebaiknya adalah akselerasi, akselerasi akan lebih baik jika Roller memiliki berat lebih ringan. 

      Misal, jika berat standard dari roller yang dipergunakan adalah 13 Gram, saat berkendara akan mendapatkan sensasi akselerasi ini dengan menggunakan roller 12 gram. 

      Tetapi jika motor sering melakukan perjalanan jarak jauh atau bahkan sering digunakan untuk touring. Pilihan Top Speed lebih cocok dipergunakan. Sama seperti contoh kasus diatas, Top speed yang lebih baik akan diperoleh dengan mengganti roller yang lebih berat dari berat standard, misalnya 14 Gram.

          Pengertian CVT Pada Motor Matic Dan Cara Kerjanya

          Pengertian CVT Pada Motor Matic Dan Cara Kerjanya - Sistem transmisi merupakan bagian komponen mesin sepeda motor yang berfungsi sebagai pemindah tenaga dan mesin ke roda belakang. Sepeda motor matic menggunakan sistem transmisi otomatis. Teknologi yang digunakan pada sistem transmisi otomatis ini dikenal dengan sebutan CVT.

          Pengertian CVT Pada Motor Matic


          CVT (Continuously Variable Transmission)

          CVT (Continuously Variable Transmission) adalah sistem pemindahan daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek.

          Pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Tidak seperti kopling manual, CVT tidak memakai gearbox yang berisi serangkaian roda gigi maka CVT tidak memiliki pengunci gigi untuk menentukan rasio gear yang dipakai.

          Fungsi dari CVT adalah untuk memudahkan pengendara motor dalam mengatur kecepatan karena pengendara tidak mengoperasikan transmisi dalam pengaturan kecepatannya.

          Pada sistem transmisi otomatis tidak diperlukan adanya pemindah gigi (persneling) seperti pada sepeda motor umumnya. Pada teknologi ini, tenaga dari mesin dapat tersalurkan dengan sempurna ke roda belakang dengan menyesuaikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi kendaraan, tentunya dengan ratio yang sangat tepat. 

          Sehingga percepatan yang dihasilkan lebih konstan dan bebas hentakan. Transmisi CVT disalurkan melalui sabuk yang disebut drive belt. Sabuk drive belt terbuat dari campuran serat dan bahan kimia dengan karet khusus yang mempunyai daya tahan tinggi, awet, dan efisien.

          Kelebihan utama sistem CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi konvensional. 

          Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konvensional.  Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik. Sistem CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang dihubungkan dengan V-belt.

          Adapun cara kerja CVT sepeda motor matic dimulai dari beberapa tahap yaitu :
          • Putaran langsam (stasioner)
          • Putaran saat mulai berjalan
          • Putaran menengah
          • Putaran tinggi

          Cara Kerja CVT Motor Matic

          1. Saat Putaran Langsam (idle)
          Pada saat putaran stasioner kurang lebih 1400 rpm, putaran dari crank shaft diteruskan ke pulley primer. Kemudian putaran diteruskan ke pulley sekunder yang dihubungkan oleh v-belt selanjutnya putaran dari pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal.

          Tetapi, karena putaran masih rendahnya putaran, kopling sentrifugal belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih lebih kuat dari pada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling dan real wheel (roda belakang) tidak berputar.

          2. Saat Mulai Berjalan
          Putaran Mulai Berjalan

          Pada saat putaran engine bertambah kurang lebih 3.000 rpm, roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan gaya tarik pegas kopling. 

          Pada putaran tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini posisi v-belt pada bagian pulley primer berada pada diameter bagian dalam pulley. Pada bagian pulley sekunder diameter v-belt berada pada bagian luar diameter besar.

          3. Saat Putaran Menengah
          Putaran Menengah

          Pada putaran menengah perubahan tersebut dapat terlihat pada Gambar diatas. Diameter V-belt kedua pulley berada pada poisisi balance (sama besar). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding sheave searah fixed sheave. 

          Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser kearah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley skunder kearah lingkaran dalam.Perubahan ini terjadi berkisar antara 5.000-6.000 rpm.

          4. Saat Putaran Tinggi
          Putaran Tinggi

          Putaran engine lebih tinggi dibandingkan putaran menengah maka gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan v-belt kebagian sisi luar dari pulley primary (diameter membesar) dan diameter pulley secondary semakin mengecil. 

          Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggi. Jika pulley secondary semakin melebar, maka diameter v-belt pada pulley semakin kecil, sehingga menghasilkan putaran yang semakin meningkat.

          Sistem Pendinginan Ruang CVT (Continously Variable Transmision)

          Selama masih bekerja, putaran yang terus menerus akan menimbulkan panas. Panas yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada beberapa komponen, misalnya V-belt. 

          Oleh karena itu, panas yang ditimbulkan akibat putaran mesin harus dikendalikan atau diminimalkan. Panas yang timbul pada ruang CVT dapat disebabkan oleh adanya koefisien gesek pada bagian pulley, koefisien gesek pada kopling sentrifugal, dan akibat putaran mesin. 

          Sistem pendinginan ruang CVT umumnya menggunakan kipas pendingin dan sirkulasi udara. Sepeda motor matic telah dilengkapi pula dengan saringan udara untuk menyaring debu dan kotoran lainnya.

          Cara Membongkar Motor Starter Mobil

          Cara Membongkar Motor Starter Mobil - Berikut langkang - langkah cara membongkar motor starter :
          • 1. Jepit starter pada ragum
          • 2. Lepas mur pengikat klem kabel utama ke motor starter
          • 3. Lepas baut - mur pemegang solenoid
            Lepas mur pengikat klem

            • 4. Lepas solenoid dari motor starter. Goyang - goyangkan solenoid supaya pluyernya terlepas dan tuas pengerak
              Lepas solenoid

              • 5. Buka tutup bantalan
              • 6. Dengan lidah pengukuran periksa celah samping poros anker antara plat pengunci dan kerangka ujung
              • 7. Bandingkan hasil pengukuran dengan buku petunjuk
                Buka tutup bantalan

                • 8. Buka plat pengunci, pegas dan ring / karet
                • 9. Buka dua baut panjang dan keluarkan kerangka ujung komutator
                  Buka plat pengunci

                  • 10. Dengan sepotong kawat baja lepas pegas - pegas sikat dan lepas sikat - sikat dari pemegangnya
                    Lepas pegas - pegas sikat

                    • 11. Lepaskan pemegang sikat dari anker
                      Lepaskan pemegang sikat

                      • 12. Buka kerangka kumparan medan dari rumah penggerak pinion
                        Buka kerangka kumparan

                        • 13. Buka tuas penggerak dari rumah penggerak pinion
                        • 14. Lepaskan anker dari rumah pengerak
                          Buka tuas penggerak

                          • 15. Dengan alat khusus keluarkan cincin penyetop dari ring pengunci
                          • 16. Lepaskan ring pengunci
                          • 17. Keluarkan pinion beserta kopling jalan bebas dan poros anker
                            Keluarkan cincin penyetop

                            Senin, 04 November 2019

                            Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Kendaraan

                            Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Kendaraan - Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel dalam suatu rangkaian listrik mempunyai kemampuan tertentu dalam mengalirkan arus listrik. Apabila besarnya arus yang mengalir melebihi kemampuan kabel, maka kabel akan terbakar akibat energi listrik berlebihan yang menyebabkan terjadinya panas.

                            Kelebihan arus dalam suatu rangkaian dapat disebabkan oleh hubungan singkat, kelebihan beban, dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada rangkaian akibat kelebihan arus, maka pada rangkaian kelistrikan dilengkapi dengan pengaman rangkaian.

                            Pengaman rangkaian digunakan untuk mencegah kabel-kabel, soket-soket, dan jaringan kelistrikan lainnya dari kerusakan akibat kelebihan arus yang mengalir pada rangkaian yang disebabkan oleh hubungan singkat dan kelebihan beban. Kelebihan arus yang menyebabkan terjadinya panas dapat menyebabkan kabel putus dan yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan kebakaran. 

                            Pengaman rangkaian sangat sensitif terhadap arus (bukan tegangan) dan ditunjukkan dengan kapasitas atau kemampuannya membatasi arus. Komponen pengaman biasanya dipasang dekat dengan sumber arus pada rangkaian yang diamankannya sehingga saat terjadi gangguan pada rangkaian, bagian ini adalah bagian yang pertama kali diperiksa. 

                            Berikut Ini Jenis - Jenis Pengaman Rangkaian Kelistrikan Pada Kendaraan


                            1. Sekering (Fuse)

                            Sekering adalah komponen pengaman yang banyak digunakan sebagai pencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus. Sekering mempunyai bagian yang mudah meleleh akibat aliran arus yang dilindungi oleh badan sekering yang biasanya terbuat dari tabung kaca atau plastik.

                            Hampir semua rangkaian selain rangkaian lampu kepala, sistem starter, dan sistem pengapian mendapatkan arus melalui kotak sekering.

                            Tegangan baterai diberikan melalui bagian batang penghantar utama. Salah satu ujung sekering dihubungkan dengan bagian tersebut dan satu ujung lainnya dihubungkan dengan rangkaian yang diamankannya.

                            Kapasitas sekering yang ada adalah 0,5 sampai 35 amper dan yang paling banyak digunakan adalah 7,5 sampai 20 amper. Sekering yang dipasangkan pada rangkaian akan putus jika dialiri arus yang melebihi kapasitasnya.

                            Bagian logam yang meleleh dan putus pada sekering akan menyebabkan terjadinya rangkaian terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir pada rangkaian tersebut dan rangkaian tidak dapat bekerja.

                            Untuk mengaktifkan rangkaian tersebut, sekering yang putus harus diganti dengan yang baru. Ukuran elemen logam yang dapat meleleh menentukan kapasitas sekering.
                            Rangkaian tidak bekerja jika sekering putus

                            Sekering dipasang pada kontak sekering dan biasanya digabungkan dengan komponen-komponen pengaman lainnya dan relai-relai. Pemasangkan kotak
                            sekering ini biasanya di bawah dashboard, di ruang dekat mesin, di sebelah kiri panel kaki penumpang atau sebelah kanan panel kaki pengemudi.

                            Kotak sekering selalu dilengkapi dengan tutup kotak sekering sebagai pelindung sekering dan komponen Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan lain yang ada di dalamnya. Pada tutup sekering biasanya tertera gambar lokasi dan posisi tiap sekering, relai, dan komponen lainnya yang berada di dalamnya.
                            Kotak sekering dan tutup

                            Sekering Yang Dipakai Pada Kendaraan Ada Dua Tipe, Yaitu :

                            a. Sekering tipe bilah (blade)

                            Sekering tipe tabung kaca berbentuk silinder yang pada bagian ujungnya terdapat penutup yang terbuat dari logam yang di dalamnya juga terhubung dengan elemen logam pengaman.

                            Sekering jenis bilah bentuknya pipih dengan dua kaki yang dapat Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan diselipkan pada dudukan sekering. Kaki sekering tersebut satu sama lain terhubung melalui elemen logam tipis sebagai elemen pengaman.

                            Sekering model bilah adalah model sekering yang sekarang banyak digunakan. Sekering model bilah bentuknya kecil tipis dan rumah sekering yang transparan. Kapasitas arus pada sekering model bilah ini ditunjukkan oleh angka yang terdapat pada punggung sekering.
                            Sekering tipe bilah ukuran besar, standar dan mini

                            b. Sekering tipe tabung kaca (cartridge)

                            Kendaraan keluaran lama umumnya tidak menggunakan sekering model bilah, tetapi menggunakan model tabung kaca atau keramik. Sekering model keramik banyak digunakan pada kendaraan eropa keluaran lama. Kapasitas sekering ini ditunjukkan dengan angka yang tertera pada badan sekering.
                            Sekering tipe tabung kaca

                            Kerja sekering tipe ini sama dengan tipe bilah. Jika arus yang mengalir melebihi kemampuan sekering tersebut, maka elemen sekeringnya akan meleleh sehingga terjadi rangkaian terbuka dan sistem kelistrikan tersebut tidak bekerja.
                            Pemasangan sekering pada sumber

                            2. Sambungan Pengaman (Fusible Link)

                            Fungsi sambungan pengaman pada prinsipnya sama dengan sekering. Sambungan pengaman akan rusak jika dilewati oleh arus yang lebih besar dari kemampuannya.

                            Sambungan pengaman (fusible link) bentuknya seperti kabel yang ukurannya pendek yang mempunyai kabel berdiameter lebih kecil dibanding kebel pada rangkaian agar dapat meleleh atau putus pada saat terjadi aliran arus yang berlebihan.

                            Pembungkus (isolator) sambungan pengaman yang tidak mudah terbakar sehingga jika saat terjadi aliran arus yang berlebihan tetap aman karena tidak menyebabkan sambungan tersebut terbakar. Kapasitas sambungan pengaman biasanya ditunjukkan dengan label yang terpasang pada satu ujung sambungan pengaman.
                            Sambungan Pengaman (Fusible Link)


                            3. Elemen Pengaman

                            Elemen pengaman fungsinya sama dengan sambungan pengaman, dan sekarang ini komponen sambungan pengaman sudah mulai tergeser oleh elemen pengaman sehingga pada kendaraan baru sekarang banyak menggunakan elemen pengaman. 

                            Kapasitas elemen pengaman ditunjukkan dengan angka yang tertera pada bagian atas elemen pengaman tersebut. Selain itu kapasitas elemen pengaman ini juga ditunjukkan dengan warna rumahnya. 

                            Elemen pengaman biasanya dipasang berdekatan dengan baterai atau tergabung dengan sekering dan relai pada kotak sekering (fuse box).

                            Elemen pengaman mempunyai beberapa bagian penting, yaitu bagian terminal, bagian pengaman, bagian kaki, bagian rumah pengaman. Rumah pengaman berfungsi sebagai dudukan dan pelindung semua komponen elemen pengaman yang ada di dalamnya. Bagian pengaman adalah bagian penting yang dapat memutus rangkaian kelistrikan jika terjadi kelebihan arus.

                            Bagian terminal adalah bagian yang berfungsi untuk meneruskan arus dari sumber ke bagian pengaman dan diteruskan ke rangkaian melalui kaki lainnya. Pemasangan elemen pengaman sama dengan pemasangan sekering tipe bilah yaitu dengan memasukan elemen pengaman pada dudukannya.


                            Element pengaman dan bagian-bagiannya

                            4. Pemutus Rangkaian (Circuit Breaker)

                            Aliran arus yang besar dan terlalu lama akan menyebabkan kabel atau penghantar pada suatu rangkaian menjadi panas dan kemungkinan terjadi kabel terbakar sangat besar. Salah satu pengaman rangkaian yang banyak digunakan pada rangkaian yang rumit, misalnya power window, sunroof, dan rangkaian pemanas, adalah pemutus rangkaian (circuit breaker).

                            Beberapa tipe pemutus rangkaian yang umum dijumpai adalah tipe mekanik (tipe reset manual), tipe reset otomatis mekanik, dan tipe reset otomatis polimer (PTC, positive temperature coeficient). Pemasangan pemutus rangkaian biasanya di kotak sekering, tetapi ada juga yang di luar kotak sekering seperti pada power window yang terpasang pada sistem tersebut.
                            Pemutus rangkaian

                            5. Pemutus Rangkaian Tipe Manual

                            Konstruksi dasar dari pemutus rangkaian terdiri dari plat bimetal yang dihubungkan dengan dua terminal dan ke kontak yang ada pada kedua sisinya. Komponen ini dipasang secara seri dengan rangkaian yang diamankannya.
                            Pemutus rangkaian tipe manual

                            Saat arus yang mengalir melaluinya mendekati nilai kapasitasnya, maka bimetal akan melengkung karena panas yang ditimbulkan oleh aliran arus tersebut. Hal ini akan menyebabkan kontak bimetal terpengaruh sehingga kontak menjadi terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir ke rangkaian sistem kelistrikan.

                            Jika hal ini terjadi, maka pemutus rangkaian ini harus direset (diset ulang) secara manual dengan menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan bimetal sehingga kembali ke posisi melengkung dan kontaknya berhubungan kembali. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus arus tidak bersiklus.


                            Kerja pemutus rangkaian

                            6. Pemutus Rangkaian Tipe Otomatis

                            Pemutus rangkaian tipe ini dapat memutus arus dan secara otomatis mereset kembali tanpa harus dilakukan pengesetan secara manual. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus rangkaian bersiklus (cycling circuit breaker).

                            Tipe ini biasanya dipakai untuk mengamankan rangkaian berarus besar seperti power door lock, power window, AC, dan lain-lain. Konstruksi pemutus rangkaian tipe ini seperti ditunjukkan pada gambar di bawah terdiri dari bimetal yang terbuat dari logam berkespansi (muai) rendah dan logam berekspansi tinggi, terminal, dan rumah.

                            Bimetal akan membengkok ke atas apabila dialiri arus yang berlebihan (yang menyebabkan temperatur bimetal naik) sehingga kontak terlepas. Kontak akan terhubung kembali jika bimetal suhunya kembali dingin.
                            Komtruksi Pemutus Rangakain Tipe Otomatis

                            7. Pemutus Rangkaian Otomatis / Positif Temperature Coeficient (PTC)

                            Komponen ini merupakan resistor yang peka terhadap suhu. Jika suhu yang mengenai komponen ini naik, maka tahanannya akan makin besar sehingga arus yang mengalir turun. Jadi pengamanan rangkaian dilakukan dengan menurunkan arus yang mengalir ke rangkaian pada saat terjadi aliran arus yang berlebihan dan menyebabkan temperatur naik.

                            Komponen ini terbuat dari polimer konduktif yang biasa disebut dengan termistor. Komponen pengaman tipe ini tidak mempunyai bagian yang bergerak seperti pada pemutus rangkaian tipe mekanik. PTC umumnya digunakan untuk melindungi sistem power window, dan rangkaian power lock (central lock).

                            Pada keadaan normal, bahan polimer di dalam PTC berada dalam bentuk kristal padat, dengan banyak partikel-partikel karbon yang berkumpul menjadi satu. Partikel-partikel karbon ini memberikan jalan bagi arus listrik sehingga dapat mengalir.

                            Pada kondisi ini tahanan PTC rendah sehingga arus besar dapat mengalir. Apabila arus yang terlalu besar mengalir, maka arus tersebut akan menyebabkan naiknya suhu sehingga polimer di dalam PTC berekspansi dan rantai karbon tertarik sehingga saling berjauhan.

                            Dalam kondisi ini, tahanan PTC meningkat sehingga arus yang dapat mengalir kecil. Jika arus mengalir melebihi batas kerjanya, komponen ini akan berada dalam kondisi terbuka (memutus rangkaian) selama tegangan masih berada pada rangkaian tersebut.
                            Pemutus rangkaian PTC