Minggu, 29 Maret 2020

Cara TOP Kompresi Mesin Motor 4 Tak

Cara TOP Kompresi Mesin Motor 4 Tak - Posisi TOP ini hanya dapat ditemukan pada motor 4 tak, sedangkan pada mesin motor 2 tidak perlu mengatur TOP kompresi, misal ketika akan memasang cylinder head (kepala silinder) pada mesin motor 2 tak, silinder head tersebut dapat langsung dipasang tanpa harus setting sana sini.

Posisi TOP pada motor 4 tak adalah ketika posisi TMA (Titik Mati Atas), yaitu posisi piston / seher berada di bagian depan / atas. Serta posisi klep isap & klep buang dalam keadaan tertekan oleh templar roller, posisi noken as tidak menekan katup.

Akibat dari mesin motor tidak pada posisi TOP yaitu :
  • Mesin loyo atau tidak bertenaga hal tersebut disebabkan karena era perputaran gas masuk & gas buang yang tidak pas.
  • Hal lain yang dapat terjadi ketika mesin motor tidak dalam posisi TOP yaitu mesin tidak dapat dinyalakan.

Cara TOP Kompresi Motor 4 Tak Dengan Melihat Tanda "T" / Tanda Timing Pengapian

Siapkan alat yang digunakan untuk mencari posisi top yaitu obeng (-) dan kunci T (untuk ukuran kunci T nya berbeda - beda silahkan cari yang pas).
  • 1. Lepas mur lubang intip posisi top & tutup blok magnet yang berada di bagian atas & kiri mesin menggunakan obeng (-).
    Letak Mur Lubang Intip TOP & Baut Fly Wheel (Magnet Rotor)

    • 2. Putar fly wheel (magnet rotor) menggunakan kuci (T) setelah itu cari dan lihat goresan "T" melalui lubang pengintip.
      Putar Krug As & Posisi Tanda "T"

      • 3. Jika sudah ketemu maka mesin motor sudah dalam posisi TOP.
        Catatan : Cara tersebut umumnya digunakan ketika akan menyetel klep motor.

        Cara TOP Kompresi Motor 4 Tak Dengan Melihat Tanda "Garis" Timing Gear / Gir Rantai Keteng

        • 1. Lepas busi
        • 2. Buka tutup keteng yang terdapat di cylinder head (kepala silinder)
        • 3. Putar fly wheel (magnet rotor) menggunakan kunci T
        • 4. Masukan obeng (-) atau (+) ke lubang busi yang penting obengnya dapat masuk ke lubang busi.
        • 5. Dari lubang busi rasakan posisi piston sudah di TMA (Titik Mati Atas) atau belum.
        Masukan Obeng Melalui Lubang Busi

        • 6. Lihat tanda garis pada gear rantai keteng, ketika piston sudah dalam posisi TMA maka tanda garis di gear akan sejajar horisontal
          Tanda Strip Pada Gear Rantai Kamprat

          • 7. Jika tanda garis belum sejajar, putar magnet rotor 1x lagi. Atau jika belum dapat memposisikannya putar magnet sampai posisi TMA.
            Catatan : Cara kedua ini bayak di lakukan ketika ingin memasang kembali noken As, atau setelah turun mesin (overhoul).

            Cari TOP Kompresi Motor 4 Tak Saat Memasang Noken As (Camshaft)

            Jika asal langsung memasang noken as tidak memperhatikan posisi seher berada di bagian yang tepat, misalnya pada posisi piston di tengah & posisi noken as sedang menekan klep.

            Bisa saja motor tidak dapat dinyalakan atau mesin dapat menyala tetapi tenaganya loyo, atau malah klep bisa bertabrakan dengan piston yang mengakibatkan klep jadi bengkok.

            Intinya ketika akan memasang kembali noken as perlu mengatur posisi piston terlebih dahulu pada posisi TMA. Posisi noken as yang sudah dalam poisis TOP yaitu kedua nok (tonjolan) noken as menghadap ke bawah atau berhadapan dengan piston. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :
            Posisi Noken As

            Lebih mudahnya saat gear telah terpasang pada noken as umumnya terdapat tanda di gear pada silinder head. lalu tinggal paskan saja tandanya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

            Sabtu, 28 Maret 2020

            Cara Menghidupkan Motor Injeksi Setelah Kehabisan Bensin

            Cara Menghidupkan Motor Injeksi Setelah Kehabisan Bensin - Ada opini bahwa saat motor injeksi kehabisan bensin maka dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada komponen sistem bahan bakar, terutama pada bagian injektornya.

            Jika pada motor yang masih menggunakan sistem bahan bakar konvensional (menggunakan karburator), saat motor tersebut kehabisan bensin maka hal tersebut tidak mempengaruhi kerja karburator.

            Hal tersebut juga berlaku untuk motor yang sudah menggunakan sistem bahan bakar injeksi (mengunakan injektor) saat motor injeksi kehabisan bensin maka juga tidak mempengaruhi kerja injektor atau tidak dapat membuat komponen tersebut (injektor) cepat rusak.

            Perlu diketahui karena saat ini teknologi injeksi yang diaplikasikan pada motor semakin berkembang & canggih. Saat jumlah bahan bakar di tangki bahan bakar mulai menipis, maka tekanan pada fuel pump (pompa bahan bakar) akan diturukan secara otomatis, yang menyebabkan laju motor tersedat - sedat (berebet) sebagai peringatan bagi pengendara motor.
            Motor Injeksi Kehabisan Bensin

            Jika hal seperti yang telah disebutkan diatas diteruskan (bensin sampai habis), sistem langsung mematikan pasokan bahan bakar ke fuel pump. Dan fuel pump akan menutup atau off secara otomatis. Artinya, sudah ada sistem untuk mengunci dalam kondisi bensin telah habis.

            Jika motor injeksi terlalu sering kehabisan bensin. Komponen yang akan berkurang umur pemakaiannya (lemah) bukan pada injektornya tetapi pada komponen fuel pumpnya.

            Maka lebih baik ketika strip indikator bensin telah mendekti E segera isi tangki bahan bakar. Tetapi saat motor injeksi terlanjur sudah kehabisan bensin, maka cara untuk mengatasinya simak penjelasan berikut.

            Cara Menghidupkan Motor Injeksi Setelah Kehabisan Bensin


            1. Isi tangki motor dengan bensin, setelah bensin diisi jangan langsung stater motor. Cukup putar kunci kotak dari posisi OFF ke ON terlebih dahulu dan tunggu hingga suara fuel pump mati.

            2. Setelah itu putar kunci kontak OFF - ON (�) sebanyak 5x. Langkah memutar kunci kontak berulang kali ini guna memberikan kesempatan fuel pump untuk memompa bahan bakar, dan untuk menghilangkan angin yang ada pada selang injektor.
            Banyak pemilik motor injeksi langsung menyalakan motornya tanpa memahami langkah ini. Yang membuat mesin hidupnya lebih lama, sehingga banyak yang beranggapan motor susah dihidupkan.

            3. Kemudian baru kunci kontak di hidupkan lagi (ON) maka akan terdengar suara berdenging yang menandakan fuel pump (pompa bahan bakar) mulai bekerja.

            4. Terakhir starter untuk menyalakan mesin motor.

            Warna Kabel Spul Honda Grand / Supra Series Beserta Fungsinya

            Warna Kabel Spul Honda Grand / Supra Series Beserta Fungsinya - Pada setiap spul (stator coil) sepeda motor tentu tidak terlepas dari kabel yang berfungsi untuk menyalurkan arus atau penghubung arus dari komponen satu ke lainnya, serta kabel tersebut mempunyai warna yang berbeda antara satu dengan lainnya.

            Spul pada motor honda grand mempunyai persamaan warna kabel dengan spul motor honda lain, diantaranya yaitu :
            • Astrea 800
            • Astrea Star
            • Astrea Prima
            • Honda win
            • Supra
            • Astrea Legenda
            • Supra X
            • Supra Fit
            • Fit X/S

            Kabel spul motor honda grand terdapat 4 kabel dengan warna berbeda, setiap kabel mempunyai fungsi yang berbeda-beda pula. Akan tetapi kabel tersebut saling ketergantungan antara kabel satu dengan kabel lainnya. Maksudnya ketika satu kabel tidak berfungsi kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi kerja komponen lain, hal tersebut tentu akan menyebabkan komponen lain tidak dapat berfungsi dengan normal.

            Warna Kabel Spul Motor Honda Grand Supra Serie Beserta Fungsinya


            Warna Kabel Spul

            1. Warna Kabel Hitam - Garis Merah
            Warna kabel hitam garis merah dari spul digunakan sebagai kabel arus awal pada sistem pengapian. Kabel spul ini berfungsi sebagai spul pengapian atau sumber pengapian yang dikeluarkan oleh busi, jika spul ini lemah atau rusak maka sepeda motor tidak akan mengeluarkan api dari busi.

            Untuk motor jenis ini tahanan spul pengapian berkisar 500 - 600 ohm, jika nilai tahanan lebih dari nilai tersebut maka dipastikan adanya kerusakan pada lilitan spul tersebut.


            2. Warna Kabel Kuning 
            Warna kabel kuning pada spul motor difungsikan sebagai arus awal dari lampu penerangan motor yang melewati kiprok terlebih dahulu untuk merubah arus AC dari spul menjadi arus DC ke lampu utama.

            3. Warna Kabel Putih 
            Warna kabel putih dari spul motor berfungsi sebagai spul pengisian untuk sistem pengisian (cas) Accu, agar tegangan Accu tetap stabil ketika dipakai untuk sistem beban.

            Warna kabel putih ini akan masuk terlebih dahulu ke kiprok (regulator) kemudian akan dibatasi tegangannya menjadi 14,50 Volt sebelum masuk ke Accu.

            4. Warna Kabel Biru - Garis Kuning 
            Warna kabel biru garis dari spul berfungsi sebagai pulse, yang menormalkan ataupun menstabilkan sistem pengapian pada sepeda motor.

            Untuk cara pemeriksaan setiap kabel spul tersebut dengan cara menempelkan ujung kabel tersebut ke massa (-) atau ke body motor, jika percikan api keluar maka kabel tersebut masih normal akan tetapi jika di kabel tidak mengeluarkan percikan api spulnya rusak.

            Sementara untuk pemeriksaan pada pulser tidak dapat dilakukan dengan cara manual, cara pemeriksaan pulser memerlukan alat bantu yaitu AVOmeter atau multitester.

            Jumat, 27 Maret 2020

            Cara Membaca Pin Soket CDI Motor Suzuki

            Padang sistem pengapian  Capacitor Discharge Ignition (CDI) terdapat 2 jenis yaitu : Sistem pengapian CDI AC & sistem pengapian CDI DC.

            Pada CDI terdapat soket dan memiliki warna kabel yang berbeda-beda pada setiap pabrikan merk sepeda motor baik itu motor Suzuki, honda, kawasaki dan yang lainnya. Oleh sebab itu sudah menjadi ciri khas dari setiap pabrikan motor tersebut, bahkan warna kabel body nya pun juga berbeda dalam penerapan pada komponen kelistrikan sepeda motor tersebut.

            Berikut Cara Membaca Pin Socket CDI Motor Suzuki


            1. Suzuki Satria 150F

            Pin Soket Satria 150F
            • 1. Koil (Putih/Biru)
            • 2. Massa (Hitam/Putih)
            • 3. Pulser (Biru/Kuning)
            • 4. Massa (Hijau/putih)
            • 5.Tachometer
            • 6. 12Volt (Orange)

            2. Suzuki Satria 120R

            Pin Soket Satria 120R
            • 1. 12 Volt  (Hijau/Putih)
            • 2. Nol
            • 3. Pulser (Biru/Kuning)
            • 4. Massa (Hitam/Putih)
            • 5. Massa (Orange)
            • 6. Koil (Putih/Biru)

            3. Suzuki Smash

            Pin Soket Smash
            • 1. Koil
            • 2. Massa
            • 3. Pulser
            • 4. Massa
            • 5. Nol
            • 6. 12Volt

            4. Suzuki Spin 125

            Pin Soket Spin 125
            • 1. Koil
            • 2. Massa
            • 3. Nol
            • 4. Pulser
            • 5. Nol
            • 6. 12Volt

            5. Shogun 110

            Pin Soket Shogun 110
            • 1. Massa
            • 2. Pulser
            • 3. Koil
            • 4. Nol
            • 5. 12 Volt
            • 6. Nol

            6. Shogun 125

            Pin Soket Shogun 125
            • 1. Massa
            • 2. Pulser
            • 3. Koil
            • 4. Nol
            • 5. 12 Volt
            • 6. Nol

            7. Thunder 250

            Pin Soket Thunder 125
            • 1. Massa
            • 2. Nol
            • 3. 12 Volt
            • 4. Koil
            • 5. Nol
            • 6. Nol
            • 7. Massa
            • 8. Pulser

            Cara Membaca Pin Soket CDI Motor Honda

            Cara Membaca Pin Soket CDI Motor Honda - Berikut ini akan dijelaskan mengenai cara membaca terminal CDI pada motor HONDA.

            Berikut Cara Membaca Pin Socket CDI Motor Honda


            1. Honda Tiger

            Pin Soket Tiger
            • 1. Massa
            • 2. Pulser
            • 3. Koil
            • 4. Massa
            • 5. Spul
            • 6. Input Kunci Kontak

            2. Mega PRO

            Pin Soket Mega PRO
            • 1. Massa
            • 2. Pulser
            • 3. Koil
            • 4. Nol
            • 5. 12 Volt
            • 6. Nol

            3. Honda Star, Astrea Prima, Astrea Grand, Supra, Supra X, Supra Fit, Revo

            Pin Soket Star, Astrea, Supra Series & Revo
            • 1. Massa
            • 2. Pulser
            • 3. Kunci Kontak
            • 4. Spul Input
            • 5. Koil

            4. Honda Revo 110 / Blade

            Pin Soket Revo 110 / Blade
            • 1. Aki (+) 12 Volt
            • 2. Koil
            • 3. Pulser
            • 4. Nol
            • 5. Massa

            5. Karisma 125

            Pin Soket Karisma 125
            • 1. Koil
            • 2. Massa
            • 3. 12 Volt
            • 4. Pulser

            6. CBR 150

            Pin Soket CBR 150
            • 1. 12 Volt
            • 2. Pulser
            • 3. Tachometer
            • 4. Massa
            • 5. Koil

            7. Kirana

            Pin Soket Kirana
            • 1. 12 Volt
            • 2. Pulser
            • 3. Massa
            • 4. Koil

            8. Vario/Click

            Pin Soket Honda Vario
            • 1. 12 Volt
            • 2. Starter
            • 3. Pulser
            • 4. Nol
            • 5. Massa Temp
            • 6. Massa F/S
            • 7. Relay
            • 8. Choke
            • 9. Nol
            • 10. Koil
            • 11. Nol
            • 12. Nol
            • 13. Nol
            • 14. Temp
            • 15. Nol
            • 16. Nol
            • 17. Foot Switch
            • 18. Temp Indikator

            9. Honda BEAT

            Pin Soket Honda Beat
            • 1. Starter
            • 2. Pulser
            • 3. Nol
            • 4. Nol
            • 5. Foot Switch
            • 6. Cooke
            • 7. Relay
            • 8. 12 Volt
            • 9. Massa
            • 10. Koil

            10. Sonic 125

            Pin Soket Sonic 125
            • 1. 12 Volt
            • 2. Pulser
            • 3. Massa
            • 4. Koil

            Arti Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki

            Arti Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki - Warna kabel pada setiap merek motor memiliki arti berbeda-beda. Pada dasarnya warna kabel itu hanya mewakili muatan positif (+) dan muatan negatif (-).

            Warna Kabel Kelistrikan Motor Honda, Yamaha, Kawasaki & Suzuki Beserta Fungsinya


            1. Warna Kabel Motor HONDA

            • Hijau : Massa (-)
            • Merah : Batteray / Accu (+)
            • Hitam : Kunci kontak untuk pengapian DC
            • Hitam Garis Putih  : Kunci kontak untuk pengapian AC
            • Putih Di spul : Pengisian
            • Putih Di Kepala : Lampu depan dekat
            • Biru : Lampu depan jauh
            • Kuning : Arus listrik ke saklar lampu
            • Abu - Abu : Flasher
            • Biru Laut : Sein kanan
            • Orange : Sein kiri
            • Coklat : Lampu seri
            • Hitam Garis Merah : Spull ke CDI (arus AC)
            • Hitam Garis Putih : Kunci kontak
            • Biru Garis Kuning : Pulser CDI
            • Hijau Garis Kuning : Lampu Rem

            2. Warna Kabel Motor YAMAHA

            • Hitam : (massa)
            • Merah : (batteray +)
            • Kuning : Lampu depan jauh
            • Hijau : Lampu depan dekat
            • Coklat : Arus (+) ke kunci kontak
            • Coklat tua : Sein kiri
            • Hijau tua : Sein kanan
            • Putih Garis Merah  : Pulser
            • Hijau Garis Hitam : Rem
            • Pink : Klakson
            • Biru : Lampu seri
            • Hijau Garis Kuning : Swit rem depan
            • Biru Garis Putih : Electric stater
            • Coklat dan hijau : Spul CDI
            • Orange : Koil
            • Hitam Garis Putih : Kunci kontak
            • Coklat Garis Putih : Flasher sein

            3. Warna Kabel Motor KAWASAKI

            • Hitam Garis Kuning : Massa (-)
            • Putih Merah : Batteray / Accu (+)
            • Merah Garis hitam : Lampu depan jauh
            • Merah Garis Kuning : Lampu depan dekat
            • Abu Abu : Sein kanan
            • Hijau : Sein kiri
            • Biru : Lampu rem
            • Merah : Lampu seri belakang
            • Coklat : Klakson

            4. Warna Kabel motor SUZUKI

            • Hitam Garis Putih : Massa (-)
            • Merah : Batteray / Accu (+)
            • Putih Garis Merah : Pengisian dari spul
            • Kuning Garis Putih : Penerangan ke saklar lampu
            • Orange : Kunci kontak
            • Abu Abu : Lampu Belakang
            • Putih Garis Hitam : Lampu rem
            • Hijau Muda : Sein kanan
            • Hitam : Sein kiri
            • Putih Garis Biru : CDI ke Koil
            • Biru Garis Kuning : Pulser ke CDI

            Selasa, 24 Maret 2020

            Fungsi Dial Indikator & Cara Menggunakannya

            Fungsi Dial Indikator & Cara Menggunakannya - Dial indicator atau yang sering disebut juga Dial Gauge merupakan salah satu alat ukur mekanik yang biasa digunakan pada bengkel otomotif.

            Fungsi Dial Indikator (Dial Gauge)


            Dial gauge atau dial indikator berfungsi untuk :
            • 1. Memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar
            • 2. Memeriksa Benda bulat
            • 3. Memeriksa Benda permukaan lengkung
            • 4. Memeriksa kerataan dari permukaan benda
            • 5. Memeriksa penyimpangan eksentris
            • 6. Memeriksa kesejajaran permukaan benda
            • 7. Menyetel kesentrisan benda pada pencekam mesin bubut
            • 8. Memeriksa penyimpangan bantalan pada poros engkol.

            Bagian - Bagian Dial Indikator Dan Fungsinya

            Konstruksi dan komponen pada dial indikator dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :
            Bagian - Bagian Dial indikator

            1. Outer Ring
            Bagian dial gauge yang berfungsi untuk kalibrasi (menempatkan skala jarum panjang pada angka nol). Outer ring dapat diputar ke kiri atau ke kanan untuk menentukan posisi angka nol yang tepat.

            Artinya posisi angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada posisi di bawah atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat porses mengukur benda kerja.

            2. Sekrup Pengunci (Fine Adjustment)
            Komponen ini berbentuk seperti sekrup untuk mengunci outer ring saat proses kalibrasi dial indikator. Sehingga saat dial gauge sudah dikalibrasi angkanya tidak berubah.

            3. Jarum Panjang (Jarum Penunjuk)
            Jarum panjang ini akan langsung bergerak saat bidang sentuh tertekan oleh benda kerja, nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung dari beberapa nilai skala dial gauge yang digunakan.

            Misalnya nilai skala dial gauge 0,01 mm, jika jarum panjang bergerak dari angka 0 - 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,1 mm.

            4. Jarum Pendek (Jarum Penghitung Putaran)
            Jarum pendek akan bergerak satu ruas, jika jarum panjang bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).

            5. Batas Toleransi
            Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak kita, untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan, pada saat proses pengukuran benda kerja.

            6. Stem
            Stem pada indikator yang berfungsi sebagai tempat spindle bergerak naik turun.

            7. Spindel
            Spindel terletak dibagian bawah dial indicator yang berfungsi sebagai input data ke dial indicator.

            8. Bidang Sentuh
            Alat ini akan bergerak naik dan turun saat bersentuhan dengan permukaan benda kerja.

            9. Magnetic Switch
            Magnetic switch digunakan sebagai base (landasan) magnet yang diletakan di atas meja pengukuran (papan besi). Agar saat melakukan pengukuran posisi alat tidak goyang atau rubah.

            Jenis - Jenis Dial Indikator (Dial Gauge)

            Dial gauge sendiri ada beberapa jenis sesuai dengan skala yang digunakan, yaitu :
            • 1. Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm, jenis ini dapat digunakan untuk mengukur dengan batas ukuran sampai dengan 10 mm.
            • 2. Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm, jenis ini mempunyai batas ukur sampai dengan 1 mm.
            • 3. Dial gauge dengan nilai skala 0,0005 mm, jenis ini mempunyai batas ukur sampai 0,025 mm.

            Cara Menggunakan Dial Indikator (Dial Gauge)

            Langkah 1 : Pemasangan dial gauge pada batang penyangga
            • Masukkan batang penyangga pada lubang tangkai dial indikator (bagian belakang alat). Kemudian kencangkan baut penguncinya / pengencangnya.

            Langkah 2 : Kalibarasi dial gauge (dial indikator)
            • 1. Letakkan bidang sentuk dial indikator pada permukaan benda kerja yang akan diukur dengan posisi alat tegak lurus dan spindle sedikit tertekan. 
            • 2. Jika posisi dial sudah tegak lurus dan spindle juga sedikit tertekan, selanjutnya kendorkan outer ring untuk melakukan kalibrasi.
            • 3. Amatilah skala untuk jarum panjang (skala utama). 
            • 4. Jika pada skala utama tidak menunjukkan pada angka 0 (nol), maka putarlah outer ring searah jarum jam atau sebaliknya, tergantung dari kebutuhan (sampai jarum skala utama menunjukkan pada angka nol "0").

            Langkah 3 : Melakukan pengukuran menggunakan dial indikator
            • 1. Nyalakan aliran magnet (memutar tombol magnetic switch) yang ada pada bagian bawah ke posisi on. Setelah itu bersihkan permukaan benda kerja yang akan diukur dari kotoran.
            • 2. Kemudian posisikan spinldel (bidang sentuh) tepat diaatas permukaan benda kerja sampai menyentuh atau terjadi gesekan antara bidang sentuh alat dengan benda kerja. (Lihat gambar dibawah)
            Posisi Dial Indikator

            • 3. Kemudian benda kerja digeserkan ke kanan atau ke kiri, jika jarum pada dial indikator itu berputar searah jarum jam maka benda kerja tersebut permukaanya cembung atau menonjol ke atas.
            • 4. Sedangkan jika jarum pada dial indikator berputar berlawanan dengan arah jarum jam maka benda tersebut cekung.

            Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut :
            • Benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
            • Dial indicator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
            • Benda kerja diputar, dial indicator tetap pada posisi diam

              Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indikator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi bidang sentuh tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.

              3. Membaca Hasil Pengukuran Dial Indikator
              Pada dial indikator terdapat 2 skala, yaitu :

              a. Skala besar (terdiri dari 100 strip)
              Pada skala besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm.

              b. Skala kecil
              Skala kecil merupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang besar.

              Contoh : Jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah 3,06 mm.

              Pengukuran diatas diperoleh dari :
              • Skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
              • Skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
              • Maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

              Cara Penyimpanan & Perawatan Dial Indikator

              • 1. Suhu ruangan penyimpanan alat adalah 20� C supaya tidak terjadi perubahan fisik akibat meningkatnya suhu.
              • 2. Kondisi ruangan penyimpanan alat tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi (kelembaban udara 50 - 60 %).
              • 3. Setelah dipakai dimasukkan kembali ke kotak penyimpananya.
              • 4. Dipakai sesuai dengan fungsinya.
              • 5. Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang telah ditentukan.
              • 6. Dial indikator jangan sampai jatuh atau terkena benturan keras.
              • 7. Bersihkan debu atau kotoran dari poros peraba atau batang pengukur sebelum dan sesudah pemakaian.
              • 8. Jangan melumasi poros peraba dengan minyak agar debu tidak melekat
              • 9. Cara menaikkan dan menurunkan poros peraba haruslah hati-hati, jangan menimbulkan sentakan mekanisme didalamnya.
              • 10. Penyimpanan dial indicator secara baik harus bebas dari sinar matahari secara langsung, kelembapan tinggi, dan debu atau kotoran.