Sabtu, 04 April 2020

Sistem Pengapian DLI (Distributor Less Ignition) & Cara Kerjanya

Sistem Pengapian DLI (Distributorless Ignition) & Cara Kerjanya - Sistem pengapian DLI (Distributorless Ignition) atau sistem pengapian tanpa distributor adalah sistem pengapian ESA (Electronic Spark Advance) yang sudah tidak menggunakan distributor. Sistem ini tidak dilengkapi distributor karena mengusung coil pack.

Keuntungan Sistem Pengapian Distributor Less Ignition (DLI)

Dengan menghilangkan distributor maka akan meningkatkan reliabilitas system pengapian dengan mengurangi sejumlah komponen mekanik & keuntungan lainnya, yaitu :

1. Lebih banyak waktu untuk koil dalam menghasilkan medan magnet yang cukup untuk menghasilkan bunga api untuk membakar campuran udara bahan bakar di dalam silinder sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya miss firing

2. koil pengapian dapat ditempatkan dekat dengan busi sehingga kabel tegangan tinggi dapat diperpendek dan dihilangkan, sehingga dapat mengurangi suara berisik dan memperbesar tegangan tinggi.

3. saat pengapian dapat dikontrol dengan range yang lebih lebar karena tidak ada lagi rotor pada distributor yang dapat menyebabkan salah pengapian ke silinder yang lain.

4. Dengan tidak adanya distributor dan platina maka sistem pengapian DLI tidak memerlukan penyetelan sehingga kemungkinan gangguan - gangguan pada komponen akan menjadi sedikit.

5. Dengan diatur oleh ECU maka pembakaran lebih akurat

6. Efisiensi lebih baik

Kelemahan Sistem Pengapian Distributor Less Ignition (DLI)

1. Apabila terjadi masalah pada sistem  pengapian maka membutuhkan alat khusus untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan, biasa menggunakan alat scanner.

2. Harga komponen - komponen sistem pengapian lebih mahal

3. Melibatkan komponen - komponen elektronik yang rumit

Komponen Utama Sistem Pengapian DLI (Distributor Less Ignition)

Ada tiga komponen utama dalam sistem distributor less ignition. Komponen tersebut adalah sensor sebagai pendeteksi, Control sebagai komponen pengontrol dan pengatur, serta aktuator selaku eksekutor perintah. Untuk lebih detail simak komponen sistem DLI dibawah :

1. Komponen Sensor
Komponen sensor merupakan semua komponen elektronika yang berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi suatu keadaan. Komponen ini akan mendeteksi beberapa data yang diperlukan ECU untuk proses pengapian.

Sensor - sensor yang terdapat pada sistem pengapian DLI :
  • Magnetic triggering (CMP dan CKP sensor)
  • Temperatur sensor ( ECT dan IAT)
  • Knock sensor
  • Throtle position sensor
  • Manifold absolute pressure

Sensor - sensor tersebut akan mendeteksi beberapa data yang diperlukan ECM untuk proses pengapian. Data yang dideteksi meliputi :
  • Suhu udara intake
  • Posisi camshaft
  • Crankshaft
  • Sudut pembukaan katup.

Nantinya data yang dideteksi oleh beberapa sensor ini dikirimkan melalui nominal tegangan ke komponen control.

2. Komponen Control
Komponen control terdiri dari :
  • Ignition coil module / ICM (terletak menyatu dengan coil pack), ICM berfungsi sebagai pemutus arus primer dan penghasil tegangan tinggi pada coil sekunder yang selanjutnya akan disalurkan ke busi.
  • ECU (Electronic Control Unit), Berfungsi sebagai pengolah data-data yang diperoleh dari sensor untuk menentukan timing pengapian sesuai beban dan kecepatan mesin.
  • Komponen actuators, komponen ini disebut sebagai eksekutor yang akan mengeksekusi segala perintah dari komponen control. dalam hal ini busi (spark plug) berfungsi sebagai eksekutor yang akan melanjutkan perintah dari ECU. Busi akan mengkonversi tegangan sekunder menjadi loncatan bunga api.

Cara Kerja Sistem Pengapian DLI (Distributor Less Iginition)

Sistem pengalian DLI bekerja dengan cara mengganti fungsi distributor dan platina pada mesin konvensional, yang diganti dengan menggunakan komponen elektronik.

Sehingga kedua sistem pengapian tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Tetapi, pada sistem pengapian DLI penyaluran percikan bunga api berlangsung secara elektrik.

1. Saat kunci kontak ON Mesin Mati
Kunci kontak mengaktifkan main relay dan relay ignition. Baterai mulai mensuplay arus ke ECM dan Coil pack, sehingga terdapat arus stand by pada kumparan coil sekunder.

2. Saat Kunci Kontak ON Mesin Hidup (Engine Start)
Crankshaft dan camshaft mulai berputar sehingga CKP sensor & CMP sensor mulai ikut bekerja mengirimkan signal PWM ke ECM. Signal ini bervariasi tergantung dari RPM mesin.

CKP sensor akan mengirimkan data RPM mesin, sedangkan CMP sensor mengirimkan data posisi top silinder satu.  Sinyal kemudian dikirim ke ECM untuk dikelola bersama data - data dari sensor lain untuk menentukan timing pengapian sesuai kondisi mesin. Hasil output dari ECM berupa sinyal tegangan yang dikirim ke ICM (Ignition Coil Module).

Pada pengapian konvensional platina akan memutuskan arus primer saat posisi top. Tetapi pada sistem pengapian DLI, ECM yang akan memutuskan arus primer saat posisi top.

Di ICM terdapat rangkaian transistor yang berfungsi sebagai gate untuk mengkonversi sinyal ECM untuk bisa memutuskan arus primer di setiap coil. sehingga dapat terbentuk tegangan tinggi pada coil sekunder.

Tegangan coil sekunder di salurkan ke spark plug untuk pemercikan api di masing-masing silinder.

Terdapat 2 Tipe Rangkaian Sistem Pengapian DLI Yang Umum Digunakan Pada Mobil

1. Dual - Coil pack
Rangkaian ini menggunakan dua buah coil untuk menghasikan tegangan tinggi. Artinya, satu coil melayani dua busi. Sehingga dua busi akan menyala bersamaan pada langkah yabg berbeda.

2. Individual - Coil pack
Rangkaian individual - coil pack menggunakan 4 buah coil pada mesin 4 silinder. Artinya satu coil hanya melayani satu busi saja. Biasanya tipe ini tidak dilengkapi kabel busi karena coil terpasang diatas head silinder.
Diagram Blok Sistem Pengapian DLI Individual - Coil Pack

Rabu, 01 April 2020

Komponen Sistem Pelumasan Mesin & Fungsinya

Komponen Sistem Pelumasan & Fungsinya - Berikut adalah komponen-komponen pada sistem pelumasan mesin :

1. Oil Pressure Sensor
Sensor ini terletak pada saluran oli setelah oil pump (pompa oli), hal ini bertujuan untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang keluar dari pompa oli. Sensor ini bisa menandakan dua hal, yakni kinerja pompa oli dan volume oli mesin.

Jika indikator oli pada dashboard menyala maka sensor oli mendeteksi adanya lebihan atau kekurangan tekanan pada sistem pelumas. Ini bisa menandakan bahwa volume oli mesin berlebihan atau bahakan kurang dari standar pemakaian.

Untuk itu, jika indikator oli menyala perlu dilakukan pengecekan oli mesin menggunakan stik oli (oil dipstik). Jika volume oli normal maka masalah diatas timbul pada pompa oli.

2. Indikator Tekanan Oli
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan, agar kerja mesin tetap normal. Indikator oli akan menyala ketika posisi kontak ON mesin mati, lampu tersebut akan padam kembali ketika mesin mulai hidup. Hal ini menandakan tekanan dan pelumasan oli mesin bekerja normal.
Indikator Oli

Akan tetapi ketika terdapat masalah pada sistem pelumasan mesin, maka lampu indikator oli ini akan tetap menyala walau mesin sudah hidup. Karena pada setiap mesin mobil telah dipasang switch oli yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan oli pada sistem pelumasan apabila terjadi masalah.

Beberapa sebab indikator oli menyala :
  • Masalah yang paling ringan adalah switch oli rusak, solusinya cukup diganti dengan yang baru. 
  • Filter oli yang sudah habis masa pakainya alias rusak, sehingga tidak berfungsi dengan baik, karena sudah kotor dan bisa tersumbat.
  • Oli mesin kurang, untuk masalah ini segera lakukan pengecekan menggunakan stick oli, periksa apakah ada kebocoran atau ada rembesan oli yang menyebabkan oli berkurang.
  • Pompa oli yang mengalami kerusakan.

3. Penutup Oli (Oil Cap)
Penutup oli berfungsi untuk mencegah masuknya material yang bisa merusak oli dan mempengaruhi kerja mesin. Tutup oli mesin ini jarang mengalami masalah. Jika rusak bisa saja hanya ring "O" dan karet pada tutup oli mesin yang rusak.

Jika hal ini terjadi ketika mesin bekerja maka dapat menyebabkan sebagian oli mesin merembes keluar melalui bagian tersebut. Jika sudah ada rembesan oli di bagian ini, tidak ada salahnya untuk membeli tutup oli mesin yang baru.

Tutup oli mesi merupakan komponen yang jarang mengalami masalah, jadi jarang terdapat stok dan harus pesan dulu. Harga tutup oli mesin OEM atau orisinal cukup mahal, berkisar Rp 250 - 300 ribu. Tetapi terdapat juga tutup oli aftermarket yang harganya lebih murah. Tetapi tetap lebih baik tutup oli yang orisinil karena lebih awet.
Tutup Oli
4. Tongkat Kedalaman Oli (Oil Dipstick)
Tongkat kedalaman oli merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli mesin dengan benar. Tongkat celup terhubung ke tangki oli di dalam mesin dan digunakan untuk menentukan berapa banyak oli yang masih tersedia di dalam tangki.  Tongkat celup seringkali terletak di dekat bagian depan mesin.
Tongkat Kedalaman Oli (Dipstick)

5. Saringan Oli (Oil Filter)
Filter oli berfungsi untuk menyaring kotoran berupa campuran debu dan kotoran lain yang masuk ke dalam mobil dan bercampur menjadi carbon, endapan lumpur, dan kotoran lainnya. Katup By-pass dipasangkan untuk memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.

Pada proses pelumasan mesin, filter oli sangat berperan penting karena sebelum bagian mesin seperti mekanisme katup, poros engkol dan lain sebagainya dilumasi oleh oli, oli haruslah dalam keadaan bersih dari kotoran yang mengganggu. Dengan begitu komponen pada mesin tidak cepat aus dan akan bertahan lebih lama.
Saringan Oli / Filter Oli

6. Karter Atau Bak Oli
Karter atau bak oli atau penampung oli berfungsi sebagai penampung oli mesin agar oli mesin selalu tersedia. Karter merupakan komponen pada mesin yang terletak pada bagian paling bawah.

Karter dipasang menggunakan sambungan baut dan mur pada bagian blok silinder bagian bawah tepatnya pada crankcase (bak engkol). Diantara karter dengan crankcase terdapat packing atau gasket yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oli.
Karter / Bak Oli

Beberapa komponen penting di dalam karter / bak oli :
  • Separator atau penyekat, berfungsi untuk menjaga agar permukaan oli pelumas di dalam karter tetap rata & tetap stabil ketika kendaraan berhenti secara mendadak ataupun ketidak kendaraan dalam keadaan miring.
  • Strainer, Sebelum oli saring oleh filter oli, stainer berfungsi untuk merintangi kotoran yang lebih besar pada oli mesin. 
  • Drain plug (baut penguras), berfungsi untuk membuang atau menguras oli di dalam mesin. Apabila terjadi kerusakan pada baut penguras, misalnya drat baut rusak maka dapat menyebabkan kebocoran oli yang keluar dari baut penguras.

7. Oil Feed
Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water jacket. Hal ini karena letak oil feed ini berada didalam blok silinder.

Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar mesin seperti turbocharger atau oil cooler.

8. Oil jet
Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini mirip injektor dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat.

Biasanya oil jet terdapat pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan untuk melumasi rantai timming.

9. Pompa Oli (Oil Pump)
Pompa oli berfungsi untuk mengisap kemudian menyalurkan oli pelumas ke setiap komponen dalam mesin untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.

Dari pompa oli, setelah oli melewati stainer pada bak oli, oli akan melewati filter oli untuk menyaring kotoran yang lebih halus atau sangat kecil agar oli yang disalurkan ke seluruh komponen mesin benar-benar bersih. Oli yang bertekanan yang bersih kemudian disalurkan ke seluruh saluran yang ada pada mesin.

Jadi dapat disimpulkan bahwa oli diisap dari karter kemudian didorong ke seluruh komponen internal mesin melalui saluran oli. Kerja pompa oli berdasarkan putaran mesin langsung dari crankshaft, camshaft atau ada juga yang diputar oleh timing belt. Jadi saat mesin idle pun pompa oli tetap bekerja, meski tekanannya rendah.
Pompa Oli (Oil Pump)

10. Katup Pembebas Tekanan Oli
Pada setiap pompa oli dilengkapi dengan katup pengaman (relief pressure valve). Tujuannya agar tekanan yang dihasilkan pompa saat mesin bekerja pada putaran tinggi, tidak naik. Pengaman itu bekerja berdasarkan tekanan yang dihasilkan oleh oli itu sendiri.

Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.

11. Katup Ventilasi Ruang Engkol Atau PCV (Positive Crankcase Ventilation)

Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.

Selasa, 31 Maret 2020

Fungsi Injektor EFI & Cara Kerjanya

Fungsi Injektor EFI & Cara Kerjanya - Injektor merupakan salah satu komponen penting pada sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection).

Fungsi Injektor Pada Sistem EFI


Injektor pada mesin injeksi berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar (bensin) ke dalam ruang bakar dengan cara merubah partikel bensin menjadi kabut.

Lubang kecil yang terdapat pada injektorlah yang mengubah bahan bakar menjadi bentuk kabut, dengan proses pengkabutan bensin tersebut maka menyebabkan bahan bakar menjadi mudah terbakar di dalam ruang bakar.

Bensin yang mengalir ke injektor akibat adanya tekanan dari pompa bensin (fuel pump). Jadi tanpa adanya fuel pump injektor tidak dapat berfungsi dengan normal.

Yang perlu diketahui, masing - masing injektor mempunyai kapasitas penyemprotan dalam satu menit. Spek injektor pada setiap mesin berbeda - beda.

Bagian - Bagian Injektor Dapat Dilihat Pada Gambar Dibawah Ini

Komponen Injektor

Macam sistem injeksi ditinjau dari letak injektornya :
  • TBI (Throttle Body Injection)
  • MPI (Multi Point Injection)
  • GDI (Gasoline Direct Injection)
  • SPI (Single Point Injector)

Cara Kerja Injektor Pada Sistem EFI

Injektor mulai bekerja ketika kunci kontak  ON mesin mati, dimana fuel pump mulai mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi menuju injektor. Ketika mesin mulai dinyalakan ada aliran listrik dari ECU menuju injektor.

Aliran listrik ini akan mengaktifkan medan magnet pada gulungan selenoid lalu menyebabkan pluger yang terbuat dari besi menuju medan magnet.
Medan Magnet

Plunger ini terhubung langsung dengan katup pada ujung injektor, sehingga ketika plunger bergerak, katup akan terbuka dan bahan bakar bertekanan tinggi akan keluar. Tekanan bahan bakar yang tinggi ini menyebabkan bahan bakar keluar dengan bentuk kabut.

Banyak sedikitnya bahan yang keluar melalui injektor dikontrol oleh ECU (Electronic Control Unit). ECU menghitung dasar waktu injeksi bahan bakar, dan menghitung secara tepat lamanya waktu injeksi bahan bakar berdasarkan :
    • 1. Jumlah udara yang masuk dan putaran mesin 
    • 2. Temperatur pendingin mesin sinyal umpan balik dari oxygen sensor selama close-loop-control
    • 3. Kondisi laju kendaraan termasuk akselerasi dan deselerasi
    • 4. Status pengisian battery, dengan tujuan mengontrol injector melalui sinyal pulsa yang konstan. Tekanan injeksi dikontrol agar tetap konstan.

    Kemudian jumlah bahan bakar yang dinjeksikan akan ditentukan berdasarkan lamanya waktu penginjeksian bahan bakar melalui kerja solenoid yang menahan needle valve agar terbuka, menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) yang dikirim dari ECU.

    Semakin lama waktu injeksi bahan bakar (pulse width semakin lama) maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector juga akan semakin banyak. Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja sistem injeksi bahan bakar elektronik adalah injeksi dipengaruhi oleh injector.

    Banyaknya bahan bakar yang disemprotkan ditentukan oleh lamanya waktu injeksi oleh injector yang dihitung oleh ECU berdasarkan kwantitas udara yang masuk, dan kondisi laju kendaraan. Injektor akan menyemprotkan bahan bakar ketika mesin berputar sebanyak 2x (2 putaran : 1 injeksi).

    Misalkan ketika mesin berputar pada 5000 RPM maka bahan bakar akan disemprotkan sebanyak 2500x dalam 1 menit (5000 RPM : 2500 CPM). Injektor akan terbuka & tertutup pada 1 siklus 4 tak. Jadi dalam siklus injektor terdapat 2 proses yaitu buka & tutup.

      Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin & Cara Kerjanya

      Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin & Cara Kerjanya - Terdapat beberapa jenis sistem pelumasan mesin pada kendaraan.

      Berikut Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin Dan Cara Kerjanya


      1. Sistem Pelumasan Percik (Circulating Splash System

      Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.

      Oli yang terpercik akan melumasi bagian-bagian yang bergerak di sekitarnya. Bagian lainnya dilumasi oleh percikan oli yang terkumpul dan dengan gaya beratnya mengalir melalui saluran-saluran oli.

      Bagian atas silinder, piston dan pena piston lebih banyak dilumasi oleh kabut dari percikan itu sendiri. Kabut-kabut ini ditimbulkan oleh putaran dari batang piston / stang seher. Pada pelumasan  percik harus memiliki :
      • Batas oli yang tetap dan tepat di dalam panci oli 
      • Oli yang sesuai untuk percikan yang baik   
      Sistem pelumasan percik

      Cara Kerja Sistem Pelumasan Percik

      Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.

        2. Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan (Internal Force Feed And Splash System)

        Sistem ini pompa oli langsung mensuplai oli ke saluran utama dalam blok mesin. Dari saluran utama, oli ditekan melalui saluran-saluran ke bantalan-bantalan utama (main bearings), bantalan batang piston (connecting rod bearings), bantalan poros kem (cam shaft bearings) poros lengan penekan (rocker arm shaft), saringan (filter) dan unit pengindera (oil sending unit).

        Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve). Keluarnya oli dari bantalan-bantalan menghasilkan kabut yang melumasi dinsing silinder atas, piston dan pena piston.
        Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan

        Cara Kerja Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan

        Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator.

        Seiring dengan tarikan handle gas pompa oli berputar yang menyebabkan oli samping / campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator. 

        Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.

        3. Sistem Pelumasan Campur (Mixing System)

        Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar. Sistem ini dapat ditemukan terbatas pada kendaraan sepeda motor 2 langkah jenis scooter.

        Sifat - sifat sistem pelumasan campur :
        • Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi)
        • Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
        • Pemakaian oli boros, timbul  polusi udara tinggi
        • Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.
        • Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin dengan campuran 2% � 4% oli samping.
        Sistem Pelumasan Campur

        Keterangan :
        • 1. Campuran bensin dan oli samping
        • 2. Kran bensin
        • 3. Karburator
        • 4. Ruang engkol

        Cara Kerja Sistem Pelumasan Campur

        Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin

        Oli samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol

        Selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder.

        4. Sistem Pelumasan Tekanan Penuh (Full Internal Force Feed System) 

        Sistem ini selangkah lebih maju dari sistem terdahulu. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin.

        Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke karter kembali.
        Sistem Pelumasan Tekan

        Cara Kerja Sistem Pelumasan Tekan

        Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter oli. 

        Oli tidak saja ditekan saja ke crankshat bearing, rocker arm shaft, filter dan sending unit, tetapi oli dialirkan juga oleh pompa ke bantalan pena piston. Bantalan pena piston dilumasi melalui saluran dalam batang penggerak piston. 

        Dinding silinder dan piston dilumasi oleh pengeluaran oli dari bantalan pena piston atau bantalan batang penggerak piston. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke karter.

        Lucky Number 17 Yumz Day di The Yumz


        Karena masih dalam masa self-lockdown akibat corona, kami pun menjadi punya banyak waktu untuk menceritakan kulineran kami di Jakarta ini. Salah satunya adalah resto yang masih anggota dari Imperial Group, yaitu The Yumz. Restoran yang dibuka sejak tahun 2015 ini merupakan restoran yang memadukan makanan gaya Asian dan Western. Dengan konsep open kitchen, dimana pengunjung bisa melihat koki memasak, The Yumz mencoba menarik para konsumen yang sering main ke mall.

        Perkenalan kami dengan The Yumz pun tidak direncanakan. Sebetulnya sih kami tidak berencana makan di mall. Apa boleh buat karena sudah jam makan malam dan jalanan macet, maka kami pun mencari tempat makan di Mal Artha Gading. Dan saat melewati The Yumz, mata mamak-mamak ini pun cepat sekali melihat tulisan hanya Rp 17.000,00 saja. Ternyata setiap tanggal 17, The Yumz mengadakan promo di beberapa menu.
        Promo tanggal 17 
        Kami pun jadi penasaran untuk mencoba. Menu yang kami makan saat itu adalah cheese baked rice dan claypot rice, yang ternyata merupakan menu andalan di The Yumz. Dengan lauk dimasak ala Asian, diatasnya diberikan keju mozarella, rasanya nasi yang kami makan terasa nikmat sekali. Kalau kata papa, ini kayak risotto.
        Claypot Mongolian Beef
        Claypot Chicken rice
        Selain nasi, The Yumz juga ada mie dan makanan lainnya. Kami pernah mencoba spaghetty, nasi goreng cabe ijo, dan mie ayamnya. Hanya saja, kalau menurut kami, yang paling enak adalah cheese baked rice dan claypot rice.
        Cheese Baked rice chicken chop.
        Walaupun makanannya enak, The Yumz mempunyai satu kelemahan, yaitu lambatnya penyajian makanan. Entah karena manajemennya yang kurang baik atau karena kurangnya pelayan yang ada, sehingga seringkali kami melihat complain dari orang lain yang sudah lama menunggu makanannya, termasuk kami. Pelayannya pun kurang informatif dalam menyampaikan promo ataupun menu yang ada.
        Chicken Teriyaki cheese baked rice. 
        Untuk menyiasati kekurangan The Yumz, saran kami sih baca menu dan keterangan yang ada. Jangan lupa bertanya di awal supaya gak repot memanggil pelayannya.

        Sambil menulis artikel ini, rasanya pengen jalan-jalan lagi ke The Yumz di tanggal 17. The Yumz ada di Mal Artha Gading, Lippo Mall Kemang Village, Pejaten Village, Summarecon Mall Serpong, Tangcity Mall, dan Transpark Mall Bintaro. Semoga corona segera berlalu, sehingga kita bisa jalan-jalan lagi dan perekonomian pun kembali membaik.
        Snow ice-nya enak juga loh. 
        Sekilas Info
        The Yumz
        Mal Artha Gading lantai 2
        Telepon: 021-45864120
        Jam operasional: 10.00 – 22.00


        Senin, 30 Maret 2020

        Cara Mengukur Kebengkokan Poros & Run Out Menggunakan Dial Indikator

        Cara Mengukur Kebengkokan Poros & Run Out Menggunakan Dial Indikator - Untuk mengukur run out dengan mengukur kebengkokan menggunakan alat ukur mekanik Dial Indikator, alat ini mempunyai tingkat ketelitian yang sangat kecil 0,01 mm. Ini merupakan sesuatu yang sangat kecil, proses pengukuran yang tidak benar akan berdampak pada hasil pengukuran. Karena mengukur run out dan kebengkokan berbeda maka untuk rumus yang digunakan juga berbeda, harus dapat membedakan cara mengukur Run Out dan mengukur kebengkokan.


        Berikut Cara Mengukur Kebengkokan Poros Dan Run Out Menggunakan Dial Indikator


        Cara Mengukur Run Out Menggunakn Dial Indikator

        Run out adalah pengukuran keolengan benda yang diukur pada posisi samping pada benda - benda yang berputar. Contoh pengukuran run out pada komponen - komponen dimobil yaitu flywheel, piringan rem cakram dan sejenisnya.
        • 1. Siapkan dial indikator yang akan digunakan
        • 2. Bersihkan bahan atau benda kerja yang akan diukur
        • 3. Letakan dial indikator pada posisi yang tepat / pas (skala dial gauge dapat dibaca dengan jelas)
        Meletakan Dial Indikator

        • 4. Sentuhkan bidang sentuh dial gauge (spindel) pada permukaan benda
        • 5. Tekan dial gauge sampai jarum panjang bergerak 1 atau 2 x putaran penuh
        • 6. Kalibrasi alat dengan cara setting angka nol (putar angka nol ke arah jarum berhenti)
        • 7. Beri tanda titik atau strip menggunakan tipe x atau spidol pada benda yang diukur (digunakan sebagai acuan titik awal ketika memutar benda kerja)
        • 8. Putar perlahan benda yang sedang di ukur sebanyak 1x putaran 
        • 9. Perhatikan gerakan jarum panjang pada skala dial indikator

        Cara Membaca Hasil Pengukuran Run Out

        Perhatikan gambar dibawah ini :
        ( + ) + ( - )

        Keterangan :
        • ( + ) merupakan hasil jarum panjang putaran dial gauge tertinggi ke kiri
        • ( - ) merupakan hasil putaran jarum panjang dial gauge tertinggi ke kanan

        Contoh :

        Misal hasil pengukuran menggunakan Dial Indikator ke kiri adalah 0,10 mm. Sedangkan yang ke kanan adalah 0,10 mm. Maka pengukuran Run Out didapatkan hasil 0,10 mm + 0,10 mm = 0,20 mm.

        Cara Mengukur Kebengkokan Poros Menggunakan Dial Indikator

        Kebengkokan adalah pengukuran yang dilakukan untuk pada sebuah batang (poros) yang mempunyai gaya gerak aksial, perbedaannya dengan run out hanya pada gerak aksialnya (gaya keatas). Contoh pengukuran kebengkokan yaitu pada batang poros camshaft,  batang poros crankshaft dan sejenisnya. 
        • 1. Siapkan alat yang akan digunakan
        • 2. Bersihkan bahan yang akan diukur (Pastikan tidak ada karat ataupun kotoran yang menempel)
        • 3. Letakkan V - Block pada tempat yang rata
        • 4. Letakkan poros pada V - Block dengan baik dan benar (bila perlu coba diputar-putar menggunakan tangan)
        Meletakan Poros Pada V-Block

        • 5. Sentuhkan bidang sentuk dial gauge pada permukaan poros 
        • 6. Tekan sampai jarum panjang bergerak 1 atau 2 x putaran penuh)
        • 7. Setting angka nol (putar angka nol ke arah jarum berhenti)
        • 8. Beri tanda titik atau strip pada benda yang diukur
        • 9. Putar perlahan poros menggunakan tangan
        • 10. Perhatikan hasil pengukurannya pada dial gauge.

        Cara Membaca Hasil Pengukuran Kebengkokan Poros

        ( + ) + ( - )
        2
        Keterangan:
        • ( + ) merupakan hasil putaran jarum panjang dial gauge tertinggi ke kiri
        • ( - )  merupakan hasil putaran jarum panjang dial gauge tertinggi ke kanan

        Contoh :

        Misal hasil pengukuran menggunakan Dial Indikator ke kiri adalah 0,10 mm. Sedangkan yang ke kanan adalah 0,10 mm. Maka hasil pengukuran Run Out yaitu (0,10 mm + 0,10 mm) : 2  = 0,10 mm.

        Minggu, 29 Maret 2020

        Cara TOP Kompresi Mesin Motor 4 Tak

        Cara TOP Kompresi Mesin Motor 4 Tak - Posisi TOP ini hanya dapat ditemukan pada motor 4 tak, sedangkan pada mesin motor 2 tidak perlu mengatur TOP kompresi, misal ketika akan memasang cylinder head (kepala silinder) pada mesin motor 2 tak, silinder head tersebut dapat langsung dipasang tanpa harus setting sana sini.

        Posisi TOP pada motor 4 tak adalah ketika posisi TMA (Titik Mati Atas), yaitu posisi piston / seher berada di bagian depan / atas. Serta posisi klep isap & klep buang dalam keadaan tertekan oleh templar roller, posisi noken as tidak menekan katup.

        Akibat dari mesin motor tidak pada posisi TOP yaitu :
        • Mesin loyo atau tidak bertenaga hal tersebut disebabkan karena era perputaran gas masuk & gas buang yang tidak pas.
        • Hal lain yang dapat terjadi ketika mesin motor tidak dalam posisi TOP yaitu mesin tidak dapat dinyalakan.

        Cara TOP Kompresi Motor 4 Tak Dengan Melihat Tanda "T" / Tanda Timing Pengapian

        Siapkan alat yang digunakan untuk mencari posisi top yaitu obeng (-) dan kunci T (untuk ukuran kunci T nya berbeda - beda silahkan cari yang pas).
        • 1. Lepas mur lubang intip posisi top & tutup blok magnet yang berada di bagian atas & kiri mesin menggunakan obeng (-).
          Letak Mur Lubang Intip TOP & Baut Fly Wheel (Magnet Rotor)

          • 2. Putar fly wheel (magnet rotor) menggunakan kuci (T) setelah itu cari dan lihat goresan "T" melalui lubang pengintip.
            Putar Krug As & Posisi Tanda "T"

            • 3. Jika sudah ketemu maka mesin motor sudah dalam posisi TOP.
              Catatan : Cara tersebut umumnya digunakan ketika akan menyetel klep motor.

              Cara TOP Kompresi Motor 4 Tak Dengan Melihat Tanda "Garis" Timing Gear / Gir Rantai Keteng

              • 1. Lepas busi
              • 2. Buka tutup keteng yang terdapat di cylinder head (kepala silinder)
              • 3. Putar fly wheel (magnet rotor) menggunakan kunci T
              • 4. Masukan obeng (-) atau (+) ke lubang busi yang penting obengnya dapat masuk ke lubang busi.
              • 5. Dari lubang busi rasakan posisi piston sudah di TMA (Titik Mati Atas) atau belum.
              Masukan Obeng Melalui Lubang Busi

              • 6. Lihat tanda garis pada gear rantai keteng, ketika piston sudah dalam posisi TMA maka tanda garis di gear akan sejajar horisontal
                Tanda Strip Pada Gear Rantai Kamprat

                • 7. Jika tanda garis belum sejajar, putar magnet rotor 1x lagi. Atau jika belum dapat memposisikannya putar magnet sampai posisi TMA.
                  Catatan : Cara kedua ini bayak di lakukan ketika ingin memasang kembali noken As, atau setelah turun mesin (overhoul).

                  Cari TOP Kompresi Motor 4 Tak Saat Memasang Noken As (Camshaft)

                  Jika asal langsung memasang noken as tidak memperhatikan posisi seher berada di bagian yang tepat, misalnya pada posisi piston di tengah & posisi noken as sedang menekan klep.

                  Bisa saja motor tidak dapat dinyalakan atau mesin dapat menyala tetapi tenaganya loyo, atau malah klep bisa bertabrakan dengan piston yang mengakibatkan klep jadi bengkok.

                  Intinya ketika akan memasang kembali noken as perlu mengatur posisi piston terlebih dahulu pada posisi TMA. Posisi noken as yang sudah dalam poisis TOP yaitu kedua nok (tonjolan) noken as menghadap ke bawah atau berhadapan dengan piston. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :
                  Posisi Noken As

                  Lebih mudahnya saat gear telah terpasang pada noken as umumnya terdapat tanda di gear pada silinder head. lalu tinggal paskan saja tandanya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.