Rabu, 20 Mei 2020

Jenis - Jenis Chassis Mobil

Jenis - Jenis Chassis Mobil - Chassis / rangka pada mobil berfungsi sebagai penopang berat kendaraan, mesin serta penumpang. Biasanya chassis terbuat dari kerangka baja yang memegang body dan engine dari sebuah kendaraan. Saat proses manufaktur body kendaraan dibentuk sesuai dengan struktur chassisnya.

Chassis mobil biasanya terbuat dari logam ataupun komposit. Material tersebut harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak mengalami bending.

Komponen Utama Chassis Mobil

1. Frame (Kerangka)
Frame adalah struktur dari beberapa batang yang dihubungkan dengan sambungan (pin ataupun rigid joint) dimana pada frame ini terdapat variasi gaya aksial, gaya lintang dan momen pada batang itu sendiri.

Lain halnya dengan truss (rangka batang) yang merupakan struktur yang dibentuk dari batangan - batangan yang pada kedua ujung masing - masing batang dihubungkan oleh pin. Pada truss ini beban terletak di titik sambungan atau joint dimana batang hanya mampu menerima beban aksial ( batang 2 gaya).

2. Dudukan mesin
Dudukan mesin merupakan tempat yang utama dalam peletakan mesin pada suatu kendaraan dan juga harus disesuaikan dengan model kenderaan yang dibuat.

Berikut Jenis - Jenis Chassis / Sasis Pada Mobil


1. Ladder Frame

Ladder Frame

Ladder frame memiliki kerangka berbentuk tangga yang berada di bagian bawah body mobil. Kerangka tangga ini berkonstruksi solid dan kuat yang terpisah dari body. Artinya, body kendaraan dapat dipisahkan (dibongkar) dari sasis. Karena konstruksinya, sasi jenis ladder frame memiliki bobot yang berat dan kendaraan menjadi terlihat lebih tinggi.

Antara kerangka dan body disatukan dengan dudukan (mounting) yang dibaut. Keberadaan mounting ini juga membantu menyerap guncangan dari jalan sehingga tidak langsung disalurkan ke body atau kabin. Ini karena pada mounting tersebut sudah ditambahkan karet peredam kejut yang ditimbulkan oleh jalan yang tidak rata.

Sasis jenis ladder frame digunakan pada kendaraan - kendaraan besar yang memang difungsikan untuk mengangkat beban berat seperti bus, truk dan kendaraan niaga lainnya. Tetapi sasis jenis Ladder frame ada juga yang digunakan pada mobil - mobil MPV (Multi Purpose Vehicle), alasannya karena ketangguhan dari sasis jenis ini yang dapat digunakan disemua medan perjalan.

2. Monocoque / Monokok

Monocoque / Monokok

Sasis jenis monoque merupakan penggabungan antara kerangka dan body kendaraan. Pada sasis jenis ini tidak akan melihat adanya kerangka pada mobil, apalagi melihat konstruksi tangga pada bagian bawah kendaraan seperti pada sasis jenis ladder frame.

Konstruksi kerangka monoque dapat  membuat mobil menjadi lebih rendah ke tanah sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi, beban yang diangkut sasis jenis ini terbatas, karena tidak adanya penopang yang kuat pada bagian bawah. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu kelemahan sasis jenis monokok.

Karakteristik dari sasis monoque ini adalah beratnya yang ringan jika dibandingkan dengan jenis ladder frame. Hal ini juga bermanfaat untuk efisiensi konsumsi bahan bakar. Sasis jenis ini juga memiliki handling atau pegendalian yang baik.

Sasis monocoque banyak digunakan pada mobil pribadi dan mobil kecil lainnya seperti hatchback dan sedan. Crossover dan SUV perkotaan juga menggunakan sasis monocoque untuk memaksimalkan pengendalian (handling) dan efisiensi konsumsi BBM berkat bobotnya yang lebih ringan.

3. Backbone Frame

Backbone Frame

Sasis jenis backbone merupakan jenis sasis yang memiliki konstruksi yang mirip dengan desain sasis ladder frame. Seperti namanya backbone (tulang punggung) sasis jenis ini hanya terdiri dari satu batang besi kuat seperti pada tulang punggung manusia. Konstruksi kerangka ini kuat, yang langsung menghubungkan suspensi bagian depan dan belakang serta langsung menjadi dudukan bearing dari beberapa komponen.

Desainnya sangat sederhana, dimana hanya terdiri dari sebuah besi bulat yang mana didalamnnya terdapat rumah poros penggerak dari mesin bagian depan ke roda - roda belakang. Soal keamanan, sasis jenis ini tidak memiliki tingkat keamanan yang tinggi bagi pengemudinya apabila terjadi tabrakan dari samping.

4. Tubular Space Frame

Tubular Space Frame

Sasis jenis tubular merupakan sasis yang menggunakan puluhan besi berbentuk bulat (pipa) dan beberapa mungkin menggunakan besi berbentuk persegi untuk menghubungkan konstruksi yang lebih mudah ke panel bodi, walaupun sebenarnya menggunakan besi jenis bulat akan memberikan kekuatan yang maksimum.

Sasis jenis ini umumnya diaplikasikan pada kendaraan balap / mobil balap. Untuk kuat lemahnya sasis tubular space frame in dipengaruhi oleh dua hal, yang pertama adalah kualitas mutu bahan yang digunakan untuk sasis, yang kedua adalah kualitas dari sambungan sambungan las nya.

5. Alumunium Space Frame

 Alumunium Space Frame

Dari sejarahnya jenis rangka space frame pertama kali diaplikasikan pada Audi A8. Mobil ini diproduksi massal yang pertama menggunakan chassis Aluminium Space Frame (ASF). Pengembangannya dilakukan bersama dengan pabrik aluminium di Amerika Serikat yaitu Alcoa. Sasis jenis  ASF ini untuk dijadikan pengganti sasis monocoque.

Audi mengklaim ASF A8 beratnya 40% lebih ringan dan 40% lebih kaku dari pada monocoque baja terdahulunya. Ini memungkinkan A8 yang dilengkapi 4WD (Four wheel Drive) lebih ringan dari BMW 740i. ASF sendiri terdiri dari bagian aluminium ekstrusi, komponen die casting vakum dan lembaran aluminium dengan ketebalan yang berbeda. Mereka semua terbuat dari paduan aluminium dengan kekuatan yang sangat tinggi.

Pada sudut dan sambungan yang sangat diperhatikan, bagian yang diekstrusi dihubungkan dengan pengecoran logam aluminium yang kompleks (node). Selain itu, metode pengencangan dengan mekanisme terbaru dikembangkan untuk menyambung bagian - bagian komponen yang lain. Jenis rangka ini cukup rumit dan biaya produksi jauh lebih tinggi daripada monocoque baja yang biasa. Sehingga harga jual mobilnya pun lebih mahal.

Jumat, 17 April 2020

Komponen Master Rem (Master Silinder Rem) + Fungsinya

Komponen Master Rem (Master Silinder Rem) + Fungsinya - Berikut ini komponen - komponen yang terdapat pada master rem (master silinder rem) & fungsinya :
Komponen Master Rem (Master Silinder Rem)

1. Reservoir Tank
Resevoir tank berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan mengisi minyak rem pada sistem hidrolik apabila mulai berkurang. Karena reservoir berfungsi sebagai penampung cadangan minyak rem maka harus tertutup rapat. sehingga jangan sampai lupa menutup kembali setelah mengisi minyak di reservoir tank.

Reservoir tank terdapat tutup dengan seal karet supaya dapat menutup dengan rapat agar minyak rem tidak tumpah. Pada reservoir tank terdapat garis low dan full ataupun min dan max. Perhatikan garis ini apabila minyak pada level low/min maka harus diisi sampai lever full/max.

2. Return Port
Return port berfungsi sebagai lubang katup pengembali minyak rem dari ruang tekanan ke tangki cadangan atau reservoir tank.

3. Primary Piston & Secondary Piston
Primary piston & secondary piston berfungsi untuk mengkompresikan atau memampatkan minyak di dalam ruang master silinder dengan adanya gaya dorong mekanik dari push rod (batang pendorong), untuk menghasilkan gaya dorong hidrolik yang dapat menggerakkan piston pada caliper rem cakram ataupun pada silinder roda rem tromol, agar dapat mendorong kampas supaya terjadi gesekan untuk memperlambat bidang putar (rotor dan tromol) pada saat pedal rem diinjak.

4. Piston Seal (Seal piston)
Piston seal atau seal piston berfungsi mencegah aliran minyak pada ruang depan  piston dengan ruang belakang piston (low pressure air). Selain itu, seal piston juga berfungsi mencegah gesekan antara piston dan dinding ruang silinder pada saat piston bergerak. oleh karena itu, seal piston terbuat dari karet (rubber) sehingga elastis.

5. Pegas Pengembali (Return Spring)
Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan primary piston ataupun secondary piston agar dapat kembali ke posisi semual pada saat pedal rem tidak diinjak.

6. Saluran Bypass (Bypass Ports)
Saluran bypass adalah saluran di antara reservoir dan ruang master silinder. Saluran bypass (bypass ports) berfungsi untuk untuk memungkinkan piston master silinder kembali ke posisi semula dengan cepat dan mencegah udara dapat masuk ke dalam master silinder. 

7. Saluran Kompensasi (Compensating Port)
Adalah lubang kecil yang menghubungkan antara  master silinder dengan ruang kerja (sisi depan dari piston master silinder). Ketika piston master silinder berada dalam posisi bebas (tidak ada pengereman), seal piston berada di antara lubang kompensasi dan lubang penambahan (bypass port).

Fungsi Compensating port / saluran kompensasi :
  • Compensating port/ saluran kompensasi berfungsi untuk memungkinkan ekspansi normal dan pengembangan minyak rem karena perubahan suhu.
  • Juga merupakan saluran pengembali cairan setelah pedal rem dibebaskan.

8. Inlet Port
Inlet port berfungsi sebagai lubang masuk atau pengisian minyak rem dari tangki cadangan ke ruang tekanan.

9. Outlet Port
Outlet port berfungsi sebagai lubang keluar minyak rem yang bertekanan menuju saluran system rem dan seterusnya ke silinder roda atau ke piston caliper.

10. Outlet Check Valve
Pada beberapa master rem terdapat outlet check valve yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk mencegah terlambatnya pengereman.
Kontruksi Outlet Check Valve

Jenis - Jenis Master Rem (Master Silinder Rem)

Jenis & Macam Master Rem - Secara umum master rem (master silinder rem) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Master Rem Tunggal (Single Master Cylinder)
Jenis ini digunakan pada sistem rem hidrolis untuk melayani keempat wheel cylinder / caliper. Pada master slinder rem tipe tunggal hanya terdapat satu piston didalamnya, dan satu piston tersebut digunakan untuk menekan cairan rem pada semua roda (keempat roda). 
Single Master Cylinder

2. Master Rem Ganda (Double Master Cylinder) / Tandem
Jenis ini digunakan sistem hidrolis untuk melayani roda bagian depan terpisah dengan roda bagian belakang, atau bagian roda sebelah kanan depan & kiri belakang terpisah dengan roda bagian kiri depan & kanan belakang.

Keuntungan pada master silinder tipe ganda (tandem) ini adalah ketika salah satu sistem tidak bekerja maka sistem lain tetap dapat berfungsi dengan baik.

Pada sistem penggerak roda belakang, piston no.1 untuk roda depan dan piston no.2 untuk roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan, terdapat beban tambahan pada roda depan, untuk mengatasi hal ini digunakan diagonal split hydraulic system.
Double Master Cylinder


Tetapi, jika ditinjau dari bentuk piston master remnya, maka master rem ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Master rem tipe plunger
Tipe Plunger

2. Master rem tipe portless
Tipe portless

3. Master rem tipe konvensional
Tipe konvensional

Perbedaan antara ketiga macam master rem tersebut terletak pada bentuk konstruksi dari piston.

Selasa, 14 April 2020

Fungsi Sudut Toe Dan Pengaruh Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Toe Dan Pengaruh Dalam Pengemudian - Hampir semua kendaraan roda empat atau lebih mempunyai Toe dan hampir semuanya bisa dilakukan penyelarasan atau penyetelan. Toe mudah sekali berubah, perubahan ini dikarenakan banyak faktor antara lain : 
  • 1. Perubah kondisi rangka atau body mobil
  • 2. Kerusakan pada komponen sistem suspensi independen
  • 3. Perbaikanpada komponen sistem suspensi independen
  • 4. Kerusakan pada komponen sambungan-sambungan kemudi
  • 5. Pergantian pada komponen sambungan kemudi

Perubahan tersebut jika tidak dengan segera dilakukan penyelarasan atau penyetelan sesuai spesifikasi pabrik pembuat kendaraan , maka ban mobil tersebut akan cepat aus selain pengemudian kurang baik. 

Sudut Toe Terdapat 3 Macam, Yaitu :


1. Toe-In (Toe Positif)

Toe-in atau toe negatif adalah jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang. hampir semua kendaraan dengan kategori angkutan menggunakan spesifikasi toe positf yang besarnya tergantung dari data spesifikasi masing-masing merek mobil.

Toe juga dapat digunakan untuk mengubah sifat penanganan kendaraan. Toe-in biasanya akan mengakibat kan berkurangnya oversteer, membantu menstabilkan mobil dan meningkatkan stabilitas kecepatan tinggi. 

Sebuah kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang "mendorong" ban pada aksel depan menggelinding sepanjang jalan. Dengan adanya Rolling resistance Ban menyebabkan sedikit ada tarikan yang mengakibatkan gerakan lengan suspensi ke belakang terhadap bushingnya.

Karena itu, sebagian besar kendaraan dengan penggerak roda belakang menggunakan spesifikasi Toe positif (toe-in) untuk mengkompensasi gerakan tersebut, yang memungkinkan ban untuk berjalan dengan kecepatan roda sejajar satu sama lain. Adapun Toe positif adalah jarak roda depan bagian depan lebih pendek dari pada jarak roda depan bagian belakang
Toe-In (Toe Positif)

2. Toe-Out (Toe-Negatif)

Toe Negatif atau toe out adalah jika jarak roda depan bagian depan lebih panjang dari pada roda depan bagian belakang, atau roda bagian depan miring keluar terhadap geometri centerline jika dilihat dari atas kendaraan. 

Untuk roda bagian depan biasanya dikondisikan dalam spesifikasi toe out, jika kendaraan berpenggerak depan. Hal ini bertujuan untuk mengkompensasi perubahan pada steering linkage dan roda ketika kendaraan bergerak.

Ketika kendaraan bergerak, toe akan menurun dikarenakan roda meluruskan kembali pada saat akselerasi dan steering linkage melentur sedikit demi sedikit. Penyetelan toe-out biasanya akan mengakibatkan berkurangnya understeer, membantu membebaskan mobil terutama saat belok tajam memasuki tikungan. 

Perubahan toe terjadi ketika pada tie rod kemudi berubah panjang atau terinstalasi pada sudut yang salah. Hal ini akan menarik atau menekan knuckle arm (lengan kemudi) dan roda membentuk sudut atau ukuran toe yang baru.
Fungsi Toe Sebagai Koreksi Camber (Saat Jalan Lurus)
Pada saat kendaraan berjalan lurus , reaksi rolling camber positif menyebabkan roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi (steering linkage) roda dipaksa bergerak lurus ke arah jalannya kendaraan. 

Akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan. Reaksi toe-in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, sehingga efek rolling camber ke arah luar dapat diatasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi ban menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat  :
  • Menghemat ban / keausan ban merata.
  • Pengemudian stabil / tidak timbul getaran.


Toe-Out (Toe Negatif)

3. Toe-Zero (Toe-Nol)

Sudut toe netral (0) adalah sumbu roda segaris dengan aksis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas kendaraan. Berikut gambar toe netral yang dimana sudut A (depan) = sudut B (belakang). 

Sabtu, 11 April 2020

Fungsi Sudut Caster Dan Pengaruh Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Caster Dan Pengaruh Dalam PengemudianSudut caster dibentuk dengan sumbu kemudi dan garis vertical yang melewati spindle. Kegunaan sudut caster adalah untuk menghasilkan stabilitas control arah untuk roda depan untuk jalan yang lurus dengan usaha yang minim. Sudut caster yang tepat juga membantu roda depan untuk kembali ke posisi lurus setelah dibelokan. Caster mempunyai efek yang kecil pada keausan roda.

Fungsi Sudut Caster


  • 1. Untuk membantu control arah mobil, dengan cara memperbaiki arah roda depan ke posisi lurus.
  • 2. Membantu roda depan untuk kembali ke posisi lurus setelah dibelokkan.
  • 3. Untuk mengimbangi efek dari road crown sesuai arah mobil.

Sudut caster beroperasi bersama sama dengan desain suspensi mobil, sudut camber dan sudut kemiringan sumbu steering untuk menghasilkan perubahan camber yang diinginkan selama mobil berbelok.

Beberapa mobil front wheel drive, casternya tidak bisa disetting. Jika caster telah keluar dari spec, ini mengindikasikan ada sesuatu yang telah usang atau menekuk, mungkin dikarenakan kecelakaan dan harus diperbaiki atau diganti.

Sudut Caster Terdapat 3 Macam, Yaitu :

Caster No (0), Caster Positive (+), Caster Negati (-)


1. Caster Positif (Positive Caster)

Caster positif adalah ketika bagian atas sumbu steering miring kearah belakang. Garis caster menyilang terhadap tanah didepan permukaan roda, yang memberikan arah control yang benar. Sayangnya, positive caster yang berlebihan dapat menyebabkan dua masalah.

Pertama, caster yang berlebihan menyebabkan level guncangan jalan yang tinggi yang ditransmisikan ke pengendara saat mobil menghantam gundukan dan ini menyebabkan  steering yang keras.

Masalah kedua adalah bahwa roda dengan positive caster mempunyai tendensi toe bergerak masuk saat mobil dijalankan. Jika salah satu sisi mempunyai caster yang lebih positive dari yang lain, ini akan menyebabkan toe masuk ke dalam dengan gaya yang lebih besar dari sisi yang lain. Ini akan menyebabkan tarikan yg dirasakan sebesar positive caster.

Penyetelan caster positif yang benar akan memberikan keuntungan :
  • 1. Roda tetap stabil dalam posisi lurus
  • 2. Keausan ban rata dan ban menjadi lebih awet.

Penyetalan caster positif terlalu besar akan menyebabkan :
  • 1. Makin panjang jarak caster atau trail
  • 2. Makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus
  • 3. Kemudi terasa berat saat dibelokkan
  • 4. Getaran pada roda kemudi terasa besar jika lewat jalan yang kasar atau tidak rata.
  • 5. Besar sudut caster berkisar antara 10 sampai dengan 100 dan perbedaan yang diijinkan antara roda kiri dan kanan : �� ( 30 menit )

2. Caster Negatif (Negative Caster)

Caster negatif adalah saat bagian atas sumbu steering miring kedepan. Letak dari point contact didepan titik beban, yang akan memberikan steering yang lebih mudah pada kecepatan rendah, tetapi akan menyebabkan kesulitan pengemudi dalam mengembalikan arah dari belokan.

Serta mengakibatkan ketidakstabilam kendaraan (seperti bergelombang) di kecepatan tinggi yang disebabkan adanya variasi permukaan jalan seperti jalan kecil yang tidak rata atau gundukan. Jika caster terlalu negative, steering akan ringan dan mobil akan ngeluyur dan sulit untuk menjaga tetap lurus.

3. Caster Nol (Zero Caster)

Caster nol adalah saat bagian atas sumbu steering benar benar vertikal. Jika mobil mempunyai caster yang tidak seimbang, mobil akan tertarik ke sisi dengan caster yang positivenya lebih kecil. Variasi maksimum antar satu sisi dengan yang lain � 0.5�(30�) adalah yang direkomendasikan pada hampir semua mobil.

Fungsi Sudut Camber Dan Pengaruhnya Dalam Pengemudian

Fungsi Sudut Camber Dan Pengaruhnya Dalam Pengemudian  - Sudut camber merupakan kemiringan roda depan kendaraan bagian atas terhadap garis vertikal (garis tegak) ketika dilihat pada bagian depan kendaraan.

Sudut Camber Terdiri Dari 3 Macam, Yaitu :


1. Camber Positif (Positive Camber)

Positive Camber (Camber Positif)

Camber positif terbentuk apabila roda miring ke arah luar terhadap garis vertikal (tegak lurus). Positive camber bertujuan untuk mengimbangi bagian bawah roda yang tertarik ke arah luar ketika kendaraan mulai berjalan dan dibebani. 

Sehingga ketika roda berjalan akan tertarik ke arah dalam dan berat (gaya) kendaraan yang dipikul oleh spindle / steering knuckle, akan tertumpu pada kedudukan yang benar. Dengan catatan sudut camber sesuai spesifikasi. Karena sudut camber yang tidak sesuai dengan spesifikasi (terlalu positif), dapat menyebabkan selip antara roda dan jalanan.  

Camber positif membantu kendaraan akan tetap lurus ke depan, mencegah roda selip ke samping, dan bersama - sama saling membantu dengan sudut king pin, meringankan kemudi serta mencegah roda - roda agar tidak lepas.

Sudut camber positif dengan penyetelan yang benar membuat beberapa keuntungan, yaitu :
  • 1. Kendaraan akan cenderung tetap berjalan lurus walaupun roda kemudi dilepas
  • 2. Mencegah agar roda - roda kendaraan tidak slip ke samping
  • 3. Bersama - sama saling membantu dengan sudut kingpin untuk memperingan pengemudian
  • 4. Mencegah agar roda - roda pada mobil tidak lepas.

Tetapi penyetelan sudut camber yang terlalu positif akan menimbulkan beberapa kerugian, yaitu :
  • 1. Ban akan aus berlebih pada bagian luar
  • 2. Berkurangnya gaya cengkram roda terhadap jalan sehingga membuat roda slip
  • 3. Akan menimbulkan suara tidak normal saat kendaraan berbelok.

2. Camber Negatif (Negative Camber)

Negative Camber (Camber Negatif)

Camber negatif ini mengganti kerugian pada camber positif, merubah roda bagian luar karena putaran mobil dengan cara demikian bagian permukaan roda yang bergesekan lebih datar selama menyudut / miring.

Camber negatif, terbentuk ketika roda miring ke arah dalam terhadap garis vertikal (tegak lurus). Camber negatif sering digunakan pada kendaraan penggerak roda depan atau FF (Front engine Front-wheel drive), hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan ketika diberi sudut  camber positif. 

Karena dengan sudut positif, ketika membelok ada kecenderungan kendaraan miring. Dan jika pengemudi tidak berhati - hati, mobil dapat terbalik pada ketika melibas tikungan.

Sudut negatif camber mempunyai beberapa kelebihan yaitu : 
  • 1. Pengemudian menjadi lebih stabil dan nyaman
  • 2. Memudahkan mobil melakukan belokan yang patah
  • 3. Ban menjadi tidak gampang selip dan lebih mencengkram/menggigit jalanan
  • 4. Kendaraan menjadi lebih tenang atau tidak banyak terjadi guncangan.

Beberapa kekurangan antara lain sebagai berikut :
  • 1. Kemudi akan terasa sangat berat
  • 2. Timbul suara berdecit yang ketika mobil berbelok
  • 3. Menyebabkan ban aus/gundul di bagian dalam.

3. Camber Nol (Zero Camber)

Zero Camber (Camber Nol)

Zero camber  terbentuk apabila garis tengah roda berimpit dengan garis vertikal (tegak lurus). Apabila sudut camber dibuat nol, maka pada waktu kendaraan mulai dibebani dan berjalan, roda bagian bawah akan semakin tertarik keluar.

Hal ini mengakibatkan terjadi perpindahan tumpuan berat mobil yang semula beban tepat pada spindle menjadi ke bagian luar  spindle. Dengan demikian, pengemudian akan menjadi berat, membuat roda slip, dan stabilitas pengemudian berkurang. Tetapi zero camber juga berperan untuk mencegah keausan ban yang tidak merata.

Nol camber tidak biasa di adjust pada sebagian besar mobil RWD (rear wheel drive). Mobil mobil ini dirakit dengan setting camber nol dan cukup kuat untuk tidak lentur atau melengkung dalam kondisi beban normal.

Hampir semua mobil front wheel drive, mempunyai spesifikasi pabrik untuk sejumlah kecil rear camber, biasanya sejumlah kecil dari negative camber untuk stabilitas di kemiringan. Jika spesifikasi pabrik mengijinkan sebuah setting 0� sampai -0.5�(30�) diperlukan untuk penggunaan roda dan stabilitas kemudi.

Jika rear setting berubah, suku cadang suspensi belakang yang rusak perlu diganti. Meskipun demikian, hampir semua mobil dapat diatur dengan menggunakan tipe lain untuk pengaturan, seperti shims, cam bolt atau bushing.

Penyebab Perubahan Sudut Camber
  • Ketinggian Kendaraan, selalu periksa spesifikasi ketinggian kendaraan sebelum memulai alignment. Perubahan pada ketinggian kendaraan yg menyimpang dari spesifikasi akan mempengaruhi camber.
  • Lengkungan pegas, sesuai bertambahnya usia mobil, suspensi mempunyai kecenderungan untuk melengkung. 
  • Terlalu besarnya beban mobil atau perlakuan yang tidak semestinya dapat menyebabkan pegas melemah.
  • Lengkungan cross-member atau sub-frame, faktor lain yang dipertimbangkan adalah lengkungan pada cross-member atau sub-frame. 
  • Modifikasi pada mobil, seperti meningggikan atau merendahkan suspensi atau merubah keseluruhan berat dari mobil yang dapat juga mempengaruhi camber.

Akibat Sudut Camber Tidak Benar

  • Mobil tertarik ke salah satu sisi
  • Keausan yg terjadi pada satu sisi pada bagian dalam atau bagian luar dari permukaan roda.
  • Keausan bearing roda.
  • Keausan pada ball joint (camber yang tidak benar menyebabkan peningkatan keausan pada ball joints

Minggu, 01 Maret 2020

Jenis - Jenis Mur Roda Mobil

Jenis - Jenis Mur Roda Mobil - Saat menggunakan pelek berdiameter besar, tentu saja harus menyesuaikan mur roda (lug nut). Meski baut atau mur  roda bukan 100% sebagai titik tumpu pada sebuah kendaraan, fungsinya dalam mencengkeram velg roda ke baut tromol juga perlu diperhitungkan.
Mur Roda

Berikut Ini Jenis - Jenis Mur Roda Mobil :

1. Tipe Taper Seat
Pada umumnya pabrikan mobil memilih mur roda mobil tipe taper seat atau model tirus karena diameter centre bore (diameter tengah) pada velg standar telah sesuai dengan hub roda (dudukan bearing) mobil. Jadi velg dapat menempel sempurna karena tidak memiliki celah di antara centre bore dan hub.

Tipe ini masih terbagi dua berdasarkan lebar sudut tirusnya. Untuk velg aftermarket, sebaiknya pilih dengan bidang tirus seluas mungkin. Karena, velg aftermarket umumnya memiliki diameter centre bore lebih besar dari pelek standar, agar dapat diterapkan di beragam merek dan tipe kendaraan.

Kondisi ini tentu membuat beban pada baut roda meningkat drastis. Untuk itu diperlukan mur yang memiliki bidang kontak dengan pelek seluas mungkin.

Biasanya lubang baut velg aftermarket  dibuat lebih besar dari standar sehingga masih menyisakan celah antara baut dengan lubang baut di pelek. Celah inilah yang perlu ditutupi oleh mur yang memiliki sudut tirus (tapper seat) agar pelek tidak bergerak ketika pelek dan ban mendapat beban dan berputar.

2. Tipe Flat Seat (Dudukan Rata)
Sementara tipe flat seat memiliki tingkat kepresisian yang tinggi dikarenakan bidang sentuh antara pelek dan roda yang begitu luas.

3. Tipe Spherical Seat
Meskipun jarang ditemui, mur dengan dudukan model bola (spherical seat) juga menjadi salah satu pilihan pada mur roda. Bentuknya yang membuat mur dapat menekan pelek dengan sempurna.

Mana yang paling tepat, tentu perlu disesuaikan dengan bentuk lubang baut di pelek aftermarket yang Anda pakai. Prinsipnya, ciptakan bidang kontak mur seluas mungkin pelek agar dapat mengikat roda dengan kuat.

Kamis, 20 Februari 2020

Cara Cek Kondisi Kopling Mobil

Cara Cek Kondisi Kopling Mobil - Prosedur diagnostik untuk masalah sistem kopling secara umum sebagai berikut :

1. Kopling selip

a. Cek Diam :
  • Start kendaraan dan panaskan mesin untuk operasi suhu yang normal, memblokir (ganjal) roda, dan aktifkan rem parkir.
  • Masukan transmisi ke gigi tertinggi dan lepaskan pedal kopling pelan-pelan. Jika kopling terhubung benar, maka putaran mesin harus segera turun, tetapi jika terjadi penundaan penurunan putaran mesin maka hal ini menunjukkan kondisi kopling selip.

b. Uji jalan :
  • Setelah mesin mencapai suhu operasi normal, perlahan-lahan percepat sampai 25-30 km per jam pada gigi transmisi tertinggi.

  • Tekan pedal gas sepenuhnya untuk membuat kecepatan penuh. Jika mesin rpm meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan kecepatan kendaraan yang signifikan, berarti kopling selip dan perlu perbaikan.

2. Kopling berbunyi

Bunyi kopling disebabkan oleh kopling yang slip berulang kali, akhirnya hubungan cover clutch (pressure plate) dan permukaan roda gaya tidak normal. Suara kopling menghasilkan getaran, detaran dapat dirasakan dan dapat diteruskan ke bodi kendaraan dan menyebabkan kebisingan sekunder.

Kopling berbunyi bisa disebabkan oleh minyak atau lemak pada plat kopling, plat kopling mengkilap, longgar atau rusak retak, peredam torsi usang, bengkok atau plat kopling terdistorsi, clutch cover (penutup kopling) longgar, pin pada roda gaya hilang, atau runout roda gaya berlebihan. Hot spot pada roda gaya dapat menyebabkan pelat kopling dijepit tidak merata mengakibatkan suara.

3. Kopling menarik (tidak mau bebas)

Kopling menarik adalah suatu kondisi di mana kopling tidak melepaskan sepenuhnya.
Gejalanya bisa berupa gigi transmisi sulit bergeser dari netral ke gigi masuk (gigi satu).

Periksa kopling pada putaran rendah.
  • Start kendaraan dan panaskan mesin dan transmisi untuk Suhu operasional.
  • Dengan transmisi pada posisi netral dan jalankan mesin pada putaran idle.
  • Injak pedal kopling, tunggu sembilan detik, dan masukan transmisi pada gigi mundur.
  • Jika terdengar suara roda gigi gemeretak menunjukkan kopling belum sepenuhnya bebas.

4. Memeriksa suara pada unit kopling.

Memeriksa kebisingan unit kopling digunakan untuk menentukan penyebab suara-suara tersebut muncul, seperti pada saat pedal kopling ditekan. Masalah kebisingan dapat digolongkan dalam empat kategori, yaitu :

a. Suara pada bearing transmisi - suara hilang setelah pedal kopling ditekan.

Jika kebisingan muncul pada saat pedal kopling ditekan sepenuhnya dan roda gigi transmisi pada gigi rendah, maka penyebabkannya adalah bantalan pilot atau bantalan pembebas. Untuk memastikan, gigi transmisi harus benar-benar berhenti. Jika kebisingan menjadi sangat parah, maka penyebabnya adalah bantalan pilot, karena crankshaft (poros engkol) berputar dan poros input transmisi berhenti.

b. Bantalan pembebas rusak - kebisingan dimulai selama pedal kopling ditekan.

Posisikan transmisi pada posisi netral dan lepaskan injakan pedal kopling sedikit sampai gigi transmisi berputar. Pada saat ini bantalan pilot berhenti berputar namun bantalan pembebas masih berputar. Jika suara itu berhenti, itu menandakan bahwa bantalan pilot rusak. Jika kebisingan terjadi terus, maka dapat dipastikan bantalan pembebas rusak.

c. Clutch cover (penutup kopling) rusak - kebisingan dan getaran terjadi pada saat pedal kopling ditekan setengah langkah.

Ketika mendiagnosis suara bantalan pembebas, pastikan untuk memeriksa kenyetel free play (jarak bebas) kopling. Ketinggian ujung pegas diafragma yang tidak merata dapat menyebabkan slip antara release bearing (bantalan pembebas) dan diafragma yang akan menimbulkan kebisingan.

d. Bantalan Pilot rusak - suara muncul setelah pedal kopling ditekan sepenuhnya.

Beberapa suara dapat disebabkan oleh getaran dan kurangnya pelumasan pada poros dari rilis fork (garpu pembebas), Pastikan untuk melumasi titik-titik ini dengan grease (gemuk).
Untuk mempersiapkan pemeriksaan ini, mesin harus dihidupkan pada kecepatan idle dan sistem penggerak kopling harus disetel untuk mendapatkan free play (jarak bebas) yang benar.

Rabu, 19 Februari 2020

Fungsi Ball Joint Mobil Dan Gejala Kerusakan Ball Joint Mobil

Fungsi Ball Joint Mobil Dan Gejala Kerusakan Ball Joint Mobil - Ball Joint merupakan komponen kaki kaki mobil yang sering rusak karena fungsinya atau kerjanya yang sangat berat dan terus menerus.

Fungsi Ball Joint Mobil


Letak Ball Joint

Ball Joint merupakan komponen kaki kaki mobil yang berfungsi untuk menghubungkan antara sayap (arm) dengan knuckle roda. Selain itu Ball Joint ini memiliki fungsi sebagai sumbu roda saat berbelok ke kanan dan ke kiri.

Posisinya berada menempel pada sayap langsung tapi ada juga yang dipasang menggunakan baud. Dalam satu roda depan ada yang menggunakan dua buah Ball Joint atas dan bawah,tetapi ada juga yang menggunakan satu buah Ball Joint bawah saja. 

Bentuk ball joint menyerupai tie rod, juga mengalami keausan. Keausan ini menimbulkan kelonggaran sebagai penyebab terjadinya bunyi-bunyi. Ball joint adalah bagian yang menahan roda supaya tidak lepas dari chassis.

Jika komponen ini sudah rusak maka bisa menimbukan masalah seperti timbulnya bunyi berdecit ketika stir dibelokan, liarnya stir kemudi yang mengakibatkan susahnya mobil untuk dikendalikan. 

Kerusakan ball joint terutama pada bagian upper joint juga dapat mengakibatkan ban menjadi lebih cepat aus pada bagian dalamnya atau bahkan aus secara bergelombang, berintik atau keriting.
"Ketika ball joint sudah rusak, mobil di spooring balancing akan percuma, karena tetap tidak sempurna. Dan jika dibiarkan terus - menerus maka dapat membuat komponen lain pada kaki - kaki rusak" 

Ciri - Ciri Ball Joint Mengalami Kerusakan

  • 1. Terdengar bunyi gludug - gludug yang cukup keras pada roda depan kendaraan ketika melewati jalan tidak rata (rusak). Hal ini bisa diakibatkan besi gesekan dengan besi pada ball joint karena teflon atau plastik yang terdapat pada ball joint sudah rusak parah.
  • 2. Ban aus tidak merata, aus bagian dalam.
  • 3. Karet penutup atau but pada ball joint sudah sobek.
  • 4. Tanda lain adalah roda depan akan kocak 

Cara Mengecek Kerusakan Ball Joint Mobil

Sebagai contoh cara cek kerusakan ball joint kali ini pada toyota Avanza yang menggunakan sistem suspensi jenis MacPherson strut, sistem suspensi jenis ini banyak digunakan pada kendaraan berukuran kecil seperti sedan dll. 
  • 1. Mendongkrak roda depan hingga tidak menyentuh tanah. Kemudian goyangkan roda pada posisi atas bawah agak kesamping sehingga terbentuk menyerupai huruf X (lihat gambar dibawah). 
Goyangkan Roda

  • 2. Goyangkan roda pada arah no 1 dan 4 lalu 2 dan 3 pada gambar di atas, ball joint yang rusak akan terasa kocak (oblag).
  • 3. Goyangkan roda pada posisi 5 dan 6, tergantung posisi tie rod berada di sebelah depan atau belakang dari poros roda. Jika tie rod berada di depan poros roda (no 5 adalah depan). Saat di goyang kesamping pada arah 5 dan 6, jika ball joint rusak maka akan terasa oblag lebih besar pada bagian belakang (no 6, lihat gambar) dan sebaliknya. 

Jika tie rod berada di belakang as roda seperti kebanyakan mobil sedan, saat roda digoyang pada posisi 5 dan 6 maka terasa kocak yang lebih besar ada pada posisi no 5 atau depan.

Jika kerusakan terlalu parah dan bunyi gludug roda terlalu keras saat lewat jalan rusak, biasanya kocak pada roda terasa lebih keras.

Tetapi jika kerusakan tidak terlalu parah atau terdapat tanda bunyi roda yang tidak terlalu keras, biasanya pengecekan ball joint harus dengan menggunakan besi pengungkit yang diletakkan antara arm dengan ball joint (silakan lihat gambar di bawah pada titik A dan B).

Ball joint yang rusak dapat di ganti ball jointnya sendiri atau satu set dengan lower Arm tergantung kondisi, jika bushing pada arm juga sudah retak lebih baik ganti satu set lower Arm dengan ball joint.

    Minggu, 16 Februari 2020

    Jenis - Jenis Gardan (Diffferential)

    Tipe - Tipe Gardan / Diffferential - Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai fungsi gardan / diferential, kali ini akan dibahas tentang tipe - tipe gardan.

    Berikut Ini Jenis - Jenis Gardan (Diferential) :

    Differential secara umum terbagi menjadi 4 tipe jika dilihat dari bentuk dan posisi drive pinion terhadap Final ring gear, yaitu :
    Tipe - Tipe Gardan


    1. Tipe Straight Bevel Gear
    Tipe Straight Bevel Gear adalah tipe differential yang posisi drive pinion sejajar dengan titik tengah dari sumbu Final ring gear. Selain itu, bentuk gigi pada drive pinion gear seperti garis lurus.

    2. Tipe Spiral Bevel Gear
    Tipe Spiral Bevel Gear adalah tipe differential yang posisi drive pinion sejajar dengan titik tengah dari sumbu Final ring gear mirip dengan straight bevel gear. Yang membedakan differential tipe spiral bevel gear adalah bentuk gigi pada drive pinion gear yang menyerupai garis melengkung.


    3. Tipe Hypoid gear
    Tipe Hypoid Gear adalah tipe differential yang posisi drive pinion tidak segaris dengan titik tengah dari sumbu Final ring gear, melainkan berada dibawah garis sumbu Final ring gear. Bentuk gigi pada drive pinion gear juga menyerupai garis melengkung seperti pada tipe spiral bevel gear.

    4. Tipe Worm Gear
    Tipe Worm Gear adalah tipe differential yang drive pinion gearnya berbentuk seperti cacing melingkar, Konstruksi seperti ini banyak digunakan pada kendaraan - kendaraan berat.

    Jumat, 06 Desember 2019

    Jenis - Jenis Booster Rem & Cara Kerjanya

    Jenis - Jenis Booster Rem & Cara Kerjanya - Ada dua jenis boster vakum digunakan pada kendaraan modern yaitu : satu-diafragma dan tandem -diafragma / diafragma ganda (dual-diafragma). Kedua jenis boster beroperasi sama tapi booster tandem mempunyai diameter diafragma lebih kecil.

    Berikut Ini 3 Jenis Booster Rem & Cara Kerjanya :

    1. Booster Rem Vakum Jenis Diafragma Tunggal
    Boster vakum diafragma tunggal

    Cara Kerjanya :

    a. Saat Keadaan Bebas :
      Saat Keadaan Bebas
      Ketika pedal rem pada posisi bebas, port vakum internal terbuka yang memungkinkan kevakuman mengalir dari ruang di depan piston (ruang vakum) menuju ruang di belakang piston (ruang variable).

      Dengan demikian pada kedua sisi diafragma menjadi vakum. Pegas diafragma menekan piston kearah dasar, sehingga pushrod tidak menekan piston master silinder.

        b. Saat Bekerja :
          Saat Kondisi Bekerja

          Pada saat pedal rem diinjak, pushrod bergerak maju dan akan menutup vakum port dan membuka air inlet valve. 

          Dengan demikian ruang di bagian belakang diafragma terputus dengan ruangan didepan diafragma dan pada saat yang sama memungkinkan tekanan udara atmosfer untuk melewati katup inlet udara masuk ke ruang bagian belakang diafragma. 

          Hal ini akan menggerakkan piston maju dan pushrod akan menekan piston silinder master sehingga rem bekerja.

          2. Booster Rem Vakum Jenis Diafragma Ganda
          Boster vakum diafragma ganda

          Cara Kerjanya :

          a. Saat Keadaan Bebas :
            Saat Kondisi Bebas

            Unit memiliki dua tekanan konstan dan dua ruang tekanan variabel. Piston memisahkan setiap ruang tekanan variabel dan ruang tekanan konstan. Ketika rem tidak diterapkan katp udara dan valve operasi rod didorong ke kanan oleh piston return spring, sampai pada valve stopper key. 

            Karena Air Valve Control Valve mendorong kembali ke arah kanan , bagian ini menutup saluran udara atmosfir masuki ke booster, danmengakibatkan vacuum valve dan control valve adalah tidak bersentuhan satu sama lain (saluran vakum terbuka), tekanan ruang vakum ( A) dan ruang variable( B ) sama.

            Sehingga kevakuman diterapkan pada kedua constan chamber dan variabel pressure chambers , maka, tidak ada perbedaan tekanan antara kedua ruang sisi piston.

            b. Saat Bekerja :
            Saat Kondisi Bekerja

            Cara Kerjanya :

            Ketika pedal rem ditekan, baik alve operasi rod dan air valve didorong ke kiri bersama-sama. Akibatnya , control alve dan vacuum valve berhimpitan satu sama lain , ruang variable (B) terhadap ruang tekanan konstan (A). 

            Selanjutnya, air valve bergerak menjauh dari control valve, sehingga udara atmosfir memasuki. Ini menghasilkan perbedaan tekanan antara variabel chamber dan constan pressure chamber , dan piston bergerak ke kiri . 

            Tekanan ditransmisikan ke Reaksi Disc melalui Valve Body, selanjutnya ditransmisikan ke Push Rod Booster , menjadi kekuatan output booster. 

            3. Boster Hidrolis (Tekanan)
            Boster ini dipakai pada kendaraan yang tidak memungkinkan digunakanya boster vakum, seperti :
            • Ruangan sangat sempit (tidak cukup tersedia untuk penempatan boster vakum.
            • Tidak tersedia kevakuman yang konstan pada intake manifold (mesin diesel dengan turbo charger). 
            • Kendaraan yang membutuhkan gaya pengereman yang besar, sehingga penggunaan boster vakum tidak memungkinkan.
            • Cara kerja boster jenis tekanan hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis dari sistem power steering. Tekanan pompa power steering digunakan untuk mengoprasionalkan boster rem jenis ini.
            Boster tekanan hidrolis

            Cara Kerjanya :
            Cara kerja boster tekanan hidrolis

            Tekanan pompa Power steering digunakan untuk membantu pengereman dan juga untuk mengisi akumulator, dimana merupakan ruang yang menampung tekanan fluida. Tekanan tersebut digunakan pada saat mesin mati (off). 

            Ketika tekanan hidrolik mengisi akumulator, akan mendorong seal karet terhadap piston dan menekan pegas. 

            Jika pompa power steering berhenti (mesin berhenti), pegas akan menekan dan mendorong cairan ke dalam booster untuk membantu pengereman. 

            Akumulator dapat memberikan cukup tekanan hidrolik untuk dua atau tiga (2 atau 3) pada kondisi (darurat) untuk aplikasi rem jika tekanan power steering hilang.

            Kamis, 05 Desember 2019

            Fungsi Tie Rod Pada Sistem Kemudi Dan Ciri - Ciri Tie Rod Bermasalah

            Fungsi Tie Rod Pada Sistem Kemudi Dan Ciri - Ciri Tie Rod Bermasalah - Tie rod pada sistem kemudi mobil berfungsi untuk mengatur laju kendaraan agar dapat melaju dengan stabil & mudah dikendalikan. Tie rod mobil terletak di antara steering gear box (steering rack) dengan knuckle arm depan, tie rod tersebut juga berfungsi sebagai penghubung antara steering gear box dan knuckle arm. Bentuk dan nama tie rod yang terdapat pada mobil ditinjau dari sistem kemudi yang digunakan.

            Pada sistem kemudi yang menggunakan steering rack, maka tie rod dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 
            • 1. Inner Tie Rod (Rack End)
            • 2. Tie Rod End. 
            Kontruksi Tie Rod Pada Sistem Kemudi

            Untuk di Indonesia karena Inner tie rod mempunyai bentuk panjang maka sering disebut juga dengan nama long tie rod. Long tie rod dipasang dan terhubung di ujung steering rack, sedangkan tie rod end dipasang dan terhubung di knuckle arm tempat roda mobil berada.

            Fungsi Tie Rod Pada Sistem Kemudi


            1. Menghubungkan Putaran Antara Kemudi & Roda Depan
            Fungsi tie rod yang utama adalah untuk meneruskan putaran dari roda kemudi (setir) yang digerakan oleh pengemudi ke roda depan. Gerakan memutar setir yang dilakukan pengemudi, akan mengalir menuju steering gear box dan gerakan berubah menjadi menarik atau mendorong. 

            Dari gerakan ini kemudian diteruskan oleh tie rod untuk menarik atau mendorong sebagian sisi roda depan, sehingga roda depan dapat berubah arah atau berbelok sesuai dengan arah putaran setir yang dilakukan pengemudi.

            2. Mengatur Toe Roda Depan
            Fungsi tie rod yang ke dua adalah untuk mengatur sudut toe pada roda. Pengaturan bisa dilakukan pada sambungan antara Inner tie rod dan tie rod end. Caranya adalah dengan memanjang - pendekkan ulir di antara dua jenis tie rod sehingga menghasilkan sudut toe yang diinginkan.

            Saat sudah didapat sudut yang diinginkan, toe bisa berfungsi dengan sempurna. Toe adalah selisih jarak antara roda depan bagian muka dan roda depan bagian belakang saat dilihat dari atas kendaraan. Terdapat dua jenis toe yaitu : toe-in dan toe-out.

            3. Meredam Getaran Roda
            Inner tie rod dan tie rod end merupaka ball joint yang dapat bergerak ke beberapa arah. Ball joint ini berfungsi untuk memutus gerakan ke atas - ke bawah atau gerakan ke kanan - ke kiri roda agar getaran dari gerakan tersebut tidak merembet dan memengaruhi setir kemudi.

            Inner tie rod atau long tie rod berfungsi meredam getaran ke atas dan ke bawah roda. Sementara tie rod end berfungsi untuk meredam getaran ke kanan - ke kiri roda. Dengan begitu, maka roda dapat bebas bergerak tetapi tidak mengganggu fungsi sistem kemudi sehingga setir dapat sepenuhnya dikendalikan dengan mudah & nyaman.

            Ciri - Ciri Tie Rod Mobil Bermasalah

            Pentingnya fungsi tie rod pada kemudi untuk memastikan kestabilan laju mobil mengharuskan para pemilik kendaraan untuk merawat dan memperhatikan komponen ini sebaik mungkin.

            Seiring pemakaian, komponen tie rod mobil pasti akan mengalami penurunan performa. Gejala yang ditimbulkan akibat kerusakan tie rod sebenarnya dapat dirasakan dan diketahui pengendara pada saat mobil berjalan normal atau pada saat kecepatan kecepatan rendah.
            Posisi / Letak Tie Rod

            1. Kendaraan sering membuang ke salah satu arah.
            Jika mobil tidak dapat bergerak lurus atau kemudi terasa sulit untuk dikendalikan secara stabil, kemungkinan besar telah terjadi kerusakan pada tie rod.

            2. Ban aus tidak merata.
            Untuk mengetahuinya harus menginspeksi kedua ban depan. Perhatikan perbedaan keduanya, apabila ada tanda aus yang terlihat aneh, sebaiknya segera periksa tie rod. Untuk memastikannya, cobalah untuk menggoyangkan ban. Jika ban dapat digoyangkan berarti ada permasalahan pada tie rod.

            3. Muncul suara hentakan seperti besi yang saling berbenturan. 
            Bagian pada tie rod dan long tie rod yang mengalami kerusakan dan menjadi penyebab bunyi pada kaki kaki adalah karena ball joint yang sudah oblag. Jika dibiarkan, kerusakan bisa semakin parah dan mempengaruhi komponen lainnya. Kondisi seperti ini juga bisa dirasakan ketika kemudi diputar, di mana respon ban terhadap putaran kemudi tak selaras atau ketinggalan. Kemudi pun terasa seperti longgar atau kehilangan cengkeraman.

            Gejala yang paling terasa adalah mobil bergetar. Jika mencapai kondisi ini berarti kerusakan tie rod sudah sangat parah karena ban bergerak liar sendiri atau tidak terhubung kuat dengan kemudi. Pengemudi akan sulit untuk mengontrol arah gerak kendaraan. Tie rod baik setiap kendaraan tidak sama ukuran nya baik ukuran panjang  atau pun ukuran ulir untuk penyambungan nya.

            Perkiraan harga Tie Rod :
            • Tie Rod 1 Set kiri kanan Merk 555 Harga berkisar antara Rp.170.000- Rp.200.000
            • 2.Long Tie Rod 1 Set kiri dan kanan Merk 555 Harga Rp.230.000 � Rp.250.000

            Jumat, 22 November 2019

            Fungsi Spooring Mobil Dan Balancing

            Fungsi Spooring Mobil Dan Balancing - Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan (safety) untuk pengendara / penumpang, serta kendaraan itu sendiri terhadap kendaraan lain, agar terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik. 

            Salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam kendaraan adalah kondisi steering / kemudi kendaraan. Keadaan kenyamanan kemudi (steering) sangat tergantung pada kondisi dari penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun roda belakang (wheel alignment). 
            Spooring

            Fungsi Spooring Balancing Pada Mobil


            Spooring

            Spooring adalah untuk menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil sedang melaju pada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari komponen roda depan, sehingga memerlukan perawatan secara rutin agar kondisi ban dan komponen steering lebih tahan lama serta pengendara lebih nyaman.

            Untuk jangka waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar setiap 15000 km atau 4 bulan. Yang diselaraskan penempatan atau alignmentnya adalah Camber, Caster dan Toe. Fungsi spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan meliputi :
            • Kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas. 
            • Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan ban/roda.
            • Untuk syarat kendaraan dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus keadaan kaki-kaki kendaraan dalam kondisi yang normal. 

            Balancing

            Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment.

            Sehingga ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan. Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan pengendara. Ban dan pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan medan dan cara penggunaan kendaraan. Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran.

            Saat roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat. Jika massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan.

            Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance.

            Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi parallel. Seiring dengan waktu pemakaian. Untuk menjaga agar roda dalam keadaan seimbang membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih nyaman dan pengemudi tidak mengalami kelelahan. Proses balancing dilakukan dengan cara melepas roda dan memutar pada alat balancing. Proses ini ada keterbatasan akurasinya.
            Balancing Roda & Ban

            Pada kecepatan yang tinggi (biasanya orang berpatokan pada kecepatan lebih dari 100 km/jam) apabila dirasa getar maka proses yang dilakukan adalah Finish Balance. Kemudian alat akan menunjukkan seberapa besar beban yang harus diberikan pada roda agar roda kembali menjadi balance.

            Caranya bagian yang lebih ringan ditambahkan bobotnya dengan timah (weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan. Weight balance dipasang pada pelek roda sedemikian agar pendistribusian bobot pada roda lebih merata.
            Weight Weight / Timah Balance

            Semakin merata semakin bagus, tentu saja timah yang dipasang seoptimal mungkin tidak terlalu banyak karena jika timah dipasang telampau banyak nantinya roda malah keberatan timah. Dan untuk masalah velg yang tidak bundar sempurna sudah tidak bisa walau sudah ditambahkan timah, yang penting jika terdapat benjolan tidak terlalu parah masih bisa.

            Lingkaran yang "sempurna" kalau diputar pada porosnya seharusnya akan terlihat seakan-akan diam. Sayangnya ban (tire) termasuk velg tidak bundar sempurna, ditambah lagi kepadatan material di ban (tire) dan velg tidak sempurna.

            Sehingga kalau diputar pada porosnya akan bergerak naik-turun atau kiri-kanan dan gerakain ini akan kita rasakan sebagai getaran. Proses ini setelah ban dibalance biasa terjadi, selanjutnya ban dipasang pada mobil dan diputar pada mobil untuk diatur keseimbangan total. 

            Kemudian akan diketahui titik-titik berat pada roda yang mengakibatkan roda tidak balance. Dalam hal ini yang turut mempengaruhi adalah bearing roda, hub roda bahkan lugnut atau mur roda pun juga ikut terputar.